Jejak Langkahku Di 'RAINBOW'

by - June 22, 2013

Ketika saya menulis novel ini saya tengah mengandung alm Gibran '2012, putra bungsu saya Entah, ide yang merayap dari mana ketika itu, begitu saja ingin menulis sesuatu yang bermakna, setidaknya pembaca mendapat sesuatu dari buku yang mereka baca. Buku ini sempat saya ajukan ke sebuah penerbitan, masih separuh*sekitar baru 50 halaman A4. 


Jodoh belum memihak, novel yang masih separuh jadi saya lanjutkan kembali. Berbagai gerimis yang melanda hidup pun hadir di tengah kepenulisan RAINBOW... Seorang editor saya mendadak di panggil Tuhan, Martini-Elexmedia
Rencananya saya baru akan berbincang dengan beliau mengenai RAINBOW, karena belum kelar dan saya sedang mengandung dan juga mendadak mendapat job menulis Soul TRavel In Baduy...

RAINBOW sejenak mengendap.


Kelahiran alm Gibran '15  Maret 2012, kesibukan mengasuh tiga anak, proses penyembuhan pasca melahirkan (saya memiliki wasir yang akan menyakitkan ketika pasca melahirkan normal), kondisi alm Gibran yang kena resus kuning. Saat itu belahan jiwa saya (suami) yang selalu berjibaku bersama saya, menjadi satu-satunya setelah Allah menguatkan detik-detik seperti ini. Juga kehadiran para sahabat, kaka-adik saya.



Sampai kemudian naskah selesai, dan tetap sesuai komunikasi saya dengan alm Mba Martini, naskah ini saya kirim ke elexmedia dan mendapat antrian  tahun 2013...
Saya biarkan naskah mengendap di sana, saya fokus dengan kehadiran Gibran..lelaki kecilku yang tumbuh sehat setelah sembuh dari kuning


Buat saya naskah itu seperti anak, setelah kita menghadirkannya, mengasuh dan melepasnya untuk mendapatkan jodoh..maka biarkan takdir yang menentukannya.
Ternyata badai datang dalam hidup saya dan suami...Gibran yang semula sehat-memanggil 'Ayaaaa...yah' berkali-kali dan sekali menyebut 'Eeee..bu'...dijemput Sang Khalik di ulang bulannya yang ke 5, 15 Maret 2012  pukul 13.40...


Menata jiwa bersama jodoh hidup, dan anak-anak: Lintang dan Pijar...
Saya menggarap buku Tutorial hijab di hari ketiga puluh kepergian alm, dengan kondisi dalam keadaan sakit, stres*diagnosa dokter harus rest. Tapi bekerja bersama teman-teman memberi bagian tersendiri...

Hari berlari sesuai proses alam, dan keadilan antara matahari bersama bulan.
Tidak terasa naskah RAINBOW bergulir tanpa kabar, seorang teman di penerbitan mayor meminta naskah itu untuk dipelajari.

Semula saya ingin memberikannya begitu saja, tapi seperti pada umumnya menjodohkan anak kita, jika hendak membatalkan ada unggah ungguhnya tersediri. Saya pun ijin untuk menarik RAINBOW...ternyata RAINBOW sedang dalam tahap di dapur editor...

Dan hadir berapa bulan kemudian...


Metamorfosis penulisnya jg, pengaruh ke karya. Bagus, mb...*Ini salah satu komen seorang Penulis dan juga salah satu sahabat saya, Leyla Hana ketika menanyakan apakah RainBow Novel Islami?


Mba Leyla Hana tapi masuknya ke umum, karena aku formatnya global. buat yang islami sendirian aku belum berkarakter*belum pinter

...


Hidup itu takdir
Takdir itu misteri
Seperti sebuah kalimat dalam film The Last Airbender: Bahwa Tuhan menciptakan manusia, memiliki tujuan. PR terbesar manusia itu sendiri adalah menemukan: TUJUAN ITU

...
Terima dengan ikhlas yah, Ke. Jalani ini sebagai bukti kesetiaanmu dan baktimu sebagai istri. Surga, Ke, surga kanggo istri istri nu ikhlas ..."

“Setiap kehidupan berumahtangga itu pasti mendapat ujian, entah kematian, sakit, ekonomi, perselingkuhan, dan banyak lagi karena manusia itu diuji keimanannya tidak hanya asal mengatakan…aku beriman, Ke. Kau bersyukur sudah mendapat ujian ini, banyak pasangan-pasangan lain yang masih bertanya-tanya apa ujian mereka di depan sana…” Mama terus berkata-kata sebisanya untuk memberi kekuatan putrinya."

