Mengapa Tidur Berkualitas Sangat Penting?
Menjalani
hidup sehat dengan rajin olahraga dan pola makan sehat, tapi tetap memiliki
penyakit yang tidak terduga, percaya atau tidak?
Tidur Larut Sudah Menjadi
Gaya Hidup Masyarakat Modern
Sejujurnya
awalnya saya tidak percaya, karena kebanyakan orang (termasuk saya) menganggap
penyakit datang karena tubuh kita malas bergerak dan makan sembarangan,
melupakan hal penting yakni tidur dengan cukup. Dan, menyedihkannya tidur larut
sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Kurang keren kalau tidur terlalu cepat,
tidur dibawah pukul sepuluh malam seperti jam tidurnya anak-anak.
Hal
ini bisa dilihat dari cafe-cafe yang tutup menjelang dini hari, menyuguhkan
pemandangan kaum milenial. Entah, sekedar kongkow menikmati kopi, camilan,
sambil membahas hal-hal receh, hingga diskusi serius mengenai bisnis. Bahkan
beberapa kantor masih aktif meski hari semakin larut. Beberapa kota besar di
Indonesia seperti Jakarta sampai dikatakan sebagai kota yang tidak ada matinya
karena masyarakatnya beraktivitas nyaris 24 jam.
Selain
karena kesibukan yang membuat tidur larut menjadi gaya hidup di masyarakat,
banyak juga tidur larut karena sulit tidur. Meski sudah rebahan di tempat
tidur, mematikan lampu, menyalakan AC, dan memejamkan mata, tapi tetap sulit
tidur. Hal ini saya alami loh, rebahan dari pukul 10 malam dan baru bisa
nyenyak menjelang pukul 1 dini hari. Sering paginya terbangun dalam kondisi
tubuh terasa pegal, lesu, dan mudah emosi.
Mengapa
saat saya terbangun tubuh terasa pegal, lesu dan mudah emosi? Padahal saya
bangun tidur, bukan habis mengerjakan sesuatu yang berat.
Ternyata
memang tidur dan stres saling mempengaruhi loh, oleh sebab itu kurang tidur
akan menyebabkan stres, pola makan dan
pilihan nutrisi menjadi tidak sehat, rusaknya metabolisme tubuh. Tidak
hanya ini saja, bahkan banyak efek buruk lainnya bisa ditimbulkan akibat kurang
tidur :
1.
Penyakit kanker, kardiovaskular, gastrointenstinal, diabetes
2.
Naik berat badan
3.
Rusak fungsi kekebalan tubuh
4.
Keletihan mental dan gangguan psikologi
5.
Merusak otak, berkurangnya ingatan
6.
Menyusut volume otak
Terjawab
sudah mengapa ketika tidur terlalu larut atau kurang tidur, saat terbangun
merasakan tubuh pegal, lesu, dan mudah emosi. Ehmmm, ngeri banget ya efek dari
kurang tidur? Tidak bisa dianggap ringan, apalagi menjadi gaya hidup. Lalu
bagaimana agar kebiasaan tidur larut hilang, dan kita mendapat tidur yang cukup
atau berkualitas?
Oya,
dalam artikel kali ini saya membahas
kurang tidur, karena kemarin
tanggal 4 Maret 2020 saya hadir dalam acara peluncuran Fitur Sleep & Stress
oleh PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia. PT Asuransi Jiwa Generali merupakan
bagian dari Generali Group yang beroperasi di Indonesia sejak tahun 2009.
Selain
Edy Tuhirman CEO Generali Indonesia, dr. Andreas Prasadja, Bella Fawzi, sebagai
narasumber hadir juga Coach Yoga Anjasmara yang memberikan tips serta beberapa gerakan
yoga yang membuat tubuh rileks dan mudah tidur.
Generali Luncurkan Fitur
Sleep & Stress :
Dalam
rangka terus berkomitmen memberikan produk dan layanan inovatif untuk
meningkatkan hidup banyak orang melalui solusi keuangan terbaik dan
perlindungan jiwa serta kesehatan, Generali melalui produknya fokus mengembangkan produk dan layanannya
yang mengedepankan manfaat hidup (life benefit), terutama yang berkaitan erat
dengan kesehatan.
