Dari Kehilangan Ibu Belajar Menjaga Kalian, Nak

by - December 14, 2017



Pendar tanggal 9 Desember 2017 kemarin demam

Jika bercerita tentang anak sakit semua ibu pasti akan merasa sedih, ada yang sedih anaknya lama sembuh dan kesakitan, ada yang sedih tidak bisa menemani di saat sakit karena suatu hal, seperti tugas kantor. Ada juga yang sedih karena merasa tidak bisa maksimal mengusahakan kesembuhannya, dan ada yang sedih karena anak sakit lalu diambil ke pangkuanNya.

15 Agustus 2012, 5 tahun lebih sudah cerita itu berlalu, tapi bekasnya masih ada. Masih tertoreh dalam ingatan ketika alm Gibran kembali kepada Sang Khalik, ingatan ini begitu kuat ketika saya harus menghadapi anak yang sakit. terutama anak demam tinggi.

Perasaan sedih, perasaan marah, perasaan menyesal campur jadi satu...

Seorang Ibu Harus Selalu Belajar

Tahukah bahwa dulu saya begitu tidak percaya dengan obat-obatan apotik atau dokter jika benar-benar tidak mendesak sekali. Terlebih anak pertama dan ke dua kondisinya tidak sering sakit, demam mencapai 40 pun masih bisa ditangani dengan asupan yang baik dan keadaannya baik-baik saja. Cukup resep dari orangtua dengan mengasup air kelapa dan madu, kecuali memang darurat bisa ke dokter.

Cerita dari banyak ibu-ibu kalau demam tanda tubuh sedang melawan virus, reaksi alami tubuh melindungi dirinya. Tugas kita hanya membuat stabil demam dengan asupan air putih atau ASI jika anak masih ASI, madu dan air kelapa jika anak sudah usia satu tahun ke atas, sejauh ini resep itu sangat berfaedah. Dua anak saya bertumbuh tanpa banyak mengasup obat-obatan.

Namun ternyata ada anak yang tidak kuat dengan kondisi demam, ada anak yang tidak boleh berada dalam suhu panas tertentu, bahkan suhu yang di anak lain biasa saja bisa menjadi boomerang yang tidak biasa. Hal ini dialami anak ke tiga saya dan itu sama sekali di luar dugaan, ini terjadi di depan mata saya sendiri.

Sebagai ibu tiga anak saat itu, saya merasa sudah cukup dewasa dan paham menangani anak sakit. Sampai tetangga kiri-kanan banyak yang bertanya jika anaknya sedang sakit, sakit pilek-batuk-diare, para ibu muda itu sering meminta resep menanganinya dengan alami. Mereka begitu percaya karena memang anak-anak saya jarang batuk-pilek.

Pernah suatu malam seorang ibu mengetuk pintu rumah saya hanya untuk minta kencur dan madu karena anaknya tidak bisa tidur, batuk sepanjang malam sampai muntah-muntah. Setelah diberi kencur madu, batuknya reda dan dapat tidur nyenyak.

Tapi tahukah, tidak semua penyakit dapat ditangai dengan alami, ada beberapa hal yang perlu dengan bantuan obat. Ini saya sadari ketika alm Gibran demam karena tertular flu dari keponakan yang datang. Demamnya hanya 380, demam yang biasa terjadi pada kedua kakaknya jika sedang sakit. Namun kakaknya biasa saja, bahkan Lintang dengan demam 380 masih bisa main dan terlihat ceria.

Tidak Semua Demam Bisa Berdamai Dengan Tubuh Anak

Alm Gibran saat demam
Alm Gibran demam pukul satu dini hari, tubuhnya hangat saya biarkan berbaring di dada, saya beri ASI, dan mengukur suhu tubuhnya, 380. Besok pagi pasti akan reda, semua akan baik-baik saja seperti biasanya, namun ternyata tidak! Suhu tubuh demam 380 membuat bayi usia 5 bulan itu kejang. Untuk pertama kalinya saya melihat seorang anak kejang...

Perlahan matanya menunjukkan gejala kejang, lalu tubuhnya dan anggota tubuh lainnya. Saya yang tidak mengerti serta baru pertama kali menghadapi anak kejang spontan menangis sambil memeluknya, memasukkan jari saya ke bibirnya agar tidak tertutup rapat. Saya bisikkan doa-doa sepanjang bisa mengucap.

