Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log


Rokok menjadi simbol lelaki dan budaya masyarakat

Persoalan rokok ini menjadi dilema besar, di satu sisi rokok ada yang mengganggap sebagai simbol seorang 'lelaki', di satu sisi lain sebagai media untuk rileksasi, dan di sisi lain menjadi budaya. Terutama di daerah-daerah merokok sudah seperti tradisi turun-temurun sehingga tidak jarang atau bahkan banyak kita dapati di daerah-daerah yang masih tradisional kakek-kakek dan nenek-nenek masih merokok.

Rokok disebut simbol lelaki sampai meruyak di kalangan anak remaja lelaki, jika menolak rokok dianggap tidak solider terhadap sesama lelaki. Begitu juga ketika rokok dijadikan media rileksasi,  banyak orang yang merokok ketika stres, ketika bersantai atau kumpul bersama teman, ketika menyendiri dan sebagainya. Ini semua real ada di masyarakat kita. Termasuk suami saya yang memberi alasan merokok untuk rileksasi sehingga dia hanya merokok di saat-saat tertentu

Sementara dibalik semua alasan di atas, rokok sudah menjadi momok besar di masyarakat. Sebagai penyebab datangnya berbagai macam penyakit, seperti jantung, kerusakan gigi, paru-paru, dan sebagainya. Sebagai penyebab kemiskinan semakin berdampak keras, sebagai media meracuni anak-anak bangsa.
May 16, 2018 20 komentar


Bakso Berbahaya

Boleh dong tanya, usia berapa si kecil dikenalkan bakso? Bukan bakso buatan sendiri, karena tidak semua orang bisa membuat bakso, termasuk saya. Sebenarnya bukan tidak bisa, tetapi prosesnya yang agak ribet bikin malas, hehehe. Padahal lebih bagus membuat snediri ya, bahan-bahan jelas aman, bakso juga bisa disimpan di freezer dalam waktu lama sehingga bisa jadi stock makanan.

Namun tetap saya orangnya suka yang praktis dan memang belum pernah coba bikin bakso sendiri sih, karena itu saya mengenalkan bakso kepada anak-anak setelah mereka usia 3 tahun. Itu pun bakso beli yang pilih-pilih juga. Apa sih kekawatiran saya tentang bakso?

  • Mengandung pewarna berbahaya
  • Mengandung  pengawet berbahaya, seperi borax
  • Terlalu banyak menggunakan perisa yang tidak aman buat anak-anak
  • Kandungan dagingnya sedikit
  • Terbuat dari daging yang tidak aman atau tidak halal

Kekawatiran di atas hanya sebagian saja, sebenarnya masih ada lagi kekawatiran lainnya. Sebab, saya pernah membeli bakso keliling yang gurihnya sampai membuat mual. Pernah juga membeli bakso di kios pinggir jalan yang kerasnya minta ampun, saat dibelah teksturnya tidak mengandung serat daging, mungkin karena kebanyakan sagunya. Jangankan untuk anak-anak, untuk saya yag dewasa pun rasanya bakso itu sangat tidak sehat.

Sampai waktu semester pertama kemarin saya mendadak gemar jajan bakso, dimarahin suami. Padahal kalau sudah  makan bakso rasa mual hilang, nafsu makan bertumbuh. Sebagai ibu hamil yang masa-masa susah makan ini sangat membantu, sayang bakso yang dijajakan itu banyak yang tidak aman, salah satunya terlalu banyak mengandung perisa yang tidak baik dikonsumsi ibu hamil. Akhiranya saya tahan untuk tidak jajan bakso.
May 15, 2018 11 komentar


Bulan ramadan ramadan adalah bulan yang ditunggu semua umat muslim di dunia. Bulan yang serba ekstra, ekstra spesialnya, ekstra juga pengeluarannya. Sebab, contoh kecil saja jika pada hari biasa kita cukup dengan hidangan sehari-hari, rasanya jika bulan ramadan sebagai ibu saya ingin memberikan yang spesial buat keluarga. Selain juga tentu ibadah yang ekstra alias lebih dari hari biasa, begitu juga dengan ibu-ibu lain,kan?