Maka
sebagai bagian dari komitmen dalam memberikan ragam life benefit bagi nasabah,
Genereli meluncurkan fitur Sleep and
Stress, yang akan membantu nasabah mengenali profil tidur, tingkat ketahanan
dan toleransi terhadap stres serta potensi gangguan tidur sesuai dengan DNA
masing-masing. Saya baru tahu loh, kalau potensi gangguan tidur masing-masing
orang itu berbeda dan tergantung DNA.
Fitur
Sleep and Stress ini merupakan fitur terbaru dari Generali DNA Journal yang
mampu memberikan analisa variasi genetik terhadap kebutuhan nutrisi,
senstivitas pada kandungan makanan serta hal-hal umum lainnya yang menyangkut
stamina dan kesehatan tubuh. Sehingga
nasabah bisa mengetahui kebutuhan tidurnya, dampak kafein yang diasup,
kapan waktu paling mengantuk, kapan waktu paling berenergi. Asyik banget kan?
Kalau kita bisa tahu kebutuhan tidur kita, efek dari kafein yang kita asup,
sampai kapan kita bisa mengantuk dan kapan kita bisa on. Analisa itu bisa didapat hanya dengan memberikan sampel
air liur.
Edy
Turhirman menjelaskan dengan fitur terbaru DNA Journak Sleep and Stress membuat
nasabah memiliki lifestyle dan behavior baru yang cocok dengan karakteristik
DNA sehingga bisa mengurangi resiko sakit dan lebih mengoptimalkan produktivitasnya lagi.
Hidup Seimbang dengan Generali
DNA Journal
Seperti
yang saya tulis di awal artikel bahwa pola makan sehat dan rajin olahraga tidak
cukup, jika kurang tidur. Karena kurang tidur bisa menimbulkan banyak efek
negatif, diantaranya mudah emosi dan stres. Juga mendatangkan berbagai penyakit
yang mematikan seperti kanker, diabetes, satu lagi yang perlu diketahui kurang tidur menyebabkan
tubuh kurang istirahat dan memperbaiki diri. Meski kata dokter Andreas belum
ada penelitian secara langsung manfaat tidur, tapi bisa dilihat secara langsung
efek dari kurang tidur.
Berdasarkan hal-hal tersebut mendorong Generali
menghadirkan rangkaian ffitur DNA Journal, yang akan mengidentifikasikan
karakteristik nasabah melalui 3 DNA Report:
1.
Nutrigenomic : Informasi genetik
mengenai kebutuhan nutrisi serta sensitivitas terhadap karrbohidrat, kafein,
dan vitamin, sehingga nasabah bisa menyesuaikan asupan makanan dan tipe diet
yang sesuai.
2.
Fitness : Analisa genetik yang
menyangkut kebugaran dan pola latihan, seperti identifikasi kekuatan dan ketahanan
tubuh dalam olahraga, resiko cedera, dan durasi recovery setelah berolah raga.
3.
Sleep & Stress : DNA report yang
akan membantu, mengoptimalkan kualitas tidur dan mengetahui ketahhanan terhadap
stress. hasil analisa dan mendiskusikan
alternatif solusi terbaik untuk hidup yang lebih sehat. Laporan hasil analisis
DNA ini akan dikirimkan dalam bentuk jurnal kesehatan digital yang bersifat
personal, dan tentu saja rahasia.
Semua
upaya Generali ini seperti yang dikatakan Edy, "Enable
people to shape a safer future by caring for their lives and dreams."
Anjasmara
yang kini menjadi coach Yoga memberikan tips yoga sebelum tidur agar bisa tidur
nyenyak dan berkualitas, yakni duduk dengan posisi bersila yang benar, dan jangan
lupa untuk memberi alas duduk agar nyaman. Kemudian setelah suasana tenang dan
fokus mulai tarik nafas dari hidung, buang lewat mulut. Aktivitas yoga
menjelang tidur ini bisa dengan diiringi musik yang santai dan aroma therapi
agar tubuh dan pikiran semakin rileks. Ketika bangun tidur lakukan hal yang
sama, hanya ketika bangun tidur tarik nafas lewat hidung dan dikeluarkan dari
hidung juga.
Bagaimana,
masih mau tidur larut dan menjadikan begadang sebagai lifestyle? Jangan deh,
karena tidur berkualitas itu memang penting banget bagi kesehatan fisik dan
psikis kita.
0 komentar