Rasanya pertanyaan itu
terlalu radikal ya, secara gini hari masa kita gak tahu apa itu imunisasi.
Bahkan yang melahirkan di kampung pun pasti akan mendapat info tentang
imunisasi. Terutama imunisasi dasar yang gratis dari pemerintah, biasa
dilakukan di Puskesmas. Jangan menyepelekan mentang-mentang gratis terus gak
bagus loh, sebab kita semua masih ingat kan kasus imunisasi palsu di
klinik-klinik atau rumah sakit ternama. Imunisasi denga bandrol mulai
Rp500.000.
Semahal itu ternyata
palsu karena dipasok dari pihak swasta yang mungkin lolos dari perhatian pihak
pemerintah. Alhamdullilah, pemerintah segera bertindak terhadap oknum perusak
masa depan bangsa. Kenapa disebut merusak masa depan bangsa? Karena imunisasi
untuk kesehatan anak.
Imunisasi merupakan
salah satu investasi kesehatan paling cost-effective (murah), karena terbukti
dapat mencegah dan mengurangi kejadian sakit, cacat, dan kematian akibat
penyakit seperti TBC Berat, hepatitis B, polio, campak, difteri, pertusis,
tetanus, pneumonia, meningitis, dan penyakiy yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3l) lainnya.
Tapi, kenyataannya
Indonesia adalah negara dengan jumlah anak yang tidak diimunisasi atau tidak
lengkap imunisasi dasarnya terbanyak ke - 4 di dunia. Ini real, dan sebagai
bagian dari masyarakat saya juga mendapati banyak masyarakat di Indonesia yang
tidak melakukan imunisasi terhadap anak mereka dengan beragam alasan,
diantaranya:
- Kurang pemahaman tentang pentingnya imunisasi
- Lupa atau malas mendatangi tempat imunisasi
- Pemahaman bahwa imunisasi mengandung bahan yang haram (dilarang agama Islam)
- Terbentur biaya atau masyarakat ekonomi lemah
- Kecemasan karena informasi yang salah mengenai imunisasi, seperti kasus KIPI ( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) menyebabkan lumpuh, kematian.