Suatu hari saya
berkunjung ke rumah salah satu famili, dia dan suaminya bekerja di luar rumah.
Dua anaknya, usia 2 tahun dan bayi diasuh oleh seorang pengasuh yang merangkap
ini itu. Kok semua bisa beres, hebat
betul si ‘Mba’, pasti kerjanya
rajin, begitu lah pujian dilontarkan sehingga si Mba ini sudah bekerja selama
dua tahun tanpa cela. Gene hari, susah loh, cari pengasuh maupun ART yang bisa
cocok. Bisa dipercaya 100%, ditinggal dari pagi hingga sore atau malam.
Rahasia apa di balik
itu? Saya melihat sendiri bagaimana batita usia dua tahun itu asyik memegang
gadget sambil rebahan di kamar. Menonton lagu-lagu, game bayi, dan sejenisnya
yang direcomed edukatif. Ketika
gadget itu saya minta, si batita menangis keras. Meski dialihkan ke mainan lain
atau diajak bercakap-cakap,tetap terus merajuk meminta gadget tadi.
“Jangan diambil, Bu,
nanti nangis terus. Saya tidak bisa ngapa-ngapain nanti.”
Glek! Saya langsung
menelan ludah. Saya pun teringat si kecil Pendar (2tahun), kalau melihat hape
saya pasti dia tertarik, jika saya meletakkan hape begitu saja maka tangan
kecilnya akan mengutak-atik. Beberapa kali telepon ke temen-teman saya,
mengirim icon-icon ke inbox, melihat vidio anak-anak. Jika saya terlena, pasti hal
itu akan menyenangkannya dan... bisa jadi akan seperti anak famili saya.