Wanita dan Berkendara

by - November 14, 2016

Mb Citra says:Ibu-ibu yang naik motor dengan membawa anak kecil di depan, dalam bahasa safety riding disebut 'pembunuhan berencana' karena BAHAYANYA
#ngopicantikqueenrides


Tulisan itu saya share ke sosmed, yaitu IG dan facebook saat pertama kali mengikuti acara Queen Rides #ngopicantikqueenrides, 19 Maret 2016. Apa tanggapan teman-teman di sosmed, terutama sudah pasti kaum ibu ya...GEGER! Mereka antara sedih, marah, tersinggung, tak berdaya, dan mengeluarkan bermacam-macam pembelaan yang subyektifas. Status menjadi panjang dan memiliki unsur anti mainstream, mungkin secara tidak langsung mereka ingin melumat saya.

Tetapi tentu saja saya hanya menjawab pendek: Saya pun tidak ingin mengatakan seperti itu, tetapi ini kenyataan yang ada dan yang mengatakan bukan saya, tetapi seseorang yang berkompeten untuk mengatakan seperti itu.

Tetapi benarkah pernyataan di atas?


Lepas dari benar secara kenyataan, tidak benar secara pembelaan kaum ibu. Ya, iyalah masa kita membonceng anak berniat membunuhnya, tetapi resiko kecelakaan yang sebenarnya kita ketahui itu dan kita tetap melakukannya dengan dalil apapun, seperti: pelan-pelan kok, dekat kok, gak jauh-jauh naik motornya, sudah saya pakein jaket-topi-ikat kuat dengan selendang, dan lain sebagainya. Tetap memiliki resiko yang sebaiknya kita hindari, dan itu tidak kita hindari...  jadi disebut pembunuhan secara berencana.

Duh, jleb banget ya! Saya pun merasa demikian, dan memang di Indonesia mayoritas antar jemput anak sekolah di lakukan para ibu. Sehingga mau tidak mau wanita harus bisa naik motor, dikondisikan demikian. Sayangnya, wanita hanya dituntut bisa naik motor, namun tidak dibekali kemampuan berkendara dengan baik.  Apa yang terjadi?


Baru  bisa sedikit (rem-gas-belok) sudah langsung terjun ke jalan raya, terjadilah kekacauan, seperti lampu sen kanan, jadinya belok kiri dan sebaliknya. Hal yang juga pernah saya alami ini (malu) karena apa? Faktor grogi, salah pencet, sok pede main feeling. Akibatnya? Ya, saya sendiri pernah jadi korban wanita pakai sen kiri, belok kanan. Ternyata efeknya menyeramkan! Bayangkan, saat saya melaju dan melihat sen motor di depan belok kiri, saya santai dong terus melaju. Tetapi....Untung! Saya tidak ngebut, rem sigap ditangan kiri-kanan, kalau tidak bisa tabrakan. Karena motor itu belok kanan disaat saya terus melaju.

Protes? Duh, entah kenapa the power of emak-emak ini kuat banget. Saya pernah protes dan malah disemprot bla-bla-bla. Ampun DJ! Gue juga emak-emak kali, dan jantung mau copot nyaris tabrakan hanya karena lampu sen, this is real!

Sejak itu sen benar-benar saya perhatikan, meski saya pergi hanya di seputar lokasi rumah (trauma mau ke jalan besar hahaha), sebab keteledoran satu orang bisa membunuh atau mencelakai banyak orang. Wanita harus tahu benar itu, karena dalam tiga tahun terakhir jumlah pengendara perempuan (motor dan mobil) meningkat 42% dan angka kecelakaan yang melibatkan wanita bermotor tercatat meningkat 49.5% (data Korlantas 2014). Bisa dibaca kalau angka pertumbuhan kecelakaan melaju lebih cepat dibandig angka pertumbuhan pengendara, catet!


Tetapi, karena angka kecelakaan yang melibatkan wanita bermotor meningkat, otomatis wanita harus menyadari pentingnya berkendara motor yang aman. Terlebih saat ini wanita berkendara tidak sekedar mengantar anak sekolah, tetapi juga mencari nafkah atau bekerja di luar dengan berkendara sendiri untuk menghemat bea transport dan waktu. Uniknya, bukan hanya tidak menggunakan perangkat yang aman, banyak wanita naik motor dengan sepatu high heels, tanpa jaket, rok panjang menjuntai, dan lainnya yang tentu saja riskan. Bahkan tahun 2000an, sahabat saya kecelakaan motor karena ujung rok yang mencapai mata kaki masuk jeruji motor.




Meskipun ditangani sejumlah kementerian dan kepolisian, kondisi road safety tersebut luput ditangkap publik secara luas sebagai isu yang krusial.  Dan #Womenridesafe adalah movement yang diinisiasi oleh Queenrides start up social enterprise berbasis tehnologi, yang  berbentuk platform online dan offline untuk perempuan pertama di dunia yang dibangun dengan tujuan memperdatakan perempuan agar sadar pentingnya berkendara aman. Selain  aman dari kecelakaan lalulintas, juga aman dari kejahatan. Karena selain terlibat kecelakaan, perempuan juga sasaran empuk kejahatan di jalan raya. Padahal banyak wanita pekerja terpaksa harus pulang malam.


