Mengapa Nulis Dan Ngeblog Dapat Berjalan Lancar?

by - December 04, 2016




Saya menyukai dunia kepenulisan sejak kecil, berawal dari hobby membaca, menulis dan bermimpi menjadi penulis. Dulu sih, namanya pengarang karena di sekolah terdapat pelajaran Bahasa Indonesia mengarang. Jadi kalau ditanya siapa pun tentang cita-cita saya, maka saya akan menjawab dengan lantang: Jadi Pengarang.

Seiring waktu takdir membawa saya ke sana, ke dunia kepenulisan. Berawal dari ratusan tulisan yang ditolak media cetak, baik waktu saya kirim secara manual tahun 1990an. Jadi artikel saya tulis dengan tangan, lalu didkirim dengan jasa pos. Hingga saya ketik di komputer dan dikirim melalui email. Mungkin karena sudah cinta, ratusan surat penolakan itu seperti sebuah tantangan untuk terus saya lawan.

Tahun 2003 baru karya saya dibukukan menjadi sebuah novel, sebelumnya artikel-artikel saya sudah dimuat di media cetak. Tetapi menjadi buku ini seperti sebuah pencapaian tersendiri, karena di masa itu menembus penerbitan tidak mudah. Penerbitan tidak semeruyak saat ini, hubungan dengan pihak penerbit, terutama editor, tidak semudah sekarang. Sosial media saat ini nyaris memudahkan segalanya.

Jalan itu baru tercipta setelah ada keberanian untuk menempuhnya (Di Dermaga Miami

Paulo Coelho)


Kalimat tersebut rasanya menjadi pembenaran yang bisa kita wujudkan, tanpa keberanian untuk terus mengirim tulisan saya, bukan mustahil saat ini saya bukan siapa-siapa. Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa mewujudkan mimpinya karena rasa takut. Takut gagal, takut ditolak atau takut menerima penolakan ke dua, ke tiga, dan seterusnya.

Sampai tahun 2005 saya menikah, dan kemudian lahir anak-anak, dunia kepenulisan terus berlanjut. Jika dihitung novel saya sudah mencapai dua puluh lebih, salah satu sudah difilmkan olen Mplus tahun 2010 saat saya memiliki batita, Pijar. Jadi keberanian benar-benar menciptakan jalan, termasuk jalan mimpi yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Buku dan Ngeblog
Awal tahun 2016, saat memiliki bayi Pendar, saya memberanikan diri untuk menjadi blogger. Meski masih di dunia kepenulisan, tetapi dunia blogger yang sebenarnya masih sangat baru buat saya. Jika menulis membutuhkan kepiwaian menulis, maka  menjadi blogger membutuhkan banyak hal selain menulis.

Menulis di blog selain membuat konten atau isi tulisan yang berkwalitas, tidak sekedar cerita keseharian, keluh kesah, tetapi juga muatan yang banyak dicari orang. Juga dibutuhkan kwalitas gambar yang mendampingi tulisan, agar dilihat pembaca menarik, tidak monoton. Karena menurut saya pribadi, blog itu seperti majalah atau media yang dicari pembaca karena menarik dan mereka butuhkan infonya.

Karena hal ini saya sampai belajar secara bertahap mengolah foto, dari mengambil aplikasi di playstore yang hanya tinggal tempel-tempel sampai mencoba photoshop yang sedikit ngejelimet. Terasa beda banget deh, ibu-ibu yang sudah berisi aneka macam jadwal di kepalanya, lalu mencoba belajar sesuatu dari awal. Tetapi, ‘The Power Of Emak-Emak’ itu memang bisa mewujudkan segalanya, ya? Meski belum canggih, setidaknya layout foto-foto di blog mulai sedikit segar dilihat.

Awal belajar ngolah foto pakai aplikasi sederhana
Dan, dunia blogger tidak hanya sebatas menulis, memfoto. Saat ini blogger sudah seperti magnet yang menarik beberapa brand untuk memakai jasa blogger dalam mempromokan prodaknya. Blogger diundang ke sebuah even sedang meruyak, saya pun otomatis ketarik dalam even-even yang sering di adakan brand, dan lain-lain. Tentu saja ini sangat menyenangkan sekali, kita bisa banyak kenalan, ilmu, juga memperoleh penghasilan lebih.

