“Alhamdullilah, adikku diACC KPR rumahnya 15 tahun. Mudah-mudahan bisa menjadi jalan nanti kalau menikah rumah tangganya jadi aman dan nyaman, karena tidak tinggal bareng orangtua..”
Teman saya menyampaikan
kabar itu dengan nada yang penuh kegembiraan dan perasaan bangga, meski yang
mengambil KPR (kredit pemilikan rumah) adalah adiknya. Dia juga menceritakan
sudah lama adiknya ingin mengambil KPR, sejak awal-awal mendapat pekerjaan
tetap. Namun masih maju-mundur karena
berbagai hal.
Memang memiliki rumah
sendiri merupakan impian semua orang, terlebih hidup di kota besar di mana uang
sewa rumah atau kontrakan sudah sangat mahal. Akibat semakin minimnya lahan
untuk rumah, sementara penduduk kota dari tahun ke tahun bertambah. Banyak
akses yang mudah dijangkau di kota, sehingga meski kontrakan mahal masih saja
banyak yang memilih tinggal di kota.
Tidak heran, jika kontrakan
tipe petakan yang luasnya hanya 3x3 sebulan bisa dibandrol harga sewa dua juta
rupiah. Bagaimana mau menabung atau memiliki simpanan untuk masa depan, jika
perbulan uang dialokasikan untuk bayar kontrakan cukup besar?
Sementara jika
mengambil KPR, meski perbulan keluar uang cukup besar juga, kelak ketika KPR
sudah lunas, kita akan berhenti membayar cicilannya dan rumah tersebut menjadi
hak milik. Kemungkinan besar jika dijual akan meningkat harganya, sebab rumah
merupakan investasi jangka panjang yang bagus.
Jangan Abaikan Tips ini, Jika Ingin
Mengambil KPR
Namun tentu saja tidak
mudah juga memilih KPR yang tepat, mengingat begitu banyak bank maupun developer
yang berlomba-lomba menawarkan KPR dengan iming-iming yang membuat mudah
tergiur, tanpa memperhatikan hal-hal detil yang penting. Akibatnya ketika sudah
terjadi akad pengambilan KPR atau angsuran sudah berjalan, baru menyadari KPR
yang diambil mengecewakan, bahkan sampai mengawatirkan.
Ada, kejadian yang
dialami teman-teman saya ketika sudah mengambil KPR dan angsuran sudah berjalan
cukup lama. Diantaranya bangunan rumah yang cepat rusak karena menggunakan
material yang tidak bagus, lokasi perumahan yang ternyata rawan bencana alam seperti mudah
longsor, surat-surat atau status tanah dan bangunan yang ternyata belum selesai
atau beres sehingga ketika KPR lunas masih harus berurusan dengan bank, dan
lain sebagianya.
Karena itu yuk, ada
baiknya baca tips ini ketika akan mengambil KPR:
- Cek Kredibilitas Developer dengan Teliti
Sebelum memutuskan
untuk mengambil KPR, cari KPR yang dibangun oleh developer yang terpercaya atau
sudah terbukti kredibilitasnya bagus, tidak memiliki track record buruk pada properti
yang dipegangnya. Hal ini bisa dicek lewat sharing dengan teman yang sudah
pernah mengambil KPR, cek juga di website resmi developer tersebut.
- Jangan Mudah Tertarik dengan Penawaran yang Berlebihan
Sering sekali ketika
sedang mencari KPR disuguhkan flyer-flyer besar yang menyuguhkan tawaran bunga
sangat rendah atau uang muka yang murah meriah. Tanpa memikirkan bunga dan uang
muka merupakan faktor yang sangat mempengaruhi tagihan perbulannya. Dan, dalam
KPR terdapat suku bunga tetap (fixed) dan mengambang (floating), suku bunga fixed
ini hanya berlaku 2 hingga 3 tahun saja.
Sehingga untuk cicilan
atau angsuran tahun ke tiga jumlahnya berubah-ubah dan pasti lebih besar dari
suku bunga fixed. Sebab suku bunga floating mengikuti aturan Bank Indonesia,
hal ini bisa jadi membuat cicilan jadi
terasa memberatkan karena diluar perhitungan. Sementara ketika menunggak
cicilan perbulan, berlaku denda bunga yang semakin memberatkan. Jadi wajib memperhitungkan
bunga dan uang muka sejak awal agar tidak terbebani dikemudian hari.
- Survei Rumah dan Lingkungan di Sekitarnya
Setelah mencari info
developer yang kredibilitasnya bagus, mengetahui suku bunga dan uang mukanya,
maka jangan diabaikan untuk survei rumah dan lingkungannya. Hal ini untuk mengetahui kondisi rumah yang ditawarkan, jarak
lokasi dengan fasilitas umum seperti faskes, sekolah, pasar, transportasi, apakah
rawan longsor, banjir, dan lain sebagianya.
- Sesuaikan dengan Kemampuan Finansial atau Budget
Setelah semua dirasa
cocok, hal utama yang tidak boleh dilupakan adalah budget yang dimiliki untuk
mengambil KPR tersebut. Kemampuan financial yang tidak boleh salah perhitungan,
karena hal ini bisa menyebabkan jangankan memiliki rumah, bisa jadi terjerat
hutang dan rumah dilelang bank karena tidak mampu bayar di tengah jalan.
Namun tidak perlu
khawatir, sekarang ada Mortgage Calculator yang bisa digunakan untuk menghitung
kemampuan finansial kita saat akan mengambil KPR. Yuk, dicoba, dan semoga
membantu ya.
Menghitung Budget Beli KPR dengan Mortgage Calculator
Mortgage ini merupakan
calculator berbasis di UK dengan menggunakan mata uang Inggris, tapi bisa
digunakan juga untuk perhitungan budget dalam membeli rumah di Indonesia,
seperti kalkulator simulasi cicilan rumah untuk memperkirakan berapa budget yang dibutuhkan dalam
membeli rumah, apakah sesuai dengan keuangan yang dimiliki sehingga tidak salah
dalam membeli rumah.
Misalnya perbandingan
simulasi DP 50% dan tenor 10 tahun dengan DP 25% dan tenor 10 tahun. Di sini
akan terlihat perkiraan budgetnya, usahakan pilih cicilan perbulan yang tidak
melebihi 30% dari total penghasilan perbulan untuk menghindari risiko saat suku
bunga naik. Karena cicilan pasti akan bertambah tinggi nilainya.
Bagaimana? Sedang
bingung menentukan pembelian KPR karena masalah budget? Langsung aja deh
meluncur ke website www.mortgagecalculator.uk ketika budgetnya sudah sesuai, jangan
menunda lagi untuk menentukan KPR idaman karena investasi properti hingga saat
ini masih menjadi pilihan terbaik dalam jangka panjang. Apapun keadaannya, bahkan ketika COVID 19 melanda, bisnis properti
tetap berjalan dengan baik, dan mengalami peningkatan harga dari waktu ke
waktu.