Wednesday

Ibu Harus Bijak Mengelola Anggaran Rumah Tangga


Bertemu lagi dengan artikel yang bertajuk #IbuBijakBerbagi. Gimana perasaan ibu-ibu setelah membaca artikel saya sebelumnya, hasil workshop Visa Financial Literacy Series pertama bersama Finacial Educator Prita Ghozie? 

Belajar Menjadi Ibu Bijak Dalam  mengelola Keuangan

Mungkin nano-nano ya, seperti saya saat pertama mengikuti workshop #IbuBijakBerbagi. Terpampang semua dengan nyata bahwa saya sering salah memposkan keuangan rumah tangga, menjadikan ATM sebagai uang elektrik, menyatukan tabungan investasi dengan dana mendadak. Hasilnya?

Uang di ATM sering kebobolan ludes, tabungan yang dalam pemikiran saya sebagai simpanan (investasi) sering keambil untuk kebutuhan mendadak, yang seharusnya bisa diambil di tabungan dana mendadak. Morat-marit banget kan? Padahal sebagai ibu kita ini sebenarnya tidak beda jauh dengan bagian keuangan di sebuah perusahaan, kalau ibu tidak bijak dalam mengatur, otomatis ekonomi keluarga gonjang-ganjing. Ini pengaruhnya besar loh terhadap kesejateraan keluarga.

Salah satunya selain kebutuhan jadi ada yang tidak terpenuhi, hubungan suami istri bisa terancam tidak harmonis. Kenapa? Karena pasti deh, suami yang kerja keras bakal protes kalau ada beberapa kebutuhan yang bolong padahal gaji cukup besar, atau kalau istri ikut berperan menghasilkan akan uring-uringan karena tetap saja tidak cukup. Berdua kerja keras tapi uang menguap tidak jelas.


Visa Financial Literacy Series: Budgeting And Saving


Tanggal 24 Agustus 2017 bertempat di The Hook Jakarta, Visa Financial Literacy Series kembali menggelar workshop ke dua, yakni Budgeting And Saving. Wah, pasti sangat menarik sekali dan perlu banget disimak. Jika yang membaca artikel ini merasa senang mendapat info atau ilmu baru dalam keuangan rumah tangga, maka saya double senang karena dapat ilmu plus dapat berbagi ilmu. Moga bermanfaat untuk semakin smart dalam mengolah keuangan rumah tangga hingga menuju sejahtera, aamiin.

Sebenarnya apa sih, yang membuat kita banyak pengeluaran, kebutuhan atau keinginan? Dua hal ini sangat berbeda loh, tetapi sering menjadi absurd, sehingga memenuhi keinginan yang sebenarnya tidak dibutuhkan dan menjadi pembelian atau pengeluaran sia-sia. Seperti kasus ini, mungkin hampir setiap wanita pernah mengalami: Sepatu bagi wanita bekerja adalah kebutuhan penting, tetapi ketika kita membeli karena ingin (sementara masih ada sepatu lain yang berjajar di rak) atau lapar mata, namun kenyataannya hanya dipakai sesekali. Bahkan ada yang sekali pakai, lalu diam di rak sepatu sampai berdebu.


Kalau kata Prita Ghozi: GAJI tidak berhubungan langsung dengan KAYA, tapi GAYA HIDUP!
Setelah pada workshop sebelumnya membahas tentang pos-pos keuangan keluarga, maka sekarang waktunya mengatur pos-pos tersebut. Untuk itulah penting mengatur anggaran dengan memperhatikan langkah berikut ini:

Tentukan Prioritas Dalam Keluarga




Supaya tidak kejadian seperti kisah sepatu berdebu di raknya, maka tentukan prioritas dalam kebutuhan keluarga, kebutuhan ini oleh Prita Ghozi dibagi dua, yakni:

  1. Kebutuhan saat ini: Kebutuhan yang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan, seperti SPP anak sekolah setiap bulan, kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
  2. Kebutuhan Masa Depan: Kebutuhan yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan ke depan, seperti pendidikan anak, naik haji atau umroh, kebutuhan di masa tua nanti.
Langkah selanjutnya setelah menentukan kebutuhan keluarga yang prioritas, kita mulai mengalokasikan dana atau penghasilan sebagai berikut:


