Liputan Kompas TV bersama Be A Writer (BAW)

by - October 24, 2013

BAWers & Kompas TV

BAWers Ki-Ka: BAWers Yunior, Viana, Aida MA, Eni M, Elita D, Tuti A, Ade A, Anik N, Leyla H

Leyla Hana& Eni Martini
Tanggal 24 Oktober 2013 kembali BAW mencetak sebuah prestasi tersendiri, group menulis yang digalangi Leyla Hana, penulis berbagai buku salah satunya Surga Yang Terlarang, dan Ibu 3 jagoan ganteng, bersama beberapa teman penulis lainnya, yang AMAZINGNYA juga emak-emak seperti Riawani Elyta, Eni Martini, Viana Wahyu dll. 

Prestasi di sini adalah terpilihnya BAW untuk diliput Kompas TV, duh...saya sendiri terharu. Nano-nano perasaan menyertai begitu Mba Leyla menyampaikan woro-woro ini ke group (untuk cerita tentang BAW lengkapnya, ditulisan berikutnya yah). 



Sayang, tidak semua BAWers bisa ikut karena kami semua tersebar di berbagai daerah di Indonesia, mulai Aceh sampai Makassar,dll. Sedangkan liputan Kompas TV berada di wilayah Jakarta, jadi terkumpul lah BAWers yang bisa ikut liputan: Leyla Hana, Ade Anita, Anik Nuraeni, Eni Martini, Tuti Adyati, Aida MA, Elita Duatnofa, Viana Wahyu.

Para BAWers yang bisa ikut ini pun wilayah tinggalnya beda-beda Bogor-Depok-Jakarta, maka diputuskan untuk memilih rumah salah satu dari kami yang apabila ditempuh dari Bogor-Depok-Jakarta, seimbang. Terpilih rumah orangtua Elita Duatnofa, sebuah rumah yang cukup asri dengan taman belakang yang kami gunakan sebagai tempat liputan: Wawancara, foto-foto. Tentu dengan sedikit beberes karena taman belakang tampaknya digunakan untuk ruang gosok dan kandang burung...untung kita emak-emak yang cukup kreatif. tepatnya saya, Aida dan Elita yang kena gotong-gotong meja dan kadang burung..xixixi

Taman belakang yang tersulap jadi tempat diskusi

Wawancara&shoot bersama Kompas TV+krucils

Kelar beres-beres, dua kru TV Kompas menilik kondisi taman belakang yang sudah ok. Mba Leyla mewakili untuk diwawancara meski sedikit gugup, tidak  lama berselang sudah bisa menguasai diri dengan baik, duduk dengan anggun bergamis hijau pupus bernuasa coklat kekuningan (duh, sampai saya bingung mendefinisikan warnanya,gradasi gitu deh. Dresscode kita sebenarnya sih cokelat dan krem). 





Sementara BAWers yang lain duduk melingkar di meja, diminta krus TV Kompas dalam posisi diskusi, beberapa buku BAWers seperti Rainbow, Antologi BIRU, Yang Tersimpan di Sudut Hati, Soul Travel In Baduy, The Mocca Eyes, Surga Yang Terlarang, dll terjajar di meja dan....TRANTAM..para krucil atau BAWers Yunior yaitu: 3 putra Mba Leyla yang hobi wara-wiri, 1 putri Mba Anik yang super duper brigil bahkan kicaunya menjadi backsound yang tiada henti (huhuhu..bebe saya dijatuhin sampai deg-degan, secara belum bisa beli yang kerenan lagi), 1 putra Viana yang sekalem bundanya, 1 putri mba Tuti yang nempel ibunya terus.

Kondisi Real saat wawancara&Shoot HEBOH KRUCILS

Dapat diimajinasikan, bagaimana suasana liputan itu dihadiri BAWers yunior, so akan terdengar berkali-kali kata 'CUT', apalagi saat Salim, jagoan bungsu Mba Leyla yang nyelonong, menggoyang-goyangkan tripod kru Kompas TV, atau yang lebih geger lagi....Mba Anik nyelonong memotret Mba Leyla saat wawancara, karena dikawatirkan blitz'nya akan merusak pencahayaan yang sudah diatur kru..wkwkwkw. Kalau sampai merusak, otomatis Mba Leyla harus mengulang wawancaranya. Duh, padahal tuh wawancara pasti distel dengan seanggun mungkin >.<