Dalam sebuah even blogger
Ngeblog jadi semangat dong, tapi...ada tapinya ini. Tanpa didukung media yang canggih atau media yang mampu secara optimal mendukung kegiatan kita, terasa berat juga.  Media apa sih? Ya, misalnya smartphone yang multiguna. Menjalani beberapa kesibukan menjadi ibu, menulis, ngeblog, saya sudah gonta-ganti smartpohone. Bukan gaya atau pemborosan, tetapi karena hasil foto gak maksimal. Pengen beli DLSR belum kesampaian, hehehe.


Dalam sebuah even kan, bermacam-macam kondisi pencahayaan. Kadang di outdoor, kadang di dalam ruangan yang redup, temaran, terang sekali, dan lain-lain. Hasil foto bisa gelap, bisa pecah alias lebih terang sehingga hasilnya tidak sempurna atau tidak tajam. Belum lagi kalau acara memakan waktu seharian, saya butuh smartphone yang punya daya tahan baterai tinggi meski saya pakai nonstop (hahaha, egois). Habis sering kalau berada di even seharian, saya harus terus menempelkan smartphone ke power bank atau mencari saklar listrik, karena power bank juga sudah kehabisan daya.

Sebenarnya sih, gak cuma dipakai lama pada sebuah even. Di rumah juga smartphone sering dipinjam anak-anak, dan saat saya butuh tahu-tahu sudah mati atau lowbat parah. Berapa kali saya kehilangan job, karena telat jawab WA ataupun telepon tidak terjawab, huhuhu. Kira-kira empat bulan lalu saya beli smartphone dengan keunggulan hasil foto yang jernih, tetapi tetap ya, belum dapat yang memiliki baterai awet lama. Bayangkan, ke sebuah even yang butuh waktu seharian saya membawa: power bank dan juga charge. Ribet banget ya?

Beberapa temen blogger ada tuh yang kalau ketemu sering saya pinjemin power bank’nya, hahaha. Kalau pas bawa anak ke even blogger, gak jarang saya mintakan tolong cari lokasi ngechas yang aman (azas memanfaatkan anak banget). Atau pernah power bank lupa bawa, lokasi ngechas tidak ada, saya sampai minta tolong seseorang tidak dikenal untuk memesan ojek online. Parah!

Mana mudah hang atau lemot banget kalau  harus membuka beberapa aplikasi. Sering saya membuka beberapa aplikasi, seperti facebook, email, WA, draft naskah, broswing  secara bersamaan, dan.. gregetan karena jadi lemot atau mendadak hang. Kalau kata suami saya, kamu sih gak sabaran. Hahaha, bukan gak sabaran tetapi tuntutan hidup. Pada kondisi-kondisi tertentukan memang hal itu bisa terjadi dan tidak bisa dihindari.

Saya juga butuh smartphone yang bisa jadi gudang pekerjaan saya. Kok gudang sih? Iya, nyimpan berbagai draft dokumen, vidio, foto-foto, screenshoot, dan tetek bengek lainnya. Tapi sebelnya, smartphone yang pernah saya miliki (sampai yang terbaru ini) mudah full, sehingga kalau mau menyimpan lagi harus memilih mana yang saya hapus. Kalau lagi di sebuah even, kan ribet milih-milih mana yang bisa saya delete. Apalagi kalau foto yang berkesan, harus mikir panjang kali lebar (lebay).

Apa harus beli smartphone yang mahal ya (mikir keras)? Baru dikasih tahu temen, ada smartphone berbasis androit yang dikeluarkan Polytron, Prime 7S. Diluncurkan November 2016 kemarin sih, jadi saya juga baru tahu infonya. Baca spec Prime 7S keluaran Polytron ini, memiliki apa yang saya butuhkan pada smartphone.

