Meningkatkan 9 Kecerdasan Anak

by - February 24, 2017



Judul Buku : Meningkatkan 9  Kecerdasan  Anak
Penulis: Claira Gordon|Lynn Huggins-Cooper
Pengalih Bahasa: Cynthia Rozyandra
Penerbit: BIP
Hal: 156

Cara Baru Memandang Kecerdasan
Belajar tidak  hanya pada ruang dan kelas, tidak  juga terbatas pada kegiatan membaca dan menulis. Seorang anak selalu belajar setiap saat, ke mana pun ia pergi. Ia seumpama spons: menyerap setiap pengalaman baru berdasarkan apa yang ia lihat, bunyi-bunyian yang ia dengar, harum yang ia cium, emosi yang ia rasakan, dan aneka rasa yang terkecap lidah.
(hal: 6)

Siapa yang setuju dengan pendapat di atas? Moga kita semua setuju ya, karena dengan setuju berarti kita menyadari semua anak cerdas. Kecerdasan tidak boleh berbatas, sehingga beberapa orang merasa minder dirinya tidak bisa matematika atau bahasa inggris berarti dirinya tidak pandai. Dirinya tidak mendapat rangking di kelas, berarti dirinya bodoh. Mari kita hapus paradigma itu, seperti yang ditulis dalam buku ini masih dalam halaman yang sama, yakni hal 6:


Awalnya, manusia diyakini memiliki satu macam kecerdasan yang merupakan bawaan sejak lahir dan tidak akan berubah seumur hidup, yaitu intelligence quptient atau IQ. pandangan tersebut bertahan hingga pada 1983,Howard Gardner, profesor pendidikan dari Universitas Harvand menerbitkan buku fenomenal 'Frames of mind: the theory of multiple intelligence'. Melalui bukunya, Gardner memperkenalkan definisi baru tentang kecerdasan, mendobrak paradigma lama yang mengerucutkan kepintaran dalam sebuah skor IQ.

Dalam penelitiannya Gardner menyatakan bahwa manusia bukan memiliki satu kecerdasan, melainkan 7 jenis kecerdasan yang semuanya dapat berubah dan dikembangkan. Gardner juga menemukan kecerdasan baru di luar yang dia temukan sebelumnya, misalnya natural intelligence atau kecerdasan natural.

Teori multiple intelligence adalah sebuah model kecerdasan yang positif dan inklusif, mencakup semua bakat yang ada dalam diri kita , bukan hanya bakat 'akademis' semata. Kebenaran teori ini juga semakin dikuatkan dengan banyaknya orang sukses yang memiliki kecerdasan di luar 'definisi tradisional'.

Secara singkatnya, teori multiple intelligence menyatakan bahwa setiap orang terlahir cerdas dengan cara yang berbeda (beberapa orang memang 'lebih genius' dari pada yang lain). Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan pola pembelajaran dan pengembangan diri sesuai kelebihan setiap individu.




Membaca buku ini seperti semakin membuka wawasan saya akan kecerdasan anak-anak saya, ke tiga anak saya tumbuh meski dalam lingkungan dan didikan yang sama. Tetapi bukan  berarti mereka memiliki kecerdasan yang sama, sebagai contoh Lintang dari batita sudah pandai menggunakan komputer hanya dengan melihat apa yang dilakukan orangtuanya. Dia sudah bisa membuat vidio, menggambar bangun-bangun rumah sesuai imajinasinya, membuat game sederhana.

Namun Pijar meski setiap hari sama seperti Lintang, melihat aktivitas orangtuanya di depan komputer, dia tidak bisa menggunakan komputer selihai kakaknya. Tetapi Pijar memiliki kepandaian dalam bidang mengolah kata atau menuliskan perasaannya ke dalam kata-kata. Sedari kecil dia sering menghadiahkan saya puisi yang dikarangnya sendiri, dalam Multi Intelligence disebut sebagai kecerdasan linguistik atau kecerdasan kata.