  • Zakat, infak, atau sedekah: Di urutan pertama karena zakat, infak, atau sedekah merupakan hak oranglain yang berada di tangan kita)
  • Bayar pinjaman
  • Tabungan dan investasi masa depan
  • Persiapan  masa sulit atau dana darurat
  • Biaya hidup
  • Anak dan pendidikan
  • Gaya hidup : Perlu diingat, gaya hidup dibagian akhir karena gaya hidup yang salah bisa merusak tatanan keuangan keluarga.
  • Dalam hal alokasi dana ini setiap orang berbeda-beda tentunya, harus sesuai dengan kebutuhan dan penghasilan agar seimbang.
Mengelola Keluar Masuknya Uang Kas





Setelah mengetahui dana harus dialokasikan ke mana saja, maka kita harus memikirkan idealnya berapa banyak atau persen (%) kah untuk masing-masing kebutuhan tersebut. Lagi-lagi tentu saja hasilnya sesuai dengan penghasilan masing-masing keluarga ya. Jadi tidak perlu heran atau merasa sesuatu jika Anda dan si A biaya hidupnya berbeda jauh atau gaya hidupnya sangat tidak setara. Sekali lagi kita tidak boleh berkiblat dari kebutuhan atau pengeluaran oranglain.

  • Zakat, sedekah, atau infak 5%
  • Cicilan hutang 30% : Jadi Anda jangan berhutang yang melebihi dari 30% dari gaji atau penghasilan keluarga. Jika melebihi ini maka akan terjadi anggaran keuangan yang error.
  • Dana darurat  10%
  • Biaya hidup 30%
  • Investasi 15%
  • Gaya hidup 10%
Setelah mengikuti workshop yang pertama saya mulai meminimaliskan gaya hidup, dan memasukan alokasi gaya hidup ke dana darurat. Insaallah, semua orang bisa, asalkan mengingat selalu perbedaan kebutuhan dan keinginan. Seperti yang dikatakan Prita Ghozi, gaya hidup sesungguhnya imbas dari keinginan 'pamer'.

Meraih Mimpi


Aih, apa mimpimu, kawan? Mimpi terbesar saya bisa pergi haji atau umroh bersama keluarga, dan melakukan perjalanan ke Tibet. Harusnya begitu memiliki sebuah impian ada langkah-langkah yang kita lakukan agar mimpi tersebut terwujud, tapi kebanyakan (termasuk saya) mimpi  sulit terwujud karena kita berpaling. Berpaling dalam arti tergoda hal-hal lain, sehinga dana yang seharusnya sudah terkumpul untuk mewujudkan mimpi tersebut menguap ke mana-mana.

Untuk itu Prita Ghozi memberikan solusi agar mimpi kita terwujud dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Set Goal, tentukan tujuan mimpi kita dengan jelas (catat), misal pergi haji.
  2. Make Plan, buat perencanaan agar mimpi tersebut bisa terwujud, seperti menabung spesial pergi haji.
  3. Get To Work, mulai bekerja keras untuk mewujudkan mimpi itu, bisa jadi di luar pekerjaan tetap bisa mengambil bisnis lain.
  4. Stick To It, tetap fokus dengan set goal kita walau apapun yang merintangi. Jika ditengah jalan tergoda hal lain, mungkin melihat promo traveling ke Singapura murah, lalu Anda menggunakan dana simpanan pergi haji dan berpikir nanti menabung lagi. Hal seperti ini bisa merusak make plan yang sudah Anda buat.
  5. Reach Goal, setelah melampui langkah-langkah di atas dengan sukses maka waktunya Anda mencapai set goal. Kadang, bukan perjalanan yang mudah memang, tetapi akan menghasilkan goal yang menggembirakan.
Untuk mengatur keuangan tersebut memang dibutuhkan beberapa rekening agar memisahkan dana dengan mudah, sebab jika tersimpan dalam satu rekening sudah pasti akan rancu. Tentu hal ini membutuhkan ketegasan kita masing-masing untuk menggunakan masing-masing rekening sesuai aturan yang sudah kita buat.

Anggaran Bulanan Dan Musiman

Pada langkah ini Prita Ghozi bertanya, apakah kita memiliki hobby yang harus mengeluarkan dana? Contoh, ada seseorang yang memiliki hobby koleksi hijab dan pasti setiap bulan akan membeli hijab, terutama jika ada motif atau model terbaru. Untuk hobbi ini sebaiknya jangan menggunakan gaji bulanan, tetapi dari bonus-bonus yang kita hasilkan. Kalau saya yang kebetulan punya hobby beli sepatu, biasa beli dari uang ngeblog setelah dikurangi kebutuhan ini-itu, kalau hasilnya kecil? Ya, nahan diri nunggu BIG SALE biar dapat harga diskon 70%, hehehe.

