Rumah Zakat Turunkan 100 Relawan Untuk Bencana Asap Indonesia

by - September 28, 2019


Dampak asap di beberapa daerah di Indonesia, terutama Riau dan Kalimantan menambah daftar panjang krisis di Indonesia, saya pribadi sebagai bagian dari masyarakat Indonesia merasa sangat prihatin dengan kondisi Indonesia akhir-akhir ini. Bencana kekeringan belum berakhir, bahkan sedang mencapai puncaknya dan saya ikut merasakan efek dari bencana kekeringan ini. Sebulan sudah air di rumah kering, dan untuk segala kebutuhan harus mencari ke tetangga. Sedihnya, beberapa tetangga pun banyak yang mengalami kekeringan.

Kini bencana asap menyusul efek dari kemarau panjang dan beberapa oknum yang membakar lahan di hutan, salah siapa? Sesungguhnya segala bencana alam adalah efek dari berbagai kesalahan manusia. Tidak bisa dibayangkan jika saya sampai merasakan derita saudara-saudara di Riau dan Kalimantan, bahkan karena bencana asap ini sampai menelan korban anak-anak.



Saya jadi ingat cerita seorang teman di Riau, bagaimana banyak sekali balita dan anak-anak berjuang untuk bisa bernafas lega.  Anak-anak mereka sampai takut keluar kamar, bahkan memasak di dapur pun jika menjelang sore dan malam, asapnya sudah menyesakkan. Jalan-jalan berkabut oleh asap.

Menurut catatan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNP) Agus Biwoqo, terhitung dari Februari hingga September 2019 jumlah penderita ISPA akibat karhutla mencapai 919.516. Hingga Badan Meteorologi Klimatoogi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kondisi udara Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan saat ini memasuki status BERBAHAYA. Bahkan Riau dinyatakan sudah tidak layak huni, jadi bisa dibayangkan masyarakat yang bertahan di sana hingga saat ini?

Terbayang dalam pelupuk mata saya manula, anak-anak, dan bayi yang harus bertarung setiap hari menghirup asap. Ya Allah, rasanya ingin menangis. Apalagi BMKG menyatakan kemarau yang mencapai puncaknya pada bulan September ini, diperkirakan akan turun hujan pada Januari 2020. Bencana kekeringan, bencana asap, sungguh ini sesuatu yang tidak boleh dianggap ringan dan harus segera ditanggulangi. Tapi bagaimana caranya?

Rumah Zakat Kembali Bergerak Untuk Indonesia



Tentu saja kita harus saling bahu-membahu membantu saudara-saudara kita di tanah air ini. Setelah memberi bantuan pada daerah-daerah yang terkena bencana kekeringan parah di beberapa wilayah Indonesia, kini Rumah Zakat bergerak kembali untuk Indonesia. Tanggal 25 September 2019 kemarin, disaksikan oleh saya dan teman-teman lainnya Rumah Zakat memberangkatkan armadanya yaitu:



1. Mobil Oksigen
2. Mobil Logistik

Untuk membawa oksigen, beragam obat-obatan yang dibutuhkan, terutama yang berhubungan dangan penyakit ISPA, dan tentu jasa Masker N-95 yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang berada di wilayah bencana asap. Selain itu diturunksn 100 relawan untuk terjun langsung di 6 provinsi yang paling terkena dampak Karhutla tersebut. Mobil-mobil yang akan dikirim ke daerah rawan bencana asap dilepas oleh CEO Rumah Zakat, Bapak Nur Effendi

Selain bantuan di atas, Rumah Zakat juga mendirikan Pos Darurat Asap, Pos Segar, layanan kesehatan, di Pekanbaru, Palembang, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, Padang, dan Palembang. Untuk lebih membantu masyarakat yang terkena dampak bencana asap, sehingga diharapkan semua bantuan ini memberi manfaat yang besar.

Rumah Zakat juga mendirikan Safe House di beberapa kota yang membutuhkan: 2 Safe House di Pekanbaru, 1 Safe House di Pontianak, dan 1 Safe House di Jambi. Safe House ini merupakan tempat tinggal sementara yang kedap udara dan memiliki pendingin ruangan yang ditempati anak-anak.

Bapak Nur Effendi juga memberi info, Rumah Zakat tidak sekedar memberikan bantuan yang dapat digunakan, tapi juga  memberikan bantuan edukasi kepada masyarakat. Karena bencana asap ini sudah sering terulang bila terjadi musim kemarau, maka agar tidak terulang atau setidaknya meminimalkan terjadinya bencana asap, masyarakat diharapkan melakukan hal ini:

1. Menghimbau agar masyarakat yang beragama Islam melakukan sholat meminta hujan (istisqa) secara bersama-sama agar segera diturunkan hujan untuk memadamkan api yang menyebabkan bencana asap.
2. Mengajak masyarakat untuk membuat sumur resapan untuk menampung air hujan.
3. Meminta pemerintah agar tegas dan mengeluakan regulasi agar oknum pembakar hutan jera.
4. Memberikan edukasi agar masyarakat mencintai hutan atau lingkungan untuk masa depan manusia.




Selain Bapak Nur Effendi, Murni Alit Baginda yang merupakan Chef Program Officer Rumah Zakat juga memaparkan dampak kabut asap yang diakibatkan pembakaran hutan dan ladang gambut, dampak jika hutan yang terus dirusak manusia tidak bertanggungjawab. Tidak hanya menelan korban akibat bencana asap, tapi akan terjadi juga bencana banjir, matinya hewan-hewan yang dilindungi, dan banyak lagi hal mengerikan yang tidak bisa kita bayangkan.

Untuk semua kegiatan kemanusiaan Rumah Zakat ini layak untuk sama-sama kita dukung, selain doa. Tentu saja para donatur bisa memberikan donasinya melalui website Rumah Zakat , e-commerce, dan toko online lainnya. Yuk, agar lebih banyak lagi saudara kita yang  bisa diselamatkan!

You May Also Like

1 komentar

  1. Bencana yang selalu berulang. Semoga ke depan sudah ada langkah pencegahan yang lebih baik

    ReplyDelete