Bijak Menghadapi Bullying

by - September 17, 2017


Ulasan tentang bullying ini saya tulis berdasarkan diskusi bersama para moms blogger dan psikolog cantik, Vera Ilabiliana Hadiwidjojo di acara yang dipersembahkan oleh Sinar Mas MSIG Life dengan tema 'Smart Mom, Protect Your Family Smile, tanggal 9 September 2017 di JSC Hive Coworking Space, Jakarta.

Bullying Atau Berkelahi?


Mengapa saya mengambil judul Bijak Menghadapi Bullying? Sebab bullying tidak sekedar masalah buat korban, tetapi juga pelaku bullying itu sendiri. Sebelum membahas lebih lanjut tentang bijak menghadapi bullying, yuk ah kita ulas arti bullying. Seperti apa sih yang disebut bullying, sebab banyak loh ibu-ibu atau para orangtua yang main bilang bullying padahal si anak berkelahi, lalu kalah.

"Anakku habis dibully sama teman sekelasnya, lihat nih sampai memar."
Pernah dengar curhatan seperti di atas gak? Kemudian setelah dirunut kronologinya ternyata si anak berkelahi sama temannya dan kalah. Berkelahi dalam arti saling pukul, saling menyakiti, dan ada yang menang serta kalah.

Terus seperti apa dong yang disebut bullying?


Bullying adalah:


  • Menggunakan pengaruh atau kekuatan superior untuk mengitimidasi orang lain agar melalukan atau memberikan apa yang diinginkannya.
  • Perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja melibatkan kekuatan yang tidak seimbang berulang kali atu berpotensi berulang.
  • Perilaku mengintimidasi, agresif, melibatkan kekuatan yang tidak seimbang karena bullying terjadi pasti dilakukan seseorang kepada seseorang yang dinilai dan diketahui memiliki kekuatan lebih lemah atau dibawahnya. Hal ini terjadi berulang kali atau berpotensi berulang, itu yang membedakan dengan perkelahian. Perkelahian terjadi ada perlawanan dari masing-masing pihak, belum tentu terjadi berulangkali.

Anak Yang Berisiko Menjadi Korban

Vera Ilabiliana Hadiwidjojo 
Sebelum anak atau anak-anak di sekeliling kita menjadi korban, ada baiknya orangtua atau orang dewasa memahami anak-anak yang potensial menjadi korban bullying:

  • Anak baru
  • Paling kecil atau muda
  • Pengikut
  • Pemalu atau sulit bersosialisasi
  • Kurang mampu
  • Dianggap mengganggu
  • Berada di tempat dan waktu yang salah
Untuk itu bekali anak sedini mungkin untuk menghindari bully, anak-anak yang tumbuh dengan kasih sayang dari orangtua atau keluarga akan memiliki kepercayaan besar akan dirinya sendiri. Keadaan apapun bila seorang anak memiliki kepercayaan yang besar akan dirinya, dia akan kuat berada di manapun. Meski dia paling muda atau kecil, tidak mampu.

Namun bukan kasih sayang yang salah, kasih sayang yang membuat anak tidak mandiri dan tidak berani, sangat riskan membuat anak terlihat tidak berdaya di hadapan teman-temannya sehingga bisa menjadi sasaran bullying. Kasih sayang yang membuat anak percaya dirinya bisa, dirinya dicintai.

Selain kasih sayang, biarkan anak bersosialisasi sejak dini, jangan melarang anak bersosialisasi karena kawatir ini-itu karena tanpa mencoba bersosialisasi, selain anak menjadi sulit bersosialisasi akan membuat dia tidak mampu bertahan ketika menghadapi lingkungan baru atau masyarakat.

Ketika dalam bersosialiasi terjadi perkelahian atau ribut yang masih wajar, biarkan anak menyelesaikan masalahnya dengan teman-temannya, jangan orangtua lantas menarik anak dari lingkungan bermain atau membela. Hal ini akan membuat anak tidak mandiri dan jadi penakut ketika harus berhadapan dengan masalah-masalah teman-temannya atau pun masyarakat.

