Talkshow Bedah Buku Rainbow di V Radio

by - October 22, 2013

Rainbow by Eni Martini

Jangan lupa yah Mba Eni datang sebelum pukul 1 siang di V Radio lantai dua Gedung MNC, tgl 18 Oktober.

Begitu bunyi  SMS dari markom elexmedia, Mba Ika.
Jam 1 siang, hari sekolah, ini jadi kebimbangan tersendiri buat saya, karena anak-anak sekolah. Akhirnya saya tanya rute busway, tapi pakai busway harus naik ojek lagi, dan jam makan siang itu padat merayap areal belakang Sarinah..Huwaaa!
Suami mengusulkan dia antar pakai motor, otomatis mengajak anak-anak, apalagi Mba Lintang, putri sulung saya yang begitu menggebu untuk ikut, dari balita dia sudah ikut saya talkshow di radio-radio.
“Mba ijin sekolah aja deh, Bu, kan sama juga di radio mba belajar.”
“Belajar apaan?’
“Belajar siaran”
Jiyaaaah....cerdik! akhirnya ijinlah Lintang untuk tidak sekolah, kalau adiknya di pra TK, masuknya masih bebas, tergantung moody anak. Kami pun berangkat dengan motor dari Jagakarsa-ke Kebon Sirih pukul 11.30 Wib.


***
Melewati jalan Jaksa yang merupakan areal wisata malam, kalau siang tentu sepi hanya 1-2 bule asyik kongkow(Kapan-kapan saya akan meliput daerah Sabang, tentu pas anak-anak ada yang jaga karena meliput wisata malam di sana dengan anak-anak tidak pas hehehe).

Heboh sampai gedung MNC

Jam 12.40 Wib kami sampai di gedung MNC, Mba Lintang sudah heboh, serasa dia yang akan talkshow (mudah-mudahan kelak menyusul yah, Mba Lintang...ibu lah yang akan melihat Mba talkshow dimana-mana, aamiin ).

Lintang

Kami disambut Mas Irwan, kemudian pas jam 13.00 Wib kami dikenalkan ke mba Indy yang cantik dan imut, penyiar V Radio, sangat ramah familiar. Wussssssssssssss...dua anak saya ikut masuk dapur siaran, Mba Lintang duduk manis, tapi Pijar....Toweeeeeeeeeeeeeeeeeng. Dia  langsung memakai airphone, dan berceloteh sendiri bak penyiar. Sebelum siaran kami, termasuk kru radio memberi aba-aba agar Pijar diam (ayahnya terpaksa ikut masuk untuk menjaga-jaga situasi)* berasa kayak situasi perang wkwkwkkwkw.
Begitu penyiar menyapa pendengar dengan kata ‘V List...dan bla bla...’ memperkenalkan Rainbow dan penulisnya, yaitu saya sendiri, mulailah Pijar berceloteh lebih heboh, sangat heboh, dia bertanya dan dia jawab sendiri sampai saya nahan ketawa dan buyar kosentrasi* Untung Mba Indy cantik sabar hahaha.

Bersama Mba Indi Penyiar V Radio

Sampai masuk twit dari sahabat saya Ifa Aviaty:
@Duniaeni tuh bocah2 pd msk ruang siaran ya?Goodluck ya Bu. Gak grogi nih

Wkwkwkwkkw
Akhirnya...
Apa daya Pijar terpaksa diangkut keluar ruang siaran, dia digendong ayahnya dengan sejuta janji jalan-jalan beli mainan di luar, so situasi aman terkendali, Mba Lintang yang semula ikut duduk memutuskan untuk menjadi fotografer karena Ayah yang semula bagian foto, bertugas mengamankan Pijar.

Talkshow pun dibuka dari pertanyaam sudah berapa buku saya, yang memang saya hampir tidak pernah menghitung buku-buku yang sudah saya tulis. Tentang salah satu novel saya yang sudah di filmkan, Toilet 105. Tentang cara saya berbagi waktu menulis, mengurus olshop, menjadi istri dan ibu lalu sekarang ikut aktif di twit @BAWCommunity.

