Hati-Hati Masakan Rumah, The Silent Killer

by - January 30, 2017


Jajanan Itu Tidak Sehat


Mungkin hampir semua ibu akan menekankan kalimat: Jajanan itu tidak sehat, sehingga sebaiknya makan makanan atau masakan rumah. Saya sendiri selalu mengatakan hal itu ke anak-anak, meski jika dalam keadaan terpaksa ya jajan juga. Misalnya, saya sedang capek, banyak kerjaan, ada job di luar sehingga tidak sempat masak. 

Mengapa kita mengatakan jajanan itu tidak sehat? Saya pribadi mengatakan itu karena hal-hal kecil yang bisa diketahui seperti kena debu karena banyak jajajan pinggir jalan yang dipajang tanpa ditutup. Dihinggapi lalat meski diletakkan di lemari kaca, karena lemari kacanya ada yang tidak ditutup, atau ditutupi kain tirai tetapi terlihat lalat bebas keluar masuk. Dan, yang menjadi rahasia umum minyak para pedangan makanan itu tidak sehat!

Yups, coba kita beli gorengan macam bakwan, pisang goreng, tempe goreng, tahu goreng, minyak satu wajan besar itu warnanya cokelat sekali. Tidak hanya jajan gorengan, kita beli pecel lele, pecel ayam, tengoklah wajan mereka saat menggoreng... minyaknya hitam! Entah, sudah berapa kali itu minyak dipakai berulang-ulang. 

Kemarin saya mau beli daging burung yang terkenal lezat, gurih, juga murah harganya. Terpaksa tidak jadi karena minyaknya hitam pekat, tapi yang antri beli buanyak banget. Ibu-ibu, bapak-bapak sampai anak remaja antri beli daging burung. Selain minyaknya hitam, potongan daging burung yang sudah dibumbui dan belum digoreng itu diletakkan di atas gerobak tanpa penutup. Bisa dibayangkan, gerobak di pinggir jalan raya tanpa penutup? Debu, lalat, dan lain sebagainya lalu digoreng dengan minyak hitam. 

Bahaya Minyak Goreng Dipakai Berkali-Kali


Kenapa kondisi minyak jajanan itu menakutkan? Minyak goreng yang sudah dipakai berkali-kali atau biasa disebut minyak jelanta memang sangat tidak sehat. Sebab kandungan minyak jemu serta vitamin ADEK (vitamin a,d, e, dan k) semakin menyusut berganti dengan lemak jenuh yang mengandung  kolesterol jahat. Bisa menyebabkan aneka penyakit, seperti penyakit jantung koroner, stroke.

Tidak hanya itu, senyawan karsinogenik yang ada dalam minyak jelantah bisa menyebankan penyakit kanker. Karena memang pemanasan yang berlebihan, apalagi terus-menerus akan membuat minyak mengandung toksit (racun) yang berbahaya bagi tubuh. Lagi-lagi, bisa dibayangkan berapa kali itu dipanaskan dan terpapar panas wajan berisi minyak goreng di penjual-penjual makanan jajajan? Seram banget, ya?

 Masakan Rumah Itu Sehat


Yes! Setiap ibu, termasuk saya pasti berpikir demikian. Mengapa? Karena kebersihannya terjaga sekali. Saya biasa mencuci sayuran dari air kran langsung dan diberi garam sehingga kotoran maupun ulat-ulat kecil yang kadang menyertai luruh terbawa air. Mencucinya tidak hanya sekali, biar sisa-sisa obat penyubur tumbuhan ikut terbawa air. Coba kalau beli di luar, biasa mereka itu mencuci sayuran asal celup saja. 

Saya pernah  melihat tukang pangsit mencuci sawinya dengan mencelupkan ke ember dalam keadaan masih diikat. Celup, celup, lalu angkat, selesai. Ampun, padahal itu di sela-sela daun bisa saja debu, bekas obat penyubur tanaman, atau ulat kecil masih menempel. Gara-gara lihat itu, jadi mikir kalau beli pangsit atau baso pakai sayuran.