Hal-hal yang nampaknya sederhana ini jika tidak kita cermati dan pahami, akan terlewat dan dengan mudah kita melabeli anak-anak dengan kata-kata: Dia tidak secerdas kakaknya atau dia tidak secerdas adiknya. Sehingga anak akan merasa dirinya tidak pandai hanya karena tidak bisa menggunakan komputer.
Dalam  buku ini kecerdasan Multi Intelligence meliputi:

  1. Kecerdasan angka
  2. Kecerdasa berpikir
  3. Linguistik atau kecerdasan kata
  4. Spasial atau kecerdasan gambar
  5. Kinestetik atau kecerdasan tubuh
  6. Musikal atau kecerdasan musik
  7. Naturalis atau kecerdasan natura
  8. Kecerdasan personal
  9. Kecerdasan sosial
Baca Juga : 
Bagaimana mewujudkan Impian Anak-Anak
Dukung Dunia Eksplorasi Anak Untuk Tumbuh Kembangnya
Bagaimana Mewujudkan Impian Anak-Anak

Buku yang dikemas dalam kertas glossi, fullcolour dengan gambar berupa foto-foto dan ilustrasi yang menarik sekali, membuat kita memahami 9 kecerdasan anak, dan tentu saja yang paling utama dalam buku ini adalah sesuai judulnya Meningkatkan 9 Kecerdasan Anak. Di mana di dalam buku ini dikupas bagaimana cara kita mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak-anak kita. Selain itu, kita akan dibuat mengetahui anak-anak kita memiliki kecerdasan yang mana. Seperti yang tertulis di hal 9:


Buku ini terdiri dari kumpulan tes dan aktivitas belajar yang dilengkapi dengan instruksi. Kumpulan tes akan membantu mengembangkan berbagai macam kemampuan anak, sedangkan aneka aktivitas akan membantu mengembangkan berbagai kecerdasan anak. Anda bisa mengikuti seluruh tes dan aktivitas atau biarkan anak Anda memilih yang ia sukai sehingg ia akan merasa antusias  dan menjalankan aktivitas dengan lebih natural. Anda pun mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan akuran tentang kelebihn anak Anda.

Yesss, buat saya pribadi  buku tulisan Claire Gordon, penulis yang bekerja di sebuah lembaga yang memublikasikan tes psikomentri. Ia banyak melakukan penelitian dan pengembangan tes kecerdasan anak untuk digunakan para orangtua dan praktisi, buku ini sangat recomend. Claire Gordon menulisnya bersama Lynn Huggins-Cooper yang merupakan seorang guru sekolah dasar berpengalaman sekaligus pengajar untuk Postgraduate Certificate in Education.

Saya tidak bisa banyak mengulas karena buku ini isinya sangat banyak dan padat, tetapi intinya orangtua dan si kecil akan sangat dengan mudah mengikuti panduan buku ini. Baik  bahasa dan tatacara beberapa tes yang dibuat mudah, banyak ada di lingkungan kita. Sebagai contoh halaman 68-71:

Di halaman ini kita diajak mengetahui apakah si kecil memiliki kecerdasan natural, kita dituntun untuk melatih kecerdasan tersebut dengan melakukan pengamatan cuaca melihat pola-pola awan, mengkoleksi dedaunan, serangga kecil yang merayap atau berterbangan.

Ah, saya jadi teringat Lintang dan si bungsu Pendar sangat suka dengan kegiatan mengamati alam, dedaunan, aneka serangga, ke duanya cenderung betah melakukan observasi alam seperti itu ketimbang kegiatan indoor. Dulu, saya sempat terganggu Lintang hobby mengumpulkan aneka daun dan dibawa pulang (jadi sampah hahaha), begitu juga ketika dia menangkap aneka serangga dan menyimpannya ke dalam toples. Tanpa memahami itu merupakan bagian dari mengembangkan kecerdasan naturalnya.

Sebagai penutup resensi ini saya ingin mengutip halaman 6: Dengan mengenali kelemahannya, Anda pun membantu mengembangkan dirinya.


You May Also Like

6 komentar

  1. dulu pun mamahku terbengong2 liat adik laki2ku hobinya ngumpulin semut trus dimasukkin toples yg dilubangin + dikasih daun... ternyata itu kecerdasan natural yak

    ReplyDelete
  2. Wah,bagus nih bukunya tapi aku harus sabar baca buku2 parenting begini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwk..tapi bagus nih mb, mengalihkan gadget dari anak-anak

      Delete
  3. Cocok nih buat hadiah suvenir ultah anak, biar bunda rajin baca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sok atuh dipesen, lagi sake dari 105rb jadi 75rb

      Delete