Sebenarnya saya tidak pernah juga mengatur waktu secara teori, semua dijalani sesuai ritmenya yang bisa berubah-rubah karena kondisi tapi hal utama adalah suami saya yang berperan besar membantu hari-hari saya. Jadikan semua bukan beban meski sebagai IRT saya juga rawan emosi, rawan stres, apalagi dua anak saya itu bisa jadi boom sewaktu-waktu dengan  ulahnya. Tapi ketika suami sudah ikut berperan semua berasa nyaman dan terkendali. Itulah sisi positifnya kami berdua memutuskan kerja di rumah.
Acara takshow ini pun membuka pertanyaan dari para pendengar dengan hadiah buku RAINBOW, bagi 3 penanya yang terpilih paling bagus. 
Beberapa pertanyaan pendengar: 

@elizathalib Terinspirasi dari mana untuk novel Rainbow  ini?
Saya: 
Sebenarnya RAINBOW ini adalah karya yang begitu saja saya tulis ketika saya berpikir, seringnya dalam rumah tangga itu diberi berbagai ujian seperti perselingkuhan, ekonomi, ditinggal salah satu anggota keluarga. Disini saya mengulas ujian berupa musibah yang menimpa salah satu tokoh utamanya, yaitu Akna, suami dari Keisha, kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan.
Bagaimanakah Akna menghadapi dirinya sendiri, Keisha menghadapi suaminya, menghadapi kehidupan di depan, menyerah kalah atau bertahan menjalani ujian agar tetap terasa porsi indahnya berumahtangga... di sini juga saya mencoba memberi kenyataan yang REAL bahwa tidak cukup cinta untuk mempertahan kan rumah tangga, jika orang menggadang-gadangkan cinta lah yang menyatukan segala sesuatu, maka saya mengangkat logika, iman, dan kepentingan pihak ketiga(anak) sebagai hal yang mampu menguatkan kehidupan rumah tangga, selain cinta.

@Faradinelis Apa terinspirasi dari anaknya mba yang selalu mewarnai hari-hari mba? Atau ada ide lain?
Saya:
 Terus terang Rainbow awalnya tidak mendapat ide dari anak-anak saya, seperti yang sudah saya ulas. Tapi dalam perjalanan menulisnya (karena saya seorang IRT yang tentu tidak bisa cepat dalam menulis buku-buku saya) dalam proses penulisan RAINBOW  ini saya memang tengah melewati proses kehilangan, disini kehilangan anak. Jadi mungkin tahap feel’nya terbawa dan dirasakan pembaca sampai membuat diantaranya ada yang gerimis.

@Rahmanlinda Pesan apa yang ingin disampaikan lewat Rainbow? Terinspirasi dari kisah nyata ya?
Saya: 
Yakinlah, akan selalu ada pelangi sesudah hujan karena itu jangan pernah tidak percaya dengan kesempatan kedua.
Tidak terinspirasi dari kisah nyata.

Selain twit-twit di atas ada yang pembaca yang memberi testimoni RAINBOW, salah satunya:
@TiasMhd: Rainbow membuatku berkaca mengenai kehidupan pernikahan muda yang mengalami pasang surut...

BAWers
Diantara talkshow RAINBOW, saya pun menyelipkan selintas tentang Be A Writer Atau BAW yang digalangi oleh Leyla Hana, beranggotakan 100 member yang disebut BAWers, dengan tugas rutin dari Senin-Jumad,  tugas tersebut: Diary Day, Sharing Day, Blogging Day, Promo Day, Review Day, Bisnis Day.
Apabila ada member yang tidak aktif atau tidak melaksanakan tugas beberapa kali maka ada sistem wisuda, atau dikeluarkan dari group.

Oya, siapa saja member BAW?

Diantaranya para penulis senior seperti Leyla Hana, Riawani Elyta, Afifrah Afra, dan para penulis yang mulai naik daun seperti Shabrina WS, Aida Maslamah, Nyi Penengah Dewanti, Dian Nafi, Lia Herlina, dan banyak lagi. Yang semula saat bergabung di BAW banyak yang belum punya buku solo, meruyak terus menelurkan buku. Di BAW tidak pelit informasi, tidak sedikit pun terbaca sistem bisnis seperti kelas berbayar, agen naskah dan sejenisnya. Disana sampai saat ini pure belajar dan silaturahmi.

Dibukukan oleh siapa saja buku-buku BAWers?

Beragam oleh kru Gramedia, Gagasmedia, Bukune, Bentang, Indiva, Diva Press, dll

Oya, Kuereeeen ada penulie Gagas, Bukune!




Sekitar satu jam berlalu talkshow RAINBOW pun usai, diakhiri tips menjadi  penulis dari saya:
Bahwa menulis saja sesuai yang ingin kamu tulis, soal jodoh penerbit itu soal kedua, setelah naskahmu terasa sempurnah (setidaknya ketika kamu baca), coba pelajari penerbit mana yang sekira cocok menjadi jodohnya.

