[Bisik-Bisik Blogger] Ikan Tongkol Yang Membully

by - February 03, 2017


Bisik-Bisik Blogger

Yeah, akhirnya terwujud juga deh tulisan Bisik-Bisik Blogger bareng Leyla Hana ini. Pasti sudah gak sabar ya, wkwkwkw..GEER, saya. Setidaknya pasti gak sabar buat komen, terus komennya terpilih jadi komen  terbaik yang akan kami kasih bingkisan. Seperti yang pernah dibahas sebelumnya di sini:
Kali ini saya mau bahas tentang bully, habis di sosmed nih lagi seru banget yang namanya bully membully. Bahkan sampai membully diluar sadar loh!

Percaya atau gak, orang dewasa adalah level terbesar yang membully anak-anak ketimbang anak-anak saling membully sesama anak-anak. Dan, ini ancaman yang sering tidak disadari para orangtua. Jika dalam ilmu parenting hanya orangtua yang tidak memahami anak alias yang sama sekali tidak paham mendidik anak-anak yang tega membully anak-anak. Namun, pada kenyataannya tidak.

Bukan hal asing lagi jika di masyarakat terdengar celetukan orangtuan seperti ini: "Ih, kamu gak mirip ibu bapakmu sih? Ibu bapakmu putih, kok kamu hitam?" Atau, "Kamu kurus banget, kurang makan?" Atau ada lagi, bahkan saya melihat dengan mata kepala sendiri. Bagaimana seorang ibu dengan sinis melihat seorang anak kecil tengah merebut makanan anak kecil lainnya, lalu berkomentar: "Dasar rakus, kurang dikasih makan ya sama ibumu?" Dan, banyak lagi komentar-komentar yang membully anak-anak datangnya dari orangtua atau orang dewasa. 

Rasanya miris, tetapi ini real ada di masyarakat kita, diantara kita, dan bukan mustahil kita tanpa sadar membully anak-anak juga. menyakiti perasaan mereka tanpa memikirkan efek dari apa yang telah kita lakukan pada anak tersebut. Entah, efek rasa minder, rasa terbuang, rasa tidak percaya diri yang perlahan jadi tumbuh. 

Mungkin hampir semua anak-anak pernah mengalami dibully orang tua atau orang dewasa, seperti yang juga pernah dialami putri pertama saya dulu.


Dan, baru-baru ini hal marak yang sempat ngebom di sosmed adalah kasus bully ikan tongkol. Awalnya saya tidak tahu, mengapa banyak status di sosmed berseliweran dengan tagar #ikantongkol dan kebetulan dalam tiga hari itu berturut-turut anak-anak saya request balado ikan tongkol. Sempat terbersit pikiran naif, apa ikan tongkol lagi ngehits?

Sampai kemudian seorang teman mencerita perihal ngebomnya status ikan tongkol. Ternyata berawal dari seorang anak kecil (kalau tidak salah kelas 3 SD) dalam sebuah acara ditanya Presiden RI Jokowi tentang nama-nama ikan dan si anak ini salah sebut dengan menyebut ikan K**TOL.

Orang Tua Atau Dewasa Membully Anak-Anak Diluar Sadar


Astagfirullah, kaget lah saya. Terbersit juga ini anak pasti dididik dengan lingkungan yang sarat bahasa saru, karena keceplosan itu pasti perbuatan alam bawah sadar yang terbiasa menyebut atau mengucapkan. Tidak mungkin jika tidak terbiasa, tahu-tahu bisa spontan menyebutkannya. Pikiran seperti itu sempat membuat saya miris, sedih, dan berharap tidak lagi dibuat status pararel atau berantai. Karena bagaimana pun rasanya kok memalukan ya, kata-kata saru itu menjadi ngehits.

Tapi banyaknya referensi  yang bilang kalau vidio anak yang salah mengucapkan ikan tongkol itu lucu, saya jadi penasaran. Selucu apa sih? Akhirnya saya pun browsing di youtube dan...eng ing eng!

Hiks, sungguh saya bukan ketawa tapi sedih banget. Itu anak mengucapkan ikan paus saja terbata seperti ini: Pa-Us, maka ikan tongkol yang yang keluar dari mulutnya seolah K**TOL. Padahal bukan kata saru itu, buka keceplosan, TETAPI ARTIKULASI YANG MEMILIKI KENDALA. Anak ini menderita  disleksia, yang ditanda dengan kesulitan membaca dengan lancar dan kesulitan memahami meskipun normal. Biasanya terjadi pada anak menginjak usia 7 hingga 8 tahun.

Saya jadi menyesal sudah berburuk sangka terhadap anak tidak berdosa itu, seharusnya sebagai orang dewasa dan memahami si anak kesulitan dalam artikulasi, jangan dibiarkan mengucapkan hal yang sama secara berulang-ulang. Sungguh, sebagai ibu saya merasa sedih. Memiliki anak istimewa itu jantung ibu seperti tinggal separuh, sisanya demi untuk kehidupan anaknya. Mengapa saya bisa berkata seperti itu, karena alm anak saya adalah anak istimewa.

