Bijak Menulis Status

by - September 05, 2017



Percaya atau tidak saya adalah orang yang paling kudet dengan status orang lain. Apalagi dulu, sebelum memiliki banyak teman akrab, di sosmed yang paling familiar adalah kronologi saya dan inbox. Dua tempat ini saya berhubungan dengan pembaca setia novel-novel saya, pelanggan setia OS buku saya, dan tentu saja teman-teman yang komen di status saya.

Hingga suatu kali seseorang menegur di status saya, kalau saya tidak pernah like dan komen di statusnya. Beberapa kali hal ini terjadi hingga kemudian  sesekali keliling beranda dan .. ALAMAK! Aneka status ada, bisa bebas kita baca, dari yang bijak hingga yang tidak jelas, bahkan rawan memancing argumentasi. Kebiasaan keliling sesekali ini, sempat membuat saya ketagihan. Ternyata ada dunia lain yang begitu meruyak, selain beranda saya dan inbox (kata teman dekat saya, terutama suami: kamu naifnya gak ilang-ilang, wkwkkw).

Namun seiring waktu lelah juga ya, stalking status yang berbaris, terbawa arus aksara yang tertulis. Sebenarnya juga karena kerjaan dan customer yang manggil-manggil di inbox mengalihkan kosentrasi saya dari keramaian beranda. Tapi, demi menjaga silaturahmi sesekali saya jalan-jalan ke beranda. Komen-komen komikal, komen-komen yang sekira penting buat saya komen atau ingin saya goda, itu saja.

Dan, tetep ya saya ini kudet ketika ada teman yang bilang: Tahu status ini gak? Tahu si B gak? Baca deh, dia itu nyindir aku gak sih? Itu status tandingan ya? Dan, banyak lagi sampai gosip seleb dan parahnya... saya bingung ketika lagi boom kata-kata 'pelakor'. Dalam imajinasi saya pelakor itu bencong (maaf) sampai kemudian saya tahu dari instagram kalau pelakor itu pelaku selingkuh gitu deh (bener kan?).

Asli koplak banget! Kadang, terbersit juga sih rasa heran: Mengapa orang bisa tahu banyak tentang orang lain, saya tidak? Bahkan, untuk sebuah nama...saya sering tidak tahu, ihiks. Kecuali orang tersebut terus berinteraksi dengan saya, intens.

Pernah suatu hari saya tanamkan dalam diri saya harus tahu hal yang paling update, ngehits, boom, tapi tetap gagal. Lagi-lagi tahunya karena diceritain, untungnya segala cerita yang sampai ke saya banyak yang tersimpan rapi. Kecuali satu-dua lepas karena saya pikir orang tersebut amanah, itu pun bukan dalam bentuk gosip. Tapi sebuah info yang pendek, sekilas. Cuma tetep ya, hal ini tidak baik (CATET). Amanah adalah amanah, dalam bentuk apapun tetap dikeep

Kembali ke soal stalking status, kepo status...

Jika saya pernah stalking status teman-teman di beranda seperti ulasan di atas, maka status saya pun juga diperlakukan demikian dong, hihihi. Status-status saya kebanyakan tentang anak, kepenulisan, jualan buku, promo sebuah brand, puisi, pemikiran atau opini, filosofi hidup, obrolan yang bermakna. Rata-rata banyak dibagikan oleh teman-teman di facebook, terutama yang bermanfaat. Beberapa status saya seperti berikut ini:

Seperti ini contohnya status dagang:

INFO: Buat temen-temen yang pesan buku, mohon maaf atas keterlambatannya ya. Berhubungan dengan libur kamis-minggu (kemarin) dari pihak gudang&kondisi gudang sedang ikut pameran BBW Jakarta maka proses pemesanan&pengiriman ke rumah saya juga terlambat.
Makasih

Status tentang anak:


Kalau Lintang dari batita hobby nangkap kupu-kupu, ulat dll dimainin sampai ada yang dijemur ditempel di kertas😑😑😑

Kalau Pedar: ibu kasian upu-upunya, ntar anaknya mau nyonyo (ASI) angisss ibunya diangkep

Status puisi:


Masa depan
Apa yang tengah kita lakukan kepada anak-anak
Seperti membangun istana dari milyaran butir pasir

Dibutuhkan perjuangan
Kesabaran
Ketekunan
Kekuatan
Kasih sayang
Waktu
Dan keyakinan

Biasa-biasa banget kan status saya  (menurut saya sih, hehehe)? Tapiii, seiring dengan banyaknya teman sosmed dari berbagai kalangan, golongan, dan tingkat keakraban yang berbeda-beda, banyak yang belum terlalu saya kenal dan mengenal saya  tentunya. Beberapa status saya ternyata 'menyakiti' atau membuat seseorang berpikir: KAMU NULIS TENTANG SAYA.

