Perlukah Menjaga Psikis Anak Sejak Dini?

by - August 05, 2018



Kesalahan orangtua dalam menyayangi anak

Semua orangtua sudah pasti menyayangi anaknya, namun kasih sayang ini kadang diwujudkan dalam bentuk yang sebenarnya salah. Kasih sayang tidak jarang justru berisi ego kita sebagai orangtua, bukan tentang bagaimana anak bahagia dengan kasih sayang itu. Kok bisa? Tentu saja sangat bisa dan jarang kita sadari.

Sebagai contoh kecil, betapa kita menyayangi anak dan menginginkan mereka bahagia kini dan kelak. Bahagia dalam konsep pikiran kita adalah anak hidup sukses dan berkecukupan, maka tindakan yang harus kita lakukan adalah mendorongnya untuk terus berprestasi sejak dini. Prestasi dalam bidang akademi dan bidang lainnya, tanpa memikirkan apakah anak menyukai konsep yang kita miliki.


Kadang kasih sayang kita kepada anak terikat 'ego pribadi'

Hal  ini yang membuat anak tertekan secara psikis, dan saya pribadi sebagai ibu mengakui hal-hal seperti ini pernah saya lakukan kepada anak-anak. Lalu hanya itu sajakah, perlakuan kita yang berlandaskan kasih sayang, ternyata justru melukai psikis anak? Ternyata tidak hanya itu, ada banyak hal lain cara kita menyayangi, mendidik anak dengan salah.

Disimak yuk, ulasan saya saat menghadiri undangan talkshow dari Halodoc dengan tema yang penting banget kita ketahui sebagai orangtua, sehubungan dengan psikis anak. Semoga bermanfaat.


#HalodocHariAnak : Talkshow  'Tips Menjaga Psikis Anak Sejak Dini'


Acara yag diadakan di sebuah kafe yang tidak jauh dari stasiun Gondangdia ini banyak sekali dihadiri oleh para ibu, termasuk saya tentunya. Para ibu ini ada yang blogger, ada yang merupakan pelanggan setia Halodoc. Mereka sebagian membawa anak, dan tetap atusias, luarbiasa ya? Saya sendiri sedang hamil 28 minggu dan tidak kalah atusiasnya karena memang tema yang dihadirkan bisa jadi edukasi yang penting.


Undangan yang hadir dengan buah hati

Apalagi narasumber yang kompeten di bidangnya, yakni Dr.Tjin Wiguna Sp.KJ, seorang psikiater spesialis anak dan remaja di RSCM. Dokter Tjin hadir dengan senyum familiar yang membuat acara terasa hangat, acara sebelum dimulai pada topik utama dibuka lebih dahulu oleh Nana Nirmala selaku Marketing Manager Halodoc.


Nana Nirmala (doc: MBC)

Mba Nana menyapa para undangan yang hadir dan menyampaikan sedikit paparannya bahwa kegiatan yang diadakan oleh Halodoc ini dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli 2018 lalu. Hari anak tentu saja identik dengan segala hal yang ramah dan pro untuk anak, yang sering kali diluar sadar terabaikan oleh masyarakat, termasuk orangtua.

"Umumnya orangtua mendidik anak sesuai dengan norma dan budaya yang ada di masyarakat saat ini, tapi  belum tentu itu hal yang dibenarkan secara medis. Apalagi sekarang zamannya sudah mulai berubah, anak sudah sangat aware dengan tehnologi, jadi sebagai orangtua perlu arahan untuk mendidik anak sesuai dengan perkembangan zaman."
Kalimat yan diucapkan oleh Marketing Manager Halodoc ini membuat saya teringat akan sabda Rasullah SAW:

Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di jaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.

Jika merenung dari sabda Rasullah SAW, benar juga kalau selama ini konsep yang kita terapkan ke anak seringkali tidak membuat anak bahagia. Sebelum meluas ke curhatan pribadi, saya langsung sharing ulasan dari Dr.Tjin Wiguna Sp.KJ saja ya.

Orangtua sebagai panutan dalam mendidik anak

Orangtua sebagai panutan dalam mendidik anak, ini tidak dipungkiri. Orangtua, terutama seorang ibu konon adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Karena anak-anak biasanya:

1. Anak pada umumnya berusaha mencari panutan untuk membentuk bahasa, perilaku dan sikap mereka yang merupakan dasar terbentuknya moralitas anak kelak.

