Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • Kategori
    • Parenting
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Resep Anti Gagal
    • Mpasi
    • Travel
    • Review
  • About
  • Sitemap
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

Sebelumnya saya pernah bercerita tentang Pendar yang ikut kelas gratis atau free trial selama lima hari di web aplikasi belajar bahasa Inggris untuk anak LEXO LAB, dan dia sangat senang sekali. Sewaktu saya tanya kenapa senang? Katanya karena gambarnya menarik, bisa belajar sendiri tanpa harus ditemani terus, dan fitur-fiturnya sangat mudah dipahami.


Mengapa Memilih Belajar #NgobrolInggris di LEXO LAB Indonesia?

Meski awalnya Pendar sama sekali tidak pernah belajar bahasa Inggris, tapi ketika di LEXO LAB, ternyata tidak mendapat banyak kesulitan seperti yang saya bayangkan. Sehingga setelah lima hari mencoba kelas gratisnya, saya memutuskan untuk mengikuti kelas berbayarnya.

Kelas berbayar di LEXO LAB Indonesia tidak mahal loh, bahkan sangat low budget. Hal ini memungkinkan semua anak-anak bisa belajar bahasa Inggris. Biasanya les online belajar bahasa Inggris rata-rata biayanya cukup mahal, tapi di LEXO LAB hanya Rp150.000 untuk masa tiga bulan. Murah banget kan?

April 01, 2022 24 komentar

 

Halo, para Ibu yang sedang memiliki bayi dan merasa resah gelisah karena rambut si Kecil tidak lebat seperti rambut bayi-bayi tetangga atau bayi-bayi di iklan televisi. Jangan resah atau gelisah lagi, karena  kali ini saya akan berbagi review baby hair lotion untuk menebalkan rambut bayi yang tipis.

Baby hair lotion

Mitos atau Fakta, Rambut Tipis Karena Dari Bayi Tidak Digunduli?

Tapi sebelum review, saya akan cerita sedikit tentang rambut Binar. Jadi saat lahir rambut Binar tidak setebal kakak-kakaknya, sehingga saya tidak menggundulinya, karena tidak tega dan sedikit ngeri mengunduli rambutnya yang sangat tipis. Kalau mulai panjang, hanya saya rapikan saja dengan gunting. Karena tipis sekali, jadi sangat mudah memotongnya. Paling hanya ujung-ujungnya yang dipotong, tidak perlu ke salon seperti kakak-kakaknya dulu.

Ternyata memiliki bayi dengan rambut tipis sering mendapat ucapan yang tidak enak, termasuk dari tetangga nyinyir. Terlebih ketika sampai usia 2 tahun rambut Binar masih tipis sekali, sampai saya berpikir, apakah rambut Binar tipis karena tidak saya gunduli ketika baru lahir?

Tapi memang lepas dari mitos, secara medis memotong rambut bayi baru lahir itu bermanfaat untuk membersihkan lemak dan zat-zat sisa dari rahim ibu yang biasanya menempel di rambut, dan kulit kepala pada proses persalinan. Dengan memotong plontos atau menggunduli rambut bayi akan memudahkan dalam membersihkan kulit kepalanya. Maka tidak ada hubungannya dengan tidak menggunduli rambut bayi, lantas membuat rambutnya menjadi tipis ya.

Lalu bagaimana solusi agar rambut Binar tumbuh lebat seperti kakak-kakaknya?

Saya yang semula berpikir rambut Binar tipis karena tidak digunduli saat lahir, langsung menyadari dan mulai mencari solusinya. Diantaranya 5 cara yang saya gunakan untuk menebalkan rambutnya, yang harusnya dilakukan sejak bayi ya. Tapi tidak ada kata terlambat, yang penting usaha.

5 Cara Menebalkan Rambut Bayi:

1.Keramas dengan teratur

2. Gunakan handuk yang lembut

3. Memberikan asupan yang bernutrisi

4. Memberi vitamin rambut atau baby hair lotion

5. Memotong rambut

Oya, selain mengusahkan 5 hal di atas, perlu diketahui, salah satu hal yang menyebabkan rambut bayi tipis adalah faktor genetik, simak cara alami menebalkan rambut bayi yang tipis di sini https://bit.ly/3icrcds untuk lebih jelasnya ya. Jangan langsung percaya dengan mitos, hehehe. Kalau ada mitos, harus dicari secara ilmiahnya terlebih dahulu. Jadi bisa mencari solusi yang tepat.