Seperti status yang saya tulis ketika rindu kepada ibu memuncak, ketika kata-katanya patut saya ingat dan memberi makna dalam:

Barusan ngobrol sama Ibu saya, nyess sama kata-kata ini:

"Jangan pernah mengklaim kita ini itu, yang baik-baik. Sebab setan itu bisa mengubah kita sewaktu-waktu. Berdoa dan berusaha jadi baik, itu saja. Karena semakin sering mengklaim aku gak gini, aku gak gitu..semakin banyak burung di luar yang tertawa..."
Hihihihi, makasih, Bu. Dibalik diammu yang sering aku gak pahami dari kecil, dibalik lembaran buku yang kerap membuatmu diam seribu bahasa (asyik baca), aku banyak menemukan sesuatu, Salah satunya menjalani hidup sebagai penulis

Dengan berani seseorang mengatakan status itu untuknya? Ada amarah, tapi ada juga tawa dan sedih. Baiklah, rupanya kita memang harus bijak menulis status. Baik status baik-baik tanpa maksud, atau sekedar goresan tanpa arti sebagai seorang penulis dengan jiwa romansa. Sesungguhnya saya ini romantis, haaalah...hahahaha.

Seseorang pernah mengatakan pada saya: Statusmu adalah cermin dirimu. Ketika kau tengah berstatus, sesungguhnya tengah membuka salah satu helaian bajumu... Hati-hati jangan sampai kau telanjangi dirimu.

Bisa diterima akal memang apa yang diucapkan seseorang itu, namun di luar itu saya harus mulai tetap mempertahankan tidak perduli dengan beranda (kecuali job wkwkkw) dan tetap MENJADI KUDET dengan urusan oranglain, kecuali dia butuh pertolongan. So, apakah statusmu hari ini, teman?


You May Also Like

15 komentar

  1. Di kelas Branding yang aku ikuti kemarin mentornya juga bilang, Branding di sosmed tu natural aja, ga usah dibuat-buat.
    Tapi kadang tergoda juga lho mbak, bikin status yang lucu demi like atau apa gitu. Padahal apa yang kita tulis juga bisa jadi doa kan.

    Oya, statusku hari ini apa ya... Buku yang aku baca kayane. Tentang latar belakang disclosure dan maksud disclosure tu apa

    ReplyDelete
  2. Kadang memang males mba bikin status ada aja orang baperan apalagi klo di medsosnya temenan sama sodara, aku bikin status apa ada yang kesindir lalu bikin status sindiran giliran didepan aku ga berani ngomong ah benar2 rumit makanya skrg uda males bikin status wkwkwk

    ReplyDelete
  3. Aku kebanyakan nyetatus dagangan, jarang banget curcol di medsos hehe..

    ReplyDelete
  4. kalau saya sekarang sudah jarang update status di fb kecuali untuk pengumuman pekerjaan atau share link blog mba, entah kenapa sekarang kok malu rasanya kalau mau curhat atau berkeluh kesah di facebook haha. Tapi kalau di IG malah panjang ceritanya. mungkin karena medianya juga berbeda ya. di fb saya kebanyakan nyeblak jadi kurang suka huhu

    ReplyDelete
  5. Ahahahha akupun ga begitu ngeh dengan status si A atau si B mbak, yang penting pas aku OL ada di timeline aku kasih jempol aja dengan baca cepet. Apalagi kalau statusnya panjang wkwkkw, yang penting jempolku nyampai, biar pas aku post FB harapannya pun sama jempol mereka juga nyampai untuk status saya xixi

    ReplyDelete
  6. Untuk bikin sebuah status itu (terutama di fb) butuh waktu lama buat saya posting. Ya karena mikir-mikir..ini perlu diposting nggak yaa, penting gak yaa..dll :D

    ReplyDelete
  7. duluuuu sekali pas masih jomblo rajin status haha itu pun kebanyakan quote2 *aku anaknya sok bijak gitu deh, uhuk, sekarang mah bisa pegang hape ngecek job aja udah syukuuur banget hihi

    ReplyDelete
  8. Dulu zaman alay aku suka nyetatus, tiap detik nyetatus hahaha #lebay
    Begitu jd emak, udah males nyetatus wkwkwk

    ReplyDelete
  9. Pernah iseng baca status jaman dahulu kala sama sekarang juga suka bikin ketawa dalam hati *diiih aku kok alay bangettt
    dan aku pun baru tau kalao pelakor singkatan dari Perebut Laki Orang hehehe

    ReplyDelete
  10. Hiks, aku ga temenan sama Mba Eni di FB. Kata mba, jangan...isinya jualan buku semua. Yaweslah di IG aja

    ReplyDelete
  11. Aku jarang nulis status di sosmed, kecuali share postingan blog hehehe :)

    ReplyDelete
  12. Sejak pake fanpage malah FB personal jarang terjamaah euy, apalagi skrg eranya instagram hihi. Itupun bukan ngetik status, cendrung share postingan blog hahayy

    ReplyDelete
  13. Idem Mbak. Seringnyaa statua dagangan :D

    ReplyDelete
  14. Hihi, kadang lucu ya, Mbak. Ngeliat orang saling sindir di status. Kaya baca novel, hoho.

    ReplyDelete
  15. pelakor is perebut laki orang. ada2 aja ya Mba istilahnya

    ReplyDelete