Resolusi 2018: Jangan Pernah Takut Bermimpi!

by - December 30, 2017



Mimpi adalah bunga tidur
Mimpi adalah sesuatu yang hanya ada dalam khayalan, pikiran dan bayangan
Seolah ada
Nyata
Namun begitu tangan akan menggenggam semua... KOSONG!

Itu jika mimpi diartikan secara harfiah, mimpi yang sering terjadi  ketika seseorang tertidur atau ketika seseorang HANYA BERKHAYAL saja. Namun yang saya maksud di sini bukan itu, tapi mimpi yang mengawalin langkah kita, doa kita untuk mewujudkan impian tersebut. Mimpi yang menjadi awal langkah kita untuk maju, mimpi yang menjadi peluru dalam resolusi kita.


Tentang Mimpi-Mimpi Saya

Mimpi Saya Ketika SD : Jadi Pengarang Yang Punya Buku

Saya terlahir bukan dari keluarga penulis, bukan dari rahim seorang ibu yang cerdas secara formal karena ibu saya SD pun tidak lulus, tapi ibu gemar membaca. Dari bibirnya mengalir cerita Si Kancil, Jaka Tarub, Buto Ijo, dan banyak lagi. Dari sobekan koran, majalah, dari situ ibu memasukan aksara ke kepala saya sejak kecil. Sejak saya tertidur di susunya, mengulum ASI sambil mendengarkan ibu bercerita hingga tertidur.

Setelah bersekolah dan mampu menulis saya tulis semua yang pernah ibu dongengkan, ibu ceritakan hingga menjadi berlembar-lembar cerita dalam tulisan tangan ceker ayam. Ketika itu setiap orang bertanya apa cita-cita saya, maka saya akan menjawab: PENGARANG. Dulu penulis lebih dikenal sebagai pengarang sebutannya.

Ketika anak-anak bermimpi menjadi polisi, pilot, guru, dokter, astronot, polwan, hanya saya yang asyik bermimpi menjadi pengarang. Hanya saya yang keukeuh mengatakan akan menjadi pengarang ketika diminta maju satu-satu menceritakan cita-cita saya.

"Kalau Eni sudah besar Eni akan menjadi pengarang, bicara di depan orang banyak, punya buku yang dibaca orang banyak."
Saat itu yang mendengarkan hanya terdiam tanpa respon, termasuk guru saya. Mungkin saat saya SD tahun 80an, pengarang tidak masuk dalam daftar cita-cita anak-anak kebanyakan karena ketika harus memakai baju profesi sesuai dengan cita-cita masing-masing, saya tidak tahu seperti apa baju pengarang. Akhirnya saya memakai seragam sekolah, memakai kacamata dan membawa buku yang menjadi bahan pertanyaan teman-teman.

 Biarlah, saya tidak terlalu perduli saat itu, hanya fokus pada apa yang saya mimpikan. Nilai-nilai Bahasa Indonesia di bidang mengarang selalu di atas 8, buku-buku tulis penuh dengan tulisan-tulisan cerita saya. Kalau awalnya menulis cerita yang ibu ceritakan, maka saya mulai menulis berdasarkan khayalan sendiri. Saya ingat saat itu menulis dengan judul: Melati, saya bercerita tentang bunga melati yang tumbuh di teras rumah.

Tulisan-tulisan itu saya masukkan ke kotak pos tanpa perangko dan mengira akan sampai ke redaksi majalah Bobo, setelah SMP saya baru tahu kalau mengirim melalui pos harus pakai perangko dan tulisan yang akan dikirim ke media cetak tidak boleh tulis tangan, hahaha. Mungkin sudah puluhan tulisan yang saya masukkan ke kotak pos dengan tulis tangan dan tanpa perangko.

Mimpi Yang Terwujud 19 Tahun Kemudian


Mimpi pun tergenggam nyata

Akhirnya SMP saya mulai mengirim tulisan saya ke media cetak dengan diketik, mesin ketiknya pinjam dari teman. Alhamdullilah, sekali di muat di media cetak tahun 1990, seterusnya kirim terus tidak pernah dimuat. Tapi setiap ditanya saya selalu menjawab sama, akan menjadi pengarang.

SMA saya masih rajin menulis meski keterbatasan tanpa mesin ketik menghambat sekali, saya kirim tulisan ke berbagai media cetak dari koran sampai majalah dan sukses tidak ada yang dimuat sampai teman yang memijamkan mesin ketik mengolok-olok, "Buat apaan nulis terus buang-buang pita mesin ketik, kertas, ditolak majalah lagi." Sakit sebenarnya, tapi saya yakin suatu saat akan ada jalannya.