March 29, 2022 9 komentar

 


Menjalani hidup sehat memang sangat mutlak, terlebih sekarang pandemi Covid 19 belum juga usai. Akhirnya kita hanya bisa membentengi diri dengan menjalani hidup sehat agar imun terjaga dengan baik, dan tidak mudah terpapar virus. Kalau pun sampai terpapar tidak mengalami gejala yang berat dan masa penyembuhan yang lama.

Seperti yang saya alami belum lama ini, saya sempat terpapar Omicron, begitu juga suami dan anak saya, Abang Pendar. Alhamdullilah, tidak separah yang dialami oleh beberapa orang, seperti sampai mengalami diare, sesak nafas sehingga harus dirawat di rumah sakit. Saya, suami, dan Abang Pendar cukup menjalani isoman selama 10 hari di rumah saja.

Makanya saya semakin waspada dalam hal kesehatan saat ini, tidak hanya dimulai dari rajin olahraga, mengasup makanan bernutrisi, berpikir positif, tapi juga mengusahakan tidur cukup yang masih jadi PR bange. Sebab saya ini agak susah tidur, huhuhu. Terutama jika tempat saya tidur tidak nyaman. Seperti apa tempat tidur yang tidak nyaman?

Tidak hanya kasurnya yang membuat tubuh tidak bisa berbaring dengan baik, tidak hanya bantalnya yang bikin kepala pusing, tapi alas tidur atau sprei pun dapat membuat tidur tidak nyaman, dan akibatnya jadi susah tidur deh. Bayangkan, jika spreinya memiliki bahan yang panas, tidak meresap keringat dengan baik, membuat iritasi kulit saat bergesekan. Padahal tidur nyenyak itu penting buat kesehatan.

March 20, 2022 17 komentar

 


Apakabar para Ibu yang mendampingi anak-anak belajar di rumah? Karena masih pandemi anak-anak saya pun belum sepenuhnya offline, masih selang-seling antara pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan pertemuan tatap muka (PTM) atau offline. Di sini memang banyak tantangannya ya, terutama dalam memenuhi materi pembelajaran anak.

Sampai banyak orangtua yang mencarikan solusi dengan les online untuk anak-anaknya agar tidak ketinggalan pelajaran, karena untuk sekolah dengan sistem pembelajaran jarak jauh banyak memiliki kekurangan dalam menjelaskan secara detil. Tapi memilih les online juga butuh teliti ya, karena jangan sampai membuat anak justru terbebani.

Nah, bicara tentang les online, saya pernah cerita di blog kalau Abang Pendar (7 tahun) sedang mencoba program uji coba gratis selama lima hari di LEXO LAB yang merupakan web aplikasi belajar bicara bahasa Inggris, yang dibuat oleh perusahaan asal New Zealand dengan menggunakan sistem pembelajaran seperti proses belajar bahasa ibu, dengan pendekatan yang efektif, serta memberikan feedback yang akurat, korektif, dan real time pada kemampuan berbicara anak. 

Jujur, awalnya Abang Pendar agak ragu saat saya tawarkan untuk ikut uji coba gratis selama lima hari di LEXO LAB, maklum sehari-hari kami memang tidak menggunakan bahasa Inggris. Jadi dia takut tidak bisa melafalkan dan malu, hehehe. Tapi  karena saya tidak mau anak saya telat mengenal bahasa Inggris seperti saya, maka saya langsung mengenalkan web aplikasinya. Alhamdulllilah , dia tertarik.

Anak Bisa Belajar Mandiri di LEXO LAB

Karena memang belajar bahasa Inggris di web aplikasi LEXO LAB menyenangkan, tampilannya sangat menarik untuk anak-anak, ilustrasinya sesuai dengan karakter anak-anak, full color . Jadi mereka saat belajar tidak seperti sedang belajar, lebih terasa seperti sedang bermain game. Bisa dilakukan di ponsel, mau pun PC.


