Belajar Menjadi OrangTua Baru

by - October 02, 2016


Mengapa Kita Harus Belajar Menjadi Orangtua?

Philips Avent New Parent Class Program
Apakah untuk menjadi orangtua melalui sebuah rencana? Apakah menjadi orangtua didahului dengan belajar menjadi orangtua?  Saya pribadi , setidaknya begitu menikah, memiliki anak, baru belajar secara bertahap. Saat tahu hamil langsung mencari buku-buku yang membahas kehamilan, dari asupan, olahraga ibu hamil, sampai persiapan melahirkan. Begitu si kecil lahir, masih grabak-grubuk (baca: repot) mencari informasi sana-sini.

Informasi cara menyusui, mengapa payudara merasa bengkak dan benjol, mengapa puting lecet, mengapa bayi ASI selalu pup sehingga seolah sedang diare, dan segala macam hal yang belum pernah saya lewati menjadi orangtua. Akibatnya sering melewati tahap itu dengan pengetahuan terbatas atau kalau pun kemudian tahu tidak lengkap, banyak yang terlewati. Setelah memiliki anak kedua, ketiga, keempat, baru deh semua lengkap bisa dilalui.

Tapi kan, kasian si kakak atau anak kedua, ada banyak hal yang tidak lengkap kita berikan. Misal, posisi menyusui yang tidak benar hingga kwantitas susunya kurang. Salah memberi Mpasi yang bisa menimbulkan kasus pencernaan tidak baik ketika besar. Kolesterum yang banyak terbuang karena ketidaktahuan Ibu, kandungan Mpasi yang tidak lengkap, dan banyak lagi hal yang mungkin tertinggal.

Karena itu kurang tepat sebenarnya menjadi orangtua tanpa sebuah rencana, meski sebuah perjalanan hidup adalah kodratullah. Kita tidak tahu kapan menikah, kapan memiliki anak, tetapi apa salahnya kita belajar menjadi orangtua sejak dini. Apalagi saat ini tehnologi semakin canggih, dunia parenting semakin terbuka, hubungan dunia kedokteran dan masyarakat semakin dekat, brand-brand yang mengeluarkan prodak kebutuhan bayi mendukung peran orangtua sebagai Ibu ASI dan Mpasi homemade, sosial media menjadi jembatan yang menyatukan semua itu.


Philips Avent New Parents Class

Nah, ketika mendapat undangan dari Philips untuk acara Philips Avent New Parents Class pada tanggal 24 Sepetember 2016 di RSIA Bunda Menteng, meski saya bukan orangtua baru, karena sudah memiliki 4 anak dan sudah melewati tahap Mpasi. Apa salahnya terus belajar, toh si bungsu Pendar masih berusia 22 bulan, masih ASI loh. Pasti tetap ada banyak ilmu yang akan saya bawa pulang dan Insaallah dibagi ke pembaca blog ya.

Peran Pentingnya ASI



Ketika datang acara dibawakan oleh dr.Melanie Yunidiana Iskandar, SpA, yang membahas dengan detil tentang ASI. Seru banget melihat para peserta banyak yang ibu hamil, rata-rata hamil anak pertama. Jadi kangen masa-masa hamil pertama, semua hal tentang kehamilan, kelahiran, ASI, dan Mpasi, pasti merupakan bahasan yang seru. Kelihatan banget para bumil muda ini atusias, kerennya mereka semua didamping suami yang terlihat atusias juga.

“Persiapan menjadi orangtua baru sebaiknya dimulai pada awal kehamilan. Dengan pengetahuan yang benar mengenai pemberian ASI maka tidak ada alasan bagi para orangtua baru untuk tidak memberikan ASI. Setidaknya enam bulan pertama atau hingga anak berusia dua tahun. Disamping itu, bertanya kepada konselor ASI atau tenaga kesehatan profesional juga akan sangat membantu keberhasilan ibu untuk menyusui.”

Sekarang ini memang banyak terdapat konselor ASI gratis, kita bisa bergabung di klub-klub konselor ASI di sosmed, sharing, bahkan bisa didatangi langsung bila kondisi busui benar-benar butuh bantuan. Jadi jangan menyerah ketika mengalami problema ASI, seperti yang pernah saya alami waktu anak pertama. Hanya karena si sulung menolak ASI, saat itu kondisinya sedang flu berat dan saya menyerah. Usianya baru 5 bulan. Sedih kalau ingat ini tapi orangtua memang harus belajar

Berikut ini beberapa fungsi ASI:
  • Perlindungan terhadap infeksi
  • Mencegah alergi
  • Bonding
  • Menurunkan angka diabetes, Mungkin efeknya tidak spontan, tetapi ada beberapa anak yang bertahap namun tidak jarang juga didapati kasus yang efeknya terjadi langsung. 

