Treatment Bagi Anak Pecandu Gadget

by - December 17, 2016


Suatu hari saya berkunjung ke rumah salah satu famili, dia dan suaminya bekerja di luar rumah. Dua anaknya, usia 2 tahun dan bayi diasuh oleh seorang pengasuh yang merangkap ini itu. Kok semua bisa beres, hebat  betul  si ‘Mba’, pasti kerjanya rajin, begitu lah pujian dilontarkan sehingga si Mba ini sudah bekerja selama dua tahun tanpa cela. Gene hari, susah loh, cari pengasuh maupun ART yang bisa cocok. Bisa dipercaya 100%, ditinggal dari pagi hingga sore atau malam.

Rahasia apa di balik itu? Saya melihat sendiri bagaimana batita usia dua tahun itu asyik memegang gadget sambil rebahan di kamar. Menonton lagu-lagu, game bayi, dan sejenisnya yang direcomed edukatif. Ketika gadget itu saya minta, si batita menangis keras. Meski dialihkan ke mainan lain atau diajak bercakap-cakap,tetap terus merajuk meminta gadget  tadi.

“Jangan diambil, Bu, nanti nangis terus. Saya tidak bisa ngapa-ngapain nanti.”

Glek! Saya langsung menelan ludah. Saya pun teringat si kecil Pendar (2tahun), kalau melihat hape saya pasti dia tertarik, jika saya meletakkan hape begitu saja maka tangan kecilnya akan mengutak-atik. Beberapa kali telepon ke temen-teman saya, mengirim icon-icon ke inbox, melihat vidio anak-anak. Jika saya terlena, pasti hal itu akan menyenangkannya dan... bisa jadi akan seperti anak famili saya.


Karena saya mendampingi Pendar, hanya memiliki satu hape, saya senang bermain drama, bercerita, mengajak bermain yang aktif seperti lompat tali, jalan-jalan ke taman, dan sebagainya. Meski gadget sesekali Pendar pegang, jika sedang memegang hape saya dan diminta akan segera diberikan. Tetapi, tetap saja soal gadget ini harus tetap waspada!

Di Indonesia penggunaan gadget memang sudah seperti kebutuhan premier. Sudah biasa jika kita melihat pemadangan seorang anak atau bahkan batita asyik bermain gadget di tempat umum, termasuk restoran agar si kecil tenang. ‘Agar Tenang’ ini menjadi racun yang membuat orangtua atau orang dewasa tanpa sadar menciptakan anak pecandu gadget. Bahkan, para orangtua akan melotot dan melontarkan hal-hal negatif ketika anak batita aktif berpolah di restoran, ketimbang anteng dengan gadget.

Press Conference Treatment Launching Gadget Holic
Sebenarnya bahaya apa yang mengincar di balik kecanduan gadget? Selain tentu saja sosialisasi terhadap dunia nyata jadi terbatasi, penglihatan terganggu, secara fisik anak menjadi kurang gerak sesuai dengan kebutuhan tubuh, bentuk tubuh juga bisa terganggu. Loh kok, bisa? Yups, berapa waktu lalu saya berkesempatan hadir di acara Press Conference Treatment Launching ‘Gadget Holic’ yang diprakasi oleh Mom n Jo Training Center. Lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal saya, yakni  di Jalan Sawo, Cinere Gandul -  Depok.

Acara yang dibuka oleh Direktur Mom n Jo, Indah Wulan Sari dan Founder Mom n Jo, Fifi Lim. Serta menghadirkan Marybetts Sinclair, LMT, trainer treatement asal California, Amerika Serikat, yang memperagakan cara treament bagi anak yang kecanduan gadget. Mengapa kecanduan gadget amat membahayakan:

Pertumbuhan bola mata yang normal membutuhkan campuran stimulasi visual yang kompleks, seperti intensitas cahaya dan warna yang berbeda bukan warna yang menjemukan, seperti yang sering ditemukan di dalam rumah atau halaman buku. Membaca dan beraktifitas dalam rumah lainnya  tidak dapat memberikan stimulasi visual yang cukup. (Danniel Liemberman, The Story of The Human Body, 2013)

Nah, Anda bisa bayangkan bagaimana kalau anak banyak berkutat di depan gadget setiap hari, selama berjam-jam? Karena perkembangan kemampuan melacak secara visual dan kesadaran secara visual spasial dibutuhkan gerakan, olahraga, berekreasi. Diluar sadar bisa terjadi terkena serangan presbiopia dini yang disebabkan ketegangan mata yang terlalu sering melihat layar.

Posisi tubuh yang tidak tepat secara terus-menerus menyebabkan gangguan kesehatan
Diantaranya ciri-ciri terkena serangan presbiopi adalah sakit, lelah, perih, atau mata kering. Penglihatan buram atau dobel, dan meningkatnya sensitifitas terhadapt cahaya. Ditambah lagi dengan posisi anak saat asyik bermain gadget bisa menghambat pertumbuhan tulang punggung secara baik. Waduh, benar-benar waspada ya dengan gadget terlalu dini dikenalkan ke anak-anak, meski pada orang dewasa juga bisa terjadi hal-hal seperti yang diulas di atas.