Yang menyenangkan buat saya, anak bisa belajar mandiri atau sendiri. Tidak harus didampingi full oleh orangtua seperti yang saya pikirkan, karena memang fitur-fiturnya mudah sekali dipahami anak dan diaplikasikan. Sehingga orangtua yang sudah mendampingi anak PJJ bisa sedikit bernafas longgar.

Sampai saya tanya Abang Pendar, kira-kira kalau ditinggal work from home, atau saat saya harus mengurus adiknya, membereskan pekerjaan rumah, apakah dia bisa tetap belajar bahasa Inggris sendiri di aplikasi LEXO LAB? Alhamdulillah, dia bisa dan lebih suka mengerjakan sendiri. Hanya beberapa kali tanya jika ternyata lafal yang diucapkan selalu mendapat nilai kecil atau bintang 2.

Tapi katanya seru, karena Abang Pendar jadi tahu cara membaca kosa kata bahasa Inggris atau pronunciation. Kadang, saya perhatikan dia tertawa-tawa sendiri saat melafalkan kata-kata yang ternyata dapat bintang 2, lalu diulangi lagi hingga mendapat bintang lebih banyak. Kalau masih gagal, saya lihat dia menyimak dengan baik saat mendengarkan kata-kata yang tidak bisa diucapkannya itu.

Inilah Fitur-Fitur  Aplikasi LEXO LAB Yang Memudahkan Anak Belajar #NgobrolInggris

Kenapa anak-anak bisa belajar bahasa Inggris secara mandiri di web aplikasi LEXO  LAB, tanpa harus didampingi orangtua secara full? Hal ini karena fitur-fitur di LEXO LAB sangat mudah dipahami oleh anak-anak sekali pun. Saya sendiri hanya beberapa kali mendampingi Abang Pendar saat pertama belajar bahasa Inggris di web aplikasi LEXO LAB, selanjutnya dia langsung paham dan bisa belajar sendiri.

Berikut adalah fitur-fitur di Aplikasi LEXO LAB:

Go!


Untuk memulai belajar di LEXO LAB, setelah masuk LEXO LAB silakan 
klik tombol Go! Setelah itu baru akan masuk ke dalam Chatpod, dan mulai deh belajar bahasa Inggris.

My Chatpods


My Chatpods merupakan lembar kerja anak yang terdiri dari 1 modul, dan berisi
  4 buku dengan materi yang berbeda dan tingkat kesulitan berbeda. Dimana pada pembelajarannya anak-anak bisa mendengarkan dan membaca teks, untuk selanjutnya diminta melafalkan kata dan kalimat tersebut. Di sini tantangannya, jika anak tidak tepat dalam melafalkan akan mendapat bintang 1, 2, atau 3 yang muncul di Score Scope.

Namun apabila anak tidak puas dengan perolehan bintang tersebut, anak bisa mengulang lagi dengan mengklik view details, lanjut coba lagi, dan  anak bisa mengulang lafal sampai kemudian mendapatkan bintang lebih banyak. Jadi anak-anak bisa belajar lafal dengan benar, dan mengulang sesuai keinginannya. Karena di Feedback Machine akan diketahui di mana letak kesalahan pengucapannya.


Kadang  Abang Pendar mengulang-ngulang tetap mendapat bintang 3, tapi menurut saya tidak apa-apa. Karena ini proses belajar tidak langsung bisa, setidaknya anak jadi tahu cara melafalkannya belum benar, dan tahu ketika pelafalannya sudah benar. Lama belajar di aplikasi ini juga  tidak memberatkan karena setiap selesai satu buku, bisa dilanjutkan 18 jam kemudian. Jadi tidak bosan.

Ketika anak selesai dalam satu buku akan ada Word Boom atau kuis yang diambil dari beberapa kata dan kalimat pada buku yang sudah dipelajari. Sekedar untuk menguji, apakah anak masih ingat apa yang dipelajari tadi.

My Vault


Di web aplikasi LEXO LAB  terdapat fitur My Vault yang membuat orang tua tahu apa aja yang sudah dipelajari anak, seperti buku apa saja yang sudah dikerjakan anak, kata-kata apa saja yang sudah dikuasai. Jadi meski tidak mendampingi seratus persen kita bisa memantau anak.