Untuk anak ASI setidaknya berdasarkan penelitian:
  • Obesitas berkurang obesitas13% dan diabetes 35% ( berarti buat Anda yang memiliki riwayat keluarga diabetes, waspada agar jangan sampai tidak memberikan ASI bagi si kecil)
  • Kejadian penyakit usus besar besar parah pada bayi prematur berkurang (bayi prematur paling baik memberinya asupan pertama ASI).
  • Mencegah 50% kasus diare
  • Mencegah 1/3 kejadian infeksi saluran nafas.
Diantaranya tanda-tanda bayi cukup ASI adalah:
  • BB naik 20-40 gram perhari
  • BAK (buang air kecil) sekitar 6-8 sehari
  • BAB berubah warna menjadi kuning
Dan jika dari tanda-tanda di atas bayi masih menangis, perhatikan diapers, kondisi kesehatan, situasi ruangan saat bayi berada, atau mungkin bayi sedang ingin Anda peluk, gendong. Jadi menangis pada bayi belum tentu lapar. Sehingga banyak Bunda yang memutuskan kesimpulan ASI kurang, bayi masih lapar, butuh makanan tambahan. Sementaram usia bayi belu waktunya mendapat Mpasi.

Pemberian ASI yang optimal:

Mulai menyusui dini dalam satu jam pertama setelah bayi lahir (IMD), ini penting sekali dan sekarang para dokter, suster, dan bidan sudah diberi kewajiban buat Ibu dan bayi untuk melakukan IMD kecuali jika kondisi tidak memungkinkan. Jika ahli medis mengabaikan IMD, Anda sebagai pasien bisa melaporkan ke IDAI (ikatan dokter anak Indonesia). Terus menyusui sampai dua tahun atau lebih dengan makanan pendamping ASI yang tepat.

Ibu yang tidak sadar ASI,bukan hanya berdampak bagi bayi tetapi juga pemerintah, mengapa? Berikut ini beban dari tidak ASI di Indonesia bagi Pemerintah:
  • Bertambahnya keretanan terhadap penyakit (baik anak atau ibu)
  • Biaya kesehatan untuk pengobatan
  • Kerugian kognitif-hilangnya pendapatan bagi individual
  • Biaya susu non ASI

Sukses Menyusui (ASI)


Pada sesi ini didukung oleh para team konselor ASI dan pembicara dari Konselor ASI Lisma Meliana, acara semakin seru karena banyak calon ibu yang benar-benar masing asing ASI dan payudaranya. Jangankan, calon ibu ya, saya yang sudah menjadi ibu empat anak pun sering mengalami gagal paham. Dalam arti menyusui dengan posisi yang salah, puting masuk ke mulut bayi dengan tidak sempurna.

Jadi hal yang pertama di pahami adalah posisi badan ibu saat menyusui, berikut ada beberapa posisi menyusui:

Posisi Menyusui
  • Posisi ibu duduk
  • Posisi ibu tidur miring
  • Posisi ibu tidur telentang
Ada beberapa masalah dalam memberikan ASI pada bayi, yaitu diantaranya puting Ibu kecil sehingga bayi kesulitan dalam mengisap. Untuk itu Philips Avent menyediakan alatnya loh, semacam pipet khusus untuk menarik puting yang masuk ke dalam. Waah, kok Philips bisa tahu kebutuhan Ibu ya? Iya, dong selain itu Philips Avent juga mengeluarkan seperangkat alat pompa ASI yang simpel dan elegan sehingga mudah dibawa kemana-manan, termasuk untuk Ibu bekerja.

Setelah mengetahui posisi menyusui ibu dan bayi secara benar, maka yang perlu Anda amati adalah bagaimana cara bayi menghisap puting Anda agar Asi keluar dengan sesuai kebutuhan bayi, tidak sekedar menghisap saja.  Sebab, letak air susu pada payudara tidak hanya sekedar di seputar areola, tapi juga di  bagian atas, samping dan bawah payudara. Sebaiknya bayi menghisap dengan bentuk bibir terbuka, buka mengerucut hanya di seputar areola. Cara penghisap yang salah juga mengakibatkan payudara ibu bengkak atau benjol di bagian tertentu, yang rasanya sakit sekali.

Konselor Asi mempraktekan cara menysusui ke bumil
Posisi mulut bayi saat menyusu

Suasana otomatis riuh karena team konselor ASI turun langsung mencontohkan ke para calon ibu cara menyusui yang benar, dengan media boneka. Juga memperlihatkan contoh bagian-bagian payudara yang memproduksi ASI. Plus bagaimana tehnik memijat ibu ASI agar ASI lancar, tentu saja yang memijat Pak Suami, yakni memijat dibagian punggung. Tidak ketinggalan sesi tanya jawab, termasuk para suami yang ikut bertanya juga.