Namun tetap sebagai ibu hemat itu penting banget, biar tambah ekstranya bulan ramadan ini selain bisa memberikan yang ekstra spesial, juga bisa ekstra menghemat. Salah satunya belanja kebutuhan ramadan di tempat belanja yang menyediakan ekstra diskon, ekstra promo, ekstra sale, ekstra hadiahnya. Wah, memangnya ada?




Coba deh intip toko online di Tokopedia, ada Ramadan Ekstra yang beneran bikin ekstra hemat selama bulan ramadan ini. Kurang yakin?  Mari ibu-ibu menyimak tips berikut ini biar semakin yakin menentukan toko online yang benar-benar bikin ekstra hemat pengeluaran ramadan kita.

May 13, 2018 2 komentar

Pernah melihat atau mungkin justru mengalami sendiri terluka karena terkena setrikaan saat menggosok pakaian, terkena knalpot yang masih panas, terkena minyak panas, air panas?

Peristiwa luka bakar di Masyarakat


Pic by Mebo

Saya sendiri pernah mengalami, Alhamdullilah masih dalam tahap luka bakar ringan yang tidak menimbulkan kerusakan kulit permanen. Waktu itu terkena knalpot saat keluar dari parkiran motor, Masyaallah panas sekali sampai sepanjang perjalanan jadi tidak nyaman. Padahal hanya menimbulkan memar merah dan karena situasi di jalan, saya hanya bisa mengguyur bekas knalpot itu dengan air kran yang mengalir.

Selain knalpot panas, pernah juga terkena setrikaan panas saat menggosok pakaian. Langsung merah dan melepuh, sehabis terkena hanya saya oleskan body lotion, pokoknya yang penting membuat kulit nyaman dan tidak panas. Efeknya? Saya lupa sudah berapa tahun kejadian itu, tetapi luka bekas setrikaan panas itu hingga kini masih meninggalkan jejak hitam kecil.

Kejadian luka  bakar yang cukup membuat saya ngeri justru terjadi pada ibu, ketika itu saya masih remaja. Kaki ibu tersiram air panas hingg bagian betis, karena panik dan hanya ada body lotion, kami langsung mengoleskannya ke bagian kulit kaki ibu yang tersiram air panas. Setelah itu baru ke dokter, ibu diberi salep luka bakar dan obat yang harus diasup karena luka bakar yang ibu alami cukup parah.
Sepanjang malam ibu merintih kesakitan, kakinya memang tidak melepuh karena langsung bisa ditangani dokter. Tetapi kulit kaki ibu yang terkena air panas merah matang bagai daging direbus.

Setiap hari kami rajin mengoles salep  ke luka bakar ibu hingga perlahan kulit yang merah matang, berganti warna menjadi hitam, mengering dan mengelupas. Hingga kemudian meninggalkan jejak atau bekas luka seperti bintik-bintik putih. Dulu ibu sempat agak pincang jalannya, Alhamdullilah, sudah normal kembali.

Luka bakar memang sering terjadi di masyarakat, bahkan menurut penelitian kasus luka bakar banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun rata-rata terjadi di rumah tangga. Menurut saya ditambah kaum ibu-ibu yang memang retan sekali ya, karena kegiatan ibu-ibu rumah tangga ini 50% berkutat di dapur berurusan dengan api, air panas, minyak panas. Mungkin bisa dikatakan hampir semua ibu rumah tangga pernah mengalami peristiwa luka bakar ringan di dapur.

Dan, ada fenomena di masyarakat dalam mengobati luka bakar. Ada yang menggunakan kopi, odol, minyak goreng, mentega, entah dari mana ilmunya untuk menggunakan obat-obatan dengan media tersebut. Sehingga kadang justru terjadi efek yang tidak terduga, seperti cacat kulit permanen, kerusakan kulit yang seharusnya ringan jadi agak berat, dan sebagainya.

