Mari Bersama Cegah Dengue #ASEANDengueDay

by - June 16, 2016


Asean Dengue Day

Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM
Deman berdarah atau lebih dikenal masyarakat awam di Indonesia DBD sudah bukan peyakit yang asing lagi, bahkan hampir di setiap pancaroba atau pergantian musim DBD menjadi semarak, tidak jarang merenggut korban terutama anak-anak. Akibat gejala penyakit ini terkadang mirip dengan gejala penyakit thipus sehingga tidak segera mendapatkan penangan yang tepat, juga belum pahamnya akan pentingnya benar-benar menjaga tumbuh kembang nyamuk penyebab DBD: Aedes aegypti betina (terbanyak), dan Aedes albopictus betina (sedikit).

Karena itu beruntung sekali saya dapat undangan dari Blogger Perempuan meliput acara Asean Dengue Day #denguemissionbuzz di Hotel Grand Sahid Jaya – 15 Juni 2016 kemarin. Acara yang semula akan dibuka oleh Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, SpM(K) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, namun karena Ibu Menteri ada keperluan dipanggil Bapak Presiden jadi diwakilkan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan&Pengendalian Penyakit (P2P), Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM, yang  menjelaskan tentang “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik” yang merupakan  inisiatif Menteri Kesehatan dalam memberantas jentik.


Sesi Press Conference
Gerakan 1 Rumah 1 Jentik #demamberdarahdengue

1 Rumah 1 Jumantik
Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD dengan  meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan. Sebenarnya gerakan ini sudah digaungkan sejak tahun 2015, namun jika tidak didukung masyarakat Indonesia maka tidak akan berjalan dengan baik.


1 Rumah 1 Jumantik itu sendiri susunannya seperti ini: Setiap rumah ada pemantau jentik/Juru Pemantau, misalnya kepala keluarga atau Ayah (Jumantik Rumah), kemudian dikoordinator oleh RT setempat (Koodinator), dan RT ditraining cara pengawasi-cara penangan oleh team Supervisor Jumantik ( bisa petugas Puskesmas setempat). Ada pun Jumantik rumah cara pemantauannya sebagai berikut:
  • Pantau seminggu sekali
  • Lama memantau tiap seminggu sekali cukup 15 menit
  • Lakukan gerakan 3M plus: Menguras bak mandi menutup tempat penampuang air, menfaatkan barang bekas, plus mencegah gigitan nyamuk.
  • Jangan lupa juga rajin membuat wadah tampungan air di despenser, tidak menggantung baju bekas pakai karena nyamuk menyukai bau manusia, mengenakan obat anti nyamuk, menggunakan kelambu untuk tidur, dan menanam tanaman anti nyamuk.

Zodia: salah satu tanaman pengusir nyamuk



Dalam acara ini turut pula diluncurkan portal edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap dengue, yaitu Dengue Buzz Barometer (DBB). Portal edukasi Dengue Buzz Barometer merupakan kelanjutan dari kampanye #denguemissionbuzz yang sudah diluncurkan pada ASEAN Dengue Day tahun 2015 dan diprakasai oleh Asian Dengue Vaccinational Advocacy (ADVA) dengan didukung Kementerian Kesehatan Republik Indonesa dan Sanofi Group Indonesia. ADVA sendiri adalah kelompok kerja ilmiah yang didedikasikan untuk advokasi vaksin dengue di Asia, dengan tujuan menyebarluaskan informasi dan membuat rekomendasi tentang strategi pengenalan vaksin dengue di Asia.

Di website Dengue Buzz Barometer, masyarakat Indonesia berkesempatan untuk mendapatkan pengetahuan seputar dengue melalui cara yang lebih mudah dan menyenangkan: salah satunya dengen  mengikuti kuis online,  berbagai tips-tips yang dapat dilakukan. Selain itu juga memberikan informasi, berita-berita, vidio tentang kegiatan yang diadakan di enam negara peserta di Asia tenggara dalam memperingati Hari Dengue ASEAN. Tentu saja termasuk acara yang tengah saya liput ini #AseanDengueDay.