My Stats


Di My Stats terdapat statistik pembelajaran anak, diantaranya level belajar anak, berapa kali anak login ke web 
aplikasi LEXO LAB, jumlah Chatpods dan total nilai  yang didapat anak, dan jumlah Chatpods yang belum dikerjakan anak. Plus ada badge lucu untuk anak yang mendapat peringkat. Dari fitur ini orangtua akan tahu perkembangan anak, dari mulai kemampuan, kerajinan belajar.

My Visit

Untuk fitur ini belum bisa diklik atau digunakan, tapi fitur ini nantinya akan digunakan sebagai informasi tentang berapa banyak kunjungan anak ke web aplikasi LEXO LAB. Di situ ada warna merah, kuning, hijau, jadi semacam penilaian absen atau kehadiran anak.

Cerita Pendar Belajar Selama 6 Minggu di LEXO LAB Indonesia


Setelah mencoba secara gratis 5 hari belajar bahasa Inggris di #LEXOLABID , akhirnya Abang Pendar ikut kelas yang berbayar senilai Rp150.000 selama tiga bulan. Murah banget ya, belajar bahasa Inggris sebulan hanya bayar Rp 50.000 dengan durasi belajar yang cukup lama, dan bisa setiap hari suka-suka anak.

Apalagi jujur, saya tidak bisa mengawasi Abang Pendar seratus persen, karena padatnya kerjaan di rumah. Bangun pagi menemani Abang Pendar daring hingga pukul dua belas siang, setelah itu mengurus urusan rumah, pekerjaan saya di media sosial, menulis novel, dan mengasuh Binar. Jadi dengan sistem pembelajaran di web aplikasi LEXO LAB yang fiturnya begitu mudah, cukup membantu sekali.

Paling tidak saya tidak harus fokus seratus persen dalam mengawal pembelajaran Abang Pendar di web aplikasi LEXO LAB, hanya jika dia kesulitan melafalkan atau lupa apa yang harus dilafalkan, baru tanya saya. Atau ketika dia sampai mengulang tiga kali masih dapat bintang 2, namanya anak-anak kadang jadi bête karena itu, hehehe.

Saya tidak terlalu memaksa, karena jam sekolahnya yang dimulai dari pagi hingga siang hari, plus tugas-tugas yang banyak. Kadang membuat Abang Pendar sudah letih, di sini enaknya belajar di web aplikasi LEXO LAB bisa memilih jam atau hari kapan saja anak mau belajar. Kita bisa  me-managa sesuai dengan kemampuan.

Setelah enam minggu belajar, saya memperhatikan dan bertanya pada Abang Pendar, dia bilang jadi lebih banyak menguasai kosa kata bahasa Inggris yang semula dia tidak tahu sama sekali. Jadi bisa mengucapkan atau melafalkan kata yang semula dia tidak tahu cara membaca yang benarnya.

Meski nilainya belum sempurna, tapi saya cukup senang melihat perkembangan Abang Pendar dalam bahasa Inggris. Apalagi dia baru usia 7 tahun, dan awalnya memang belum pernah belajar bahasa Inggris sama sekali. Jadi bisa belajar dengan harga murah, di rumah saja, secara mandiri, rasanya merasa tepat memilih LEXO LAB.

Moms, juga bisa loh mengenalkan anak-anak belajar bahasa Inggris di LEXO LAB, terlebih jika ingin anak pintar #NgobrolIngris, tapi orang tua tidak bisa fokus mendampingi seratus persen seperti saya. LEXO LAB bisa menjadi solusinya, dan masih ada loh promo uji coba gratis selama 5 hari buat berkenalan dulu. Kalau ingin lanjut yang berbayar masih harga promo nih, Rp 150.000 selama 3 bulan dari harga normal Rp 220.000. Tetap murah sih ya harga normalnya. So, ditunggu ya, Moms!

 


March 20, 2022 22 komentar

 

Generos

Sebagian besar Ibu sudah familiar dengan istilah speech delay, namun ada juga yang belum memahami dengan benar. Sehingga ketika anak tidak bisa bicara dengan baik seperti teman  seusianya, langsung khawatir anak menderita speech delay. Seperti yang pernah saya alami dulu, ketika Pendar tidak bisa bicara selancar kakak-kakaknya, saya langsung panik.