Ratusan mungkin jumlah tulisan saya yang dikembalikan oleh media cetak, setiap kirim pasti dikembalikan dengan keterang: Mohon maaf belum bisa dipublikasikan atau Maaf belum sesuai kriteria. Begitu bekerja, fasilitas komputer membantu sekali hingga beberapa tulisan saya akhirnya dimuat, bahkan saya menjadi salah satu kontributor untuk artikel jalan-jalan di majalah tahun 2002. Tapi mimpi saya untuk punya buku belum terwujud...


Artikel tentang Baduy yang saya tulis 

"Kalau mau punya buku atau novel, belajar perbanyak halaman tulisanmu. Kembangkan cepenmu, nanti coba saya pertemukan dengan editor penerbit..."

Masyaallah, bikin tulisan yang semula paling banyak 30 halaman hvs A4 mendadak harus membuat minimal 120 halaman hvs A4, rasanya jari sering membeku di atas tust komputer. Saya tidak tahu lagi aksara apa yang akan ditulis, tidak tahu lagi kata-kata apa yang harus dirangkai.

Seorang sahabat saya Meli dan seorang penyair Indonesia alm WS Rendra menyemangati bahwa saya bisa, maka berbulan-bulan bahkan setahun baru jadi satu novel perdana saya: Sehelai Daun Kapuk Randu, diterbitkan oleh penerbit kecil di Yogyakarya - Bukulaela.


Ibuku
Menangis saya dipelukan ibu, ibu yang lebih banyak diam ketika saya bertumbuh, hanya pandai mendongeng. Ternyata karenanya mimpi saya terwujud. Bisa dibayangkan mimpi dari tahun 1984 baru terwujud di tahun 2003? Untuk selanjutnya dari tangan saya lahir puluhan novel, Alhamdullilah.

Mimpi Punya Bayi Di Usia 37 Tahun : Lahirlah Pendar



Bicara tentang mimpi lagi, setelah kehilangan anak ke tiga betapa saya ingin memiliki bayi lagi, bayi laki-laki. Kerinduan yang sangat kuat di hati, tapi mengingat alm memiliki kelainan dari lahir maka kemungkinan bisa terjadi pada bayi berikutnya. Apalagi usia saya tidak lagi muda, usia 37 tahun akan hamil dan melahirkan anak ke empat.

"Ibu tidak takut kehamilan beresiko?" tanya dokter kandungan saya.
Saya menyakinkan dokter , Insallah siap. Maka saya harus menjalani hidup sehat dan pemeriksaan rutin dari awal hingga kelahiran. Sembilan 9 bulan saya fokus hanya pada kandungan sampai sholat Dhuha dari masjid ke masjid untuk memohon kesehatan saya dan kandungan. Beberapa drama sempat terjadi, sampai saya hampir melahirkan paksa.

Alhamdullilah, saya keukeuh untuk ceck keseluruhan sehingga bisa melahirkan normal dengan lancar dan mudah sekali tanggal 17 November 2014. Bayi sehat yang tampan bernama Pendar, bayi yang tumbuh dengan pesat. Mimpi saya menggendong bayi laki-laki terwujud di usia 37 tahun.

Mimpi Memiliki Mirrorless : Terwujud


Tidak ada mimpi yang terwujud tanpa doa&kerja keras

Akhir tahun 2015 saya terjun menjadi blogger. Dalam perjalanan menjadi blogger saya selalu banyak belajar, menjadi profesional dengan menerima job dan mengerjakan sebaik-baiknya tanpa melihat dari besar kecilnya fee. Menjaga image demi brand yang sudah bekerjasama dengan menjaga diri untuk tidak terjun ke dunia nyinyir.

Bagaimana pun apa yang kita tulis dengan baik-baik jika tidak mencerminkan apa yang kita lakukan, itu buat saya tidak profesional. Misal: Saya dikontrak sebuah brand dengan tema parenting, maka apakah pantas jika saya kemudian membuat status nyinyir. Orangtua macam apa dong itu namanya, hahaha. Ini sekedar contoh bagaimana profesional dengan pekerjaan kita.

Termasuk ketika saya sering menerima job kecantikan , seperti kosmetik, skincare, maka saya akan konsisten dengan apa yang saya kenakan mencerminkan sesuatu yang indah dilihat. Meski mungkin di dunia nyata saya tampil seadanya.

