Pernah nggak mengalami ditegur seseorang atau tenaga medis tentang berat badan si kecil, atau tinggi badannya? Misalnya saat membawa anak ke Posyandu, atau pun imunisasi. Atau bisa juga saat ngobrol bareng tetangga, dan mendapat komentar si kecil terlalu kurus, si kecil tingginya tertinggal jauh dari teman-temannya.
Kebetulan
saya pernah nih, waktu itu anak kedua saya, Pijar. Waktu lahir berat badannya
ideal, perkembangannya juga bagus banget, menggemaskan sekali. Namun ketika
memasuki tahap MPasi sulit sekali, semua jenis MPasi yang saya olah sering
ditolak, sehingga seiring bertambah usia berat badannya turun dratis sekali.
Tahap
usia 2 tahun adalah masa di mana perkembangan berat badannya mengenaskan,
sampai dikomentari tetangga, besar kepala ketimbang badannya. Asli, saat itu
saya cukup down dan emosi, juga khawatir kalau anak saya mengalami stunting.
Karena kan usia 2 tahun masih masa golden age, bagaimana kalau masa ini dia
kekurangan nutrisi?
Apalagi
ketika saya browsing tentang stunting, stunting adalah kondisi gagal tumbuh
akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak atau 1000 HPK.
Nah, 1000 HPK ini fase kehidupan yang dimulai dari terbentuknya janin pada saat
kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Semakin
khawatir saya, melihat berat badan Pendar yang sampai dikira terkena TB, dan memikirkan dampak stunting yang membahayakan. Diantaranya tumbuh kembangnya tidak optimal,
sehingga tinggi badannya jauh lebih pendek, mudah terpapar penyakit. Duh, saat
itu saya benar-benar berada pada puncak kecemasan.
Alhamdullilah,
saya akhirnya bisa menenangkan diri dan kemudian konsultasi ke dokter. Sehingga
tidak sekedar baper, atau masa bodo dengan komentar orang tentang berat badan
Pijar. Namun mencoba mencari solusi, karena bagaimana pun perkembangan anak ada
di tangan orangtua yang mengasuhnya.