Setiap Bayi Rentan
Terkena Ruam Popok
Ruam popok pasti
menjadi cerita kaum ibu yang memiliki bayi dengan rentang usia yang masih mengenakan
popok bayi atau diapers. Karena memang setiap bayi mengalami ruam popok. Bahkan dengan
mengenakan diapers yang bagus pun, jika kondisinya tidak diperhatikan bisa
membuat terjadinya ruam popok pada si kecil. Terutama bayi berusia 0-3 bulan,
sangat sensitif seekali.
Efeknya si kecil sering
rewel, tetapi saya pernah mendapati
seorang ibu yang tetap mengenakan popok
atau diapers sementera bokong si bayi dipenuhi ruam-ruam merah. Bayi itu
menangis, rewel, dialihkan dengan berbagai macam. Apakah si ibu tidak mengerti
atau malas mengerti? Entahlah.
Ada lagi ibu yang
memberi bubuk bedak sebelum memakaikan popok atau diapers pada bayinya, katanya
supaya tidak gatal, tidak berkeringat. Padahal tahukah, apa yang terjadi dengan
bubuk bedak bercampur air seni bayi? Bubuk bedak bisa membentuk bubur,
menggumpal, dan menjadi tempat bakteri. Apalagi jika kondisi bubuk bedak dan
air seni si bayi bercampur sekian lama, bisa menjadi membuat ruam popok lebih
parah.
Anak-anak saya juga
mengalami ruam popok namun dengan kondisi yang berbeda-beda, karena mungkin
tingkat sensitif kulit si kecil berbeda-beda. Putri pertama saya, Lintang,
mengalami ruam popok yang cukup parah. Kulit bokongnya bruntus (bintik kecil
yang rapat), bruntus itu semakin parah jika kondisi cuaca panas dan mengenakan
diapers yang kurang lembut.
Sementara anak ke dua
saya, Pijar, ruam popok tidak berbentuk brutus, tetapi ruam-ruam merah. Kalau
telat menggantikan popok atau diapers maka ruamnya jadi seperti meradang,
sangat merah. Sampai kemudian ada jeda saya tidak memakaikan popok bayi atau
diapers, efeknya capek banget cucian menumpuk. Bukan solusi yang baik buat saya
yang punya dua anak kecil dan tanpa ART. Begitu pun dengan dua anak saya
lainnya, melewati masa ruam popok. Tentu saja yang saya alami juga dialami ibu
lain, tapi mungkin saja masih banyak yang belum memahami itu merupakan ruam popok.