Barang-Barang
Preloved Yang Menumpuk
Siapa sih yang tidak
memiliki barang-barang preloved atau secondhand? Terutama yang memiliki hobby
belanja atau shopaholic, pasti punya
segudang barang preloved deh. Meski
sebenarnya tidak memiliki jiwa shopaholic
pun setiap orang potensial memiliki barang-barang preloved. Barang bekas, tapi
masih sangat layak pakai.
Biasanya alasannya
mengapa barang-barang tersebut dianggurin atau masuk dalam lemari dan jarang
ditengok lagi, bahkan mungkin sudah
enggan dipakai, bermacam-macam. Bisa karena ukuran baju atau celana sudah
kekecilan, sudah bosen dengan modelnya, mendadak mau dipakai tapi gak pede atau
sampai rumah: Barangnya kok jadi jelek, padahal waktu mejeng di toko kelihatan
sangat menarik, hehehe.
Bisa juga karena barang
dari mantan yang sudah terpisah dengan menyakitkan, kalau lihat barangnya,
meski keren banget tapi merusak mood,
dan lain sebagainya. Barang-barang preloved
seperti ini biasanya menumpuk di dalam lemari, kardus, box, atau gudang.
Padahal barang-barang preloved itu bisa menghasilkan uang,
bisa membuka peluang bisnis kecil-kecilan loh. Setidaknya bisa membuat
tambah-tambah beli barang baru lagi, jadi sedikit menghemat budget
belanja, kan? Syukur-syukur barang preloved
yang kita miliki masih gress karena
jarang dipakai atau baru dipakai sekali, langsung masuk lemari selamanya.
Harganya tentu tidak anjlok, masih bisa dijual dengan harga yang sesuai.
Terus jualnya kemana?