Dan, dokter mengatakan bahwa ada kondisi tertentu yang membuat anak tidak tahan demam meski pada anak lain demam 380 adalah hal biasa, bahkan ada anak yang tidak rewel dengan demam 380. Harusnya saya paham itu, sebab kejang bisa mengakibatkan efek yang patal, terutama pada bayi.

Sebagai ibu saat saya mengutuk diri saya dalam-dalam, teringat juga sering tidak memberi obat demam kepada anak-anak jika habis imunisasi, saya hanya memberi ASI banyak-banyak. Bertahan dengan demam yang dirasakan anak karena keesokannya demam sudah reda dan anak tidak rewel lagi. Padahal tidak semua anak bisa seperti ini, terutama anak dengan kondisi tertentu. Seharusnya memberikan obat penurun panas atau demam sebelum suhu tubuh anak hangat, hal ini untuk berjaga- jaga bila ternyata terjadi demam tinggi efek imunisasi.

Tapi penyesalan selalu terjadi sesudah, bukan sebelum. Mungkin maknanya agar kita selalu mau  belajar dari sebuah kesalahan, meski kadang kesalahan menjadi bom waktu yang menyerang diri sendiri sampai kita mampu memaafkannya.

Belajar Dari Kepergian Alm Gibran

Itu cerita dulu, kini alm Gibran sudah tidak ada lagi di antara kami dan dua tahun kemudian hadir seorang bayi lucu, tampan yang kami namai Pendar. Kini Pendar sudah bertumbuh menjadi batita usia 3 tahun, Alhamdullilah sehat. Tumbuh dengan pesat dan menjadi bujang kecil yang banyak gayanya.


Belajar dari anak ke tiga, saya kini menjaga anak-anak dengan lebih hati-hati dan membuka wawasan sebagai ibu yang memang butuh belajar dan belajar. Menipiskan idealisme yang sebenarnya adalah bentuk dari pemikiran yang egois, karena anak-anak punya hak untuk bertumbuh dengan sebaik-baiknya.

Meski tumbuh dengan sehat, Pendar juga seperti anak-anak pada umumnya pernah sakit. Waktu itu untuk pertama kalinya sakit saat usia Pendar 1 tahun terkena virus, saya lupa apa namanya. Jadi kondisi yang sehat tahu-tahu demam dan timbul gelembung yang menjadi luka lebar di bagian perutnya. Disusul diare dan muntah, tahu apa yang terjadi dengan saya?

Seperti dibenturkan peristiwa kehilangan anak ke tiga, saya nangis kehilangan akal. Alhamdullilah, suami segera menenangkan dan memberi Pendar obat penurun panas yang sesuai usianya. Baru esoknya dibawa ke dokter dan sepuluh hari kemudian Pendar baru benar-benar sehat.

Selain memberi obat, merawat anak sakit demam, muntah dan diare harus menjaga kebersihan dan memberi asupan makanan dan minuman yang benar-benar bernutrisi. Karena kondisi seperti itu otomatis malas mengasup makanan, jadi saya membuat kaldu daging dan bubur. Menyuapi sedikit demi sedikit, memberi ASi dan minum air putih dengan rutin agar stabil cairan di dalam tubuhnya. Jangan lupa, buat demamnya stabil dengan obat penurun panas selain kompres air hangat.

Musim Penghujan Desember Ini Pendar Demam

Bulan Desember ini musim penghujan tapi juga kadang matahari bersinar dengan teriknya walau sebentar. Hal ini berefek banyaknya anak-anak sakit, hampir semua anak tetangga menderita batuk pilek, demam. Status di medsos juga sama, anak sakit batuk-pilek, diare, dan diiringi dengan demam.

Pendar pun kena giliran demam, setelah sebelumnya saya bawa berbelanja ke Margonda yang jaraknya dari rumah sebenarnya tidak jauh, tapi ketika pulang di motor kehujanan, besoknya demam. Wajahnya yang ceria tampak lesu, matanya sedikt berair dan merah, bibirnya juga merona merah, saya ngeri kalau radang.