Belum lagi soal pegawet yang pasti dibutuhkan karena makanan dijual kalau tidak laku, lalu dibuang pedagang bisa bangkrut. Pewarna buatan berbahaya yang bikin warna jadi menarik, perisa yang over supaya rasanya bikin pembeli ketagihan akut, dan lain sebagainya. Hal-hal itu bisa saja terjadi ada di makanan jajanan, kalau makanan rumah kita bisa kontrol sendiri mau pakai yang aman untuk kesehatan.

Masakan Rumah, The Silent Killer

Hah?Jleb! Begitu yang saya rasakan dan juga teman saya rasakan saat melihat judul simposium yang diadakan oleh Minyak Goreng Sunco di Ballroom Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, tanggal 25 Januari 2017 kemarin. Kok bisa? Waduh! Sebagai ibu di rumah saya sudah berusaha masak sebaik mungkin, menjaga kebersihan, menghidari makanan dengan pengawet dan pewarna berbahaya, sama sekali tidak memakai penyedap, dan minyak goreng selalu sekali pakai buang. Boros memang, tapi saya terbiasa begitu.

Jadi ingat nih, sebulan lalu ceck kolesterol 203, diluar ambang batas normalnya. Padahal saya langsing, lebih sering masakan rumah ketimbang jajan. Tetapi, memang terkadang tergoda gorengan jajanan, sekarang Alhamdullilah mulai membatasi dengan ketat gorengan jajanan. Namun membaca "Masakan Rumah, The Silent Killer" kok saya berasa lemas dan patah hati, ya?

Para pembicara
Dari pada jadi terus bertanya-tanya, yuk, simak keterangan para pembicara di acara ini, yaitu: Dr. Entos Zainal, DCN, SP. MPHM yang merupakan Sekjen PERSAGI,  Ibu Theresia Irawati, SKM, M.Kes. dari Kemenkes, Ibu Tirta Prawita, seorang praktisi dan pengamat di dunia kesehatan. Kita cari tahu mengapa Masakan Rumah dikatakan The Silent Killer?

Untuk menyempurnakan asupan dalam tubuh diperlukan vitamin ADEK, ADEK ini akan terserap dalam tubuh dengan baik atas bantuan lemak. Jadi selain vitamin dan lain-lain dibutuhkan juga lemak. Saya jadi ingat dengan menu MPasi yang disarankan WHO dengan sebutan 4 bintang, yaitu mengandung vitamin ADEK+lemak. Lemak dapat berasal dari santan, minyak goreng. Nah, tentu saja yang dimaksud adalah lemak yang baik. Bukan lemak buruk atau lemak jenu seperti yang diulas di atas. Salah satunya yaitu menggunakan #minyakgorengbaik dalam arti minyak goreng yang aman.

Langsung deh saya berpikir, apakah selama ini sudah menggunakan minyak goreng yang baik untuk mengolah semua makanan di rumah?


Theresia Irawati, SKM, M.Kes. dari Kemenkes juga menginfokan jaga kesehatan dengan membatasi gula, garam, selain membatasi penggunaan lemak. Hal ini ada aturannya loh dalam PERMENKES No. 30 Tahun 2013, batas konsumsi lemak, gula, dan garam. Wih, saya baru tahu nih, kalau hal ini ada aturannya. Berikut aturannya yang bisa membuat kita lebih waspada lagi dalam menghambur-hamburkan penggunaan lemak, garam, dan gula di rumah:
  • Gula: Per orang, Per hari yaitu 50 gram atau 4 sendok makan. 
  • Garam: 2000 mgr natrium/sodium atau 5 gram garam  atau setara dengan satu sendok teh. 
  • Lemak: 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan minyak.
Hitung punya hitung, kayaknya saya sering lebih ya memberi asupan lemak, gula, garam ke masakan rumah (merenung). Apalagi Ibu Tirta Prawita juga mengatakan kalau penyakit diabetes, jantung, yang dulu disebut-sebut sebagai penyakit orang kaya karena kebanyakan makanan enak. Kini bukan lagi sebagai penyakit orang kaya, siapa saja bisa kena. Terutama yang tidak mengindahkan penggunaan lemak, gula dan garam.