Alhamdullilah, job mengalir, lomba-lomba blog meraih kemenangan meski tidak jarang kalah, sekecil apapun kemenangan adalah nikmat yang wajib disyukuri. Jangan sampai kita bingung prestasi apa yang kita raih, tidak melihat dan merasakan anugerahNya itu membuat pikiran tersesat.

Dari perjalanan menjadi blogger dan ingin maksimal saya bermimpi memiliki mirrorless, saya ingin foto-foto di instagram maksimal, di blog juga maksimal. Tapi selalu saja dana untuk itu terpakai, kadang ada rasa kesal dan tidak rela.

Suami meminta saya bersabar, teman-teman meminta saya mengikuti lomba blog yang berhadiah mirroles, tapi tidak ada yang menang. Sampai saya pernah iri melihat teman yang sudah punya kamera bagus masih menang dapat mirrorless. Sedih sekali rasanya, padahal saya mau beli yang lima jutaan saja lah. Masa tidak bisa?

Akhirnya saya ikhlaskan jalanNya, semakin memperbaikin konten dan memaksimalkan foto dengan hape . Target saya awal tahun 2018 saya bisa membeli mirrorless yang berbadrol 5 juta rupiah setelah melihat hasil foto milik teman dengan mirrorless itu cukup bagus. Tapi apa?

Belum menginjak tahun 2018 mirrorless sudah ditangan saya, Sony A6000 dengan bandrol harga nyaris dua kali lipat kamera yang saya mimpikan. Masyaallah... Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau ingkari? Rasanya saya ingin menangis karena bahagia.

Resolusi Atau Mimpi Di Tahun 2018?

Setelah mimpi-mimpi di tahun sebelumnya terwujud dengan sempurna, jadi apa lagi resolusi atau mimpi saya di tahun 2018?
Maka saya akan menjawab :TIDAK AKAN TAKUT BERMIMPI TENTANG APAPUN!

Tentu mimpi yang positif buat saya dan semua orang, mimpi yang akan menjadikan segala hal menjadi lebih baik untuk diri sendiri dan orang di sekitarnya. Mimpi--mimpi itu berbaris di dalam kepala saya yang akan meluncur melalui doa-doa dan usaha keras saya di tahun 2018. Namun di balik semua resolusi atau pun mimpi, jangan pernah lupa untuk mewujudkan semua itu andil besar juga adalah TUBUH YANG SEHAT.

Tubuh Sehat Dengan Pola Hidup Sehat Untuk Mewujudkan Resolusimu


Pasca Sakit Wasir Tahun 2017

Sehat adalah segalanya, sehat adalah hak mutlak tubuh dan pikiran untuk dapat mewujudkan semua mimpi atau resolusi kita.  Kira-kira pertengahan 2017 saya jatuh sakit karena kecapekan, ingat betul setelah maraton even blogger dan mengerjakan banyak tulisan dengan begadang, saya jatuh sakit selama hampir satu bulan. Efeknya?

Selain anak-anak tidak kehandle dengan sempurna, berapa job melayang, kerjaan yang harus diselesaikan tidak selesai. Saya banyak minta cancel job dan minta pending kerjaan yang sudah lewat DL. Hanya rebahan di rumah dan beberapa tujuan terpaksa tidak bisa dilaksanakan. Sakit apa saya?

Saya memiliki wasir tapi sudah bertahun-tahun tidak pernah mengalami sakit meski pasca melahirkan Pendar. Biasa orang punya wasir kalau melahirkan akan merasakan sakit yang luarbiasa, tapi saat saya melahirkan Pendar tidak apa-apa. Ini  karena kecapekan tiba-tiba wasir saya bengkak, tidak bisa buat jalan. Masyaallah, sakitnya luarbiasa. Siang-malam sakit.

Obatnya hanya mengasup makanan sehat dan banyak istirahat serta ditherapi agar wasir saya kempes. Wasir kempes, tubuh masih terasa lemah dan lemas sekali sampai saya butuh asupan multivitami agar tubuh cepat pulih setelah hampir sebulan sakit. Pasca sakit wasir saya belum berani jalan jauh sendirian karena rasanya seperti melayang.

Karena pengalaman sakit tahun 2017 ini, salah satu mimpi saya tahun 2018 adalah SEHAT. Mengingat usia saya sudah memasuki kepala 4 tahun ini, ah tidak terasa. Jadi selain minum suplemen pasca sakit itu, saya mulai menerapkan hidup sehat.