Sebab kakak-kakaknya Pendar bicara dengan baik sesuai dengan tahap usianya, sementara Pendar bicaranya tidak jelas. Cenderung salah dalam pengucapan, sebagai Ibu yang awam saya langsung berpikir, jangan-jangan speech delay. Apalagi dibanding kakak-kakaknya, Pendar termasuk anak yang sedikit temperamen, mengalami tantrum.

Saat itu saya berpikir, apa karena Pendar sulit mengutarakan keinginannya dengan kata-kata sehingga tantrum? Berangkat dari pemikiran ini saya konsultasi ke dokter anak, dokter memeriksa mulut dan lidah Pendar, mewawancarainya, ternyata permasalahan Pendar hanya karena dia terbiasa berkomunikasi meniru suara-suara bayi. Biasa kakak-kakaknya mengajak komunikasi adiknya dengan suara dibuat-buat seperti bayi, bukan masuk speech delay.

Sementara tantrumnya karena Pendar termasuk anak yang ingin didengarkan dengan fokus, jika saya, ayahnya, atau kakak-kakaknya mengabaikannya ini akan memancing emosinya. Pendar merasa apa yang dikatakannya tidak dipahami dengan baik, jika ini dibiarkan berlarut akan menyebabkan anak sering tantrum.

Meski ada PR untuk memperbaiki emosi Pendar, mengubah sikap kami agar lebih fokus, perhatian, dan mengajarinya bicara dengan artikulasi yang benar. Saya merasa lega anak saya tidak menderita speech delay, sehingga kini Pendar memasuki usia sekolah dapat berjalan dengan baik. Jadi sebenarnya speech delay itu apa ya?

February 17, 2022 41 komentar

 

Setuju tidak kalau bahasa Inggris sebaiknya diajarkan pada anak sejak dini? Saya ingat betul, dulu mulai belajar bahasa Inggris ketika memasuki sekolah menengah pertama (SMP). Apa yang terjadi?

Aplikasi belajar bahasa Inggris LEXO LAB

Ketika Telat Belajar Bahasa Inggris

Karena sejak kecil tidak diajarkan bahasa Inggris, bahkan sangat minim media belajar bahasa Inggris di rumah. Jika ada media bahasa Inggris hanya berupa film di televisi yang sangat jarang saya tonton, jadi ketika tahu-tahu harus belajar bahasa Inggris di usia 12 tahun, saya langsung oleng. Terutama dalam hal pengucapan, karena tulisan yang terlihat berbeda dengan pengucapannya, seperti “Young” dibaca “Djang”, atau “Stomach” dibaca “Stomek”, dan banyak lagi.

Waktu itu tidak hanya saya yang mengalami kesulitan dalam pengucapan atau pelafalan bahasa Inggris yang baik dan benar, teman-teman di sekolah juga banyak yang senasib. Bahkan sempat jadi bahan candaan untuk teman-teman yang salah dalam melafalkan bahasa Inggris, seperti “Fine” dibaca “Pine” dalam ejaan abjad Indonesia.

Tidak jarang karena malu salah mengucapkan dan jadi bahan ledekan teman-teman yang paham pronunciation, jadi malas belajar bahasa Inggris, termasuk saya. Dulu saya sampai keringat dingin kalau pelajaran bahasa Inggris, apalagi dapat tugas maju ke depan membacakan cerita dalam bahasa Inggris. Karena pengucapan atau pelafalan bahasa Inggris saya kacau banget.

Sia-sia rasanya meski vocab atau grammar saya benar, tapi pengucapan salah. Dijamin yang mendengar tidak paham dengan apa yang saya bacakan, dan kalau ngobrol sama orang asing bisa diabaikan karena tidak jelas. Karena itu saya tidak ingin hal ini terjadi pada anak-anak saya, keinginan saya begitu besar untuk memasukkan anak-anak ke tempat belajar bahasa Inggris.

January 26, 2022 28 komentar
Older Posts

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More
Eni Martini is an Intellifluence Trusted Blogger


Follow Us

Total Pageviews

Community Blogger

MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Followers

    Buku Karya Eni Martini

Created with by ThemeXpose