Memberitahu anak agar menghindari atau tidak berada di tempat dan waktu yang salah, misalnya dekat dengan anak-anak yang menjadi momok di masyarakat secara sendirian. Mendekati area keributan yang belum jelas duduk permasalahannya, jika perlu bekali anak dengan bela diri. Belajar bela diri ini bermanfaat untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri anak, juga untuk bekal membela diri pada kondisi yang tidak diinginkan.

Bagaimana Jika Anak Sudah Menjadi Korban Bullying?

Mungkin tanpa Anda sadari anak Anda mengalami bullying dengan teman-temannya, karena banyak anak-anak yang kena bullying tidak bercerita atau menyembunyikan dari orangtuanya. Karena anak-anak korban bullying mengalami hal ini:

  • Takut
  • Takut disalahkan
  • Takut diminta selesaikan sendiri
  • Yakin tidak ada yang bisa menolong
  • Tidak sadar menjadi korban

Karena itu kenali tanda-tanda anak kena bullying. Berikut ini tanda-tandanya:

  • Menghindari tempat tertentu atau takut sendirian
  • Merasa dirinya tidak cukup baik
  • Minta uang lebih untuk alasan yang tidak jelas
  • Menyalahkan diri sendiri, merasa tidak berdaya
  • Bicara tentang bunuh diri
  • Enggan bicara tentang sekolah atau temannya
Please, serius lah jika anak-anak sudah mengalami tanda-tanda tersebut, karena banyak tercatat korban anak-anak yang dibully melakukan bunuh diri, atau ketika dewasa si anak tumbuh menjadi orang yang  bermasalah. Entah, dia akan terus merasa dibully atau justru berbalik menjadi pelaku bullying yang lebih berbahaya.

Bijak Terhadap Bullying


Lindungin anak-anak menjadi korban atau pelaku bullying!
Di sinilah  mengapa saya menyimpulkan sebagai orangtua harus bijak terhadap bullying, baik kepada korban misalkan itu anak kita sendiri pun, atau pun terhadap pelaku bullying, karena anak saya pernah mengalaminya dan menyakitkan sekali. Kisahnya bisa dibaca:

STOP BULLYING! Kadang sebagai orangtua tanpa sadar kita membully anak-anak
Jika kita sebagai orangtua atau dewasa tidak bijak terhadap bullying maka banyak hal bisa terjadi, anak yang menjadi korban bullying tidak mendapatkan efek yang bermanfaat, seperti pulihnya kepercayaan diri atau rasa sakit yang dirasakan di jiwa. Buat pelaku bullying juga tidak mendapat efek jera atau sadar, yang ada justru akan mencari korban berikutnya.

Emosi Ketika Anak Menjadi Korban Bullying

Ini pasti! Saya tahu betul karena pernah mengalaminya, rasanya akan saya hajar habis anak tersebut karena telah membuat anak saya mengalami hal tidak mengenakan dan ini pasti akan menjadi bekas yang tetap ada meski sudah berlalu. Namun itu  bukan penyelesaian, yang saya lakukan adalah diskusi dengan orangtua, anak saya dan pelaku bullying, guru. Hal ini tidak sekali dua kali, tapi kontinyu. Harus ada kerjasama dengan baik dari semua pihak.

Selain emosi terhadap pelaku bullying, saya juga emosi terhadap anak saya: KOK YA BISA DIBULLY? Rasanya ingin mengajarkan anak saya ini-itu agar membalas habis dan sebagainya, tapi ini bukan tindakan yang bisa menyelesaikan masalah. Mengapa anak bisa dibully, seperti saya ulas di atas, pasti ada sesuatu yang salah. Sesuatu yang besar kemungkinan datang dari saya dan suami tanpa tersadari.

Di situ saya introspeksi diri: Apakah saya dan suami salah menyayanginya? Apakah anak saya potensial dibully karena faktor usia atau kurang mampu? Apakah anak kami berada di posisi dan situasi yang salah? Dan setelah dirunut serta diskusikan ternyata bullying yang terjadi adalah anak kami berada di situasi dan waktu yang salah.

