Semua anak terlahir dengan cerdas, hanya kecerdasan
yang dimiliki berbeda-beda dan memiliki masing-masing bidangnya.
Sudah sering mendengar kalimat itu? Untuk yang sudah
membaca atau mengetahui tentang kecerdasan
majemuk, pasti paham akan kecerdasan masing-masing anak ya. Walau
demikian tetap saja kita sebagai orangtua kawatir ketika dalam pelajaran
sekolah anak mengalami kesulitan, karena hampir semua pelajaran tidak begitu
menguasai. Sementara sesunggunya anak kita cerdas.
Jika anak tidak pandai matematika, seperti dalam
kecerdasan majemuk anak bisa jadi pintar dalam bahasa Indonesia atau kesenian
mungkin, atau sebaliknya. Intinya ada salah satu pelajaran di sekolah yang
menonjol dan dikuasai dengan baik
Nah, yang saya alami adalah anak pertama saya hampir
semua kesulitan pelajaran di sekolah, nilai lainnya tidak pernah mengalami perubahan
sejak SD hingga SMP, standart saja. Padahal dia termasuk anak cerdas, kreatif,
berani, rasanya sayang kalau sampai tidak maksimal di sekolah, sementara
sebenarnya dia bisa. Sempat berpikir ada apa ini?
Sempat juga diskusi dengan beberapa teman dan juga
gurunya waktu SD, ternyata anak saya memang tidak bisa belajar dengan fokus, harus dalam
kondisi yang santai, sesuai dengan hatinya. Tidak bisa belajar dengan sistem
yang disiplin luarbiasa, seperti harus tenang, harus sesuai dengan materi yang
sama persis, harus duduk rapi. Lalu dicoba belajar dengan sistem yang lebih
santai, lebih akrab dengan gurunya. Hasilnya ada, tapi tidak terlalu banyak.
Akhirnya anak saya yang sesungguhnya (menurut saya)
pintar di musik seperti main biola, akhirrnya tidak melanjutkan hanya karena
merasa tidak nyaman dengan sistem belajarnya. Dibujuk oleh saya dan ayahnya pun
tidak bereaksi. Untuk itu saya tidak mau terulang pada adiknya, harus mencari
solusi. Karena pintar tanpa diasah, tanpa dikembangkan dengan fokus hasilnya
nyaris tidak ada.
Hanya bagaimana caranya agar bisa mengembangkan
potensinya, terus apakah benar anak saya itu berbakat di seni, baru setengah
jalan meski bisa sudah berhenti? Pertanyaan dan kenyataan seperti ini yang
membuat saya dan suami sedih juga. Sampai sempat menebak-nebak, apa hanya
perasaan saya saja dia pintar di musik, hehehe.