Terhitung dari bulan Januari 2016 hingga hari ini (awal November), dengan pengelolaan bisnis yang professional dan tanpa donasi, Queenrides sudah memiliki lebih dari 200 ribu komunitas online dan offline tersebar di seluruh Indonesia. Queenrides juga sudah mengadakan 15 kali aktifitas offline mengedukasi sekitar 1000 perempuan. Dari yang semula hanya lingkup kecil, Queenrides terus bergerak menjangkau lebih banyak perempuan dengan mengadakan edukasi Office to Office bahkan Mall to Mall.

Sebagai wanita saya juga gak ikhlas deh lihat meme-meme wanita pengendara. Tetapi, memang untuk keluar dari zona meme seperti itu, kita wanita harus cerdas berkendara. Tidak sekedar bisa menghidupkan dan menjalankan motor. Queenrides memahami itu.

Jika Anda mau lebih mengenal Queenrides, bisa gabung di:
Instagram: @queen_rides
Twitter    :  @queenrides




You May Also Like

14 komentar

  1. Hehehe. Aku juga termasuk yang tertohok dah. Boncengin anak di depan & belakang.

    ReplyDelete
  2. Lampu sen kanan ternyata belok kiri, bener banget ini. Bahkan ada meme penguasa jalanan itu: orang touring dan emak-emak. Kalau emak-emak lagi touring, udah deh jalanan dikuasai sendiri, hahah *padahal aku yo emak-emak

    ReplyDelete
  3. Acara yang bagus banget, Mbak.
    Dan, ya benar, saat ini perempuan banyak yang mengendarai motor sendiri (salah satunya diriku). Dan keselamatan tetap nomor satu, salah satunya pakai helm, meski agak ribet kalau pakai helm. hihihi

    ReplyDelete
  4. Awal mula belajar motor saya langsung dikenalin berbagai macam ttg safety riding. Pas di jalan berasa banget kalo emak2 paling banyak bikin hati dag dig dug. Banyak yg ga make helm dg membiarkan jilbabnya menjuntai. Bahkan tadi pagi ada emak2 yg nekat naek motor dg jilbab cadar nyerempet jalanan. Ngeri banget liatnya.

    Pas belok, dlm safety riding diharuskan utk belok tipis alias jangan lebar2 ngambil beloknya. Kalo emak2 kan kebalikannya. Rata2 cuek aja belok lebar tanpa peduli belakangnya lagi kenceng apa ngga.

    Dan yg paling nyesek, saya kmrn diklakson sama2 bermmotor tanpa helm dg jilbab menjuntai yg ngeboncengin anaknya. Padahal posisi saya sudah sangat dipinggir dan lagi ambil ancang2 untuk parkir. duh emak2 ....Saya emak2 juga loh :(

    ReplyDelete
  5. Benar sekali ya, Mbak, kuncinya "cerdas berkendara"

    ReplyDelete
  6. Tetep hati hati aja buat kita perempuan yang harus bawa motor dengan anak. Helm jangan lupa ;)

    ReplyDelete
  7. kata pak suami, di jalanan itu cuma ada 2 hal :

    ditabrak atau nabrak

    yang ngerih2 sedap klo ditabrak ato serempet sama orang lain

    emak2 kudu paham soal safety riding, pentiiiiing

    ReplyDelete
  8. Padahal nggak semua emak-emak kayak begitu ya mba, tapi memang edukasi lebih intens perlu banget, bagus deh gerakan queenrides ini

    ReplyDelete
  9. Leyla Hana Menulis: Ayo, hati-hati mba Ela, meski bukan di jalan besar juga tetap waspadalah

    ReplyDelete
  10. Helenamantra:makanya kita harus cerdas berkendara yo mak. Biar gada meme-meme yang melecehkan harkat dan martabat wanita (khususnya emak--emak)

    ReplyDelete
  11. Eri Udiyawati: kalau aku suka pusing pakai helm, mak. mungkin karena gonta-ganti helm belum dapat yang kil di kepala kali ya? tetapi karena sudah terbiasa pakai ya tetep pakai meski pusing. Serem gitu kalau ga pake, biar pergi deket

    ReplyDelete
  12. syamhais:Wah, aku sebagai emak-emak pernah belok lebar nih *catet, berbahaya ya

    ReplyDelete
  13. Hi mba Eni...artikel yang bagus...gapapa bnyk yang protes yg penting niatnya baik..aku termasuk bawel kalau anak maunya didepan.harus dibelakang titik dan ga boleh diikat ke badan..mencontoh dari aturan pengendara di luar negeri. Gampang saja, negera maju tentunya lebih maju juga perilaku mengemudinya bukan..semoga sukses gerakan ini...

    ReplyDelete