Anjani Bisa Tahu Banyak Hal Tanpa Batas

by - June 21, 2022

 


“Anjani mau tinggal bersama Bu Guru Sekar, kan?”

Anjani mengangguk, kemudian memeluk pinggang wanita yang dipanggil Bu Guru Sekar itu. Pelukannya begitu erat.

Setelah dijanjikan akan mendapat hidup yang lebih layak dengan makan yang lebih baik, pakaian yang lebih bagus, dan tentu dapat duduk di bangku sekolah lagi. Anjani, gadis kecil berusia 10 tahun dengan rambut sebahu, dan poni yang mirip tirai jendela, mau  mengikuti Bu Guru Sekar tinggal di rumahnya.

Bu Guru Sekar memiliki putri, namanya Cahaya, Cahaya anak tunggal. Kata Bu Guru Sekar, Anjani akan menjadi saudara Cahaya, keduanya akan disekolahkan di sekolah yang sama, di kelas yang sama. Anjani berpikir itu pasti akan menyenangkan sekali, kehidupannya akan berubah.

Anjani tidak lagi sendiri dalam rumah Nenek yang kini sunyi, karena Nenek baru meninggal seminggu lalu  menyusul Ayah dan Ibu yang sudah berpulang lebih dahulu. Dirinya tidak akan kesepian, memandang masa depan yang segelap rumahnya, menyaksikan serombongan anak sekolah yang lewat depan rumah setiap pagi, mendengar canda dan tawa mereka diam-diam.

Anjani sudah meninggalkan bangku sekolah SD setahun lalu, sejak Nenek tidak lagi bisa bekerja, kakinya sulit bergerak diserang radang sendi akut, matanya tidak lagi dapat melihat. Kata Bu Bidan desa yang sering menolong Nenek, Nenek terkena katarak. Berhenti sekolah membuat Anjani merasa hidupnya gelap.

 


Lebih gelap lagi ketika Nenek meninggalkannya untuk selama-lamanya, beruntung Bu Guru Sekar yang datang ke desa sebagai guru tamu mendengar kisah Anjani yang sebatang kara, dan kemudian mengutarakan niatnya untuk mengambil Anjani sebagai anak asuh. Semua masyarakat, termasuk perangkat desa setuju, karena memang Anjani tidak lagi memiliki siapa-siapa.

“Kamu nanti akan menjadi anak pintar seperti anak Bu Guru Sekar, Nduk,” bisik Bu Bidan. “Bisa sekolah lagi, pintar, dan tahu banyak hal. Rumah Bu Guru pasti fasilitasnya lebih lengkap, rajin-rajin belajar ya.”

Anjani mengangguk. Bu Bidan memang begitu baik pada keluarga Anjani, dulu Nenek sering berobat gratis. Meski Bu Bidan kerjanya menolong ibu-ibu di desa melahirkan, tapi banyak juga masyarakat yang berobat ke tempatnya ketika sakit batuk, pilek, atau pusing.

Tapi ternyata rumah Bu Guru Sekar tidak seperti yang Anjani bayangkan. Semula Anjani mengira akan tinggal di kota, melihat banyak gedung-gedung, mobil-mobil bagus, toko-toko besar seperti yang diceritakan Ayahnya semasa hidup dulu. Rumah Bu Guru Sekar berada di pinggir kota dengan suasana yang tidak berbeda jauh dari desa tempat Anjani tinggal.

Anjani yang senang menulis cerita, sering berkhayal melalui tulisannya, suatu saat bisa ke kota, sekolah di kota, melihat banyak hal di kota. Impiannya pupus saat dia berhenti sekolah, tapi mimpinya bangkit kembali ketika menerima tawaran Bu Guru Sekar. Namun apa bedanya kalau sama-sama tinggal di desa?

“Selamat datang, Anjani. Aku Cahaya, mulai besok kau akan masuk sekolah. Karena Bunda sudah mendaftarkanmu di sekolahku, kita sekelas,” kata Cahaya ramah, saat Anjani tiba di rumahnya. Rupanya Bu Guru Sekar sudah mempersiapkan semuanya.

“Kata Bunda, kau hobby menulis cerpen ya? Kau bisa pakai laptopku, bisa browsing mencari bahan buat cerita. Karena meski di pinggiran kota, pakai internet keluarga IndiHome, sinyalnya sangat kencang.”

“Internet keluarga?” kening Anjani berkerut mendengar ucapan Cahaya.

“Iya,” Cahaya mengangguk, “Kau bisa menulis cerita tanpa batas, dan mengirimkannya ke penerbit mana pun. Apalagi akan ada lomba cerpen IndiHome loh, kau bisa ikutan dan dapat hadiahnya, Anjani.”

“Ikut lomba cerpen Indihome?”

“Iya. Ayo, kita browsing  bersama!” Cahaya mengajak Anjani ke kamar untuk menyalakan laptopnya, lantas keduanya asyik browsing.