Wawancara selintas saya tangkap adalah kegiatan BAW sehari-hari, buku yang sudah dihasilkan, sejarah berdirinya BAW, pertanyaan pribadi seputar pendiri BAW yaitu Mba Leyla sendiri. Selama Mba Leyla diwawancara BAWers lain sibuk ngobrol dari buku, penerbit, perkembangan INK(penerbitan yang digalangi beberapa BAWers), gosip ringan sampai penulis favorit di BAW..ternyata banyak yang mengagumi tulisan Shabrina WS, termasuk saya loh ^_^

Kemudian saat kamera dishoot ke BAWers, serentak kami diminta asyik di depan komputer, kebetulan juga sedang membahas sebuah tulisan di laptop Elita, membuka blog BAW, mengulas beberapa buku-buku yang sudah kami baca, PLUS....tingkah polah dan kicau BAWers Yunior yang tiada jeda.

Ekspresi dishoot

Sejenak saya sempat terdiam dalam alam pikir saya sendiri melihat BAWers dan BAWers Yunior...

Duh, mereka ini para wanita hebat yang menyerah pada kodrat untuk menjadi istri, ibu... nasib mereka ketika jatuh dalam akad adalah sesuatu yang tidak dapat di IYA'kan sendiri, sehebat apapun mereka, akan ditentukan oleh kondisi sebagai istri dan ibu. Maka ketika mereka tetap eksis dan luarbiasa seperti saat ini..PASTI AKAN ADA SUAMI-SUAMI YANG HEBAT DISAMPING MEREKA (mereka sadari atau tidak sadari)

Pemikiran yang menghadirkan kerinduan saya pada anak-anak, sebab saya sangat jarang pergi tanpa anak-anak...hehehe, meski menikmati juga bisa asyik ME TIME bersama BAWers.

Selesai wawancara, mengshoot BAWers, dua kru Kompas TV yang merupakan pria muda, pamit tanpa sempat mengicipi minuman dan makanan kecil yang dibawa masing-masing BAWers: gorengan aneka rupa, kue cucur, onde-onde, cake talas ungu khas Bogor, pastel isi tuna yang lezat, yang akhirnya disantap BAWers berikut BAWers yunior dengan lahap. Mungkin kru TV Kompas yang masih muda-muda, pria pula, sedikit gerah berada dalam ruang yang penuh mak rempong dan anak-anak...wkwkwkkw, UPS! Tentu tidaklah, ini hanya khalayan nakal saya.

Yang saya tangkap mereka HERAN yang dikolaborasi dengan KAGUM, kami para ibu dengan sejuta keriwehan mampu menghasilkan karya yang ikut meramaikan jagad buku Indonesia, Subhanaallah! Ini yang saya tekankan ke dua kru Kompas TV ketika sempat ngobrol sedikit.

Gaya sesudah wawancara&shoot
Akhir acara setelah ngobrol dari A-Z, nyaris pukul satu siang BAWers pamit pulang. Seperti waktu awal datang BAWers: Mba Ade, Mba Anik, Mba Leyla, Mba Tuti, Viana Wahyu di jemput oleh suami Elita yang baik hati. 
ceria kelar wawacara&shoot
Bubar diwawancara&shoot

Areal penjemputan mulai ITC Depok-rumah Mba Anik, Viana Wahyu sendiri naik motor bersama jagoan kecilnya sampai rumah mba Anik untuk ikut mobil jemputan. Saya berpesan, agar Mba Leyla pulangnya naik taksi dari rumah Mba Anik karena membawa tiga jagoan kecil naik angkot bukan khayalan yang mudah.
Sementara saya dan Aida jalan satu arah...

Ah, sungguh... hari ini menjadi hal terindah buat saya, kekaguman terhadap teman-teman, proses alam yang telah memproses hubungan para BAWers, kami bersama dalam keeratan bukan berarti tanpa onak berduri. Sebuah proses yang perih namun indah hakikinya.
Bangga dengan karya-karya mereka, dengan semangat mereka, dengan status mereka sebagai ISTRI, IBU DAN PENULIS.

Dan sebagai penutup terima kasih special buat Elita dan keluarga besarnya yang menampung BAWers dengan ketulusan, mengantar jemput, memberi ruang yang wangi persaudaraan. Semoga BAWers ke depan semakin melesat bak jarum hujan yang menyuburi ladang tandus, aamiin.


