Ngedoodle Di Kota Bogor

by - January 25, 2017


Apa sih yang terlintas dalam pikiran ketika mendengar kata 'Doodle'?


Kalau kata anak saya, Lintang (11 tahun) doodle adalah coret-coretan yang asal atau tidak jelas menjadi sesuatu yang indah atau gambar yang berarti. Sementara buat saya, begitu dengar kata 'Doodle' yang terlintas dalam pikiran adalah menggambar rumit dan mewarnai secara detil...hahahaha. Habis, memang begitu yang saya rasakan saat melihat  doodle-doodle yang melintas di sosmed.

Apalagi kalau lihat instagram Mak Tanti yang isinya karya-karya cantik tangannya, salah satu doodle. Tetapi belum terlintas untuk membuat doodle sih, karena dalam pikiran saya pasti rumit banget. Ada bagian-bagian gambar yang kecil-kecil, meliuk, membentuk aneka bentuk. Pernah mencoba mewarnai doodle, benar-benar harus teliti pada bagian ruang gambar yang kecil. Jika tidak teliti, warna akan keluar dari garis atau ruang gambar.

Saat browsing untuk mencari tahu apa sih, doodle itu. Saya menemukan jawaban seperti ini, doodles adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi beton atau mungkin hanya bentuk-bentuk abstrak. Kurang lebih seperti yang terlintas dalam pikiran anak saya tentang doodles, ya? Beda banget dengan pemikiran saya tentang doodle.

Yes, patut saya acungkan jempol deh buat Lintang, karena memang putri saya ini hobby ngedoodle. Dari mulai notes kecil, kertas coretan, sampai buku tulis digambarin doodle. Bahkan acara Doodle Kereta Bersama Mak Tanti yang diadakan di stasiun Bogor ini, tadinya untuk anak saya. Dia yang paling happy saat saya tawarkan untuk ikut workshop doodle:

"Mba, temen ibu mengadakan workshop doodles di stasiun Bogor, mau ikut gak?"
"Mauuuu!" begitu katanya penuh semangat, dan terus bertanya kapan acara tersebut diadakan. Sepertinya menghitung hari H itu lama benar, apalagi perjalanan ke lokasi seru. Ditempuh dengan kereta api Depok-Bogor selama 30 menit. Tapi sebelum melaju ke acara tersebut, saya jadi kepo lebih jauh tentang doodle, ceritanya pengen bagi-bagi cerita ke anak saya gitu. Menyukai sesuatu, setidaknya harus tahu sedikit lebih detil tentang sesuatu itu. Biar lebih afdol dan totalitas.

Cerita Singkat Tentang Doodle

Lagi-lagi karena penasaran, saya browsing pengen tahu tentang doodle, teryata doodle pertama kali muncul pada awal abad ke-17 yang memiliki arti bodoh. Waw! Gak nyangka kan, doodle artinya bodoh? Saya juga gak nyangka, hehehe. Makin penasaran deh sama cerita tentang doodle ini.

Ternyata makna 'bodoh' yang dimaksud adalah dalam judul lagu: 'Yankee Doodle'. Lagu tersebut awalnya dinyanyikan oleh pasukan kolonial Inggris sebelum Perang Revolusi Amerika. Kebayang gak sih, pasukan yang gagah menyanyikan lagu 'Yanke Doodle', jadi pengen denger liriknya, nadanya.Yang pasti sih, namanya lagu dinyanyikan pasukan perang nadanya yang semangat-semangat gitu. Namun doodle juga merupakan asal dari kata kerja abad ke delapan belas dini untuk mencoret-coret. Hingga sekitar tahun 1930  doodle memiliki arti  'untuk berlama-lama' .

Dibalik cerita singkat doodle tersebut, doodle terus berkembang dan digemari anak-anak maupun orang dewasa. Secara psikis doodle juga memiliki efek yang bagus. Karena seperti yang pernah saya baca, sebuah penelitian menemukan efek mencorat-coret dapat membantu atau menjaga memori seseorang, menghindari aktifitas melamun, serta menjadi lebih fokus.

Workshop Doodle Kereta Bersama Mak Tanti

Bogor, 22 Januari 2017
Akhirnya hari yang dinantikan anak saya tiba. Lintang tampak bahagia sekali, dia sampai menyiapkan alat menggambar dan buku ke dalam tas slinkbag'nya. Saat saya dan Lintang tiba di acara yang diadakan mulai pukul 9 pagi ini, di lokasi sudah ramai. Kami diberikan sarapan donat dan segelas teh manis hangat, sebenarnya sih bisa memilih kopi atau teh. Tetapi karena minumnya joint sama Lintang, saya tahan hasrat untuk menyeruput kopi hangat di pagi hari dalam aroma kereta.

Jagalah Kereta Api Kita

Mak Tanti memberikan karyanya (doodle) kepada pihak Stasiun Kereta Api
Acara dimulai dengan dibuka oleh jajaran staf kereta api, ada beberapa pesan yang sempat masuk dalam pikiran saya. Bahwa masyrakat yang hobby mengkritik, seperti mengkritik agar kereta api lebih layak lagi tetapi mengapa juga suka merusaknya? Salah satu diantaranya, beberapa warga tak dikenal yang kerap melempari jendela kereta saat melintas.

Nah, kejadian ini pernah saya alami sendiri loh. Saat itu tahun 2005, saya sedang  menuju Kota Bandung dengan menggunakan kereta Jakarta-Bandung. Ketika melintas di sebuat perkampungan, tetiba ada segumpal tanah terlontar ke jendela. Gumpalan tanahnya sekitar sekepalan tangan orang dewasa...wusss! Tepat mengenai jendela bangku di depan saya, jendelannya terbuka setengah waktu itu dan pecahan tanah masuk, menghantam wajah penumpangnya. Siapa yang disalahkan?