 



Anjani mencari tempat-tempat wisata yang indah, tempat-tempat makan, gadis kecil itu merasa senang sekali. Apa yang dibayangkannya bisa terlihat nyata di depannya, dia tidak menyangka bisa memakai internet, bisa melihat dunia yang selama ini hanya dia dengar dari cerita Ayahnya dulu. Meski tinggal di pinggir kota, rasanya bisa menjangkau apa saja berkat intenet keluarga di rumah Bu Guru Sekar.

“Kalian sedang apa?” tiba-tiba Bu Guru Sekar muncul di pintu kamar.

“Lagi mengenalkan Anjani dengan internetnya Indonesia, Bu,” canda Cahaya.

Bu Guru Sekar tertawa, wanita itu masuk, dan duduk di sebelah Anjani serta Cahaya, “Tidak hanya browsing untuk mencari bahan-bahan menulis, Anjani, tapi IndiHome dari Telkom Group juga bisa berlangganan televisi yang acaranya bagus-bagus untuk anak-anak seusia kalian,” katanya lembut.

“Kalau kalian libur sekolah bisa nonton sepuasnya, dan ingat ya, kalau menggunakan internet harus sesuai dengan usia kalian. Tidak boleh melanggar peraturan.”

“Baik, Bunda,” sahut Cahaya sambil menyenggol bahu Anjani.

Anjani yang terdiam, langsung ikutan bilang,” Baik, Bunda.”

“Nah, gitu dong, anak-anak Bunda, sekarang waktunya kita makan malam, Bunda masak jjajangmyeon.” Bu Guru Sekar bangun dari duduk, beranjak ke luar kamar.

“Apa itu jjajangmyeon?” tanya Anjani terheran-heran.

“Browsing saja, Anjani, Bunda juga masaknya cari resep dari browsing,” jawab Cahaya sembari ketawa.

Teryata jjajangmyeon, mie yang sangat enak sekali, seumur hidup baru ini Anjani makan mie hitam seperti itu. Dan, Anjani baru tahu kalau jjajangmyeon makanan ala Korea yang disuka anak-anak. Ternyata Anjani jadi tahu banyak hal tanpa batas karena internet keluarga di rumah keluarga barunya. Hidupnya jadi tidak sesunyi dan segelap dulu, cita-citanya menjadi penulis terkenal semakin menyala.



You May Also Like

34 komentar

  1. Anjani sekarang gak sedih kan meski gak sesuai espektasi? Yang penting mah bisa akses internet dengan lancar jaya. Hidup di desa gak buruk kok, hehehe

    ReplyDelete
  2. Semangat ya Anjani. Banyak hal bisa dilakukan dengan internet sekarang. Moga tercapai cita2mu

    ReplyDelete
  3. Internet membuat dunia terasa terang ya, yang tersembunyi bisa kelihatan,jadi gak ada jarak lagi. Bisa makan jajangmyeon deh anjani jadinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hah, bener banget. Jadi yang jauh pun terasa lebih dekat ya, Mbak gara-gara teknologi internet ini

      Delete
  4. Semangat Anjani, jadi penulis bisa membuka pintu dunia ke mana saja

    ReplyDelete
  5. Banyak anak seperti Anjani, semoga banyak wanita seperti ibu guru Sekar.

    ReplyDelete
  6. Baca ini bikin terharu..Masya Allah bu Sekar, semoga banyak orang seperti bu Sekar..menolong anak-anak yang membutuhkan belaian kasih sayang.

    ReplyDelete
  7. Internet memang beneran mempermudah segala hal ya.
    Meskipun tetap tinggal di desa, tapi Anjani jadi makin banyak tahu informasi dunia luar lewat internet Indi Home.
    Semoga Anjani kelak bisa jadi penulis yang hebat dan keliling ke kota-kota besar di dunia...

    ReplyDelete
  8. Anjani semangatnya luarbiasa bisa menjadi penulis yang baik dan membukakan jendela dunia

    ReplyDelete
  9. Anjani hebat. Kamu mengingatkan saya pada waktu masih kecil. Seusiamu dulu banyak belajar dari internet.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hiks kayaknya saya kecil dulu belum se-tanpa batas gini mengakses internetnya. Hahahah.. Kecepatan akses informasi masih ngos-ngosan. Bersyukur sekarang kualitas internet sudah jauh jauh lebih baik.

      Delete
  10. Ga kuat bacanya... Beruntung Anjani bertemu Bu guru Sekar yang baik hati. Kelak Anjani akan jadi penulis terkenal dan pergi ke kota yang ia impikan.

    ReplyDelete
  11. Anjani keren pisan, bisa tahu banyak hal tanpa batas, melalui internet jadi tambah wawasan ya.