Pendar demam matanya berair dan bibirnya merah
Lebih ngeri lagi lagi geger penyakit difteri yang ciri-ciri awalnya mirip penyakit flu, mana ada jadwal imunisasi DT di Posyandu efek dari munculnya kembali penyakit difteri yang bisa merenggut nyawa. Dan, imunisasi DT ini tidak boleh apabila anak dalam kondisi demam, harus kondisi tubuh stabil meski batuk atau pilek.

Ya Allah, betapa paniknya saya sampai  berharap jadwal imunisasi DT mundur hingga Pendar sehat atau tidak demam. Saya juga jadi berpikir yang tidak-tidak, bolak-balik browsing baca ciri-ciri difteri dan memeriksa kondisi Pendar.

Karena Tempra Syrup Demam Pendar Lenyap&Bisa Imunisasi DT





Suami pun segera membeli obat penurun panas ke mini market terdekat. Oya, setelah Pendar usia di atas 2 tahun saya memberi obat penurun panasnya Tempra Syrup. Awalnya karena seperti anak kecil kebanyakan, Pendar agak sulit minum obat. Tapi begitu mencoba Tempra Syrup rasa anggur, dia langsung suka. Malah berani minum sendiri, hehehe.


Minum Tempra Syrup
Pertimbangan lainnya, saya memilih Tempra Syrup karena:




1. Tempra Syrup yang merupakan obat penurun panas dan meredakan nyeri ini aman di lambung si kecil.

2. Untuk memberikan ke anak Tempra Syrup tidak perlu dikocok lagi, simpel kan?

3. Dengan dosis yang tepat sesuai aturan maka tidak akan menimbulkan over dosis atau kurang dosis.

4. Harga Tempra Syrup cukup ramah di kantong, ukuran 50 ml hanya Rp.22.000

5. Mudah didapat karena tersedia di berbagai toko terdekat, seperti Alfamart, Indomart.


Pendar demam minum Tempra Syrup

Demam pagi hari diberi Tempra Syrup 5 ml (ada gelas takarnya), sore 5 ml, dan malam sebelum tidur 5 ml. Dosis yang diperbolehkan bisa diberikan setiap 4 jam, namun tidak boleh lebih dari 5 kali sehari. Kalau si kecil sudah usia di atas 6 tahun atau usia 6-8 tahun jika demam bisa dengan Tempra Forte.


Tempra Syrup untuk usia 2-6 tahun


Tutup Tempra Syrup tidak mudah dibuka anak-anak


Alhamdullilah, minum 3x hanya sehari, besoknya demam Pendar hilang. Dia bangun tidur tampak ceria, minta sarapan telur ceplok dan sayur labu kesukaannya. Tapi saya tetap was-was, kawatir malamnya akan demam lagi. Namun ternyata Pendar tidak demam keesokannya, dia ceria lagi dan kami bawa jalan-jalan, seperti biasa jail mengganggu kakak-kakaknya. Lihat foto di bawah ini, ini diambil tanggal 10 Desember 2017, Pendar demam sehari tanggal 9 Desember 2017. 

Ini foto diambil setelah Pendar kemarin demam&minum Tempra Syrup

Mungkin karena demamnya hanya masuk angin atau kecapekan biasa jadi cepat reda, kalau demam ada gejala penyakit lain, dimana 3 hari belum juga reda sebaiknya segera dibawa kedokter ya, Mums. Namun memang meski demam biasa sekarang saya tetap siap siaga sedia obat penurun panas di rumah, saya tidak mau berspekulasi lagi dengan urusan demam anak.

Dan...

Jadwal imunisasi DT pun tiba, ternyata bentrok dengan jadwal saya harus datang ke sebuah acara yang tidak mungkin dicancel pada hari H. Entah, kenapa kader PKK di kompleks mengedarkan undangannya mendadak pukul 9 malam, dan besoknya imunisasi DT di Posyandu dimulai dari pukul 8 hingga 10 pagi. Beraaat hati saya...

Biasanya imunisasi DT menimbulkan demam, apa si Ayah bisa menangangi Pendar begitu selesai imunisasi?
"Kamu kan, jalan pukul delapan pagi dan pulang habis makan siang, Bu. Sampai rumah paling telat pukul dua siang, apa yang perlu dicemaskan?" kata suami. "Lagi pula ada kamu juga gak berani mangku anak di suntik,, tetap Ayah yang mangku," godanya.