Rainbow-Eni Martini

You May Also Like

19 komentar

  1. sukses ya eni dengan novel terbarunya. dirimu kreatif sekali deh, terus bertelur karya novel atau buku atau tulisan. hebat. pingiin seperti dirimu aku.

    ReplyDelete
  2. Congrats bu eni, jd ini drama RT lagi ya critanya?

    ReplyDelete
  3. kayaknya aku harus lebih cinta menulis lagi deh.belum juga nelur buku soale.belajar aku pada suhu2 BAW.hebring2.subur.sering bertelur

    ReplyDelete
  4. Selamat mbak Eni, smg sukses ya bukunya. Dan spt keibginan mbak Eni, smg membawa manfaat yg banyak bg pembacanya. Aamiin

    ReplyDelete
  5. Alhamdulillah, lega sekali ya klo naskah sudah terbit, seperti proses melahirkan yg sulit :D

    ReplyDelete
  6. penasaran, karena novel mbk eni yang 'bersandar di bahumu' membuatku gerimis. yang ini sudah berpelangikah? seperti judulnya :).
    *komen orang yang awam dalam dunia kepenulisan*

    ReplyDelete
  7. barokalloh mba Eni, semoga laris manis

    ReplyDelete
  8. selamat mbak eni... suka banget baca postingan ini.. alur dunia menulis yang berliku2 ya.. pdahal sdh seniorrr ^^

    ReplyDelete
  9. barakallah... semoga menginspirasi karya barunya ini.... semoga laris manis...

    ReplyDelete
  10. Barokalloh.. Biasanya pelangi itu indah setelah adanya hujan seperti halnya hidup ini. Dan adalah sebuah kepastian setelah datangnya kesulitan pasti ada kemudahan..
    Uhuyy.. Gak sabar mau baca si rainbowww.. Sukses trus mba Eni.

    ReplyDelete
  11. innalillah.. ada yg pergi ada yg datang... semoga sabar dan bergembira dg karya baru

    ReplyDelete
  12. Moga bisa segera mendapatkan bukunya plus bisa ikutan lomba resensinya :D

    ReplyDelete
  13. Mbak, bagi sinopsisnya donk
    tetap semangat mbak
    semoga novelnya laris manis dan menjadi best seller
    aamin

    salam kenal

    ReplyDelete
  14. boleh, bentar aku kasih sinopsis RAINBOW, salam kenal kembali

    ReplyDelete
  15. to @Rizka
    SINOP RAINBOW:
    “Kamu itu bidadari tanpa sayap, Sayang, maka dari itu aku datang diciptakan Tuhan untuk menjadi sepasang sayap buatmu...”

    Wanita di belahan dunia mana yang tidak akan merebahkan hatinya pada seorang laki-laki yang datang dengan dua sayap untuk melindunginya? Wanita mana yang tak bersedia untuk dipinang dan menempatkan semua impiannya, menjadi istri, menjadi ibu demi lelaki sepertinya?

    Tapi siapa yang tahu takdir ke depan. Satu detik ke depan saja. Sebuah kecelakaan fatal merenggut kaki kanan Akna di hari ulang tahun pernikahan pertama dia dan istrinya. Kecelakaan itu sekaligus merenggut karier Akna, mengubah seorang malaikat bersayap menjadi monster yang menakutkan, dan menjadikan rumah ini bagai sarang burung dalam gua yang lembap.

    Tertatih-tatih Keisha, sang istri, belajar mengepakkan sayapnya, keluar dari sarang burung yang lembap, belajar melayang di udara, menggapai mataharinya yang tenggelam … agar bisa berdamai dengan takdir. Tetapi, Akna seperti mematahkan sayap-sayap Keisha, menariknya ke dalam sarang lembapnya, menghabisi sisa-sisa sayapnya hingga Keisha nyaris tak mampu mengepak lagi.

    Rainbow. Warna-warni sebuah takdir, sebuah kehidupan sepasang anak manusia dalam ikatan pernikahan. Akankah ujian dalam hidup tetap menyatukan mereka?

    "Kini aku tak bersayap lagi, tapi aku akan mencoba menjadi bidadari yang terbang dengan sepasang kaki dan tangan, Na."


    Editor’s Note
    Sebuah kisah romantis di balik kehidupan pernikahan pasangan muda yang mengalami pasang-surut

    ReplyDelete