Kuis ini menguji seberapa jauh kita paham tentang  DBD ##demamberdarahdengue, membuat kita menjadi lebih paham lagi tentunya. Berikut ini gambaran kuis yang sudah saya coba, Alhamdullilah, ternyata saya lolos sebagai Dengue Prevention Star!


Begitu kita meluncur ke web, semua dalam bahasa Inggris
Maka klik bahasa yang dipilih, mis: Indonesia
Otomatis bahasa akan berubah menjadi bahasa Indonesia: Klik Ikuti Kuisnya
Ikuti Kuis Sesuai Petunjuk, lalu: Klik Lanjut begitu selesai mengisi kuis
Akan ada keterangan jawabannya yang benar
Ikuti terus kuisnya sampai selesai dan kita mendapat ucapan SELAMAT jika semua jawaban kita pada KUIS BENAR.



Huraaa!
Target dari Dengue Buzz Barometer adalah untuk mendapatkan 25.000 tanggapan kuis di seluruh wilayah ASEAN. Kuis Kesiapan Dengue tersebut untuk membantu para pengunjung situs mengukur tingkat kesiapan mereka dalam mencegah terjangkit dengue #demamberdarahdengue . Nilai rata-rata kuis di enam negara peserta: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Veitnam akan secara dinamis ditampilkan di papan nilai pada situs, dan partisipasi akan didorong untuk berbagi hasil kuis dan lencana peghargaan/Completion Badges di media sosial. Jadi tunggu apa lagi, yuk gabung di www.denguemissiobuzz.org

Penganugerahan Pemenang Kompetisi Ibu Sigap DBD


Selain peluncuran website Dengue Buz Barometer, juga ada penganugerahan 3 pemenang kompetinsi Ibu Sigap DBD, ternyata kompetisi ini diikuti oleh 227 ibu-ibu PKK  dan mengedukasi lebih dari 5000 para ibu di tiga kota (Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta) mulai bulan April-Mei 2016 dalam gerakan ‘Bersama Melawan Demam Berdarah’. Luarbiasa ya. Gerakan ini diinisiasikan oleh GSK Consumer healthcare Indonesia yang berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 3 pemenang tersebut: Titik Linarti-Surabaya, Agustina Sri Waningsih-Yogyakarta, Endang Suryani-Jakarta..

Tangerang Selatan Sebagai Daerah Percontohan Pencegahan DBD #demamberdarahdengue

Ibu Walikota  Tangsel Tengah Menjadi Pembicara
Pembicara berikutnya Hj.Airin Rachmi Diany, SH, MH-Walikota Tangerang Selatan, karena Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mempercayakan Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah percontohan yang akan dipantau dalam pencegahan DBD. Ibu Walikota juga menerapkan 1 Rumah 1 Jentik dan daerah Tangsel yang menjadi percontohan meliputi:
  1. Pamulang Timur
  2. Pondok Benda
  3. Benda Baru

Semua keluarga Jumantik, koodinator dan supervisor Jumantik tidak mendapatkan dana tapi sebagai suka rela, karena menurut Ibu Walikota jika kegiatan hanya berdasarkan materi maka pada pelaksanaannya hanya fokus di materi. Pada akhirnya kegiatan Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik ini tidak berlanjut, tapi jika kegiata tersebut sudha terbukti berjalan dengan baik maka Ibu Walikota akan memberikan dana khusus.

Mengenal Lebih Jauh DBD

Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K)
Turut menjadi pembicara juga Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K), Ketua Indoneisa Tehcnical Advisory Group On Immunization (ITAGI), beliau menyetujui pencegahan DBD dengan 3M, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, seperti sudah dijelaskan di paragraf atas.

Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) mengakui banyaknya masyarakat yang terpedaya dengan gejala DBD, demam menurun dratis bukannya kondisi membaik tapi justru dalam kondisi kritis. Berikut ini yang perlu diperhatikan meski belum muncul tanda & gejala Demam Berdarah:

Penularan Virus Dengue
Anda harus curiga Demam Berdarah jika anak anda mengalami demam tinggi dengan demam (>39C) dan setidaknya mengalami dua gejala berikut, segera bawa ke pelayanan medis:
  • Kepala Sakit (termasuk rasa sakit di belakang mata)
  • Nyeri otot dan sendi
  • Muntah (termasuk mual)
  • Diare
  • Ruam atau bintik kemerahan
  • Hidung dan gusi berdarah
Tanda Bahaya Demam Berdarah dan harus segera perlu menanganan atau rawat inap:
  • Sakit perut yang hebat
  • Muntah terus-menerus +/- darah
  • Hidung dan gusi berdarah
  • Mengantuk, kebingungan, kejang
  • Susah bernafas
  • Pucat, tangan atau kaki dingin/berkeringat
Sejumlah obat-obatan yang harus dihindari oleh orang yang menderita Demam Berdarah:
  • Acetosal (asam asetilsalisilat)
  • Asam mefenamat
  • Steroid
  • Antibiotik tidak diperlukan
  • AINS lainnya (obat anti-peradangan non-streoid)
  • Ibuprofen
Menurut Prof.Dr.dr.Sri Rejeki Hdinegoro, Sp.A(K), obat DBD hanya:
  1. Cairan
  2. Oksigen
Karena itu sering kita dapati pengobatan pasien demam berdarah hanya diberikan dua hal tersebut. Namun jika untuk mengurangi demam dan rasa nyeri panduan Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa PARASETAMOL adalah satu-satunya obat yang disarankan untuk dikonsumsi.

Dan bila dokter memperbolehkan pasien DBD dirawat di rumah yang perlu diperhatikan adalah:
  • Pasien DBD harus beristirahat total
  • Gunakan kompres suam-suam kuku jika pasien masih menderita demam tinggi
  • Berikan banyak cairan kepada mereka
  • Berikan obat PARASETAMOL untuk demam tinggi

Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti
Selain DBD ini perlu diwaspadai juga penularan penyakit dari nyamuk yang sama: Chikungunya, ZIKA. Bahayanya mulai dari mematikan hingga menyebabkan kecacatan permanen (Pada virus ZIKA menyebabkan otak bayi yang tidak berkembang normal/kecil). Karena itu waspadai nyamuk Aedes yang perkembangannya sangat cepat, hanya butuh waktu 7 hingga 8 hari untuk perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa.

Bagaimana Aku Melawan Demam Berdarah di Lingkungan Rumah

Dari acara tersebut semakin membuat saya waspada terhadap DBD di lingkungan keluarga, karena beberapa kali anak tetangga yang disinyalir kena Thipus, terbukti positif DBD. Meski pihak RT beberapa kali menjadwalkan penyeprotan DBD, untuk lebih menjaga lagi saya menerapkan hal ini di keluarga:
Wadah air di Despenser yang rawan jentik nyamuk
  • Air penampungan dispenser dibuang setiap hari
  • Tidak  menggunakan bak mandi, tapi menggunakan shower, kalau pun diperlukan wadah air dengan ember mudah dikosongkan
  • Menutup toran air
  • Memakai obat nyamuk elektrik setiap menjelang sore
  • Membersihkan rumah dari gantungan baju-baju bekas pakai
  • Jika anak demam segera memberikan cairan berupa air putih maupun air kelapa sesering mungkin
  • Jika dalam waktu 3 hari anak masih demam, segera bawa ke dokter  
Mari Bersama Cegah Dengue #ASEANDengueDay


“Tulisan ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia".

You May Also Like

4 komentar

  1. Seringkali emang tempat-tempat tersembunyi lolos dari pantauan. Kalau aku suka lupa ngeganti air di vas bunga. *duhh

    ReplyDelete
  2. widyantiyuliandari:Aku juga kadang lupa buang air aqua mba, setelah ikut acara ini pulang langsung ceck

    ReplyDelete
  3. Serem y mak klo kita ga aware sejak dini...
    Semoga semakin banyak yg teredukasi, semakin meningkat pula kesadaran n kepedulian masyarakat Indo ttg pentingnya pencegahan Dengue. Btw, maksimal bgt mak artikelnya, cakeep 😊

    ReplyDelete
  4. Shine Fikri: Aamiin
    hihi...maksimal, gak cuma style kita maksimal ya, Mak...tulisan juga wkwkw

    ReplyDelete