"Jangan lupa sebelum jalan imunisasi kasih sarapan sup kaldu yang ibu buat semalam, pulang imunisasi kasih Tempra Syrup, Yah. Jangan menunggu demam, langsung kasih ya." Pesan saya, si Ayah hanya mengangguk-angguk ringan.

Sampai di acara saya WA kembali dari mengingatkan minum Tempra Syrup sampai tanya Pedar rewel atau tidak. Katanya semua baik-baik saja, begitu kembali ke rumah saya memang mendapati Pendar baik-baik saja hanya sedikit jutek cerita kalau lengannya sakit disuntik sustel katanya, hahaha.
Penuh gemas dan cinta saya peluk Pendar dan berbisik:

"Maafkan Ibu ya, Sayang... Tidak bisa nemanin Pendar diimunisasi..."
"Ade ayang, Embuuu..." ujar Pendar seperti biasa sambil membalas pelukan saya.
Ya Allah, Alhamdullilah sekali. Sungguh saya bersyukur bisa belajar terus menjadi ibu yang lebih baik. Kehilangan anak ke tiga akan terus menjadi pengingat saya untuk selalu membuka wawasan dan hati, karena anak-anak adalah amanahNya yang terbesar. 



Dari Kehilangan Ibu Belajar Menjaga Kalian, Nak

Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.


You May Also Like

118 komentar

  1. Anak-anak memang rentan demam ya mba, mesti dijaga dengan obat yang tepat

    ReplyDelete
  2. Ya Allah aku membacanya jadi terharu, mbaaa. Smoga anak anak sehat ya. Kalau sakit juga orangtua jadi sedih dan terasa lebih sakit

    ReplyDelete
  3. Musim penghujan memang rawan penyakit ya, terlebih bagi anak-anak. Jadi memang harus sedia parasetamol kemana-mana. Salam kenal ya mbak :)

    ReplyDelete
  4. I feel you mba, anakku jg pernah kejang. Alhamdulillah bisa ditangani. Sejak itu aku selalu waspada juga

    ReplyDelete
  5. Ikut sedih ketika mendengar..kisah kehilangan...

    Semoga anak sehat selalu ya...

    Sukses buat lombanya..

    ReplyDelete
  6. Turut berduka ya Mba untuk kejadian tersebut. Alhamdulillah ada hikmah yang dipetik. :) btw jadi inget dulu jaman kecil kalo demam dikasih Tempra juga sama Mama

    ReplyDelete
  7. Semangat ya mbak..
    Jadi sedih bacanya :'(

    ReplyDelete
  8. Mbk eniiii, peluukkk.
    Si ken jg prnah kejang demam. Dan ini bikin aku dan suami berusha bgd njaga bocah byr gk kejang lagi.
    Smoga anak2 kita selalu sehat ya mbk. Amiinn.
    Oya sblm cus. Marilah kita tos dlu sbg sesama mamak yg nyiapin tempra di rumah. 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Ya Rabb..peluk balik. Iya, Tempra manjur turunkan demam

      Delete
  9. Selalu ada cerita ya mbak, kalo anak terserang demam. Sehat terus anaknya mbak.

    ReplyDelete
  10. Mbak Eni sosok ibu yang hebat. Semoga buah hatinya sehat terus ya ^^

    ReplyDelete
  11. Pendar makin ganteng dan tumbuh besar. Pangling lihatnya. Sehat terus ya Nak!