Oya, supaya kita sebagai orangtua lebih waspada sebaiknya amati gejala berikut ini. Menurut Dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K), jika anak atau (bisa) orang dewasa mengalami hal di bawah ini, maka positif gadget holic:
Dr. Anggia Hapsari, SpKJ (K)
  • Menghabiskan sebagian waktunya dengan gadget
  • Mengabaikan orang lain yang mengajaknya bicara, memanggil atau bertanya
  • Sering menunda pekerjaan lain hanya untuk asyik dengan gadget
  • Merasa tidak nyaman jika tidak memegang gadget
  • Selalu merasa (harus) mengececk notifikasi
  • Merasa mati gaya atau gelisah jika tidak mendapat jaringan, habis kuota, dan setiap tiba di sebuah lokasi hal pertama yang membuatnya fokus adalah wifi
  • Jika itu terjadi pada anak-anak maka anak akan mudah marah, menangis, uring-uringan, bosan, jika tidak memegang gadget.

Marybetts Sinclair memperagakan treament gadget holic kepada seorang anak
Dampak-dampak ini lah yang menginspirasi Mom n Jo sebagai tempat treatment kehamilan, bayi, dan anak-anak kemudian membuka fasilitas treatment pecandu gadget atau gadget holic. Mereka yang merasa sudah sangat terganggu secara fisik dan psikis. Treatment ini bisa dilakukan dari anak usia 2 tahun hingga orang dewasa. Namun tentu saja meski sudah ditreament, pemulihan tergantung dari pola asuh atau pola hidup Anda dalam menyikapi gadget.

Bagaimana pun, Anda sebagai orangtua yang berperan terhadap anak. Bukan anak yang berperan menentukannya. Jika si kecil mulai menjadi pecandu gadget, stop dengan hal paling terbesar: TIDAK ADA GADGET BUAT SI KECIL. Tetapi, juga diingat tidak hanya gadget yang menyebabkan candu dengan masalah seperti di atas, tetapi juga televisi, komputer atau laptop.


You May Also Like

16 komentar

  1. Si kecilku juga mulai kecanduan gadget, Mbak :(

    Terkadang malah membuatnya malas pergi ke sekolah (si kecil sudah TK A). Sebagai orangtua, saya dan suami juga merasa bersalah karena membiarkan si kecil mengenal gadget. Sepertinya saya harus mulai menghentikan kebiasaan dia nih.

    Terimakasih sudah berbagi artikel yang sangat menginspirasi ini :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setuju, mba1 Selagi masih TK, masih mudah mengarahkannya.Moga berhasil ya, mba. bisa juga coba juga sharing ke Mom n Jo

      Delete
  2. Kok aku jadi ingat anakku ya? :'D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo, Mba Anisa mulai sapih gadget. Tapi liburan nih yang kadang susah berdamai ya

      Delete
  3. Kewreeennn tulisannya dul... nanya dunk kalo saya emaknya yg kecanduan piye dul? Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emaknya harus membiarkan hape mati jika sudah low, jangan punya power bank. Kecuali memang pekerjaan lo, nuntut dengan hape, Mel. kayak blogger, OS, mau gak mau itu senjatanya hape

      Delete
  4. Gadget emang seperti dua mata pisau. Menganggu dan merusak. Yang penting bijak dalam menggunakannuly

    ReplyDelete
  5. Anak2ku kalau megang gaget biasanya minta persetujuan emaknya dulu soalnya tiap mereka pegang gadget emaknya langsung "melotot" hehehe
    Gadget bagus juga sih buat anak, tapi sesekaliaja, moga gak sampai kecanduan :D

    ReplyDelete
  6. Wah kalo dari kecil keterusan kecanduan gadget emang rada bahaya, Mak. Adekku termasuk yang udah kecanduan gadget. Nggak bisa lepas. Kalau lagi asyik trus diinterupsi malah kadang ngamuk.

    ReplyDelete
  7. Anak saya yang besar, suka gelisah kalau gak liat hape. Pasti ingin baca notif di hape. Katanya takut ada PR atau pengumuman dari sekolah. Jadi serba salah. Kalau di larang, dia ketinggalan informasi. Tapi tetep aja, sebisa mungkin saya batasi penggunaannya.
    Untuk yang kecil, saya lebih ketat lagi, takut kecanduan seperti kakaknya :(

    ReplyDelete
  8. Jd inget anakku jg mba.. Yg gede udah mulai suka nonton video di youtube.. Masih bisa dibilangin sih klo jgn lama2, tapi khawatir jg klo nantinya jd kcanduan gitu.. Semoga aja enggak.. Treatment ini udah ada di semua Mom n Jo ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba Dita. Anakku yang kecil juga suka lihat vidio you tube,biasa aku minta setelah cukup batas waktu yang aku berikan

      Delete

  9. kayanya aku kena deh... suka cek notifikasi...hahahahaha.

    ReplyDelete
  10. wah aku nih kayaknya mengarah gadgetholic -_- makasih sharingnya mbak jadi tau banyak tentang ciri2 gadgetholic

    ReplyDelete
  11. aku ni kayanya kecanduan gadget walaupun untuk kerja sihh huhu piluu

    ReplyDelete
  12. Anak saya juga dulu begitu, susah banget lepas dari gadget sampai akhirnya saya putuskan langganan internet biar anak ga mudah download, nonton youtube dll

    Semenjak koneksi internet terbatas, akhirnya dia mulai ga terlalu sering pegang2 hp & semenjak dia mulai TK saya kasih aturan baru, boleh maen hp asal harus belajar dulu & waktunya dibatasin

    Kalau kita ngasih tau nya pelan2 biasanya anak juga nurut plus kita sebagai orang tua juga harus ngasih contoh jangan kebanyakan pegang2 gadget kalau depan anak, nanti diprotes :)

    ReplyDelete