Pengobatan Psoriasis Dengan Secukinumab Dari Novartis

by - August 18, 2017


Pernahkah mendengar psoriasis atau mengetahui penyakit psoriasis?

Saya sendiri baru mendengar kemarin setelah menghadiri Press Confrence Novartis di Hotel The Wetsin Jakarta. Di mana Novartis meluncurkan secukinumab dengan menghadirkan para narasumber:

  • dr.Danang Tri Wahyudi, SpKK
  • Dr.Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menulis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
  • Milan Paleja, General Manager Pharma, Presiden Director Novartis Group Indonesia
Dalam acara ini saya melihat film dokumenter tentang mantan penderita psoriasis. Duh, sedih benar rasanya. Melihat penderita psoriasis, kulit mereka dipenuhi bercak timbul yang mirip pulau-pulau, hampir menyeluruh ke seluruh badan. Jangan ditanya rasanya, melihat penampakannya saja saya yakin sangat berat beban psikis penderita.

Mau tidak mau sebagai masyarakat umum pasti akan merasa jijik atau takut melihat seseorang yang menderita psoriasis, walau ahli medis mengatakan itu bukan penyakit menular. Karena memang penyakit kulit di masyarakat memiliki stigma sebagai penyakit menular, belum lagi penampakannya yang cukup menyeramkan, merusak keindahan kulit. Apalagi jika kemudian menyerang wajah.

Sebelum membayangkan terlalu jauh penyakit kulit seperti apa psoriasis, saya akan ulas sedikit tentang penyakit tersebut:

Tentang Psoriasis

Psoriasis  adalah penyakit autoimun umum yang tidak menular, berdasarkan WHO (2013) penyakit ini diderita sekitar 2% dari populasi dunia dan mempengaruhi 1-3% populasi Indonesia (Buku Ajar Ilmu Kesehatan  Kulit dan Kelamin FKUI, 2007).

Ciri-ciri psoriasis:
  • Terdapar ruam merah pada kulit yang timbul atau menebal
  • Terdapat sisik keperakan dengan sel kulit mati yang bertumpuk sehingga ruam menjadi tebal
  • Psoriasis bisa muncul di telapak tangan, tumit, wajah, tangan, dan kepala


Meski tidak meluar dan tidak berbahaya, efek dari psoriasis ini yang berbahaya, beberapa efek yang menyertai  adalah:


  • Psoriasis menjadi penyakit yang menahun dan kronis karena diobati akan hilang dan  muncul kembali.
  • Rasa sakit dan gatal yang ditimbulkan.
  • Penderita akan mengalami tekanan psikis karena kondisinya, tidak jarang penderita dikucilkan secara tidak langsung. Secara estetika perlahan fisiknya terlihat tidak sedap dipandang mata.
  • Psoriasis 30% akan menimbulkan kelainan sendi dan mengakibatkan kecacatan atau kerusakan sendi permanen.
  • Bisa menimbulkan berbagai penyakit seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes, sakit jantung, depresi.
Ini tidak main-main karena di film dokumenter si penderita yang bertutur, entah sudah berapa kali melakukan percobaan bunuh diri karena psoriasis yang dideritanya sekian lama. Sebenarnya penyebab psoriasis belum diketahui karena ada kecenderungan genetik dan juga faktor lingkungan. Namun penyakit ini diketahui berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh yang terkorelasi dengan sel-sel tubuh, di mana sel kulit tumbuh dengan sangat cepat dan kemudian menumpuk di atas kulit. Tambahan sel kulit ini yang membentuk sisik tebal dan berwarna keperakan dalam ruam-ruam merah yang terasa gatal, kering, seklaigus menyakitkan.

Menurut dr Danang, pasien tidak hanya harus berjuang melawan rasa sakit, tapi juga melawan beban emosional seperti stres dan kecemasan yang berdampak pada bagaimana pasien dapat menjalani hari-harinya dan memiliki hidup yang berkualitas.

dr Danang
"Tidak dipungkiri, psoriasis memiliki dampak yang besar bagi kesehatan fisik dan mental. Kualitas hidup pasien sudah pasti akan menurun tentunya mempengaruhi kepercayaan diri mereka."

Ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit ini, bukan mustahil membuat tidak ada solusi terbaik hingga putus asa dan penderita tertekan lalu bunuh diri. Atau sebaliknya masyarakat  mengucilkan penderita karena mengira psoriasis penyakit kulit yang menular  karena melihat penampakannya melalui film dokumenter saya dan teman-teman yang hadir di acara ini pun merinding.