Cara Membantu Anak Korban Bullying

Diskusi dengan anak apa yang dapat dia lakukan untuk menghentikan atau  menghindari bullying:

  • Ajarkan anak bagaimana mempertahankan diri
  • Practice makes perfect
  • Tingkatkan kepercayaan diri mereka
  • Biasakan sikap asertif di rumah
Tapi mengapa temannya itu membully, kenapakah? Ada apakah?
Sebagai orangtua yang dewasa kita jangan cukup puas anak kita terbebas dari pelaku bullying, tapi mari kita dukung agar pelaku bullying keluar dari lingkaran setan untuk terus melakukan bullying kepada anak berikutnya.

Jika anak Anda Pelaku Bullying?

Nah, ini! Seperti kisah yang dialami anak saya, pihak orangtua yang membully anak saya tidak percaya dan justru ikut membully anak saya meski mungkin tidak mereka sadari. Seharusnya sebagai orangtua maupun orang dewasa waspada jika anak Anda menjadi pelaku bullying!

Berikut tanda-tanda anak potensial menjadi pelaku bullying:
  • Sering bersikap kasar
  • Sulit mengontrol amarah
  • Manipulatif
  • Tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya
  • Merasa harus menang atau jadi yang terbaik dalam segal hal
  • Mencari perhatian secara berlebihan
  • Sebagai orangtua jika anak menjadi pelaku bullying  maka:
  • Berusaha bersikap obyektif
  • Fokus pada fakta dari berbagai pihak
  • Anggap serius
  • Minta anak untuk minta maaf pada korban
  • Lihat apakah anak juga korban di rumah Anda yang mungkin tidak Anda sadari
  • Ambil tindakan korektif
Please! Jangan katakan 'anak saya baik-baik mana mungkin membully!' atau 'Tidak mungkin, anak saya tidak mungkin begitu! dan lain sebagainya. Hal ini tidak hanya menghancurkan masa depan anak oranglain, tetapi juga sesungguhnya Anda tengah menghancurkan anak Anda sendiri.

Yuk, jadilah orangtua atau orang dewasa yang bijak terhadap bullying!

You May Also Like

8 komentar

  1. Efek bully memang luar biasa bahaya ya..adik saya pas smp juga sering dibully sampai kadang males sekolah. Mamaku baru tau karena ada sodara yabg satusekolah lapor. Langsunglah protes ke gurunya dan kepsek. Dan iya otak pelaku bully itu ternyata orang tuanya kerja di luar kota dan cuman di asuh sama nenek yang udah sepuh. Mau panggil orang tua juga sudah.

    ReplyDelete
  2. Paling eneg kalau lihat orang yang suka ngebully orang lain. :( Pengen nyakar aja gitu.

    ReplyDelete
  3. Mungkin harus ada sanksi tegas buat pelaku bully ya?

    ReplyDelete
  4. Kebanyakan pelaku bully tuh korban sinetron. :'D

    ReplyDelete
  5. Anak saya yang umurnya waktu itu 4 tahun aja tahu sedang dibully dan sukurnya bercerita sama ayah dan ibunya. jadi kita tahu apa yang terjadi sama anak ketika bermain sama temanya.

    ReplyDelete
  6. lengkap mak dan jadi makin bisa mengawasi anak-anak deh

    ReplyDelete
  7. Kadang kita gak sadar kalo ternyata kita atau orang-orang di sekitar kita ternyata jadi korban bullying :(

    ReplyDelete
  8. Anakku yg cewek belum lama ini jadi korban bullying tmn sekelasnya hanya karena anakku kakinya tdk spt anak anak yg lain, agak miring posisinya. Anakku diolok olok dan sempat didorong.Sdh beberapakali kejadian spt ini terulang dan tdk ada penyelesaian dari guru atau pihak sekolah sampai akhirnya aku ke sekolah dan lgsg lapor kepsek. Aku juga langsung samperin anak yg ngebully anakku. Aku kasih teguran dan peringatan.

    ReplyDelete