#minyakgorengbaik

Sunco
Baiklah, saya akan mengatur asupan garam dan gula untuk masakan rumah. Namun bagaimana ini untuk mengatur si lemak. Mendapatkan #minyakgorengbaik , apakah semua minyak goreng yang dijual di toko baik? Jika banyak diinfokan minyak goreng curah yang banyak dijual di warung, pasar, yang warnanya merah,  kadang kental, dan jika didiamkan akan agak membeku. Itu katanya tidak baik, lalu amankah minyak goreng dari berbagai brand itu?

Ibu Mulina Wijaya, Deputi Marketing Manager Sunco memberikan beberapa tips tentang minyak goreng yang perlu dicermati oleh para ibu, sebab ibu adalah tonggak berdirinya makanan rumah tersaji hingga ke meja makan. 

Waspadai Minyak Goreng:
  • Jangan gunakan minyak goreng secara berulang-ulang
  • Jika minyak sudah berubah warna akibat sisa makanan atau sudah dipakai, sebaiknya dibuang
  • Hindarai suhu yang terlalu panas saat menggoreng, karena dapat membentuk radikal bebas, toksin atau racun.
  • Jangan pilih minyak goreng yang mudah membeku, kental
Ciri-Ciri #minyakgorengbaik :


Sebenarnya sudah lama saya pakai Sunco karena suka beningnya
  • Warna minyak goreng bening
  • Memiliki tingkat kekentalan yang seperti air (lebih encer), karena minyak goreng yang lebih encer akan #sedikitnempel di makanan jika dibuat menggoreng makanan.
  • Tidak mudah beku, menandakan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit
  • Jika dicecap tidak memiliki rasa atau rasanya seperti air
Melihat dari ciri-cirinya #minyakgorengbaik itu ada pada Sunco. Saya pakai minyak goreng Sundo sudah lama, tapi kadang juga pakai minyak goreng lain. Terutama jika sedang promo, macam-macam lah brand minyak goreng yang sudah saya pakai. Tetapi mulai sekarang saya harus setia dengan satu minyak goreng untuk kesehatan.

Sunco selain tidak berbau, encernya mirip air, bening sekali, #dikitnempel ke gorengan. Apalagi saya ada PR buat menurunkan kolesterol dari 203 jadi di bawah 200. Menjaga kesehatan itu penting banget ketimbang mengobati. Christian Sugiono, Brand Ambasador Sunco saja mulai menjaga kesehatannya lebih ketat lagi di usia kepala 3. Sebab, faktor usia semakin membuat rentan penyakit jika tidak dijaga. Dijaga dengan olahraga dan asupan makanan tentunya.

Seru juga mengikuti acara ini, jadi lebih tahu memilih #minyakgorengbaik yang kalau buat goreng makanan #dikitnempel. Oya, di akhir acara ada chef yang kasih resep  mayonaice ala Sunco. Berikut resepnya:

Resep Mayonaise Ala Sunco

Bahan-Bahan:
500cc minyak Sunco
1 sdt garam halus
2 sdm susu kental manis
2 sdm gula pasir
3 kuning telur ayam
1 sdm cuka dapur
2 sdm sari jeruk nipis

Variasi:
Untuk membuat sa;ad sayuran maka pada mayonaise dapat ditambahkan 1 sdt merica bubuk serta dua helai daun bawang yang diiris halus sebelum akhir pengocokan.

Cara Buat:
Kocok kuning telur garam dan gula pasir, dengan mixer kecepatan 2
Ambil 200cc minyak goreng Sunco, tambahkan secar abertahap 1sdm sampai terbentuk campuran yang halus dan menebal kental.
Masukkan sedikit-sedikit cuka sampai habis, sari jeruk dan susu kental. Lalu tambahkan secara bertahap lagi sisa minyak 300cc, setiap penambahan masing-masing 2sdm
Kocok terus sampai berbentuk mayonaise yang halus
Sisihkan dan siap pakai.