2. Mayoritas dari anak juga menganggap bahwa orangtua adalah panutan yang paling penting, contoh pertama yang mereka lihat dalam kehidupannya.

Oleh karena itu sebagai orangtua penting untuk memastikan bahwa bahasa, sikap dan perilaku mereka dapat menjadi panutan yang POSITIF. Tapi apa yang sering terjadi? Tanpa orangtua sadari sudah memberi contoh yang negatif.


Dr. Tjin (Doc: MBC)

"Seperti ketika kita enggan menerima telepon dari seseorang, lalu meminta anak yang mengangkat dan  mengatakan kalau kita sedang di kamar mandi atau tidur. Tanpa kita sadari sudah mencontohkan kepada anak perbuatan berbohong,' kata dokter Tjin.
Yes, that's right and we as parent don't realize it.  Siapapun kita, pasti pernah mencontohkan hal-hal negatif kepada anak diluar sadar. Tidak hanya dari cara berbohong, sampai bahasa, sikap dan perilaku yang mungkin dianggap oleh kita atau masyarakat lucu, hal biasa, sebenarnya bisa saja ternyata itu tidak tepat atau ditangkap anak sebagai hal yang  menyakitkan, tidak menyenangkan.

Ibu pernah memarahi anak ketika jatuh? Atau meluapkan emosi kepada oranglain di depan anak-anak, seperti membanting telepon, menggebrak meja, bersuara keras. Meski tidak ditujukan untuk anak, tetapi ini bisa menjadi contoh negatif yang akan mereka tangkap ke dalam otak, dan terekam dengan sempurna.

Dokter Tjin juga memaparkan bahwa survey dari 1.176 di Amerika Serikat:  



Menemukan bahwa dua per tiga dari orang dewasa percaya bahwa nilai moral dari anak telah menurun cukup banyak sejak mereka masih muda. Harian The Times di Amerika Serikat melaporkan bahwa peningkatan budaya selebriti dan melemahnya hubungan dalam keluarga menyebabkan menurunnya nilai moral dalam anak.
Ini nyata menurut saya pribadi, dimana anak-anak  mulai bersosialisasi, menemukan tokoh idola dalam masa perkembanganya. Sementara tokoh panutan di rumah (orangtua) adalah sosok yang tidak memberi panutan positif, maka ketika mereka menemukan tokoh idola dengan sikap atau karakter yang negatif, dengan mudah mereka terbawa atau meniru.

Dan, sebagai orangtua kita justru menyalahkan budaya dan  norma di masyarakat yang  mulai pudar, padahal semua dimulai dari di rumah. Dari diri kita sendiri sebagai orangtua, karena itu pentingnya menjaga psikis anak sejak dini agar anak-anak memiliki karakter dan pribadi yang kuat kelak ketika bersosialisasi dalam masyarakat luas.

Tips menjaga psikis anak sejak dini



Maka ketika kita masih bertanya: Perlukah menjaga psikis anak sejak dini?

Jawabannya adalah sangat perlu, setelah membaca ulasan di atas yang dipaparkan oleh dokter Tjin, sebagai orangtua kita pasti langsung menyadari dan memahami pentingnya menjaga psikis anak sejak dini. Lalu bagaimana agar kita sebagai orangtua bisa mejaga psikis anak sejak dini?

Berikut tips yang diberikan oleh dokter Tjin :

sebagai orangtua jadi hal yang paling penting adalah fokus menjadi panutan yang baik dan positif bagi anak, yaitu:





1. Tunjukkan kepada anak bahwa orangtua terus menunjukkan sikap dan perilaku yang positif

2. Tunjukkan kepada anak bahwa orangtua selalu berorientasi pada tujuan dan perencanaan yang baik.

3. Bantu anak untuk menemukan panutan dalam bidang yang disukai, misal anak menyukai aktivitas sepak bola. Sebagai orangtua kita memberikan contoh atau gambaran tokoh pemain sepak bola yang sukses dan berprilaku positif.

4. Bicara dengan anak tentang orang-orang yang telah bekerja untuk membuat perubahan positif dalam kehidupan atau di sekitar mereka.

5. Orangtua berusaha melingkupi rumah tangga dengan suasana yang menghidupkan lentera keagamaan di dalam rumah.

6. Mengisahkan serta memberikan contoh  menjalankan tata krama dalam kehidupan sehari-hari, seperti bersyukur, berterima kasih, memaafkan dan meminta maaf, bertanggungjawab,  menolong, memberi salam, dan sebagainya.