Kamu pelajari kriteria penerbit dari buku-bukunya yang sudah terbit, ketika naskahmu ditolak, PANTANG MENYERAH karena sesungguhnya ini lah awal langkahmu menjadi penulis. Pelajari lagi apa kira-kira yang membuat naskahmu ditolak, siapa tahu memang karena tidak cocok di kriteria mereka. Setidaknya saya mengalami berpuluh-puluh naskah ditolak.

Selesai talkshow kami mampir makan di kantin MNC yang punya batagor super nyummi, kulitnya sangat ‘kriuk’, dalamnya kenyal lezat! Nasi ramesnya juga enak, masih sesuai kantong menu-menunya: Batagor nyummi seporsi besar yang mengenyangkan Rp.17.500, Nasi rames urap, bakwan jagung, tongkol balado Rp.18.00.-
Kantin MNC
***
Anak-anak pun pulangnya minta mampir main di taman menteng yang lumayan asri jika sore. Tampaknya tamannya ini pun tidak bertahan lama menampakkan keasliannya dari saat dibangun. Belum lama, tapi air mancurnya sudah tidak berfungsi, airnya nyaris kering dan kotor. Rumah kaca yang buat saya pribadi hanya membuat panas saat siang, beberapa kacanya retak seperti ditimpuk benda keras..Duh!

Taman Menteng dengan air mancur yang bisu

Lalu taman bermainnya yang masih bagus, sepertinya bisa terancam punah melihat dari cara anak-anak kampung sekitar (dilihat dari penampilannya dan sikapnya) yang liar hendak mencorat coret permainan, dan bersikap kasar kepada pengunjung anak-anak *beruntung mataku bak Medusa, jadi siapa yang hendak mengganggu anak-anakku, dijamin kabur saat kulirik.. wkwkwkwk kejamnya Ibu Eni. Tapi rupanya pihak keamanan disana masih sigap menghalau anaka-anak yang hendak merusuh itu.




Anak-anak bermain di taman bermain aku pun memilih santai di  bangku taman sambil mempelajari novelku dan mengingat-ingat talkshow tadi, sesekali ngobrol dengan suami, diterpa angin sore Menteng dan sapaan suara dering sepeda yang berkali-kali melintas, menawarkan dagangan mereka, dari minuman ringan sampai permen.


Bincang sore





Ah, hidup memang punya banyak suguhan, seperti meja jamuan, tinggal mana yang ingin kita icipin. Saat kita belum tahu menu mana yang benar-benar enak,  karena tampilan..kadang kita tertipu atau bisa jadi kita perlu kerja keras untuk menjangkau menu yang diujung sana....





Menteng, 18 Oktober 2013

You May Also Like

10 komentar

  1. mbak Eni, ajarin aku nulis dunk...

    cieee mesranya di sore hari...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menulislah dengan hati dan apa yang kamu alami, pertama hal kecil itu aja deh..selanjutnya tinggal mengasah dari baca dan terbiasa menulis*duh, smoga saran saya ga sok pinter yaa
      Btw kenapa fokusnya ke 'Aku dan Dia"....Bincang sore

      Delete
  2. Foto paling bawah romantis :-) *salah fokus*

    ReplyDelete
  3. duh,komen napah konteksnya*Grkgkkkk....sambil ngamatin foto mesra (apa iya mesra yak, duduknya aja tengahnya ada tas segede gaban bekal anak-anak xixiixi)

    ReplyDelete
  4. Wahh.. Asik bgt. Mbk eni keren euuuyyy... Makin jd altis bu eni. Altis yg benal2 altis. Ga cuma gosapgosip.sukses telus bu

    ReplyDelete
  5. Mba Anik ki jan, jargonnya Pijar dipake telussss*elus-elus perut yang membuncit dan jerawat yang kata anak-anak kayak hell boy*Pdhal di dagu

    ReplyDelete
  6. mbak Eni kereeennn

    ReplyDelete
  7. hahaha...miasa, Mba Wuri, saya mak rempong

    ReplyDelete
  8. Kebayang Mbak gimana hebohnya Pijar, waktu kita kopdar aja dia sampe jungkir balik di kursi hihihi...

    Seruuuuu ceritanya. Barakallah Mbak, moga Rainbow laris manis :)

    ReplyDelete
  9. hahaha, iya baru inget aku trus Pijar nangis krn sakit gigi. Aamiin atas doanya

    ReplyDelete