Menyapih Dengan Indah: Menyapih Ibu Atau Anak?

by - November 15, 2016


"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan," (QS al-Baqarah [2]: 233). 

Mengambil firman Allah SWT di atas, rasanya bahagia sekali saya sudah bisa menyusui si kecil Pendar yang kini berusia 23 bulan. Bahkan melewati ASI ekslusif dengan sempurna, dalam arti hanya ASI tanpa air putih dan  lain-lain selama 6 bulan. Empat anak, baru yang bungsu ini yang melewati ASI ekslusif benar-benar ASI. Si kakak tetap kena air putih, maklum waktu itu saya masih gagap ASI. Apalagi anak pertama, hanya ASI hingga usia 5 bulan.

Saya pernah membaca:
Menyusui bayi hingga  berusia dua tahun hanyalah sebatas anjuran, bukan merupakan kewajiban. Ini diterangkan dalam penghujung ayat tersebut,

"Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya." (QS al-Baqarah [2]: 233).


Tapi apakah saya tidak menyesal? Ya, menyesal sekali dong , sehingga anak kedua ASI hingga usia 3 tahun (balas dendam Emaknya hehehe). Tetapi anak kedua ASI ekslusifnya tidak sempurna karena masih mengasup air putih, anak ke tiga sakit dari lahir dan banyak mengasup obat plus air putih. Ah, akhirnya Allah kasih saya kesempatan pada anak ke empat, benar-benar lulus ASI ekslusif.


Alhamdullilah, Pendar lahir dengan sehat sehingga ASI ekslusif berjalan dengan sempurna. Efeknya dasyat loh, karena dibanding kakak-kakaknya Pendar daya tahan tubuhnya paling bagus. ASI memang memicu maturitas sistem imun, dan segambreng manfaat lainnya deh. Bahkan waktu saya ikut seminar ASI di IDAI, ASI dinyatakan sebagai asupan terbaik dengan komposisi kandungan nutrisi paling sempurna di dunia, Masyaallah.

Tetapi memang kendala dalam menyusui ASI tidak  sedikit, jika bayi kurang sehat akan kena air putih, obat, bayi kesulitan menghisap, ibu kesakitan, ASI tidak keluar, dan lain sebagainya. Padahal bayi baru lahir dua hari tanpa ASI tidak apa-apa, jadi jangan buru-buru cocol sufor. Ini pengalaman saya waktu Pendar: beggitu lahir, dua hari setengah saya susui sampai puting saya lecet, karena ASI belum keluar. Recomend dokter bahwa bayi akan baik-baik saja, karena masih menyimpan asupan saat di dalam kandungan ibu.

Eh, jadi bicara panjang lebar tentang ASI nih, padahal tadinya mau bahas soal MENYAPIH. Tanggal 17 November, berarti besok ya...Pendar tepat 2 tahun. Secara kebanyakan orang, itu adalah tahap menyapih. Sudah waktunya bayi yang kita susui dari 0 bulan hingga dua tahun akan terpisah dari ASI. Rasanya?

Menyusui itu capek, begadang, badan sering sakit, kalau kurang asupan kita juga jadi keliyengan, tapi kenapa saat tiba MENYAPIH ada sedih di hati? Serius ini, sejak bulan kemarin saya memikirkan tahap menyapih ini. Teringat saat menyapih Pijar yang menyusu selama 3 tahun (kurang satu bulan , kalau gak salah), malam tidak bisa tidur teringat masa-masa mesra menyusui, dengar tangis si kecil yang disapih rasanya beraaat banget. Jadi sebenarnya menyapih itu, menyapih Ibu atau Anak?

Untuk wanita yang belum pernah merasakan tahap menyusui ASI, mungkin perasaan ibu yang akan menyapih anaknya terdengar ‘LEBAY’. Tapi ini aseli, seperti itu yang terasa.  Dan, dari pengalaman sebelumnya, menyapih jadi tidak sukses jika ibu belum ikhlas. Tetapi juga salah kalau menyapih dengan tahap pemaksaan, seperti: memberi benda-benda aneh di puting (balsem, kunyit). Anak akan merasakan perpisahan yang tidak manis.