Atau anggaran yang sifatnya musiman, seperti qurban. Ini anggaran dikeluarkan setiap tahun hanya sekali, tetapi tetap membutuhkan dana untuk berqurban. Untuk itu sebaiknya ketika kita menerima dana lebih dari bonus tahunan atau bonus lain, sisihkan untuk anggaran musiman ini. Jangan tetiba ngeluarin duit saat butuh mau qurban, bisa jebol gaji kita atau malah tidak jadi qurban gara-gara dana tidak ada. Sebab, masih banyak yang mengunakan THR atau bonus tahunan justru buat hambur-hamburan saat itu juga, hehehe.

Pokoknya gunakanlah prinsip ini agar tidak tersesat di tengah jalan: BIASAIN TABUNG DULU, BARU BELI KEMUDIAN. BUKAN BELI DULU, CICIL KEMUDIAN. Tapi memang sih, kredit itu sudah seperti budaya. Boleh-boleh saja kredit, tetapi harus kredit cerdas ya, seperti kredit motor yang digunakan untuk bekerja, kredit sesuatu yang nilai bayarnya lebih pendek dari nilai barangnya, seperti kredit motor. Biar kredit sudah lunas, bendanya masih ada dalam jangka waktu yang panjang.

Untuk lebih afdol lagi Prita Ghozi menyarankan untuk membuat checklist bulan yang sesuai dengan kebutuhan :

  • Buat rencana pengeluaran perbulan
  • Terima gaji
  • Membagi uang sesuai dengan pos rekening, biar keluar masuknya sesuai dengan kebutuhan
  • Bayar cicilan
  • Bayar tagihan-tagihan bulanan, seperti listrik, bayaran SPP sekolah, dll
  • Transfer otomatis ke rekening investasi
  • Transfer otomatis ke rekening dana darurat
  • Ambil uang tunai perminggu di ATM
  • Mengisi uang elektrik
  • Hiburan-hiburan


Dengan list ini kita bisa menentukanm mana yang tidak prioritas, dan bisa diminimalkan budgetnya. Kalau saya pribadi bisa meminimalkan untuk biaya hiburan-hiburan, bayar cicilan diminimalkan dengan benar-benar ambil kredit yang butuh saja. Uang dikemanain kalau itu diminimalkan? Ya, masukin ke dana darurat. Jangan lupa punya minimal tiga rekening untuk mempos-poskan dana tersebut. 

Gimana? Sudah dapat pencerahan untuk mengelola keuangan di rumah? Semoga sudah ya, sedikit-sedikit belajar menjadi ahli keuangan dalam rumah tangga ya, hehehe. Moga di workshop berikutnya saya bisa ikut lagi sehingga sharing kita berlanjut sampai tuntas.

Alhamdullilah, bisa ikut terus Visa Financial Literacy Series

53 comments:

  1. Wah makasih sharingnya mbak aku nih masih berantakan bgt kalo masalah duit

    ReplyDelete
  2. Suka banget deh kao bisa ikut workshop yg kaya gini sangat bermanfaat aplg sola financial ilmunya langsung terserap hehehe...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tosss, ah
      Sebagai ibu-ibu butuh banget info ini ya

      Delete
  3. acaranya seru banget kayaknya,,,bisa menginspirasi ibu2 untuk lebih bijak..
    mantap...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terutama masalah keuangan keluarga nih, penting banget ya

      Delete
  4. Penting banget pengelolaan keuangan keluarga ya mba. Senangnya bisa datang ke acara seperti ini. Makasih informasinya ya

    ReplyDelete
  5. Jujurnya aku jg blm lama bisa memanage keuangan keluarga mba.. Tdnya morat marit krn aku super boros, sialnya suami jg sama :D. Yg bikin sebel, kita berdua kerja di bank, yg hrsnya bisa lbh bgs soal ngatur keuangan. Akhirnya komunikasi, dan mulai deh diatur. Aku gunain fasilitas buka rekening berbeda tp dalam 1 nama utk post2 keuangan. Ada rek traveling, rekening keperluan bulanan, investasi, emergency, dan bbrp rekening mata uang asing utk tabungan. Kalo ga gini, bakal susah ngaturnya mba. Aku sengaja utk tabungan hrs dlm mata uang asing, supaya ga tergoda utk ditarik. Krn mikir rate exchangenya yg msh blm profit kan :p. Pasti mikir banget kalo mau narik jadinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, mba Fanny.. idenya bagus juga save dalam mata uang asing

      Delete
  6. Alhamdulillah kondisi keuangan terkendali karena selalu mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan. Menahan diri dari keinginan beli2 barang yg belum butuh.