    ReplyDelete
  12. anak sekarang mah apa2 pasti nyari di internet ya, tapi memang sudah zamannya sih, kita ga bisa melarang mereka jadi digital native, tugas kita ya mengarahkan mereka supaya bisa pakai internet dengan baik dan benar

    ReplyDelete
  13. duh kreatif anaknya Mbak bisa nulis cerpen. semoga anakku nanti juga gemar menulis. Alhamdulillah ada IndiHome untuk fasilitasi mimpi kita ya

    ReplyDelete
  14. Wah, ternyata Anjani bercita-cita jadi penulis dan bisa tahu banyak hal tanpa batas dengan bantuan indihome. Sukses buat Anjani di masa depan. Nice cerpen, Mba ...

    ReplyDelete
  15. Yah dengan internet masuk desa, sekarang sudah gak ada batas desa-kota lagi, bahkan negara dan benua. Teknologi sambung dari langit benar-benar membuat kita sekarang hidup dalam informasi. Semoga Sekara sekarng bisa mewujudkan impiannya dengan Indihome di rumah barunya :)

    ReplyDelete
  16. Meskipun berada di pinggir kota, internet kencang indihome bisa menjangkau banyak hal hingga tak terbatas. Semoga sukses jadi cerpenis buat Anjani.

    ReplyDelete
  17. Semoga sukses ya Anjani. Akur dengan Cahaya ya. Jangan seperti sinteron Indonesia yang... yah you know sendiri lah ceritanya bisa ditebak
    Hehehe
    Semoga Anjani jadi penulis best seller ya

    ReplyDelete
  18. Internet menjadi pembuka jendela dunia ya untuk Anjani. Ah beruntung banget Anjani bisa ketemu Bu Guru Sekar & Cahaya yang baik banget ke dia

    ReplyDelete
  19. Berkat indiehome sampai pelosok.negeripun masih bisa menjelajah dunia, tidak ketinggalan berita terkini, bisa menggali info apa saja lewat internet.
    (gusti yeni)

    ReplyDelete
  20. Keberadaan internet itu emang bisa mengubah seseorang, karena kalau dulu kan ada pepatah buku adalah jendela dunia, nah internet ini pintu dunia kyknya yaa, krn bisa menjelajah ke manapun yg kita mau. Semoga Anjani bisa bahagia dan kelak eraih impiannya.

    ReplyDelete
  21. Senangnya Anjani jadi kenal banyak hal tanpa batas di keluarga barunya berkat internet keluarga. Smeoga cita-citanya menjadi penulis akan terwujud nantinya:)

    ReplyDelete
  22. Meskipun masih usia SD, Anjani mampu mengembangkan kondisi psikologisnya dimana ia tidak bisa bergantung pada siapapun. Contoh yang baik untuk kita semua bahwa menekui hobi bisa dimulai dari jaringan internet yang lancar di rumah.

    ReplyDelete
  23. Dengan memanfaatkan internet dengan baik, Anjani jadi bisa mengetahui dan belajar banyak hal ya. Internet tanpa batas yang aksesnya cepat dari IndiHome membuat siapa saja, dari berbagai daerah bisa berselancar di dunia internet, mengakses informasi, dan memanfaatkannya dengan hal baik lainnya.

    ReplyDelete
  24. Bener banget, dengan internet, segala hal yang awalnya mustahil, jadi mungkin ya. Aku juga jadi banyak tahu dengan adanya internet ini. Kalo dulu gak ada internet, mungkin sampe sekarang masih jadi emak cupu nan kudet deh saya. :D

    ReplyDelete
  25. Senangnya Anjani menemukan keluarga baru yang lebih baik. Ia kenal internet untuk mendukung hobi menulisnya. Semangat belajar, Anjani!

    ReplyDelete
  26. Senengnya Anjani bisa tau internet dari Cahya. Besok-besok bisa makin pinter dan lancar bikin cerpennya deh. Ikutan jadi blogger juga ya kayak Bu Eni.

    ReplyDelete
  27. Walaupun rumah Bu Guru Sekar ada di desa, tapi tetap bisa menjelajah dunia lewat internet Indihome ya. Pasti Anjani senang sekali deh bisa belajar dan eksplorasi dengan bantuan internet.

    ReplyDelete
  28. Semangat Anjani. Banyak hal yang bisa diraih dengan luasnya wawasan dan internet yang lancar. Yang penting pengawasan orang tua dan juga komitmen untuk tetap belajar harus dijaga

    ReplyDelete
  29. ternyata bunda penggemar drama korea juga yaa. memang nih berkat internet kita jadi bisa menjelajah ke dunia luar entah itu lewat drama korea atau yang lainnya

    ReplyDelete
  30. keren nih dengan adanya internet bisa memperkuat persahabatan juga ya. Mantap banget deh. Pengen ikutan deh lombanya.

    ReplyDelete
  31. Dengan internet kita bisa banyak tahu yah, bisa menjelajah ke penjuru negeri pula .

    ReplyDelete
  32. Anjani yang malang, beruntung bertemu sosok orangtua asuh yang punya ide cemerlang. Makna cerpen'a oke nih. Cuma masih ada yang 'typo'. hehehe

    ReplyDelete