Untuk lebih tahu lebih banyak tentang Sunco plus resep-resep sehatnya, bisa langsung gabung di fanspage Sunco Indonesia:
https://www.facebook.com/SunCoIndonesia/
Web site : www.minyakgorengsunco.com 
www.resepsehat.com

You May Also Like

20 komentar

  1. nah kalau diluaran minyak goreng dipaaki berkali2, kalau aku goreng ayam atau ikan langsung dibuang tak dipakai lagi

    ReplyDelete
  2. sangat bermanfaat mbak...minyak goreng yg baik itu rasanya seperti air dan bening ya. aku juga sering pk sunco gantian ma bimoli. iya kadang suka lihat orang yg jualan di jalanan ga bersih kalau nyuci ya mbak

    ReplyDelete
  3. wahhh mama aku juga pakai sunco lho.. emang sunco minyak yang berkualitas...

    ReplyDelete
  4. Aku di rumah sudah lama menerapkan aturan minyak hanya maksimal 3 x pakai saja. Setelah itu dibuang agar tidak ada transfatnya

    ReplyDelete
  5. Salam kenal...tulisan menarik..sy banyak belajar dari blog ini..mohon kesediaan bertandang dan meninggalkan jejak komentar pada tulisan saya ini terima kasih http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2017/01/teman-terbaik-membidani-ekspresi-diri.html

    ReplyDelete
  6. Salam kenal...tulisan menarik..sy banyak belajar dari blog ini..mohon kesediaan bertandang dan meninggalkan jejak komentar pada tulisan saya ini terima kasih http://charlesemanueld.blogspot.co.id/2017/01/teman-terbaik-membidani-ekspresi-diri.html

    ReplyDelete
  7. Lebih sehat bikin sendiri ya Mak..Apalagi pake sunco ...Bisa satu keluarga..

    ReplyDelete
  8. Kayaknya musti beralih ke sunco nih😀

    ReplyDelete
  9. Lemak garam dan gula. Selama ini berusaha menghindar, khususnya buat keluarga di rumah. Tapi kalau di luar susah juga menakarnya ya...
    PR tingkat tinggi ini...

    ReplyDelete
  10. Kalo masak di rumah aku lebih sering pake mentega daripada minyak goreng, mbak Eni. Kalo pun pake, abis masak kubuang. Salam kenal mbak Eni :D

    ReplyDelete
  11. Aku dua atau tiga kali pakai biasanya kalau minyak goreng

    ReplyDelete
  12. resep mayonesenya aku catet mbaa hihi
    aku belom punya rumah sndiri, lagi ngekos jadi ndak pernah masak masak huhu

    minyaknya bisa jadi eferensi besok XD

    ReplyDelete
  13. Iya Mbak, pada dasarnya memang ada kriterianya yak. Makanan rumahan pun ternyata bisa jadi silent killer. Dari sisi bersihnya sih terjamin yak.

    ReplyDelete
  14. Astagaaaa..saya sering banget itu pakai minyak goreng berkali kali..huhuhu

    ReplyDelete
  15. Duh aku pernah tertarik pingin beli gorengan dari aroma yang gurih gitu, pas dimakan, ya ampuun pahit banget. Pantesan minyak gorengnya hitaaam. Gitu juga masih banyak yg beli yak

    ReplyDelete
  16. aku nggak pernah mikir minyaknya waktu beli gorengan, tapi sekarang jadi mikir wkwkwk
    aihhh makasih bun, aku kudu hati2 ni kalau beli jajanan di jalanan. Apalagi aku ngekost biasa makan di luar :-D
    BTW beberapa kali liat SUnco dijual di minimarket, sempet aja ngeh namanya lucu.

    ReplyDelete
  17. Duh suka goreng2 di rumah, tapi kalo udah berubah warna masih dipake aja. Misal goreng ikan, biasanya kan habis ngegoreng warnanya rada kehitaman, dpake lagi buat goreng sambel. Ga boleh y mb?

    ReplyDelete
  18. mba eni..saya kok gak ketemu dikau ya di acara ini..padahal kan pengen kopdar juga...hehe

    ReplyDelete
  19. Langsing tapi kolesterol bisa melambung juga toh ...

    Hmmm.. Cek minyak goreng rumah deh

    ReplyDelete