    ReplyDelete
  7. Wow iyooo jgn utang gedhe2 ntr error serumah hehe TFS infonyaaaa, makin ngencengin ikat pinggan neehhh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ibgat cicipan atau utang tidak boleh lebih dari 30% penghasilan

      Delete
  8. Sangat bagus infonya, kapan ada workshop yang terbuka untuk umum?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Moga segera ya,kalau ga pantau IG Ibu Berbagi Bijak

      Delete
  9. Kadang masih tergoda beli sepatu lagi dan lagi padahal rak sepatu di rumah penuuuh. Needs vs wants ini nih yang Perlu dikendalikan

    ReplyDelete
  10. Info ini bermanfaat banget buat emak kayak saya yang masih susah nahan godaan sale dan diskon yang bertebaran huhu..

    ReplyDelete
  11. Ibu rumah tangga harus bijak mengelola keuangan ya. Wah aku sendiri harus mulai berbenah nih, biar keuangan nggak amburadul :)

    ReplyDelete
  12. suka kalimat biasain tabung dulu bau beli kemudian, bukan beli dulu cicil kemudiaan :D
    aku dari SD udah dibiasain hemat sih, SMP sampe kuliah pun selalu ngebiasain nabung, dan ngga begitu boros utk soal jajan, dan sekarang sudah kerja alhamdulillah penghasilan yang ditabung lebih besar dari yang dikeluarkan... karena nyadar diri biaya nikahan mahal wkwkw XD
    sekarang pun kalo mau beli apa-apa mikir dulu mateng2 baru dibeli hihi
    sukaaa postingannya mbaak :D

    ReplyDelete
  13. Akibat baca artikel #ibubijak ini aku lagi mikir mau buku tabungan satu lagi. Sekarang ini aku cuma punya 1 tabungan yang merangkum semuanya, ngelola kebutuhan 2 rumah tangga, cicilan, plus hasil blog yang niatnya mau ditabung buat liburan. Akhirnya ya sering kepake-pake deh.
    Mari meluncur buka rekening baru ah....

    ReplyDelete
  14. Sebagai manager rumah tangga ilmu managemen keuangan ini memang penting sekali. Jangan sampai besar pasak daripada tiang :)

    ReplyDelete
  15. emang ya mak kalau ngikutin gaya hidup mah, ga bakalan ada cukupnya. tfs mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kareba gaya hidup up to date gada kelar-kelarnya, menguras uang wkwkwk

      Delete
  16. Penting banget ya mbak jadi ibu bijak, buat masa depan keluarga memang harus bijak apalagi soal keuangan. Nice infonya mbak

    ReplyDelete
  17. betul ya, ibu itu kayak menteri keuangan dan ekonomi

    ReplyDelete
  18. Saya kurang komit eung... Paham tp pas praktik beda deui hehe...

    ReplyDelete
  19. Makasih banget sharingnya ya mba...bermanfaat banget nech lagi menata ulang APBRT biar selalu stabil..

    ReplyDelete
  20. Aku selalu inget kata2 mbak prita " kalau mau traveling jngan berhutang ya " mangkanya saya selalu bikin anggaran khusus mak. Wah happy ya bisa belajar langsung soal keuangan keluarga dr ahlinya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdullilah dikasih kesempatan imut workshopnya

      Delete
  21. Senang banget bisa ikut acara seperti ini ya Mbak Eni.
    Mengelola keuangan rumah tangga memang perlu belajar seumur hidup😁

    ReplyDelete
  22. Ngomongin duit buat emak-emak itu emang ribet. Pos-pos pengeluaran banyak. Pemasukan cuma satu. Bener nih tipsnya nabung dulu baru belanja. Aku juga kalau masih ada uang ditangan rasanya mau dibelanjakan semua. Hahahaha

    ReplyDelete
  23. Harus rajin dan konsisten catat pemasukan pengeluaran. Alhamdulillah sejak ikut workshop ini jadi makin rajin ngatur keuangan.

    ReplyDelete
  24. Duh, saya nih kurang rapih ngatur keuangan rt. Harus lbh disiplin nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Moga dengan baca ini jadi terwujud disiplinnya ya, mak. Aku pun gitu

      Delete
  25. Bener banget yaa..kalau gak bijak. Sebanyak apapun gajinya, ya pasti habis aja :D

    ReplyDelete
  26. Management keuangan memang sering kontras sih antara harapan dan kenyataan. Intinya harus lebih bijak dan disiplin.
    Mantap nih infonya. Thanks a lot.

    ReplyDelete
  27. Sebisa mungkin, aku menghindari kredit mbak. Takut efek ke depannya soalnya.. ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin...moga selalu dilancarkan ya, mak segala urusannya

      Delete