Penumpang jadi korban, dan warga yang tak bertanggungjawab itu melakukan tanpa beban. Hal-hal seperti ini yang harusnya tidak patut dilakukan masyarakat, selain membahayakan akan  merusak sarana umum. Namun sekarang ini kondisi kereta api jauh lebih bagus dibanding jaman-jaman saya remaja dulu, di mana penumpang bebas naik hingga atap kereta. Sehingga menelan korban jatuh.

Pedagang asongan bebas berjualan di kereta, yang membuat kenyamanan penumpang sangat terganggu. Bayangkan saja, jika ada yang buang sampah jajanannya di lantai kereta, atau pedagang wara-wiri memaksa dagangannya untuk dibeli. Tata tertib yang boleh dibawa naik kereta juga membuat kereta tidak kotor, dulu banyak penumpang yang tak jarang membawa ayam naik kereta.

Pokoknya mah, saat ini saya berterima kasih sekali kepada semua jajaran staf kereta api karena sudah menyediakan transportasi masyarakat yang murah dan nyaman, bebas macet!

Workshop Doodle Bersama Mak Tanti&Stabillo

Peserta Workshop Doodle Kereta 
Acara puncak pun dimulai setelah para blogger dibawa berkeliling gedung yang dipakai untuk workshop doodle, gedung ini salah satu peninggalan jaman kolonial juga loh. Arsitekturnya lumayan instagramable deh, beberapa sempat saya abadikan. So, dengan pose-pose saya dan Lintang yang ngegaya hahaha.

Peninggalan Kolonial Belanda
Mak Tanti menceritakan sedikit tentang doodle, baru membuat coretan yang awalnya tidak beraturan. Saya sempat gagap karena memang tidak bisa menggambar, apalagi doodle, belum pernah sama sekali. Tetapi Mak Tanti memberi semangat bahwa doodle itu kebebasan, apa saja terserah kita. Namun kali ini diarahkan coretan tidak beraturan itu menjadi gambar Stasiun Kereta Api Bogor.

Mak Tanti
Semua peserta, termasuk anak saya asyik mencoret-coret, sehingga saya pun tergerak untuk mencoret-coret mengikuti Mak Tanti. Lalu begitu saja coretan itu mengalir dengan sendirinya, kebebasan imajinasi saya. Tampaknya saya mulai pede nih (tsaaah)! Coretan itu kemudian diberi tambahan menjadi kepala-kepala semacam moster kecil, tetapi seiring jalan saya merubahnya menjadi agak-agak mirip stasiun. 

Ngedoodle
Selesai dengan coretan yang mulai membentuk gambar, dilanjut mewarnai menggunakan stabillo. Aduh, keren banget memang stabillo ini. Warnanya stabil, coretanya tajam sehingga tidak perlu berulang-ulang untuk menimbulkan warna yang cantik, karena memang warna yang keluar saat digoreskan ke kertas langsung nyata, hidup banget. Goresannya juga empuk, pokoknya mah saya jatuh cinta nih mencoret-coret dengan stabillo. Tidak luntur meski dicoretkan ke media keramik, baju, dan lain-lain. Selain itu, stabillo tintanya aman!

Senangnya, dalam acara workshop ini para peserta dibagikan 3 pcs stabillo secara gratis, saya kebagian warna merah, cokelat dan hitam. Untung, Mak Tanti memijamkan koleksi stabillo'nya, jadi bisa bebas menggunakan beragam warna dan ....Trantaaaam! Jadilah hasil karya doodle saya, fullcolour.

Karya doodle pertama
Meski menurut saya, karya doodle pertama saya ini kalah dibanding doodle yang dibuat teman-teman, tetapi Lintang memuji: "Doodle Ibu keren, ceria. Indah warnanya!"

Doodle Lintang (belum diwarnai)
Doodle anak saya jauh lebih keren loh, tetapi Lintang mengerjakannya dengan pelan-pelan. Mungkin dia ingin hasil yang lebih rumit lagi atau lebih bagus, entahlah. Sayangnya, saat acara selesai dan kami sudah di kereta, Lintang baru ingat kalau doodlenya ketinggalan. Yaaah, kasian sekali. Saya mensupport'nya kalau dia bisa  membuat lebih banyak lagi, jadi relakan saja yang tertinggal. Mungkin ditemukan oranglain dan disimpan karena suka..hehehe.

Acara yang juga diprakasi oleh Kriya Indonesia ini memang keren banget, sudah diadakan juga dibeberapa kota selain di Bogor. Kalau teman-teman ada yang berminat bisa kepoin deh akun instargam Kriya Indonesia @kriyaindonesia ,dan kalau mau kenalan sama Mak Tanti bisa di @nengtantidoodle

Semua peserta doodle kereta berpose sebelum pamit pulang

You May Also Like

4 komentar

  1. Oooh jadi tau sejarah Doodle dari baca liputan mba Eni.

    ReplyDelete
  2. Aku baru tau kalo asal kata doole dari lagu yankee doodle.
    Ini acaranya seru banget. Ngewarnain pake stabilo emang enak

    ReplyDelete
  3. Stasiun Bogor emang antik ya? Sayang kmrn ketinggalan info doodle ini jg gk ikutan :(
    TFS sejarah doodenya Mak

    ReplyDelete