Menyusu selama 2 tahun, mengisap puting ibu, dalam suasana yang tentu hangat bagi si anak dan Ibu. Bisa dibayangkan ketergantungan keduanya? Baik itu Ibu atau si kecil, maka kalau dipisahkan secara ekstrim atau pemaksaan, keduanya bisa terluka. Lalu bagaimana?

Saya pernah bicara dengan suami: Yah, kamu berat gak memutus situs ngopi. Stop! Hentikan ngopi?
Jawab si Ayah: Jelas gak bisa frontal, butuh waktu. Tahap ....

Nah, seperti itu juga tahap menyapih. Candu ASI dan punting ibu tidak bisa dipisahkan secara frontal. Jangan sampai pemberian ASI yang sudah sempurna, terganggu saat penyapihan. Dulu, waktu Pijar disapih dengan pisah tempat tidur. Sepanjang sisi tempat tidur tersedia UHT, camilan, dia tidur dengan si Ayah. Setiap terbangun nangis, dipeluk, digendong dan dikasih UHT atau camilan oleh si Ayah.

Seminggu proses sapih seperti itu dan Alhamdullilah, sukses. Tidak ada adegan dramatis karena si kecil setiap menuju ‘sakau’ ASI dan punting dapat pengganti yang tepat, yakni pelukan Ayah dan asupan (UHT –camilan). Jadi kerjasama Ibu dan Ayah dalam penyapihan ini penting banget. Tidak hanya buat si kecil, tetapi juga buat si Ibu. Ibu jadi tidak terbebani dengan berat. secara fisik dan psikis.

So, terus gimana ini dengan perasaan saya dan Pendar?


Baiklah, akhirnya saya memutuskan untuk menyapih dengan mengalir saja. Tidak harus dua tahun, tetapi biarkan pelan-pelan. Seperti kata seorang dokter senior di IDAI: Sapihlah dengan cinta, tidak harus usia dua tahun pas. Maksimal tiga tahun...jadi selama setahun ini, Ibu dan si kecil belajar untuk tidak saling ketergantungan. Karena ASI itu selamanya tetap bagus, hanya kwantitasnya yang berkurang seiring waktu.


Jadi mitos ya, kalau ada yang bilang ASI sudah lewat dua tahun sudah gak bagus, bikin anak kurus, ASI basi , dan lain-lain. Masyarakat kadang suka memperdaya sesamanya hehehehehe. BTW, doakan ya... Pendar sehat terus, aamiin.



You May Also Like

6 komentar

  1. Waaaah... bagian menyapih ini kalau saya, emaknya yang mellow. Menyusui itu romantis soalnya hehe. Sehat terus ya, Pendar.

    ReplyDelete
  2. Saya waktu itu menyapih krn ASI nya udah dikit :)

    ReplyDelete
  3. Iya kalau kita nyapihnya dg rasa cinta insyaalloh mudah,.,tanpa hrs dipaksa ya Mb,.,anaku yg kedua juga alhamdulillah pas dua tahun berenti dg sendirinya, awal nyapihnya pelan2 dg mengurangi intensitas nyusu jd emg pelan2.

    ReplyDelete
  4. Menyapih itu antara tega dan nggak tega. Sedih juga karena ada waktu yang tak lagi digunakan sama-sama berdua, saling menatap dan saling senyum penuh cinta. Aaah rindu masa-masa itu.

    ReplyDelete
  5. Salam kenal mba Eni.

    Alhamdulillah proses menyapih sudah dilewati. Dan saya pun merasakan hal yg sama.


    Anak kedua saya juga ASI 2 tahun.
    Alhamdulillah, berkah Allah...anaknya aktif dan sehat.

    Memang kita tidak perlu meragukan apa yg sudah diperintahkan Allah.


    Kecup sayang untuk dik Pendar.

    ReplyDelete