"Kabar
Bapak dan Ibu baik-baik saja, Nduk. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan,
lepaskan semua pikiran. Bersabar ramadan dan lebaran ini kita semua tidak
berkumpul, yang penting semua sehat dan bisa silaturahmi setiap hari di
telepon. Nurut himbauan pemerintah untuk di rumah saja..." Itu suara
bapak, silaturahmi virtual ini memang membuat ramai sepi bersama meski jauh.
Dari
layar monitor smartphone terlihat wajah bapak yang dipenuhi garis tua tampak
tersenyum, tapi sepertinya dibalik senyum itu ada kesedihan yang tertahan.
Kesedihan yang juga sampai ke hati saya, hingga kami menyudahi video call.
Masih terngiang ucapan bapak, termasuk juga tadi ucapan ibu yang sangat
berharap bisa berkumpul seperti dulu saat semuanya baik-baik saja.
Berapa
kali setiap vidio call, bapak selalu mengatakan hal yang hampir sama, baik-baik
saja. Mungkin agar saya merasa tenang, dan percaya bahwa semua baik-baik saja.
Bapak memang selalu seperti itu, sejak dulu hingga anak-anaknya tumbuh menjadi
orangtua. Tanpa ditanya, kadang setiap telepon atau video call bapak langsung
bilang, keadaan bapak dan ibu baik-baik saja.