Tubuh yang sehat bisa mendampingi anak-anak

Apa yang saya lakukan agar tetap sehat? Berikut ini mungkin bisa menjadi inspirasi kalian:
  • Mengasup makanan sehat dengan mengurangi jajanan di luar, mengurangi gorengan, lemak santan tidak sehat, dan makanan instan. Banyak minum air putih.
  • Mulai tidut telatur, tidak begadang.
  •  Banyak bersyukur, berbaik sangka, dan bahagia atas apapun yang terjadi.
  • Rajin olahraga setiap hari.
  • Rajin beribadah
Doakan saya bisa mewujudkan resolusi atau mimpi saya di tahun 2018 ya, kalau kalian memiliki resolusi atau mimpi apa di tahun 2018 besok? Pesan saya, apapun itu JANGAN PERNAH TAKUT BERMIMPI.


You May Also Like

57 komentar

  1. Gue juga tukang mimpi
    Banyak mau tapi energi terbatas

    ReplyDelete
  2. Karena mimpilah aku ada seperti sekarang ,semua pulau besar di Indonesia sudah di jelajahi

    ReplyDelete
  3. Benar.
    Dan satu lagi mantra paling manjur.

    Tulis impian di kertas dan tempel.

    In syaa Allah jadi penyemangat dan sudah pasti menjadi doa.

    Tabarakallahu, mba...
    Tulisannya menginspirasi sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Mb Lendy Kurnia, trus semangat bermimpi

      Delete
  4. Wah keren sekali mimpinya sejak kecil jadi penulis. Dan akhirnya tercapai, mashaAllah mbak. Ibunya luar biasa ya, mendidik dengan kebiasaan membacakan dongeng. Terus menulis dan menebar manfaat dengan tulisannya ya mba :)

    ReplyDelete
  5. Semoga tercapai resolusinya , aamiin

    ReplyDelete
  6. Pemimpi yang tidak pindah tidur adalah tagline saya di akun Kompasiana. Eh siapa juga yang nanya ya. Hahaha...

    Semoga mimpinya tercapai ya...

    ReplyDelete
  7. Bukan cuma mimpi, tapi juga eksekusi
    Dan selama ini masih banyak mimpi2 yg mengudara tapi masih sebagian yg tereksekusi,, 😰
    .
    Semoga di tahun 2018 ini kelak bisa bnyak mimpi2 yg udah smean rangkai terwujud dengan perlahan dan pasti ya, mbak 😍🙌🙌🙌🙏🙏🙏

    ReplyDelete
  8. Waaah Mbak udah ingin jadi penulis dari kecil? konsisten banget sampai sekarang. Salut deh! Biasanya ya anak kecil kan mimpinya ingin jadi dokter atau insinyur.

    ReplyDelete
  9. wah selamat mbak ternyata punya banyak novel.. mau dong baca Mbak.. iya impian asal terus digenggam dan cari cara untuk mewujudkan nya insyaallah tercapai=)

    ReplyDelete
  10. baru tahun ini mak aku buat resolusi hehe dna alhamdulillah 3 lagi aja nih yg mau diwujudkan, smg sama terkabul ya mak

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Kita bertolak belakang mba. Nilai bahasa indonesia ku selalu jelek, karena ga bisa mengarang. Sebaliknya bahasa inggris selalu 9. Tadinya aku mau jd pramugari, tapi seiring waktu cita-citanya berubah. Sekarang pangennya jadi ibu rumah tangga aja, sambil dikit-dikit jualan online menyalurkan hobi dagang.

    ReplyDelete
  13. Alhamdulillah ya mak, sudah ada beberapa resolusi yg terwujud. Menyenangkan kalau udah bsa diwujudkan. Turut berbahagia mak :)

    ReplyDelete
  14. Tau dwh bagaimana perjuangan mbak eni. Kamu wanita tangguh pake banget. Dan emang ya. Semangat aja tanpa badan bugar itu ibarat jalan tanpa kaki. Syusye. Jd badan sehat semangat membara kita bisa berlari mencapai mimpi2. InsyaAllah lebih cepat d8banding ngesot kan. Semangat terus menginspirasi mbak eni.