Kita tidak tahu akibat polah kita menertawakan, mengshare vidio tersebut, akan berefek seperti apa terhadap anak tersebut di masa depannya kelak. Apakah dia menyadarinya atau bahkan tidak menyadari sama sekali. Kita tidak tahu, tetapi saya jadi ingat seorang ulama pernah berkata: Jika Malaikat memberi catatan apa saja yang sudah kita katakan (baik secara verbal maupun aksara) maka kita akan lebih banyak diam, ketimbang bicara.

Sebagai orangtua dan tentunya orang dewasa, yuk! Kita mulai membatasi kata-kata nyinyir dan menyakitkan kepada anak-anak, kata-kata yang membully diluar sadar dan akan memberikan jejak pahit bagi masa depan anak-anak. Tentu saja, membully sesama orang dewasa juga tidak diajurkan. 
Banyak loh, orang dewasa yang saling membully, bahkan kalau kata-kata kasar itu diibaratkan api. Sosmed sudah kebakaran jadi debu, hehehehe. Baca deh, tulisan Leyla Hana tentang bully ala orang dewasa ini:



Menurut kalian, bagaimana soal bully-bully ini, baik membully anak-anak atau orang dewasa pada sesama orang dewasa. Ngomong-ngomong kalian pernah gak sih, ngebully di luar sadar?


You May Also Like

34 komentar

  1. Aku gak liat videonya dan udah langsung sebel aja orang2 ribut ngomongin itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku penasaran karena kenapa sampai membuat orang tertawa. Alhamdullilah, karena menonton jadi tahu deh kalau itu bukan bermaksud ngomong K**TOL, tapi karena gangguan artikulasi.

      Delete
    2. Aku penasaran karena kenapa sampai membuat orang tertawa. Alhamdullilah, karena menonton jadi tahu deh kalau itu bukan bermaksud ngomong K**TOL, tapi karena gangguan artikulasi.

      Delete
  2. Bullying akan terus berlanjut, ga ada habisnya kalau bukan orangtua yg mengakhiri. Sebab.. Sebab anak yg terbullying punya rada dendam dan harus membalas hal yg serupa jika ada waktunya nanti. Ini serius loh mak eni

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itulah yang disebut efek yang akan berkepanjangan, yang sering tidak disadari oleh si pembully

      Delete
  3. Bully di sosmed mah horor ya mak, serem banget!!! Kok ya tega ngebully siapa pun mereka. Jadi kayak main hakim dgn komentar bully yaaa ... Btw tulisannya menginspirasi sekali mak

    ReplyDelete
  4. Aku liat sekali tp kemudian diam. lg bayangin diri sendiri yg kdg kebalik saat ngomong. Aku jg ngrasa org dewasa emang sering bully drpd anak2. Smoga kita dijauhkan dr hal itu ya

    ReplyDelete
  5. Sepertinya saya pernah bully tanpa sadar. Kalau ingat jd malu sendiri. Smoga Anak yg kemarin sabar selalu

    ReplyDelete
  6. kadang gak maksud membully...mungkin terlalu basa basi... yah.. tanpa.sadar gitu lah...

    wah... matanya cipit ya..kaya ibunya.. yah gitu lah..

    indonesia kebanyakan basa basi...

    ReplyDelete
  7. Ngebully mau tua muda aku ga setuju sih mba. Becanda boleh tp jgn ke arah bullying juga kan ya.. yg biasa2 ajah

    ReplyDelete
  8. Soal ikan ini, tadinya saya cuma baca2 status aja. Tapi ada teman di Grup WA yang share dan tanpa sadar saya klik. Langsung delete gitu aja. Sedih rasanya, karena saya sendiri sering merasa di bully karena dulunya si Alfi kurus, lambat jalan, hitam dan masih banyak lagi Yang asli bikin sakit hati.

    Makanya saya lebih hati2 dalam bersikap maupun berucap untuk mengindari bully pada siapapun.

    ReplyDelete
  9. Cuma beraninya preman di sosmed ya..apalagi ngebully anak2..nggak kasihan..
    Aku dibully..pernah dunk..gegara apa coba..karna saya Batak dan berwajah kotak..serius ini.

    ReplyDelete
  10. Membully tanpa sadar, seringkali untuk canda-candaan mba, ya tapi walaupun bercanda kita nggak tahu efeknya buat seseorang, dalamnya laut bisa di ukur, dalamnya hati....hmmm..