    ReplyDelete
  12. Pendaar..kapan Tante ketemu ya,kita selpih bareng. Meni ganteng uy! Salut sama Mak Eni, ibu hebat dan penuh inspiratif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insaallah ketemua ya, Tante.terima kasih, Teh, dikau juga ibu hebat

      Delete
  13. Setip kejadian pasti ada hikmahnya. Kagum deh aku sama mbak Eni. Dan semoga anak"nya sehat selau ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha jadi malu dikagumi,aku apalah ibu yang belajar dari salah. Aamiin atas doanya

      Delete
  14. Kehilangan anak pasti berat banget ya mbak.. Tapi mbak san suami bisa menerimanya, aku salut sekali. Semoga Pendar dan dua anak mbak yang lain selalu sehat ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sangat berat, tapi takdir yang nyata hanya bisa dijalani dengan kasihNya.
      Aamiin..atas doanya

      Delete
  15. Selalu ada pelajaran dan hikmah ya mbak dari setiap peristiwa. Semoga anak anak selalu sehat dan ibunya juga selalu diberikan kekuatan supaya bias membesarkan dengan baik. Semangat terus mbak Eni

    ReplyDelete
  16. MAxy termasuk yang tahan 38-39 dercel dia masih main mbak. Aku pun gak pernah kasi obat penurun panas saat anak demam krn imunisasi, tapi selalu siap sedia jaga2 sih. Pakai Tempra jg soalnya itu rekomen DSA sejak anak2 kecil.
    Turut berduka utk Gibran, insyaAllah nanti menjemput Mbak Eni di pintu surga yaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin
      Alhamdullilah kuat, waspada ya tetap sedia Tempra

      Delete
  17. Mba Eniii peluk jauuuh.. Anak-anakku pas demam juga suka keliatan lesu banget. Aku jadi selalu siap sedia Tempra di rumah.. Semoga anak-anak kita sehat selalu ya Mba Eni..

    ReplyDelete
  18. I feel you mbak, aku juga merasakan kesedihan ibuku saat kehilangan adik kesayangan kami. Semoga dirimu kuat ya mbaak.

    ReplyDelete
  19. Sudah mengingatkan,sedih kalau anak seorang ibu yang harus terus belajar ya

    ReplyDelete
  20. Sediiih baca yg ttg gibran mba :( . Aku bisa ngerasain krn 2-2 nya anakku pernah kejang pas bayi. Tp alhamdulillah mereka cepet dapat penanganan.. Sejak itu obat demam ama obat penurun panas dr dubur selalu ada di lemari obat dan kulkas ku mba. Udh trauma kalo anak panas sedikit :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, benar. Punya anak kecil wajib punya penurun panas

      Delete
  21. Saya juga selalu sedia tempra di rumah...semoga Pendar selalu diberi kesehatan ya

    ReplyDelete
  22. Betul, tiap orang penanganan sakitnya berbeda. Kalau udah kejang, segera bawa ke RS. Efeknya bisa epilepsi atau hal lain. Alhamdulillah Pendar sehat yaa.

    ReplyDelete
  23. Ennb.. Makasih ya artikelnya.. Pengingat bgt buat gw, bahwa meski sdh pny 3 anak gak brarti kita sdh paham soal penanganan demam yg sering terjadi pada mereka. Btw, di rumah gw jg slalu sedia tempra buat si bungsu..

    ReplyDelete
  24. Mbak Eni, turut berduka cita. Aku baru tahu. Dari kejadian tersebut bisa membuat kita belajar ya.

    Sehat-sehat terus untuk Mbak Eni dan keluarga :)

    ReplyDelete
  25. Jadi inget pas shanum panas kemarin. Hati rasanya sedih gimanaaa gituh.

    ReplyDelete
  26. Terharu bacanya .... semangat Mak Eni.Aku pun kalau anak sakit suka sedih banget dan ngerasa bersalah.

    ReplyDelete
  27. Semoga pendar sehat terus ya ka! Btw al fatihah buat alm gibran, tabungan buat mama papanya di surga ya.

    Tempra favoritku juga pas kecil:D

    ReplyDelete
  28. Menjadi ibu itu harus selalu belajar ya mbak. Harus terus belajar. Makasih sharingnya mbak. Nambah pengetahuan aku. :))

    ReplyDelete
  29. Membuat saya harus lebih banyak belajar. Smoga Allah memberikan kesempatan bagi saya menjadi seorang ibu yang hebat.
    Pilihan ibu adalah pilihan hebat.
    Salam dari #Kakmells

    ReplyDelete
  30. Sehat selalu ya dek pendar. Demam asyiknya ada tempra di rumah.

    ReplyDelete
  31. Ya alloh aku baru tau kalo ternyata ada ya bayi yang nggak tahan demam 38°. Padahal itu hanya selisih 1° dr suhu normal kita. Makasih infonya mba.