*Ulasan ini berdasarkan MATA Eni Martini

Jaagakarsa 22.12 WIB




You May Also Like

30 komentar

  1. Replies
    1. suatu saat nanti Insaallah bisa mba Asni, jangan mengalah oleh jarak

      Delete
  2. Barakallah BaW ... senang sekali membaca ini mbak @Eni *sembari membayangkan saya ada di antara kalian*

    Jangan lupa colek saya ttg info kapan tayangnya ya ....

    Aih perasaan saya campur-aduk membaca ini, terharu, bangga, geli (membayangkan kehebohan "CUT" dan mbak Leyla yang pasti tergugup2 :D).

    Mudah2an suatu saat bisa bertemu kalian ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin, Insaallah mba*sungguh disana memang sangat amat hebohhhh

      Delete
  3. Replies
    1. Ngansurin serbet. Hiks padahal rencananya aku mau meliput acaramu sama Bukune tapi apa daya ada acara keluarga besar yang sakral

      Delete
  4. Replies
    1. untuk BAW liputan hari itu jadi juga laporannya hari itu

      Delete
  5. Bangganya menjadi bagian dari BAW...
    moga BAW makin berkibar dgn prestasi2nya yg tiada henti.. dan.. smoga kemudian aku pun menjadi bagian dari prestasi itu..
    Makasiiii liputannya, Mbak Eni..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayuk mba Linda cetak prestasi dengan terus menulis ^_^

      Delete
  6. Mbak eni, abis kalo gak kufoto ntar ga ada dokumentasi buat blog kita yg pas mbk ela diwawancara. Untung gak ngganggu bgt. Secara blitzku ecek2. Wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul-betul Mba Anik, kalau gada kenekatan Mama Ola saat itu kru Kompas TV ga bakal tershoot dan gada doc akurat kita diliput yak wkwkwkkw

      Delete
  7. Mbak Eni, ngiri deh bs bareng gitu BAWnya :)
    Sampai2 masuk TV ^_^
    Jangan lupa mention klo udah mw tayang...

    Sukses buat BAW n mbak Eni

    ReplyDelete
  8. Aaaaaa kuuu banggaaaaaaa menjadiiiiii anak BAW Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga cocok jadi anaknya mba Ai, tapi emaknya wkwkwk

      Delete
  9. Terharuuuuuu. Memang bawers keren sgt.stl jadi ibu jd tau betapa dahsyatnya kekuatan para ibu rempong msh bisa nelurin buku

    ReplyDelete
  10. Iya Win, jadi gemes sama generasi muda yang masih ting-ting banyak alasan untuk mengembangkan talentanya, sebab setelah memiliki 3 anak aku acap berpikir:andai dulu aku lebih mengeluarkan energi untuk berkarya....sebab waktu tidak mampu kita dengan apapun. pemberian gratis tp sangat pasti perginya

    ReplyDelete
  11. Oh terharuuuuuu.... banggaaaaaa... mupeng bisa berada di sana juga, kapaaaaan yaaaa... :D

    ReplyDelete
  12. pas ke Jakarta buru-buru si mba Oci hehehe*maybe harus dibuat kopdar akbar kali yah

    ReplyDelete
  13. Enak bener bisa ngumpul ya? Diriku jauuuuh.. :'(

    ReplyDelete
  14. dirimu dimana bagian dari Aceh atau Makassar*bangga BAWers dari berbagai daerah

    ReplyDelete
  15. waaah kereeeen... :)

    pengen ikutan ngumpul juga :'(

    ReplyDelete
  16. ayuk kumpul kalau BAW ada acara, Sabtu depan Riawani Elyta ada acara kumpul bareng di Jakarta dengan Bukune

    ReplyDelete
  17. banggaa banget bisa jadi bagian dari BAW..sungguh saya kagum maha dewa melihat para emak yang masih bisa buat bikin novel dll. sedangkan saya masih single tapi kok malesnya luar binasa...saluttt banget buat para suhu ini...

    ReplyDelete
  18. Kadang karena gada pemicu, sesuatu yang begitu longgar..membuat seseorang 'tercuri' tanpa sadar. Ayuk, sebelum nanti menyesal ketika sdh menjadi 'emak'...duh, kenapa ga dari dulu berkarya lebih lagi

    ReplyDelete