Kalau di atas saya ngeluh soal smartphone yang hasil fotonya kurang tajam, baterainya kurang awet lama, mudah hang atau lemot jika membuka beberapa aplikasi, kurang bisa menyimpan banyak dokumen, dan lain-lain. Ih, banyak banget ya keluhan saya? Memang kalau kamu gimana? Ngalami juga seperti saya gak? Eh, kok jadi tanya.

Kembali ke topik ya, jadi Prime 7S itu baterainya cuma dichas 15 belas menit, bisa melakukan panggilan telepon selama 5 jam, waaaw! Cocok banget kalau di sebuah acara atau perjalanan, hanya dichas 15 menit bisa tahan selama itu. Juga memiliki RAM 3GB, possesor Helio P10 yang disokong CPU Octa-core dengan clock speed mencapai 2.0 Ghz, sehingga keluhan hang atau lemot saat semua aplikasi digunakan, teratasi. Memiliki tehnologi lensa kamera 16 mega pixel plus sensor PDAF dan ISOCELL serta dua tone flash. So, bikin foto tetap jernih meski minim cahaya. Kok tahu? Hasil baca , hahaha.


Juga dilengkapi memori internal 64 GB plus memori eksternal yang dapat membaca MicroSD hingga 128GB, jadi bisa buat gudang kita tuh. Jeprat-jepret, simpen ini itu, garap artikel langsung simpen, gak perlu mikirin mana yang  harus didelete. Wiih, bentuknya juga sesuai selera saya. Maklum, emak-emak sering kondangan, gaya dikit pakai clutch tapi tetep pengen bawa hape. Biasa buat narsis, hahahaha! Prime 7S dengan body yang ramping selain nyaman digenggam, plung... langsung masuk ke clutch loh.


Kelebihan lain, cari sendiri deh. Yang jelas melihat spec'nya, apa yang saya keluhkan bisa teratasi. Harganya juga gak bikin kantong kering, bisa lah dengan nabung hasil nulis dan ngeblog hahaha! Ngintip-ngintip, harganya tidak sampai empat juta rupiah. Pokoknya supaya kegiatan menulis dan ngeblog lancar, usahakan menggunakan media yang sangat mendukung untuk semua itu. Apalagi buat yang hobby ikut lomba, sekarang kwalitas foto juga diperhitungkan.


You May Also Like

13 komentar

  1. Pasti asyik banget nih smartphonenya. Aku pun ngeblog di hape biar cepet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena kita kerepotan juga ya, kalau ketergantungan di laptop karena mobile kemana-mana

      Delete
  2. Jadi blogger saat ini di tuntut untuk serba bisa yaa mba, penting banget punya gadget seperti polytron ini yaa..nice info mba..thanks..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya gitu, Nu, aku juga jadi pengen sih hahahah

      Delete
  3. baru tahu nih polytron ada produk hp..kudet banget saya..terimakasih ya mba sharingnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama, mba. aku juga baru tahu infonya ada hape Polytron dan bisa sekeren tu ya

      Delete
  4. Aku baru tahu bisa ngeblog pake HP mba, mungkin HP-ku kejadulan jadi ga bisa hahaha :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Blogger reportase butuh banget, ba, hape yang dukung buat ngeblog langsung ya. karena kalau ditunda-tunda sudah di rumah jadi gak beres-beres

      Delete
  5. Setujuu mbaak. . Blogger butuh ponsel pintar dgn spec tertentu utk mendukung aktivitas ngeblog. Apalagi yg kaya saya gini suka bikin draft blog kalau lg senggang 😁 thank you for sharing mbaak. . Hehehe salam kenal 😇

    ReplyDelete
  6. betul itu, sepakat mba ngeblog kudu didukung dengan fasilitas yang keren supaya hasilnya maksimal, karena bener kata mba foto perlu juga bagus dan menarik.. jadi ujung2nya mba, perlu ganti hape keren ni mb eni, wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rajin ngeblog..rajin ngeblog biar bisa beli Polytron, mbaaaa

      Delete
  7. iya bener mbak, blogger itu butuh banget smartphone yg bisa ngasilin poto yg bagus, ku lagi cari2, kbetulan baca artikel ini, bisa jadi referensi dech. :)

    ReplyDelete