Sudah memasuki bulan
Juli tanda memasuki tahun ajaran baru, semua orangtua sudah mulai disibukkan
dengan mencari sekolah, berlomba mendapatkan sekolah yang dituju, dan
pendaftaran sekolah, termasuk saya yang berjibaku dengan tiga anak memasuki
tahun jaran baru, yakni SMA, SMP, dan SD.
Seru banget terlebih sistem penerimaan murid baru sekarang ini membuat kepala pusing, terutama yang ingin masuk negeri. Karena banyak sistem dan jalur-jalur yang harus dipahami para orangtua, seperti anak sulung saya yang tidak bisa masuk melalui jalur zonasi karena faktor usia. Sebab saat ini jalur zonasi mengutama usia lebih tua, untuk SMA bisa sampai usia 18-23 tahun. Sementara anak saya usiany baru 15 tahun.
Lepas dari persoalan
perjuangan masuk sekolah negeri, saat ini orangtua harus berjuang kembali untuk
mendampingi anak-anak di bangku sekolah tahun ajaran baru. Karena tahun ini
bertambah satu anak yan masuk sekolah, maka untuk kakak-kakanya yang kini duduk
di bangku SMA dan SMP membuat saya butuh bantuan dalam mendampingi mereka sekolah.
Apalagi untuk mata
pelajaran SMA, saya banyak menyerah deh. Selain banyak yang lupa dengan
rumus-rumus, inovasi perkembangan ilmu di sekolah sudah sangat meluas di luar
jangkuan. Harus lebih memperluas wawasan lagi nih, makanya saya butuh bantuan
semacam les atau bimbel buat anak-anak.
Tapi masa pandemi ini
membatasi, karena itu harus yang memenuhi kondisi saat ini, seperti misalnya
biayanya lebih murah karena tahun ini tiga anak sekolah semua, mendukung secara
online sehingga anak-anak aman ketika belajar, karena anak-anak juga masih PJJ
(pembelajaran jarak jauh) efek pandemi, dan tentu saja berkualitas.