    Btw aku juga suka sedia tempra dirumah, ibuku yg rekomendasiin ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kondisi anak tertentu ada yang tidak kuat demam, mums. Waspada sedia penurun panas yang tokcer

      Delete
  32. Cerita mbak Eni benar-benar menginspirasi, membuat saya belajar banyak hal sebagai Ibu. Terima kasih, Mbak. Btw, sy jd ingin beli tempra buat jaga-jaga kalau krucils demam.

    ReplyDelete
  33. Cerita mbak Eni benar-benar menginspirasi, membuat saya belajar banyak hal sebagai Ibu. Terima kasih, Mbak. Btw, sy jd ingin beli tempra buat jaga-jaga kalau krucils demam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih juga mb Yetti, iya mb waspada demam pada si kecil dengan sedia penurun panas

      Delete
  34. Aku juga waktu kecil pake tempra kalo demam. Enak rasa anggur.

    ReplyDelete
  35. Saya pun penggemar herbal mbak. Sudah dari semenjak SMU tidak lg konsumsi obat2an. Tapi mungkin untuk anak tidak bisa dengan cara herbal. Apalagi kalau sudah panas tinggi. Trimakasih untuk berbagi pengalamannya. Bisa jd pelajaran untuk yg baru berumah tangga atw msh punya anak kecil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. toss, Mas, aku pun penggemar herbal. Bagus banget memang, tapi adakalahnya ya anak-anak harus ditangani sesuai dengan ilmu dokter

      Delete
  36. Ini obat turun temurun ya dan sampai sekarang masih jadi andalan Ibu2.

    ReplyDelete
  37. Walau hanya sepotong kisah, tapi aku tahu tidak mudah bercerita ulang tentang alm ya Mba. Kita semua belajar dari masa lalu, entah kisah sendiri entah kisah orang lain. Semoga anak2 kita sehat2 terus yaaaa

    ReplyDelete
  38. Kalau anak demam memang bikin khawatir, dan Tempra memang terbukti efektif turunkan panas pada anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mak Ria. Nanti punya baby jangan lupa stock penurun panas yang sesuai

      Delete
  39. Hania juga cocok pakai Tempra ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selalu ready di rumah ya, mak. karena anak demam tidak terduga datangnya

      Delete
  40. Wah bisa nih saya rekomendasikan ke ipar saya kalau ponakan demam. Tapi semoga sehat2 selalu ya mbak anak2... suka sedih emang kalau lihat anak2 sakit..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin
      Iya, mba
      Insaallah Tempra cepat nurunin panas

      Delete
  41. Demam kelihatannya sepele, tapi tetep bikin dengkul ibu lemes, susah tidur, nggak enak makan.
    Paling baik emang sedia Tempra, jadi sewaktu2 anak demam, nggak perlu panik. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Punya anak kecil wajib ya, mba stock obat penurun panas

      Delete
  42. Tempra gak cuma buat mengatasi demam aja, tapi bisa meredakan nyeri. Dulu Zidan pernah rewel gara2 tumbuh gigi. Tapi alhamdulillah sembuh, nyeri karena tumbuh gigi bisa diatasi dengan tempra ��

    ReplyDelete
  43. Rasanya super sedih kalau anak sakit apalagi sampai meninggal mba, aku tau banget karena pernah lihat mama hampir gila ditinggal meninggal adik. Kalau kata mama jadi ibu itu harus sigap ngga boleh lemot apalagi buat urusan anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dulu nenekku waktu ditinggal anaknnya yang batita,meninggal kecebur sungai..kata ibuku juga sempat linglung

      Delete
  44. Si Abang dulu selalu sedia tempra. Tapi kalau Adek alhamdulillah masih bs teratasi dengan transfer panas skin to skin ama AF.

    ReplyDelete
  45. Saya selalu stok Tempra sejak anak-anak lahir hingga usia 7 tahunan. Selalu khawatir kalau anak-anak udah demam. Apalagi mamah saya bilang kalau waktu kecil saya sering kejang. Alhamdulillah, anak-anak saya belum pernah kejang sampai sekarang. Tapi mengingat cerita mamah, memang bikin saya jadi selalu siaga.