Memberi MPASI Pada Bayi

Saat ini metode pemberian Mpasi adalah dengan Mpasi panduan WHO yang diberikan pada saat bayi berusia 180 hari, jadi bukan tepat 6 bulan. Mengapa harus diberikan Mpasi, yakni:
  • Memberikan gizi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikomotorik bayi yang optimal
  • Mendidik bayi supaya memiliki kebiasaan makan yang baik
  • Mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi total pada anak dengan jumlah yang didapatkan dari ASI
Jangan sekali-kali memberikan Mpasi bukan waktunya, meskipun dulu ada metode pemberian Mpasi pada bayi berusia 4 bulan. Namun kita WHO tidak menyarankan, tetapi harus 180 hari dimana bayi sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Kemampuan bayi dapat duduk dan mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disanggah
  • Dapat mengkoodinasikan mata, tangan, dan mulut untuk menerima makanan, dan mampu menelan makanan padat.
  • Menghilangkan refleks menjulur lidah
  • Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar dan menarik tubuh ke belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.

Berikut ini risiko pemberian MPASI dini atau sebelum bayi berusia 180 hari:
  • Keinginan bayi untuk menyusui menurun
  • Frekuensi bayi menyusui dan kekuatan bayi menyusu berkurang
  • Produksi ASI berkurang
  • Berhenti  memberikan ASI
  • Meningkatkan terkena infeksi pencernaan
Mpasi WHO harus mengandung:
  • Karbohidrat
  • Protein hewan
  • Protein nabati
  • Sayur-sayuran dan ditambah lemak (lemak bisa berupa santan, minyak sayur)
Prodak Philips Avent memudahkan ibu membuat  Mpasi
Berikan Mpasi secara bertahap, pada tahap awal porsi makan 2-3 sendok, dengan Menu Tunggal. Selanjutnya Anda sesuaikan dengan kondisi dan kemampuan bayi dalam mengasup Mpasi, jangan dipaksa. Perhatikan juga kebersihan peralatan makan, cari yang berkwalitas. Philips Avent menyediakan peralatan untuk Mpasi Bayi, mulai dari mangku-sendok-gelas hingga alat praktis multiguna yang bisa mengukus-memanaskan sampai menghaluskan sesuai dengan keinginan Anda. Jika ingin tahu lebih jelas tentang Mpasi WHO bisa membaca artikel saya Resep MPasi 4 Bintang Panduan WHO

Mengapa memilih Prodak Philips Avent?

Prodak Philips Avent yang mendukung Ibu menyusui&Mpasi Homemade
Philips Avent memahami 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas atau masa yang paling mempengaruhi pada pertumbuhan bayi dan pemberian ASI serta Mpasi menjadi sangat penting. Dalam hal ini Philips Avent telah 30 tahun lebih berpengalaman mengembangkan prodak-prodak yang mendukung ibu dalam memberikan ASI dan Mpasi.

Karena banyak para ibu yang sungkan memberikan ASI langsung di umum, atau harus ke kantor dan meninggalkan bayi mereka. Dengan seperangkat alat pompa ASI yang praktiks dari Philips Avent akan memudahkan kendala itu semua. Begitu juga dalam melengkapi kebutuhan mengolah dan  memberikan Mpasi.

Pijat Bayi
Dan acara Philips Avent New Parent Class Program, pembekalan untuk mendukung para orangtua baru pun ditutup dengan acara tehnik memijat bayi. Seru buat peserta yang membawa bayi maka dilakukan praktek langsung. Tujuan memijat bayi agar terjadi respon positif antara ibu dan anak, melancarkan peredaran darah si kecil, dan stimulasi terhadap beberapa motoriknya.Konon, pijat bayi ini mencerdaskan si kecil loh.

You May Also Like

10 komentar

  1. makasih sharingnya mbak. bermanfaat banget, walaupun aku blum punya anak. setuju banget bahwa ilmu parenting itu harus dipelajari sedini mungkin. skali lg makasih mbk.

    ReplyDelete
  2. Soal posisi sy paling nyaman nyambi tiduran :)

    Jd mupeng philips buat anak ketiga

    ReplyDelete
    Replies
    1. Posisi paling enak menyusui memang sambil tiduran ya, asal kita jangan ketiduran hehe. Klo baby masih under 3 bulan riskan

      Delete
  3. Wuah jadi inget masa anak-anak bayi dulu hehehe.
    Dulu belajar ttg parenting cuma dari majalah2 dan buku2 aja :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, mba.Aku anak pertama dan ke dua lebih banyak dari buku, majalah

      Delete
  4. Nggak ada sekolah untuk orangtua. Maka dari itu, kita memang harus terus belajar untuk jadi orangtua ya..

    ReplyDelete
  5. 180 hari bukan 6 bulan ya makk? Hhmmm..
    Ya aku pengguna avent mulai dari botol , pompa elektrik, sampai pritilannya.. Tapi sayang bayi ku justru gak suka sama dot nya jadi beli merk lain ehhehee

    ReplyDelete