7. Mengembangkan empati pada anak,  misalnya menjenguk orang sakit, merasakan penderitaan oranglain, dan lain sebagainya.

Ketika psikis anak terjaga dengan baik, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang positif dan berkarakter kuat kelak. Tidak mudah terpapar hal-hal negatif di masyarakat, ini merupakan PR  yang  besar bagi orangtua. Mengutip kalimat yang dibacakan  dokter Tjin, tentu membuat kita sebagia orangtua tidak boleh menyerah:

"It takes a village to raise a child" - An Old African Proverb

Bagaimana pun anak-anak tidak cukup dibesarkan dengan asupan dan memperhatikan kebutuhan nutrisinya saja. Ada kebutuhan jiwa yang kelak akan membangun psikisnya menjadi manusia dewasa yang positif. Setuju?

Apa itu Halodoc?




Dari awal menyebut Halodoc selaku pihak yang mengundang saya dalam acara parenting ini, buat kalian yang belum mengenal Halodoc, saya coba perkenalkan sedikit ya.

Halodoc merupakan aplikasi kesehatan terpadu berbasis online yang memberikan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya dalam memenuhi kebutuhan kesehatan bagi pengguna. Kalian bisa lansung download aplikasinya di playstore, terus daftar untuk bergabung.

Bisa apa saja sih di Halodoc?

Aplikasi Halodoc dilengkapi dengan tiga fitur utama, yaitu:




1. Apotik Antar: Fitur layanan apotik 24 jam yang dapat membantu para pengguna dalam membeli suplemen, vitamin dan obat dengan resep dokter dengan cepat dan aman. Beli berapa saja dilayani loh, bahkan teman cerita beli minyak kayu putih seharga Rp6000 pun dilayani dan  harganya sedikit lebih murah. Halodoc bekerjasama dengan ojek online dan buat pembeli di area Jakarta gratis ongkir.





2. Hubungi Dokter : Layanan online 24 jam yang memfasilitasi para pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan ribuan dokter melalui voice call, vidio call, atau chat. Halodoc memiliki tim medis mulai dokter umum, spesialis anak, internis, hingga spesialis mata.




Saya sendiri beberapa kali konsultasi dengan dokter umumnya melalui layanan via chat. Langsung dan cepat, hanya kalau dokter spesialis kandungan agak sedikit lebih lama dibanding dengan dokter umum. Jadi kita harus menunggu hingga ada info dokternya ready. Konsultasi apa saja tidak dikenakan biaya loh.


Salah satu chat saya dengan dokter di Halodoc


3. Lab Service : Halodoc bekerjasama dengan Prodia dalam memberi kemudahan bagi pengguna untuk melakukan pengecekan kesehatan di rumah maupun di kantor. Jadi benar-benar membantu banget jika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk keluar rumah atau kantor. Ditambah Prodia merupakan lab yang terpercaya. Namun saat ini Lab Service masih terbatas hanya melayani Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan.



#PakeHaloDoc memang sangat membantu sekali, apalagi buat saya yang sedang hamil 28 minggu, masuk semester tiga ini banyak drama galaunya. Jadi konsultasi atau curhat dengan dokter sewaktu-waktu itu jadi support tersediri. di Halodoc membuat saya konsultasi tanpa mengeluarkan biaya dan tanpa harus antri, bisa langsung dari tempat tidur. Menyenangkan sekali bukan? Terima kasih juga MBC yang sudah mengundang saya ke acara #HalodocxMBC , moga sharing ini menjadi manfaat yang besar bagi pembacanya.'



#HalodocxMBC
Buat kalian yang mau kepoin Halodoc bisa ke:

Website Halodoc    : www.halodoc.id
Instagram Halodoc : @halodoc






You May Also Like

26 komentar

  1. Suka baca ini, semacam pembelajaran bagi saya untuk mendidik anak-anak.
    Terutama anak sulung saya yang sebentar lagi masuk 8 tahun.
    Lumayan bingung atur kesabaran menghadapinya.

    Btw saya belum pernah nyobain halodoc nih, sekarang free ya konsultasi?

    ReplyDelete
  2. Wah temanya bagus. Iya anak itu peniru ulung banget. Kudu ati2 kalau ngomong ke mereka, juga mesti tunjukin sikap2 positif ya.

    ReplyDelete
  3. Anak2 seperti.kertas kosong, harus hati2 kita menulis segala sesuatunya. Jangan sampai mereka meniru yang gak baik.