    ReplyDelete
  11. Sedih Mbk, aku juga termasuk berpikir Duuuu kasihan ini anak hidup di lingkungan yang enggak bener, ternyata alhamdulillah bukan ya

    ReplyDelete
  12. Baru tahu tentang ngehitsnya bully ikan tongkol Ini Mbak, dan udah ahh gak mau kepo buat cari tahu atau lihat videonya jg, kasyan si Anak itu. Moga gak ada bully2an lg ahh.

    ReplyDelete
  13. aku juga ga liat videonya bun, temenku sebelah nyetel akunya nggak ngeh malah. Eh malah ngehits, tapi alhamdulillah ya si adek itu ga sengaja ngucapnya karena dia memiliki disleksia itu. Saya juga sudah menduga itu ada kesalahan, makanya saya niat ga nonton.

    ReplyDelete
  14. Dari dulu aku selalu menolak tegas pembullyan. Pasalnya jadi pihak dibully itu gak enak. Pembully gak pernah mikir dampaknya. Kalau sampai kejadian seperti di novel Pena Darah-nya Meiga Lettucia, Kelar dah. :v

    ReplyDelete
  15. hmmm dulu rasanya sering saya jadi bahan bully makanya sudak baperan tp sekarang sih udah jauh lebih setrong. ya iyalah udah tuwir hahaha...tp krn punya pengalaman sakitnya dibully sy pingin memutus lingkaran "setan"nya dg stop bullying dr diri sendiri.

    ReplyDelete
  16. Enakan juga nasi kebuli ya daripada membully 😄. Awalnya saya juga kaget seorang anak SD menyebutkan salah nama ikan.Setelah baca-baca berita online yang memberitakan si anak mengidap disleksia, saya jadi memahami ucapan spontan si anak. Banyak yang menganggap hal ini jadi candaan atau lucu. Tapi tanpa sadar itu sudah menjadi tindakan bullying by verbal. Jadilah masyarakat yg cerdas agar tidak menimbulkan kerancuan.

    ReplyDelete
  17. Secara nggak sadar, pernah banget mbak. Keucap gitu aja dah, kelepasan. PAdahal niatnya juga 'joke'
    Perlu mawas diri buat jaga ucapan nih hheee

    ReplyDelete
  18. Kasiannya. Takutnya si anak terus-terusan malu sampai nanti dewasa. Apalagi videonya sampai viral begitu.

    ReplyDelete
  19. Gak lucu sama sekali. Disleksia kok ya diketawain, dishare beramai-ramai, dijadiin becandaan. Huhuu pedih. Balik lagi butuh kesadaran diri yang lebih, untuk nahan ucapan, share-an, tulisan atau apa pun yang berpotensi menyakiti orang lain. Terlebih lagi ngebully anak-anak. Kalo trauma ampe gede gimana? :(

    ReplyDelete
  20. Aku juga sedih bgt dengan beredarnya video itu. Apalagi untuk dijadikan bahan ketawaan banyak orang saat ini. 😰

    ReplyDelete
  21. aku juga baru lihat videonya kemarin mbak..pdhl beritanya udah lumayan lama ya. saking sibuknya dg aktivitas...eh baru tahu kalau anak tersebut disleksia

    ReplyDelete
  22. Semoga kasus ini jd pelajaran buat bnyak orang agar berhenti menyebar bullying dan hate speech di media sosial. Apalagi kali ini korbannya adalah anak2..sama sekali tidak lucu. Thank u sharingnua mbak Eni

    ReplyDelete
  23. awalnya saya berpikiran gitu mbak, jangan2 ini anak di didik ga bener..pas tau kalo dia disleksia saya jadi ngerasa bersalah, mudah2an orang ga cepet membully dan menyebarkan luaskan sesuatu yang belum tau keadaan sebenarnya

    ReplyDelete
  24. saya miris deh liat videonya disebari waktu itu, kebayang gimana sedihnya orang tua sama dia kalo tau dibully orang banyak...

    ReplyDelete
  25. Kasian ya, khawatir anaknya diolok2 mpe gedhe :(

    ReplyDelete
  26. Ah iya miris banget liat bullyan di medsos sekarang ini malah makin menjadi-jadi dan rata-rata orang dewasa malahan yang makin 'giat' membully.

    ReplyDelete
  27. Aku jg ga nonton si videonya mak denger ceritanya aja udah males. Kebayang anak itu bakalan trauma seumur hidup. Ga 4mikir banget org2 yg nganggap hal kaya gini lucu

    ReplyDelete
  28. Nah iya, terkadang orang-orang dewasa tanpa sadar sering membully anak kecil. Terkadang mereka lupa harusnya mereka bisa berlaku layaknya orang dewasa yang teladan, bukan malah kekanak-kanakan membully anak-anak. Dengan dalih lucu bagi mereka kadang mereka tak tahu kalau sudah menyakiti hati anak2

    ReplyDelete
  29. kayanya pernah mgk ke anak ya, sadar atau ngga karena terbawa emosi..maafkan umi nak hik..

    ReplyDelete