Berdasarkan fenomena itu maka Combiphar dan PERAPI (Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia melaksanakan seminar sekaligus workshop penangan luka bakar yang diikuti lebih dari 200 orang dokter dan perawat di wilayah Manado, Sulawesi Utara, tangggal 12 Mei 2018 kemarin.

May 13, 2018 32 komentar


"Yah, lihat pameran properti yang brosurnya ibu kasih kemarin, yuk!"
"Males ah, macet, panas dan jauh pula."
"Diajak ke pameran yang di sana bilang kejauhan. Diajak  yang ada jalur transportasi kereta, alasan lagi capek. Sekarang ada pameran properti yang gak begitu jauh masih pakai alasan macet. Kalau ada info properti yang banyak promonya bisa ketinggalan terus."
"Depok, Bu, weekends begini macet kemana-mana. dari Senin sampai Jumat sudah terjebak rutinitas macet, belum lagi cuaca lagi musim panas. Ayah mau rest mumpung libur, ke pameran next saja lah."
Pernah gak terlibat percakapan seperti di atas dengan suami? Memang sih, suami adalah orang rumah yang paling rutin bergulat dengan aktifitas kemacetan. Depok-Jakarta meski ditempuh dengan motor yang konon bisa menyelinap diantara macetnya Kota Jakarta, tetap imbas macet tidak bisa dihindari. Imbas macet ini membuat akumulasi rasa lelah dan bete keluar rumah ketika hari weekends, bahasa jaman now 'mager' alias males gerak.

Apalagi buat warga Depok seperti kami, entah kenapa justru pada hari libur atau weekends seakan semua penduduk Kota Depok keluar dari sarangnya. Untuk menempuh jarak dari lokasi hunian kami di Tanah Baru menuju pusat Kota Depok, yakni Margoda saja butuh kesabaran karena sepanjang jalan, baik jalan besar maupun jalan tikus kendaraan mobil mengular bak ular naga panjangnya. Maka justru weekends kami serinng mager semua di rumah.
May 10, 2018 4 komentar

Pic by Broke Lark
Ketika hamil, siapa yang  mengalami rasa malas makan, minum, mengasup aneka vitamin dari dokter atau bidan?
Kebiasaan ibu hamil di semester pertama

Biasa ini terjadi pada semester pertama karena efek mual atau morning sickness, dimana rasanya apa saja yang masuk ke mulut ingin dimuntahkan, kecuali asupan tertentu yang memang diinginkan, hehehe. Saya pun mengalaminya untuk kehamilan ke 5 lima ini.

Hamil anak sebelumnya, dapat dikatakan saya tidak mengalami masa yang orang awam di Indonesia menyebutnya fenomena 'nyidam'. Semester pertama dulu hanya sekedar mual, tetapi tidak sampai menimbulkan huek-huek. Tidak juga mengalami masa menyukai makanan yang serba pedas-asam, seperti rujak. Kebiasaan membuang ludah karena 'eneg', tidak doyan air putih kalau tidak dingin.

Kalau saya bilang, ini kehamilan saya yang umum atau normal mirip ibu-ibu hamil kebanyakan. Serius, dulu sampai heran melihat tetangga hamil makan rujak setiap hari, meludah terus. Saya pikir kenapa harus seperti itu, kenapa? Ternyata?

Olalala, rujak itu rasanya nikmat bangeeeet buat ibu hamil. Rasa asam, pedas, segarnya bikin mulut enak mengunyah. Lalu meludah terus? Bayangkan, tetiba saya langsung huek-huek kalau sampai air liur tertelan, padahal memang air liur akan bolak-balik di dalam mulut. Mendadak saya merasa mulut selalu penuh air liur dan harus dibuang. Pernah sampai pukul 12 malam saya buka tutup jendela kamar untuk buang air ludah, rasanya menyiksa sekali dan ini berlangsung berhari-hari, huhuhuhu.
May 04, 2018 19 komentar

Pic by Anna Kolosyuk
Pernah dengar atau mungkin melihat gak seorang anak kecil yang ibunya sedang hamil akan digoda oleh masyarakat dilingkungannya dengan kata-kata, "Ya, mau punya adek, ntar gak disayang ibu loh..."
Tahukah apa efeknya bagi si calon kakak ini, yang mungkin usianya bisa saja masih batita atau balita, yang belum memiliki pola pikir seperti orang dewasa bahwa kata-kata itu hanya candaan? Belum lama ada berita viral di media sosial, seorang kakak yang berusia balita menyebabkan adiknya kehilangan nyawa karena efek dari candaan masyarakat tersebut. Si kakak menginjak-injak si adek bayi yang sedang tidur nyenyak, apakah si kakak balita salah?