    ReplyDelete
  4. Wah lengkap banget nih artikelnya..
    Keren deh pokoknya..

    Mantap.

    ReplyDelete
  5. Bukan hanya orang dewasa saja yang psikisnya bisa terganggu, anak-anak pun rentan terganggu, apalagi mereka yang belum bisa mengerti. Ini jadi bahan perenungan banget👌

    ReplyDelete
  6. Harus lebih wasapada ya mbak, kalau perilaku orang tua ditiru anak2, kitanya yang harus lebih baik n positif perilakunya.

    ReplyDelete
  7. Tidak hanya fisik, psikis anak juga harus dijaga..sehingga tumbuh kembang anak seimbang :)

    ReplyDelete
  8. Bener banget mba, pentingnya menjaga Psikis Anak Sejak Dini. Saya ikutan acara tsb, jadi nambah kebuka matanya bahwa jadi ortu itu harus bnget slalu berperilaku positif depan anak karena kita kan rolemodel utama bagi mereka.

    ReplyDelete
  9. Asik ada fotoku meski tampak belakang :))
    iya ya terkadang orang tua menitipkan mimpi-mimpinya ke anak, eh ga cuma nitip tapi maksa terwujud.

    ReplyDelete
  10. Orangtua sebagai panutan anak-anak, memang harus hati-hati dalam menerapkan pola asuh yah. Agar tidak salah asuhan anak-anaknya di kemudian hari

    ReplyDelete
  11. Penting banget menjaga psikis anak ya agar bs tumbuh dan berkembang dgn optimal

    ReplyDelete
  12. Makasih banyak mba Enni tipsnya ini masih jadi PR aku banget sebagai orang tua gimana jaga psikis anak.

    ReplyDelete
  13. ngomong-ngomong untuk layanan hubungi dokter, misal konsultasi, semua free kah?

    ReplyDelete
  14. event berfaedahhh banget ngebantu banget ibu2 jaman now
    aku langsung mau download ah aplikasinya

    ReplyDelete
  15. Orang tua itu cermin bagi anak-anaknya ya Mba, dan setuju sama tipsnya untuk menjaga psikis anak di atas, semoga kita semua bisa terus menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita.

    ReplyDelete
  16. Halodoc ini yang salah satu app yang jadi rujukan dimana-mana. Semoga info2nya juga benar adanya yaaa dan membantu masyarakat Indonesia secara profesional. Aamiin...

    ReplyDelete
  17. Menjadi orang tua itu susah - susah gampang ya, banyak banget yang harus dipelajari meski tidak ada sekolah orang tua, makasih banget mbak Eni informasinya.

    ReplyDelete
  18. Tengkyu bumil dah berbagi tips dr. Tjin. Mulai ceklis apa aja yg kurang di aku huhuhuhu. Jd ortu kudu kasi contoh positif ke anak yaaa

    ReplyDelete
  19. Makasih tipsnya mba Eni, berguna banget sebagai panduan ortu dalam menjaga psikis anas, apss-nya kece bermanfaat banget

    ReplyDelete
  20. ANak anak zaman now gampang sekali mencontek apa yang dilakukan orang orang disekitarnya. orang tua harus benar benar memberikan contoh terbaik. untung juga ada halodoc untuk mencari tau informasi kesehatan plus konsultasi online. mantep nih

    ReplyDelete
  21. Berasa jleb banget itu kata-kata "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di jaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian".

    Yang harus selalu belajar emang orangtuanya, belajar untuk memahami dunia anak, dan bekajar untuk masuk ke zaman anak kita. Biar cara didiknya juga disesuaikan.

    Karna anak yang lahir tahun 90'an gak bisa disamakan pola didiknya dengan 20'an..

    ReplyDelete
  22. Walaupun belum berkeluarga. Ini bekal bacaan yang seru buat berkeluarga dan punya anak nantinya. Makasih mba.

    ReplyDelete
  23. Informasi yang bagus dan patut dipraktekkan nih...Emang susah-susah gampang mejaga psikis anak-anak ya mba, tapi sebisa mungkin aku akan terus belajar untuk menghadapinya.

    ReplyDelete
  24. Enak banget ya dengan menggunakan Halodoc, obat yang kita beli bisa diantarkan. Jadi kita tidak perlu datang ke apotek lagi ya Mba.

    ReplyDelete
  25. Aplikasi halodoc memang membantu ibu ibu lebih paham soal parenting ya mba. Jadi ga kemakan mitos deh

    ReplyDelete