    Semoga anak-anak Mbak Eni selalu sehat. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mb trimakasih doanya semoga demikian juga dengan keluarga mb Keke sehat selalu

      Delete
  46. Kehilangan mengajarkan banyak hal ya Mbak 😞. Semangat terus bun. Btw tempra jg kupakai klo anakku demam abis imunisasi atau tumbuh gigi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali sekali Mb April kita jadi belajar banyak hal

      Delete
  47. Peyuk mamak pendar dulu ah,
    Menjadi ibu itu emang harus belajar dan terus belajar yang tiada hentinya kecuali saat kita meninggal nanti.

    Insha Allah almarhum Gibran sudah tenang dan bahagia...
    Jujur aku pun pribadi yang nda gampangan dalam meminum obat, kecuali kalau sudah tak ada pilihan lagi yes. Misalnya kalau batuk pilek yaa lebih milih yang alami saja.

    Demam pada anak kadang emang suka bikin panik ya, saya jadi banyak belajar loh setelah baca postingan ini. Tertarik buat bikin kaldu hehe.

    Semoga semua kelurganya Mba Eni dilimpahkan kesehatan ya.

    ReplyDelete
  48. Saya pun dulu agak antipati dan menghindari pemberian obat pada anak mbak Eni.. apalagi cuma demam yang notabene hanyalah simptom dari infeksi yang diderita anak.. Tapi, sejak sakitnya Mahesh yg terakhir, yg datang dan pergi, akhirnya berpikir bahwa yg namanya sakit sebisa mungkin harus dihilangkan dengan cepat.. dan dengan turunnya demam anak, maka istirahatnya akan lebih berkualitas dan sakitnya pun lebih cepat sembuh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali mb, kita harus lebih waspada dengan Demam jangan sampai demamnya terlalu tinggi

      Delete
  49. Saya baru tau ada tempra, nanti saya coba beli di pasar tradisional. Siapa tau ini cocok untuk anak saya saat demam. Makasih mba ulasan nya.

    ReplyDelete
  50. Tahan napas bacanya, ikut hanyut. Btw, selamat Tahun Baruuu.. Semoga sehat-sehat terus yaaa.. Selama ada Bunda dan Tempra, tidak perlu panik saat anak demam.

    ReplyDelete
  51. Alhamdulillah sudah ada pengganti Gibran ya, Mbak Eni.
    Dan memang Mbak, setiap anak berbeda. Jadi kita beda pula cara menanggani dan menghadapinya.

    Terima kasih sharingnya, Mbak Eni.

    ReplyDelete
  52. turut berduka cita mba, smg pendar selalu sehat ya. sbg ibu emg selalu memberikan yg terbaik buat anaknya.

    ReplyDelete
  53. Nice share Bu. Pengalamannya sangat berharga untuk dipelajari para orangtua ini. Thank info obat penurut demamnya.tempra sirup aman dan disukai anak2 ya Bu.

    ReplyDelete
  54. Betul mbak, tidak semua anak kondisi tubuhnya sama. Semoga tetap kuat dalam menjaga anak-anak.

    ReplyDelete
  55. Demam itu bukan masalah sepele. Berarti ada masalah di tubuh. Minum obat yg tepat bila demam ya bund.

    Kehilangan bisa jadi menguatkan ya

    ReplyDelete
  56. Hebatnya pendar sudah bisa minum obat sendiri. Sehat selalu ya, jagoannya Ibu.

    ReplyDelete
  57. Sedih baca cerita almarhum. Saya juga dulu sepele soal panas, sampai anak pertama 39 keatas demamnya. Sekarang di rumah sedia tempra. Dulu pas anak pertama smp sedia obat kejang di rumah

    ReplyDelete
  58. Alhamdulillah anak2 sy tdk punya riwayat kejang jd tdk terlalu panik klo mereka demam dan sll sedia tempra d rumah

    ReplyDelete
  59. Mbak Eni, dari postingan ini gie jadi nambah ilmu lagi...hal yang kita anggap sepele ternyata bisa berakibat fatal.
    Terima kasih sharingnya dan sepakat, seorang ibu harus terus belajar...kirim doa untuk Gibran dan virtual hug buat mbak eni xoxo

    ReplyDelete