Membaca judul artikel
ini, kira-kira apa yang ada dipikiran kalian ya?
Kalau saya langsung penasaran
dan nyimak banget, karena bagaimana pun juga buah dan sayur tidak selalu ada di
meja makan kita. Rata-rata para ibu kalau ngobrol soal sayur dan buah hampir
sama, ada yang anaknya hanya mau buah impor, sementara di tukang sayur lebih
sering bawa buah-buahan lokal, seperti nanas, alpukat, pepaya, jeruk, jambu
biji. Buah-buah yang kurang diminati anak-anak.
Ada yang karena budged
buat buah yang disukai anak-anak tidak
cukup, sebagai contoh saya membeli anggur impor satu wadah kecil yang hanya
cukup dikonsumsi 1-2 anak harganya sekitar dua puluhan ribu kalau lagi murah.
Sementara jika harga buah impor sedang tinggi bisa mencapai tiga pulu ribu
rupiah, dan anak saya di rumah ada tiga. Total satu keluarga lima orang, jika
uang sedang pas-pasan membeli buah setiap hari jadi perkara yang tidak mudah.
Lalu sayur-mayur?
Banyak anak yang memilih jenis sayur yang disukai, bahkan ada yang menolak sama
sekali. Mengapa anak-anak atau bahkan
orang dewasa masih banyak yang kurang menyukai sayur dan buah (terutama buah
lokal)?
Ibu harus mulai membiasakan meja makan ada buah dan sayur |
"Kebiasaan
menyukai atau tidak menyukai sayur dan buah semua berawal dari dapur ibu."
Ini ucapan dr. Lily S.Sulistyowati, MM Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular dari Kemenkes saat hadir di acara
memperingati Hari Buah Sedunia 2017, yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia (Kemenkes).
Acara
yang menghadirkan tiga narasumber:
- dr. Lily S.Sulistyowati, MM Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- dr. Fiastuti Witjaksono SpGK
- Chef Eddriantjhia
Para narasumber |