Antibiotik Bisa Menyebabkan Bayi Diare

by - March 31, 2019



Lanjutan dari artikel Suspect Pneumonia
Selasa, 5 Maret 2019


Saya melihat BAB Binar memang jadi lebih intens sejak minum obat dari dokter, selain itu pada BAB berubah bentuk yakni lebih encer dan berlendir. Tetapi tidak bau menyengat, standart saja, warna  juga seperti kotoran biasa, kemungkinan memang lendir itu efek dari 3x fisio therapi kemarin. Jadi lendir-lendir atau dahak yang membuat nafasnya sesak dengan proses fisio therapi, selain keluar dari keringat, juga dari BAB.

Dokter Susi juga memberitahu jika BAB masih 2-5 kali termasuk diambang aman, bukan disebut diare. Tenanglah hati ibu meski sedih juga ya,  berat badan Binar waktu usia 4 bulan itu 5.9kg dan karena batuk jadi stuck, naik pun hanya jadi 6,1 kg saja. Namun lagi-lagi dokter Susi menenangkan, yang penting tetap ada kenaikan berat badan meski sedikit. Batuk memang sering membuat berat badan anak turun dratis ya?

Meski BAB sampai 5 kali baby Bi masih terlihat ceria dan banyak bergerak, berarti memang dia baik-baik saja. Tapi penasaran saya browsing, ternyata minum AB (antibiotik) pada bayi ada yang menyebabkan diare dan itu tidak berbahaya. Diare akan berkurang seiring dengan asupan AB berhenti, yang penting tetap jaga asupan. Karena baby Bi masih full ASI alias ASI ekslusif, jadi ASI yang ibu kasih lebih dari biasanya.

Rabu,  Maret 2019
Ruang Praktek Dokter Susi, Rumah Sakit Mitra Keluarga

dr.Susi

Ternyata hari ini BAB Binar sampai 6 kali! Hadew, rasanya saya tidak bisa toleransi dengan perasaan saya lagi nih, nangis deh. Asli, saya masih capek dengan perasaan-perasaan kemarin baby Bi kena Suspect Pneumonia. Buyar deh semua omongan dokter Susi, soal browsing diare karena AB. Pokoknya terekam dalam kepala saya, diare hitungannya menit untuk seorang bayi dan saya takut sekali.

Maka saya minta diantar suami ke dokter Susi lagi, kali ini suami sigap. Dia rupanya tidak mau lagi mengalami kesalahan seperti kemarin karena menunda-nunda saat saya ajak ke dokter, bisa dibaca lagi di Waspadai Batuk Pada Bayi, jika penasaran ingin tahu kisahnya ya, moga bermanfaat bagi ibu-ibu semua.

Sampai rumah sakit Mitra Keluarga suasana tidak seramai saat berobat sebelumnya, sepertinya fenomena batuk yang merajalela mulai reda. Waktu awal berobat itu hampir seluruh sudut rumah sakit ada yang batuk, saya sampai berdoa terus agar tidak tertular karena kondisi baby Bi saat itu butuh ibu dan ayah yang sehat untuk menjaganya.

Luka Lama yang Masih Tersimpan

Sampai ruangan dokter Susi, wanita manis itu kaget, senyum khasnya muncul dan bertanya, ada apa lagi dengan Binar?

Penuh rasa cemas saya menceritakan dengan runut, dan dokter Susi tersenyum semakin lebar. "Sebenarnya ibu ada apa  sih, sampai apa-apa dibawa dengan perasaan kacau begini?" tanyanya lembut.

Maka meluncurlah kisah yang terpendam dalam hati saya tentang kehilangan alm putra ketiga saya, Anakku KhalilMuhammad Gibran, 7 tahun silam. Sejak kehilangannya selalu saja semua hal yang terjadi pada anak saya, terutama saat Pendar dan Binar lahir serasa berlebihan menguras energi saya, menguras perasaan saya, dan saya tidak mau itu terjadi. Tapi nyata saya rasakan.

"Ibu masih menyimpan perasaan luka, harus dihilangkan dengan kesadaran bahwa memang lebih baik buat alm. Tidak ada ibu yang ingin anaknya tidak sempurna, tapi itu kehendakNya. Kita hanya menjalani dan percayalah... ini semua lebih bagus buat alm. Sadari itu, Ibu..." kata-kata dokter Susi mengalir bagai ar di telinga saya hingga air mata saya merembes.

"Ibu tidak bersalah, yakinkan itu..."

Akhirnya pertemuan kali ini justru jadi media saya mengeluarkan semua perasaan di dada, suami yang menemani hanya diam, sesekali saja memberi respon memperjelas apa yang saya alami ke dokter Susi. Suami  biarkan saya bercerita dan mendengarkan apa yang dokter manis itu katakan hingga hati ini sejenak terasa bagai terowongan yang luas dan nyaman.

"Sekarang mulai berpikir positif bayi ibu sehat, Binar baik-baik saja, dia lahir sempurna. Sakitnya juga sudah disembuhkan, diare ini murni efek dari antibiotik. Buktinya Binar masih ceria, berat badan tambah, nanti diare akan hilang seiring obat AB habis dan saya tidak akan memberi tambahan obat apa-apa lagi..."

Alhamdullilah, Binar Sehat


Ya, akhirnya kami pulang dengan perasaan lega sekali dan juga kesadaran dalam diri saya, ternyata saya masih memiliki luka itu dan menjadi PR untuk mengobatinya, harus. Banyak ibu kehilangan buah  hatinya di dunia ini, namun masing-masing orang memiliki kemampuan move on dengan berbeda-beda. Harus disadari itu.

Lalu berangsur-angsur frekuensi BAB baby Bi berkurang, kotorannya juga perlahan berubah normal, tidak lagi berlendir. Tepatnya setelah seminggu berhenti minum AB, tepatnya AB sudah dihabiskan karena memang harus habis. Seminggu kemudian baru BAB baby Bi benar-benar normal.

Dan , karena serangkaian peristiwa ini imunisasi baby Bi jadi telat deh. Baru imunisasi setelah AB habis, dan ternyata berat badannya masih stuck 6.1kg saat ditimbang tanggal 14 Maret 2019. Namun masih diambang normal berat badan tersebut, perkembangannya juga normal karena saya selalu mengamati tiap tahapnya.

Tepat usia 5 bulan pada tanggal 18 Maret, baby Bi bisa tengkurap, disusul kemudian bisa bolak balik dan kini tahap ingin duduk gitu, hehehe. Insallah, 21 April masuk tahap Mpasi , doakan baby Bi sehat  terus ya, aamiin.

Semoga artikel ini bermanfaat!

You May Also Like

1 komentar