    ReplyDelete
  15. Luar biasa mb Eni. selalu bersyukur ya. Tak pernah berhenti mencoba sambil berdoa diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Sukses u/ kariernya di dunia blogging di th 2018 ya mb Eni

    ReplyDelete
  16. Betul banget yaa mbak. Mumpung mimpi itu gratis. Hehehee

    ReplyDelete
  17. Aduh senangnya punya mimpi yang kemudian terkabulkan dengan baik ya mba. Aku pengen juga punya buku sendiri tapi belum terwujud nih mba

    ReplyDelete
  18. Wuusss keren banyak impian dah tercapai tahun kmrn, jdnya tahun ini lbh semangat lagi menggapai yg lain yaaa a

    ReplyDelete
  19. Toss dulu yuk ah kamera kita samaan. Hehe. Tp punyaku warna putiihh. Oya, keren ih udh nerbitin puluhan noveeell. Aku pernah pingin bikin novel, tp kepingin doang ternyata gk cukup kuat utk bs mencapai. Hrs dijadikan impian yg kuat nih yaa

    ReplyDelete
  20. resolusinya tercapai semua ya mba, good luck utk resolusi 2018 ya Mba :)

    ReplyDelete
  21. kl saya br punya keinginan beli mirrorless mba. semoga terkabul tahun inii

    ReplyDelete
  22. Saya juga pemimpi, dan alhamdulillah banyak mimpi yang terwujud karena Allah. Nikmat sehat juga yang skarang lebih saya impikan, mba. Karena kalo sehat, kita bisa aktif dan produktif

    ReplyDelete
  23. Aku juga pengen punya mirrorless, doakan ya mamah eni yang cantikkkk.

    ReplyDelete
  24. Hahaha.. lucu banget mba ceritanya. Terutama yg masih SD. Pakaian pengarang pilihan mba eni dah pas tuh.. pakai kacamata. Hahaha..

    Mimpi jika kita bersungguh-sungguh, sabar dan tekun akan menjadi kenyataan insya Allah.

    ReplyDelete
  25. Gak. Boleh begadang gak boleh chat lahi yah malem malem uwel uwel pendar aja

    ReplyDelete
  26. Hayuk mimpiiii....mumpung mimpi nggak dikenai pajak, nggak kayak royalti bukuuu :D

    ReplyDelete
  27. Wah mba eni dirimu inspiratif sekali. Setuju banget, saya pun jadi makin ga takut untuk bermimpi...

    Dan benar. Untuk bisa mewujudkan mimpi penting banget ya untuk selali jaga kesehatan kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih mb Ira, benar kesehatan itu rezeki tak ternilai

      Delete
  28. Aku juga mau jadi penulis sejak kecil dan alhamdulillah terwujud.

    ReplyDelete
  29. Meskipun katanya mimpi itu hanyalah bunga tidur, bagiku justru menjadi pelecut utama memggapai cita2 �� keren banget tulisan mb Eni tentang Badui dimuat..begitu pula hasil karya buku2 yg kuereeeen habis..saluuut banget. Moga2 selalu sehat ya mb...kita beda 1 tahun nih hihihi makin berumur makin cantik dong ya dan sehat bersama Theragran-M ��

    ReplyDelete
  30. Wah.. Super banget mbaak mewujudkan mimpinya.. Bener ya, jangan takut bermimpi, di mana ada niat di situ pasti ada jalan.. Semangattt hidup sehat juga mbaakk ��������

    ReplyDelete
  31. Waah keren mbak semua mimpinya terwujud, terkadang mimpi menjadi vitamin utk bangkit agar bisa diwujudkan ya mbak

    ReplyDelete
  32. Aku ternganga di bagian "sudah puluhan karya dimasukkan ke kotak pos tanpa perangko".... ya ampun, memang ya setiap mimpi itu ada takdirnya masing-masing dan hanya waktu yang bisa mengungkapkannya. InsyaAllah resolusi 2018 bisa terwujud ya mak

    ReplyDelete
  33. Keren banget mbak Eni! Luar biasa inspiratif banget nih dan bikin aku semangat untuk terus nulis. Mimpi kalau dikejar dengan sungguh-sungguh insyaAllah bisa terwujud ya mbak. Semoga semua resolusinya tercapai. Aamiin.

    ReplyDelete
  34. seneng bacanya mak, kekuatan mimpi memang mampu melecut kita untuk terus menggapainya ya, yg terpenting proses ikhtiarnya itu loh, alhamdulillah.. siap menyambut 2018 ya mak, semoga next year bs diceritain lagi, amienn

    ReplyDelete
  35. Barakallah utk kameranya mbak..
    Semoga impian ku di 2018 ini juga bs kesampaian.. Aaammmiiinn

    ReplyDelete