Yang salah tentu saja TEROR MASYARAKAT, saya menyebutnya bukan lagi candaan tetapi teror. Karena efeknya sangat panjang dan dalam bagi si kakak kecil yang memang sedang dalam masa penyesuaian diri kasih seorang ibu tengah terbagi, ada bagian-bagian yang semula terisi jadi kosong, seperti:

  • Waktu yang full bersama si ibu kini terbagi dengan adik bayi
  • Emosi ibu yang tidak stabil karena letih dan pasca melahirkan
  • Ibu yang tidak lagi fokus hanya untuknya
  • Orang-orang sekeliling yang sedang fokus ke adik bayi
  • Kehadiran orang baru (adik bayi) yang mungkin masih asing untuknya
  • Dan lain sebagainya.

Hal-hal di atas harusnya dipahami orang dewasa sehingga mempersiapkan si kakak untuk kehadiran adik baru, tidak hanya orangtua yang mempersiapkan metal si kakak, tetapi juga masyarakat sekitar. Tapi apa yang sering terjadi?
May 01, 2018 32 komentar

Begitu mengetahui telat haid, testpack positif, saya langsung ke dokter kandungan langganan sejak tahun 2008. Usia kehamilan 5 minggu, ternyata saya belum memiliki gejala mual-mual dan sejenisnya yang biasa dialami ibu hamil. Makan tetap stabil, hanya seperti biasa sejak pertama hamil di usia 27 tahun sampai sekarang hamil di usia 40 tahun, tanda-tanda saya hamil trisemester pertama itu nafas jadi pendek. Mudah capek, jalan sedikit rasanya sudah puluhan kilo meter, hahaha.

"Pokoknya mualnya hanya sedikit, dok. Kalau bete saja baru mual, selebihnya makan apa saja mau," jawab saya menyakinkan begitu dokter bertanya, maka hanya diberi obat penguat dan tambah darah.
"Ibu boleh tetap beraktifitas, bekerja, tapi jangan capek-capek, dan jangan makan seafood dulu ya. Kandungan masih berupa kantong, kita lihat perkembangan selanjutnya."

Penasaran kenapa seafood jangan dimakan dulu/ Yuk, baca penjelasannya di sini: Ibu Hamil Dilarang Makan Seafood

Kayaknya saya hampir hapal deh dengan wejangan itu, namun apa yang terjadi?
April 25, 2018 18 komentar

"Kadang aku malas berprestasi, buat orangtuaku apa yang kulakukan adalah hal biasa. Sudah sepatutnya anak memang seperti itu."

Saya ingat betul, ucapan di atas itu diucapkan seorang teman ketika kami sedang ngobrol-ngobrol di kantin sekolah, jaman SMU dulu. Saya juga ingat betul kalau Bapak saya tidak pernah memberikan satu pun pujian pada saya atau pun saudara saya lainnya. Kami dituntut untuk memiliki nilai bagus, rajin, tapi itu semua bukan prestasi. Itu semua kewajiban yang harus dilaksanakan seorang anak.

Sementara ibu meski seorang wanita yang pendiam,  lebih banyak membaca, sering tertawa atau memeluk anaknya sambil  bilang: Hebat, setiap anak-anaknya menunjukkan hasil kerjanya. Entah itu nilai PR yang bagus, atau hal sederhana lainnya. Meski respon  itu kadang hanya sekilas, hanya berupa wajah senang, tapi membuat kami ingat sampai sekarang. Mengapa?
April 20, 2018 83 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose