Sekolah Inklusif Untuk Anak Dengan Disabilitas dan Kusta

by - October 26, 2022

 



Sejauh apa pemahaman masyarakat kita tentang penyakit kusta, dan anak-anak dengan penyandang disabilitas dan kusta? Mungkin beragam ya, terlebih saat ini Indonesia menurut data WHO  tahun 2020  Indonesia masih jadi penyumbang kasus baru kusta no 3 terbesar di dunia, termasuk kasus baru kusta pada anak per 13 januari 2021 yakni mencapai 9,14% dari kasus dunia. Angka ini belum mencapai target pemerintah, di bawah 15%.

Namun  kita sebagai masyarakat Indonesia harus mengetahui hak mereka dalam hal pendidikan, seperti yang tercantum pada UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahawa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Termasuk anak-anak yang memiliki keterbatasan, berhak untuk mendapatkan pendidikan.

Saya sebagai masyarakat jadi terharu sekali setelah menyimak Ruang Publik KBR yang membahas Pendidikan Bagi Anak dengan Disabilitas dan Kusta, di mana dalam live talkshow di youtube KBR ini mengundang narasumber:

 

  • Fransiskus Borgias Patut, Kepala Sekolah SDN Rangga Watu Manggarai Barat
  • Anselmus Gabies Kartono – Yayasan Kita Juga (SANKITA)
  • Ignas Carly-Siswa kelas 5, SDN Rangga Watu Manggarai Barat (Testimoni Disabilitas)

Semangat Ignas, Siswa Penyandang Disabilitas di SDN Rangga Watu Manggarai Barat

Saya bersama teman-teman yang menonton talkshow ini dibuat haru dan bangga dengan seorang Ignas yang dengan keterbatasannya menghadapi hari-hari di sekolah dengan senang, meski mungkin ada satu-dua teman yang  masih menganggapnya berbeda. Saat ditanya, apakah dia senang sekolah di SDN Rangga Watu Manggarai Barat, dia merasa senang dan ketika ditanya perasaannya saat diledek teman-temannya,

“Biasa aja,” jawab Ignas sambil tersenyum malu-malu, wajahnya yang manis khas anak-anak Manggarai Barat tidak menunjukkan perasan tertekan atau tidak suka. Masyaallah, ini bisa jadi contoh semangat bagi anak-anak dengan disabilitas dan kusta untuk tidak putus asa menempuh pendidikan seperti anak-anak lainnya.

Memang anak-anak dengan disabilitas dan kusta masih banyak yang menerima deskriminasi, bahkan kekerasan dan perlakukan yang salah, tidak hanya dalam lingkungan sosial, tapi juga dalam lingkungan pendidikan. Padahal mereka semua tanpa terkecuali memiliki hak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang baik, sehingga tumbuh kembang berjalan dengan baik, dan memiliki masa depan cerah.

Peran Yayasan Kita Juga (SANKITA) Dalam Pendidikan Anak Dengan Disabilitas dan Kusta

Melihat kondisi banyak anak-anak disabilitas yang putus sekolah atau usia sekolah tapi tidak sekolah, serta tidak tersedianya sumber daya untuk mengajar anak-anak disabilitas. Terlebih ketika survey sekolah tidak memiliki fasilitas untuk anak-anak disabilitas, maka Yayasan Kita Juga atau SANKITA  pun tergerak untuk mempromosikan sekolah inklusif.

Sekolah inklusif merupakan sekolah reguler yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas belajar bersama anak-anak reguler, tapi tentu saja dalam kegiatan belajarnya didampingi guru pendamping yang memahami pembelajaran anak-anak dengan disabilitas, salah satu SD inklusif di Manggarai Barat yaitu SDN Rangga Watu Manggarai Barat. Tempat Ignas Carly sebagai penyandang disabilitas yang sekolah di sana. Menurut Pak Frans, ada 7 anak dengan disabilitas yang bersekolah di SD inklusif di Manggarai Barat.

Dalam rangka pemenuhan hak pendidikan inklusi bagi anak dengan disabilitas dan kusta ini, SANKITA berperan dalam penyelenggaran sekolah inklusif dengan melakukan sosialiasi tentang sekolah inklusif kepada orangtua, komite, guru, paham bahwa sekolah insklusif adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak disabilitas.

SANKITA juga memberi pembelajaran dan pelatihan kepada guru reguler mengidentifikasi dan mengassessment anak kebutuhan khusus, agar mengenal dan tahu anak kebutuhan khusus. Termasuk mengetahui permasalah dan kebutuhannya, agar bisa membuat perencanaan dan strategi. Sehingga pembelajaran sesuai dengan kebutuhan anak-anak kebutuhan khusus.

“Seperti misalnya materinya dengan hurup yang lebih besar, duduknya di depan sehingga materi yang diberikan bapak atau ibu guru lebih mudah dipahami, “ ujar Anselmus.

Harapan Sekolah Inklusif Untuk Anak-Anak Dengan Disabilitas dan Kusta



Fransiskus Borgias Patut sebagai  Kepala Sekolah SDN Rangga Watu Manggarai Barat, salah satu sekolah inklusif sangat merasa beruntung bisa bekerja sama dengan SANKITA yang telah memberi ilmu kepada guru-guru reguler, sehingga dapat mendampingi pembelajaran anak-anak disabilitas, sebab seperti yang dikatakan beliau:

“Pemerintah sudah terbuka untuk sekolah inklusif, tapi banyak kendala pembimbing khusus. Karena basic sekolah reguler, sementara anak berkebutuhan khusus butuh guru pembimbing khusus.” Selain juga membutuhkan fasilitas membelajaran yang mendukung untuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Jadi Fransiskus sangat berharap  untuk pemerintah membuka SK lowongan pendidik guru sekolah disabilitas atau tenaga guru yang memang memiliki pendidikan sarjana dalam anak-anak kebutuhan khusus. Sehingga pendidikan di sekolah inklusif dalam berjalan dengan baik, dan bermanfaat besar bagi anak-anak berbutuhan khusus.

Sebagai masyarakat, kita tentu harus ikut mendukung sekolah-sekolah inklusif ini, agar semua anak-anak bangsa tanpa terkecuali dapat mengenyam pendidikan sekolah. Setuju? Dan, jangan lagi ada diskriminatif, sebagai orangtua kita wajib memberi pemahaman ini pada anak-anak kita, agar mereka memiliki empati kepada teman-temannya yang disabilitas.

You May Also Like

13 komentar

  1. Keren sih ini inovasi sekolah-sekolah inklusif, bikin lebih banyak anak bisa meraih impiannya, tak peduli gimanapun keadaannya.
    Karena siapapun berhak mengenyam pendidikan, yang setara dengan lainnya, termasuk para penyandang disabilitas atau pun kusta

    ReplyDelete
  2. wah semoga dengan sekolah inklusif ini, anak2 yang menderita kusta dan disabilitas lainnya bisa tetap mendapat pendidikan yang layak dan masa depan yang lebih baik ya mba

    ReplyDelete
  3. Aku pikir kusta udah nggak ada lo. Ternyata masih ada. Dulu banget sih kadang lihat penyandang kusta jadi pengemis di jalan atau depan supermarket. Semoga yg lingkungannya masih ada, bisa mencontoh program ini karena semua orang berhak mendapat kesempatan yg sama baiknya.

    ReplyDelete
  4. Semoga sekolah inklusi, tenaga pengajarnya juga makin banyak. Jadi anak-anak bisa dapat pendidikan semestinya, sama dengan anak lainnya

    ReplyDelete
  5. Dulu anakku sekolah di sekolah yang inklusif jadinya dia lebih menghargai anak-anak yang berkebutuhan khusus....Itu salah satu nilai positif sekolah inklusif jadinya memang harus semakin banyak ya...

    ReplyDelete
  6. Wah keren banget di Manggarai Barat kota sekecil itu ada sekolah inklusi yang memfasilitsi penyintas kusta dan penyandang disabilitas ya mba. Di perkotaan pun zaman sekarang juga makin banyak sekolah2 inklusi. Moga makin banyak sehingga mempengaruhi biaya sekolah juga, soalnya skrng yg dapat kesempatan utk sekolah inklusi kesannya yg masih ada dana gtu, kalau di kota2 yaa.
    Tapi sekarang sekolah negeri pun udah banyak yang punya fasilitas inklusi moga makin membaik aamiin.

    ReplyDelete
  7. Senang banget ternyata ada sekolah inklusif ini. Jadi semakin banyak anak yang menderita kusta dan disabilitas lainnya tetap bisa sekolah dan mengejar mimpinya

    ReplyDelete
  8. Setuju nih jika makin banyak tenaga pendidik khusus untuk sekolah inklusi yang disediakan oleh pemerintah. Diberi pendidikan khusus agar bisa mendukung sekolah inklusi. Tiap anak berhak untuk mendapatkan pendidikan setinggi mungkin, tak terkecuali anak dengan disabilitas.

    ReplyDelete
  9. Sekolah yang inklusif seperti ini akan sangat membantu yaa mba untuk memberikan kesempatan bagi semua

    ReplyDelete
  10. Terima kasih teramat sangat ke Sankita yang sudah dan mau peduli sama anak2 yg mengalami disabilitas dan kusta.

    ReplyDelete
  11. Kehadiran sekolah inklusif ini penting banget di masa sekarang ya, karena semua anak kan berhak untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Bahkan bisa berkesempatan mendapatkan pendidikan tinggi. Ikut mendoakan semoga pemerintah lebih memberi perhatian mengenai hal ini, termasuk ketersediaan tenaga pendidiknya ya

    ReplyDelete
  12. Peran yayasan ini luar biasa kebaikannya. Ini bs memutus rantai bullying pd anak penderita kusta dan disabilitas.

    ReplyDelete
  13. Aku setuju kalo ortu harus ikut berperan untuk mendidik anak2nya agar menghargai dan menerima teman2nya yang berkebutuhan khusus dan kusta ini. Banyak kejadian anak2 ABK dirisak Ama temen2nya dan dianggab tidak pantas bersekolah di tempat yg sama dengan mereka. Yg langsung terpikir di aku, apa ortu anak2 perisak itu samasekali tidak mengajarkan kalo perbuatan mereka salah. Sedih kalo melihat anak2 ABK yang diperlakukan seperti itu. Semoga sekolah2 inklusi seperti ini semakin banyak dengan guru yang juga kompeten dalam mengajari dan mendidik mereka.

    ReplyDelete