Tampaknya tidak hanya saya, banyak masyarakat yang belum sepenuhnya paham tentang penyakit influenza. Bahkan alm bapak saya setiap pilek dan batuk ringanpun menyebut dirinya sedang influenza, karena memang di masyarakat masih rancu pengertian influenza dengan sakit batuk pilek biasa. Akibatnya masih banyak yang menganggap influenza sebagai penyakit biasa yang dapat disembuhkan dengan obat warung, cukup asupan, dan banyak istirahat.
Ternyata setelah
mengikuti acara yang diadakan dalam rangka menyambut Pekan Imunisasi Dunia 2023
di RSUD Pasar Minggu, pada hari Kamis tanggal 11 Mei 2023 dengan tema Pentingnya
Vaksinasi Influenza Quadrivalent Bagi Tenaga Kesehatan&Kelompok Retan,
mata saya baru terbuka dan pemahaman saya tentang penyakit influenza menjadi
lebih detil.
Acara yang mengundang
beberapa narasumber di bidangnya, yakni:
- drg. Ani Ruspitawati, MM (Plt. Kepala Dinkes DKI Jakarta)
- dr. Dwi Oktaviani
- Prof. Dr. dr. Samsuridnal Djauzi, SpPD, K-AI (SATGAS Imunisasu Dewasa PAPDI)
- Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD (Finasim -PERKENI)
- Bpk Ridwan Ong (PerDir Kalventis)
Dalam acara ini Prof.
Dr. dr. Samsuridnal Djauzi, SpPD, K-AI (SATGAS Imunisasi Dewasa PAPDI)
mengatakan: "Influenza bukan sekadar batuk pilek biasa atau yang seringkali
dikenal dengan common cold, gejala influenza lebih berat dan dapat menyebabkan
komplikasi serius pada sistem organ lainnya. Influenza dapat memicu serangan
jantung dan stroke, dan memperburuk kondisi komorbid yang sudah ada seperti
diabetes dan penyakit kronik lainnya.”
Jelas apa yang
dikatakan oleh Prof.Dr.dr.Samsuridnal, bahwa influenza dapat memicu penyakit
lainnya yang mematikan, terutama bagi pasien yang memiliki komorbid. Prof.Dr.dr.Samsuridnal
juga memaparkan, penyakit flu yang disebabkan virus influenza dan umumnya
menyerang saluran pernapasan ini dengan insiden setiap tahunnya mencapai 1
miliar kasus di seluruh dunia. Kasus influenza berat setiap tahunnya dapat
mencapai 5 juta kasus dan angka kematian hingga 650.000 kasus.
Berdasarkan hasil riset
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Jakarta Timur, Indonesia,
sekitar 31% kasus Influenza Like Illness dan 15% kasus Severe Acute Respiratory
Infection terbukti positif karena virus Influenza. Selain beban penyakit, beban
ekonomi dari biaya rawat inap serta rawat jalan (direct cost) juga tinggi,
mencapai Rp1.396 triliun di Indonesia. WHO menyatakan, vaksinasi merupakan cara
paling efektif untuk mencegah penyakit infeksi Influenza.
Siapa Saja Kelompok Rentan yang Harus Divaksin Influenza?
Seperti yang dikatakan
oleh Prof.Dr.dr Samsuridnal influenza dapat memicu penyakit berbahaya lainnya,
sehingga perlu untuk divaksin Influenza. Selain para penderita komorbid atau
pasien yang menderita penyakit kronis karena beberapa penyakit seperti darah
tinggi, diabetes, kanker. Para tenaga kesehatan yang sehari-hari menghadapi
beragam pasien juga termasuk dalam kelompok rentan yang harus divaksin
Influenza.
Karena tenaga kesehatan
yang berinteraksi langsung dengan pasien memiliki risiko tertular di tempat
kerja lebih tinggi, risiko tenaga kesehatan menularkan influenza ke pasien
rentan, untuk mempertahankan komitmen rumah sakit untuk mengutamakan patient-safety,
dan mengurangi ketidakhadiran kerja para tenaga kesehatan spesialis yang sulit
digantikan sehingga keberlangsungan pelayanan kesehatan tetap terjaga.
Prof.Dr.dr Samsuridnal
memberikan contoh kasus, jika sampai tenaga kesehatan menularkan influenza
kepada pasien kanker yang sedang menjalani kemotherapi, ini sangat berbahaya.
Bisa menghambat proses pengobatan dan menurunkan daya tahan tubuh pasien yang
mengakibatkan banyak hal berbahaya lainnya.
Bagi penderita
komorbid, Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketua Umum PB PERKENI, dalam
paparannya turut menambahkan. Menurut data International Diabetes Federation
(IDF) 2021, Indonesia masuk dalam lima besar peringkat untuk penderita diabetes
di dunia dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya.
Penderita diabetes lebih rentan terkena infeksi karena adanya gangguan sistem
kekebalan tubuh. Maka dari itu, ketika penderita diabetes terkena infeksi
influenza dampaknya menjadi lebih berat, terjadi peningkatan risiko rawat inap
naik hingga 3-6 kali lipat, risiko masuk ICU hingga 4 kali lipat, dan risiko
kematian hingga 6 kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.
Maka dari itu berbagai
organisasi profesi internasional (WHO dan CDC) dan Indonesia (Satgas Imunisasi
Dewasa PB PAPDI) merekomendasikan semua tenaga kesehatan melakukan vaksinasi
influenza tahunan.
Manfaat
Vaksin Influenza Quadrivalent
“Kita harus mampu bersama-sama
mengenal risiko penularan virus influenza sehingga tidak menjadi masalah bagi kesehatan
diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Salah satu pencegahan yang dapat
dilakukan di antaranya adalah melakukan upaya peningkatan pemahaman terkait Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat. Selain itu, pencegahan terkait virus influenza ini juga
terdapat pilihan yang sangat dianjurkan oleh para Ahli Penyakit Dalam yaitu imunisasi
influenza,”
Karena itu menyambut
Pekan Imunisasi Dunia 2023 ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta tyang didukung oleh
Kalventis memberikan Vaksinasi Kepada lebih dari 600 tenaga kesehatan di DKI
Jakarta yang menangani pasien lanjut usia serta yang menangani pasien diabetes,
yang diadakan di RSUD Pasar Minggu dimulai pada tanggal 11 Mei 2023.
“Kegiatan hari ini
merupakan bentuk komitmen Kalventis untuk mendukung upaya pencegahan penyebaran
penyakit menular, serta edukasi pentingnya vaksinasi kepada masyarakat Indonesia.
Ke depannya, Kalventis akan melanjutkan komitmen kami dalam mengedukasi pentingnya
vaksinasi serta meningkatkan cangkupan vaksinasi di Indonesia baik untuk berbagai
pihak, termasuk masyarakat umum melalui media sosial @kenapaharusvaksin, serta beragam
kegiatan edukasi lainnya,” tutup Bapak Ridwan Ong, Presiden Direktur Kalventis.
Yuk, kita dukung terus
kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksin influenza, dan tidak menganggap
remeh influenza. Doakan ya, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta terus
berkomitmen dan selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya
mendukung pencegahan dan pengendalian penyakit menular baik akibat virus
influenza maupun virus lainnya.