Dokter Lyli berharap melalui tulisannya para blogger yang hadir dapat mengulas tentang psoriasis hingga masyarakat mengetahui dan memahami kalau penyakit ini tidak menular dan sesungguhnya dapat disembuhkan, serta masyarakat semakin sadar pola hidup sehat. Bagaimana pun siste imun yang baik melalui asupan dan pola hidup sehat, ikut berperan dalam memerangi segala penyakit.

Novartis Indonesia Meluncurkan Pengobatan Baru Untuk Psoriasis: Secukinumab

Setiap penyakit Insallah akan ada obatnya...

Merujuk kalimat di atas dan seperti yang diucapkan dokter Lyli bahwa psoriasis ada obatnya, maka ada berita gembira Novartis Indonesia meluncurkan pengobatan baru secukinumab untuk penderita psoriasis. Inovasi ini tentu disambut baik Kementerian Kesehatan RI terutama dalam penanggulangan penyakit tidak menular.

Secukinumab merupakan obat biologis-protein dengan rekayasa genitis yang didapatkan dari gen manusia yang dirancang untuk menghambat komponen spesifik di sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan inflamasi. Secara sederhana, secukinumab beraksi menghambat siklus respon daya tahan tubuh terhadap penyakit psoriasis.

"Demi membantu pasien Indonesia yang memiliki kondisi psoriasis menengah hingga berat mendapatkan kulit yang bersih lebih lama, Novartis Indonesia meluncurkan pengobatan baru secukinumab di Indonesia. Pengobatan baru ini diharapkan dapat memberikan kulit yang bersih hingga 90%," kata Milan Paleja.

Milan Paleja
"Komitmen kami tetap teguh di semua negara di mana kami beroperasi. Kami selalu siap untuk  mendukung Pemerintah Indonesia dan bekerjasama dengaan semua pemangku kepentingan melalui JKN maupun pasar komersial demi meringankan beban sosial maupun ekonomi yang diakibatkan penyakit ini. Adalah sebuah kebanggaan untuk dapat bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) untuk memberikan harapan baru  bagi pasien psoriasis."

Langkah Pencegahan Dan Pengendalian Psoriasis Di Indonesia

Selain bekerjasama dengan Novartis, Kementerian Kesehatan RI membuat kebijakan dan strategi dalam pencegahan dan pengendalian psoriasis:

  • Penyusunan buku pedoman penanggulangan psoriasis di fasilitan kesehatan tingkat pertama. Penyusunan kurikulum dan modul pelatihan penanggulangan psoriasis dan lupus eritematosa sitemik bagi tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama, guna meningkatkan dan memperkuat managemen deteksi dini dan tatalaksana faktor risiko pada psoriasis yang didukung dengan peningkatan dan pengembakan kompentensi dan kapasitas tenaga kesehatan.
  • Promosi kesehatan melalui kegiatan advokasi, sosialisasi, pemberdayaan masyarakatan dan informasi melalui media.
  • Kemitraan dilaksanakan dengan prinsip kesamaan kepentingan, kejelasan tujuan, kesetaraan, dan transparansi di bidang kesehatan.

Semoga dengan peran pemerintah dan hadirnya secukinumab di Indonesia dapat membantu para penderita psoriasis dan mencegah penyakit itu meluas. Sebagia info produk Novartis dijual sekitar 155 negara di sleuruh dunia. Untuk informasi lebih lanjut bisa kunjungi http://www.novartis.com atau di twitter @Novartis

You May Also Like

9 komentar

  1. Temanku ada yang kena psoriasis, mba. Tapi syukurlah tak menganggu aktivitasnya.

    ReplyDelete
  2. Astagfirullah. Ngeri ya mbak. Saya baru tahu ada penyakit jenis ini

    ReplyDelete
  3. Agak ngeri juga ya lihat penyakit kulit ini. Semoga pengobatan baru ini bjsa jadi solusi terbaik bagi pasiennya.

    ReplyDelete
  4. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menulis, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

    Tidak menulis: tidak menular.

    ReplyDelete
  5. Yuk kita tingkatkan kepedulian kita dan cegah dengan CERDIK :)
    Sereem kalau liat penyakit jaman sekarang :(

    ReplyDelete
  6. Aku terus terang msh blm ngeh psoriosis ini kyk gmn, gambarnya kurang jelas mbak. Tapi ikut bersyukur krn penyakit ini bisa disembuhkan TFS

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama nih.. masih belum begitu ngerti, pokok yang terpenting jangan sampai terkena ya

      Delete
  7. Makin cangih pengobatan dan makin modern alat nya bisa membuat harapan penderita bisa kembali semangat

    ReplyDelete
  8. baru tau aku mak dengan psoriasis ini, senang rasanya kalau kemenkes sering-sering ngadain acara begini biar semakin banyak yang tahu dengan penyakit-penyakit yang nggak umum kayak psoriasis.

    ReplyDelete