Rokok menjadi simbol
lelaki dan budaya masyarakat
Persoalan rokok ini menjadi dilema besar, di satu sisi rokok
ada yang mengganggap sebagai simbol seorang 'lelaki', di satu sisi lain sebagai
media untuk rileksasi, dan di sisi lain menjadi budaya. Terutama di
daerah-daerah merokok sudah seperti tradisi turun-temurun sehingga tidak jarang
atau bahkan banyak kita dapati di daerah-daerah yang masih tradisional
kakek-kakek dan nenek-nenek masih merokok.
Rokok disebut simbol lelaki sampai meruyak di kalangan anak
remaja lelaki, jika menolak rokok dianggap tidak solider terhadap sesama
lelaki. Begitu juga ketika rokok dijadikan media rileksasi, banyak orang yang merokok ketika stres,
ketika bersantai atau kumpul bersama teman, ketika menyendiri dan sebagainya.
Ini semua real ada di masyarakat
kita. Termasuk suami saya yang memberi alasan merokok untuk rileksasi sehingga
dia hanya merokok di saat-saat tertentu
Sementara dibalik semua alasan di atas, rokok sudah menjadi
momok besar di masyarakat. Sebagai penyebab datangnya berbagai macam penyakit,
seperti jantung, kerusakan gigi, paru-paru, dan sebagainya. Sebagai penyebab
kemiskinan semakin berdampak keras, sebagai media meracuni anak-anak bangsa.