Taman Pandang Istana : Taman Cerdas

by - August 02, 2016


Bekerja Sambil Piknik


Wah, subjudul di atas asyik ya. Begitulah, ketika saya beruntung mendapat kesempatan meliput peresmian Taman Pandang Istana atas undangan Blogger Perempuan. Buat pembaca blog yang suka intip-intip tulisan saya tentang piknik, terutama saya menulis tempat piknik yang murah tapi educatif ya. Nah, kali ini kembali saya tulis hal serupa. Pokoknya tempat ini kelak setelah kalian baca-pasti tertarik lah untuk berkunjung bersama pasangan atau anak-anak.

Hari Sabtu/tanggal 30 Juli 2016, dipenghujung Juli ini sebuah taman yang terletak di Simpang Monas Barat Laut yang dulu bernama Taman Aspirasi, konon centernya para demostran yang menyampaikan tuntutannya sehingga membuat suasana ramai, macet padahal area tersebut termasuk area penting buat bangsa Indonesia karena hanya berjarak 100 meter dari istana presiden, dirubah menjadi Taman Pandang Istana oleh Presiden Jokowi dan akan diresmikan oleh Gubenur DKI Jakarta yang biasa dipanggil Pak Ahok.

Saya meliput peresmian itu sendiri? Gak dong, selain bersama team Blogger Perempuan, saya juga mengajak suami dan anak-anak:Lintang-Pijar-Pendar, makanya saya bilang bekerja sambil piknik. Kami naik busway dari rumah menuju Taman Pandang Istana.


Taman Pandang Istana: Taman Cerdas

Sampai di Taman Pandang Istana saya dan pasukan (suami dan anak-anak, terutama sih anak-anak) tercengang dengan suasana Taman Pandang Istana. Suasana sudah ramai: para blogger yang sibuk dengan ponselnya, entah  buat jeprat-jepret-ngetwit, dll. Para awak media lainnya, para pengunjung, peserta yang ikut memeriahkan acara tumpah jadi satu menyuguhkan pemandangan yang amazing.

Kenapa saya sebut amazing?


Taman yang lebih mirip galeri ini menyuguhkan hasil karya anak bangsa seperti RAJUTKEJUT yang membuat taman sejenak seperti berbunga rajutan, lukisan di lampion, lukisan mural dengan warna mencolok. Disain bangunan yang mengisi Taman Pandang Istana, sampai lantai taman yang tidak biasa karena menampakkan kata-kata indah dari beberapa tokoh dalam  media stainless steel.

Cerdas! Itu yang saya tangkap, begitu datang melihat bentuk disain bangku taman yang bebentuk hurup dan jika disambungkan akan terbaca: BERBEDA TAPI SATU, patung, kutipan tokoh indonesia di lantai, semua itu merupakan tipografis 3 dimensi hasil karya seniman Yasser Rizky.

Bangku-Lukisan Mural
Patung Ragam memiliki filosofi keragaman yang perspektif bukanlah cela dan sumber angkara, tetapi mata batin yang lebih kreatif dan bijak dalam menentukan sikap dan langkah
Lantai Taman Pandang Istana dengan stainless steel yang memuat tulisan kata-kata
Memang taman yang dibangun atas gagasan dari Dinas Prov DKI Jakarta berkolaborasi dengan CARAS (suatu organisasi yang bergerak di bidang seni), pantas lah taman Pandang Istana terlihat cerdas. Bangunan yang ada di dalam taman tidak biasa, tidak sekedar bangku bisa buat duduk, lantai bisa dipinjak, pantung yang sekedar berbentuk. Dan, Holcim Indonesia.  Ikut mendukung dalam menyediakan materi dalam pembangunan taman yang ramah terhadap lingkungan.

Istana Presiden terlihat dari Taman Pandang Istana
Lalu mengapa disebut Taman Pandang Istana ya? Karena jika kita duduk atau berada di Taman Pandang Istana, sejauh mata memandang ke arah istana negara berdiri dengan indahnya...akan terlihat, seakan gedung putih itu bercerita tentang orang-orang besar yang pernah berada di sana

Dukungan Holcim Dalam Pembangunan Taman Pandang Istana

Mengapa Holcim memberikan dukungan dalam pembangunan taman ini? Karena Holcim sebagai pelaku bisnis di sektor bahan bangunan  dan kontruksi memiliki komitment untuk membangun bersama, dan taman ini dilandasi oleh semangat kolaborasi, semangat kreatifitas dan ekspresi positif yang semakin menyakinkan Holcim untuk terlibat.

“Dengan konsep keberagaman, Taman Pandang Istana menjadi ruang terbuka hijau  baru bagi masyarakat untuk memunculkan ragam kreativitas,” ujar Marcelo Castro, selaku Aggregate & Contruction Materials Direktor Holcim Indonesia. Sebab, Holcim sendiri mendukung pembangunan modern yang juga ramah lingkungan.

Ramah Lingkungan?

Lantai Taman Pandang Istana yang menyerap air
Iya loh, material Holcim itu ramah lingkungan. Di Taman Pandang Istana Holcim memberikan dukungan material yang sampai membuat saya menyebut Taman Pandang Istana- Taman Holcim:

ThruCrete (beton berpori untuk resapan air yang baik) yang memberi keuntungan:
  • Mengontrol limpasan air hujan dan polusi
  • Jumlah area fasilitas parkir meningkat karena menghilangkan kebutuhan untuk daerah retensi air.
  • Menghilangkan atau mengurangi ukuran storm water
  • Memungkinkan udara dan air untuk mencapai akar pohon
  • Mengurangi hydroplanning pada permukaan jalan dan jalan raya
  • Mengurangi silau pada permukaan jalan terutama ketika basah pada malam hari
  • Mengurangi interaksi kebisingan antara ban dan aspal
EzyFloCrete (beton dengan kemampuan mengisi ruang yang efektif), yang memiliki kelebihan:
  • Mengurangi alat bantu dan jumlah tenaga kerja. Proses pengecoran dapat berlangsung tanpa perlu tenaga kerja terampil banyak.
  • Dapat diaplikasikan pada penulangan yang rapat dengan lebih cepat, tanpa mengurangi kualitas
  • Mengurangi tingkat kebisingan proyek karena EzyFloCrete tidak membutuhkan vibrator untuk pemadatan.
  • Jaminan kualitas akhir bebas keropos (honeycomb)
Holcim Mortar, memiliki beberapa kelebihan:
  • Terbuat dari bahan terpilih dengan daya rekat lebih unggul
  • Praktis, cukup tambahkan air, bisa langsung diaplikasikan
  • Waktu kering yang cukup untuk perataan dan perapihan
  • Untuk Holcim pasangan, spesi adukan lebih sedikit dengan daya rekat lebih kuat
  • Untuk Holcim Plesteran, adukan lebih ringan, waktu kering yang cukup, untuk daya sebar lebih halus dan lebih luas
  • Untuk Holcim Acian, dengan adukan lebih halus untuk tarikan yang lebih ringan dan warna lebih terang (untuk langsung diaplikasikan pengecatan)
Jumlah volume dari masing-masing produk yang terpasang di Taman Pandang Istana:
  • ThruCrete: 68 m3
  •  EzyfloCrete 8 m3
  •  Holcim mortar acian 47 bag
  •  Holcim mortar pasangan 160 bag
  •  Holcim mortar plesteran 175 bag
Sekilas tentang PT Holcim Indonesia Tbk

PT Holcim Indonesia Tbk (Holcim Indonesia) adalah sebuah perusahaan publik Indonesia dimana mayoritas sahamnya (80,65%) dimiliki dan dikelola oleh LafargeHolcim Group, yang berbasis di Swiss, produsen semen terbesar di dunia dengan total lebih dari 115,000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 90 negara di seluruh benua.

Sebagai salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia, PT Holcim Indonesia Tbk menjalankan usaha yang terintegrasi terdiri dari semen, beton siap pakai, dan produksi agregat. Perusahaan mengoperasikan empat pabrik semen masing-masing di Narogong, Jawa Barat, Cilacap, Jawa Tengah, Tuban di Jawa Timur dan Lhoknga, Aceh dengan total kapasitas gabungan per tahun 15 juta ton semen, dan mempekerjakan lebih dari 2,500 orang. PT Holcim Indonesia Tbk saat ini mengoperasikan jaringan penyedia bahan bangunan terbesar di dalam negeri, yang mencakup distributor khusus, toko bangunan, ahli bangunan binaan Holcim dan solusi-solusi bernilai tambah lainnya.

Taman Pandang Istana Diresmikan Gubenur DKI Jakarta

Akhirnya acara peresmian pun dibukan oleh MC Ari Daging, menampilkan paduan suara anak-anak SD Kembang. Namun karena macet Pak Ahok datang pukul 16.30 wib dengan berjalan kaki dari kantornya di Balai Kota, tanpa pengawalan yang ketat sehingga banyak pengunjung, blogger atau pun awak media yang merangsek berusaha untuk memfoto maupun mengajak foto bareng Sayang, saya sudah berhasil disampingnya eh fotonya macet, nasib hahaha.

Ahok meresmikan Taman Pandang Istana dengan mengatakan tujuan Taman Pandang Istana, yang terinspirasi dari para demostran yang sering melakukan orasi di depan Istana Presiden dan menjadikan Taman Aspirasi sebagai center. Semoga dengan adanya taman yang sekarang ini bukan lagi dijadikan tempat huru-hara tapi sebagai tempat diskusi yang menyenangkan sambil menikmati hasil karya seni.

Pak Ahok juga mengatakan tentang rencananya ke depan untuk membangun taman lebih banyak lagi di beberapa wilayah Jakarta, agar masyarakat tidak kehilangan tempat bersantai atau piknik, tempat bermain, berkreatifitas. Diharapkan juga Holcim bisa terus mendukung rencana tersebut.


Selesai menyampaikan sambutannya, Taman Pandang Istana diresmikan bersamaan Pak Ahok menandatangi Prastati ‘Meluaskan Persepsi, Untuk Menuai Inspirasi’, lalu beliau berkeliling melihat-lihat dan memberi komentar pada hasil karya seni yang ikut meramaikan acara tersebut. Para awak media berebut untuk mengambil foto dan mewawancarainya, sementara saya sambil memfoto object yang lain-menikmati suguhan tarian  dari kelompok penari Indonesia Dance Festival (IIDF).


Penari Indonesia Dance Festival (IIDF)

Pijar dan Robot Holcim
Hadir juga robot Holcim yang membuat tidak anak-anak saja yang heboh, tapi juga orangtua-blogger dan media loh. Ada anak yang berani-ada yang menangis ketakutan, Pijar termasuk anak yang berani untuk langsung foto bersama robot. Sementara saya? Hahaha..norak banget sesaat, sempat agak nervous dengan si robot yang miriip banget robot beneran. Besar dan serem. Sama deh kayak Pendar yang ikutan takut.

Menikmati Suasana Taman Pandang Istana Di Malam Hari





Hari pun beranjak senja menuju malam, lampion yang tadi dicantelkan anak-anak, tentu saja dengan bantuan digendong orang dewasa, prosesi yang dilakukan saat Pak Ahok selesai meresmikan Taman Pandang Istana, mulai dinyalakan.

Suasana menjadi redup namun fullcolour, romansa, terlebih ketika duet Ari-Reda mengisi malam sebagai puncak acara sebelum ditutup. Membawakan lagu-lagu sendu, salah satunya lagu dari puisi mahakarya Sapardi Djoko Damono: Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikan abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan menjadikannya tiada

Selesai membawakan beberapa lagi, acara pun usai. Pengunjung masih banyak yang bertahan di sana menikmati keindahan Taman Pandang Istana dan suguhan lagu-lagu Ruru Radio, dari kejauhan terlihat monumen Monas menghojah ke langit dengan cahaya keemasan, tidak jauh istana presiden pun terlihat indah-bercahaya putih diantara kegelapan malam.

Monas dari Taman Pandang Istana Tidak Jauh
Saya dan pasukan pun memutuskan pulang menuju shelter busway, berjalan sambil bercerita tentang Taman Pandang Istana dan anak-anak meminta kapan-kapan kesana lagi. Mereka selain ingin ke Taman Pandang Istana juga ingin ke Monas dan Museum Nasional. Ya, tempat-tempat yang diinginkan anak saya itu jaraknya tidak jauh dari Taman Pandang Istana.

Taman Pandang Istana menurut saya, lokasinya sangat strategis, mudah dijangkau dengan busway dan tepat di pinggir jalan. Jika kita berdiri di halaman gedung RRI akan terlihat dengan jelas taman tersebut. Harapan saya, semoga Taman Pandang Istana tetap terjaga dengan baik, kebersihannya, asetnya, sehingga benar-benar menjadi taman cerdas yang mencerminkan kecerdasan bangsa Indonesia.


Team Blogger Perempuan usai meliput Peresmian Taman Pandang Istana




You May Also Like

11 komentar

  1. Yah nyesel pulang dulu kalo ternyata malemnya ada musikalisasi puisi... kece ya mak tamannya...

    ReplyDelete
  2. Andiyani: pulang jam 8 malam hahahaha, tadinya pengen lanjut ke wisata malam museum Fatahilla tapi Ayahnya sudah ngasih intruksi pulang

    ReplyDelete
  3. Mirna Kei Rahardjo: cocok nih buat Mirna yang masih belum berbuntut, romantissss deh

    ReplyDelete
  4. lay out foto dan tulisannya keren, Mba :)

    ReplyDelete
  5. asyik donk...... .. kerja
    .tapi bisa jalan2..

    ReplyDelete
  6. Wuaaah kreasinya cantik-cantik banget, keren!
    Tempatnya juga asyik nih keliatannya, pengin ke sana :)

    ReplyDelete
  7. Serunya yang bekerja sambil jalan dan piknik, represhing ya Maak..

    Ikot atulaah!! aku butuh piknik eeaa

    ReplyDelete
  8. Tamannya kereeen... suka sama lampionnya

    ReplyDelete
  9. Wuawww, pengen ajak Juna ke sana, bagus dan bener2 mengedukasiiii

    ReplyDelete
  10. Saya blum ksana nih mba eni.. jadi mau

    ReplyDelete
  11. Pernah lewat aja tapi belum mampir. Bagus ya

    ReplyDelete