Sinergi Takeda dengan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Dalam Pencegahan DBD di Indonesia

by - April 29, 2024

 

Kondisi cuaca saat ini tidak menentu, bahkan menurut seorang dokter, musim saat ini aneh. Cuaca panas, kemudian mendadak hujan. Sehingga genangan air yang tidak berjalan lancar dan tidak kering dampak dari kondisi hujan dan panas mendadak itu membuat kemungkinan besar bahaya DBD mengancam.

Waspada Bahaya DBD

Sebab nyamuk aedes aegypti mudah berkembang biak di air bersih yang menggenang, dan kin itercatat sampai dengan minggu ke-11 tahun 2024, terdapat 35.556 kasus DBD di Indonesia dengan 290 kematian. Seringnya terjadi masyarakat terkena DBD, membuat DBD sudah menjadi hal yang  biasa, padahal ini merupakan penyakit berbahaya menyebabkan kematian dan belum ada obatnya. Karena itu wajib ditanggulangi  atau dicegah agar tidak bertambah korban dari tahun ke tahun.

Menganggap biasa terkena DBD ini yang membuat banyak masyarakat abai dan terjadi korban DBD setiap tahunnya. Padahal sudah banyak sekali kader masyarakat dan juga pemerintah yang memberikan himbauan pencegahan DBD kepada masyarakat dengan gerakan 3M Plus agar tidak menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, diantaranya:

  1. Menguras kamar mandi seminggu sekali
  2. Membersihkan dan menutup wadah penampung air 
  3. Mengubur sampah
  4. Plus satu rumah satu juru pemantau jentik atau relawan pemantau jentik (Jumatik)

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD

Termasuk mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti Wolbachia dan vaksin DBD. Membahas vaksin, Takeda dan Kementerian Kesehatan menyusun program kerjabersama dan meluncurkan Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD, yang bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat untuk semakin memahami tentang DBD beserta tindak pencegahan, termasuk memberikan edukasi seputar upaya preventif yang inovatif, seperti Wolbachia dan vaksinasi.

Kampanye #Ayo3MplusVaksinDBD yang diluncurkan sejak  27 September 2023, dimana Kementerian Kesehatan bersinergi dengan Takeda Innovative Medicines (Takeda). Kerjasama dalam penanggulangan DBD yang membawa dampak besar untuk menuju nol kematian akibat dengue di Indonesia pada tahun 2030.

Kampanye ini kemudian diperkuat dengan berbagai serangkaian dialog, baik dengan para pembuat kebijakan, maupun komunitas sosial, untuk mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia. Dalam memerangi DBD di Indonesia Takeda meraih pencapaian yang luar biasa, yakni menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat Takeda bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia.

Takeda Raih Penghargaan Perunggu dari Ajang PR Indonesia Award 2024


Takeda


Jakarta, 21 Maret 2024 saya bersama teman-teman blogger ikut hadir dalam acara talkshow #Ayo3MplusVaksinDBD dan buka puasa bersama. Di mana dalam kesempatan ini PT Takeda Innovative Medicines (”Takeda”), mengumumkan pencapaian yang luar biasa melalui penghargaan perunggu yang didapat dari ajang PR Indonesia Award 2024, kategori Program Corporate PR untuk Perusahaan Swasta. Penghargaan ini mengakui program corporate PR yang dijalankan oleh Takeda dalam kemitraan dengan Kementerian Kesehatan RI dalam upaya pencegahan DBD di Indonesia sebagai serangkaian kegiatan yang komprehensif dan berdampak besar.




Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan: “Kami sangat bangga untuk menerima penghargaan yang luar biasa dari PR Indonesia ini, sebagai pengakuan atas komitmen kuat kami bersama dengan Kementerian Kesehatan dalam memerangi DBD di Indonesia. Pencapaian ini menggaris bawah idedikasi kami untuk membuat perbedaan nyata dalam kesehatan masyarakat, sesuai dengan keahlian kami. Hal ini tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya dukungan dan sambutan baik dari pihak-pihak terkait, di antaranya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan, para mitra di dunia kesehatan, komunitas, serta masyarakat umum. Prestasi ini bukan hanya milik Takeda, tetapi juga milik semua pihak yang sudah dengan gigih melakukan pencegahan dan pengendalian DBD di Indonesia.”

dr. Imran Pambudi, MPHM, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan RI, yang hadir dalam acara talkshow ini juga menyatakan bahwa untuk mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030, diperlukan peranaktif seluruh lapisan masyarakat:




“Sangat krusial untuk membangun sebuah sinergi yang kuat antara sector publik, yaitu pemerintah, dan sector swasta. Blueprint-nya sudah ada, yaitu Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021- 2025. Namun demikian, implementasi pengendalian dan pencegahan harus dilakukan di tingkat terkecil, yaitu keluarga. Semakin banyak keluarga bergerak, maka akan membantu kita mendekati target.”

Jadi memang benar sekali gerakan 3M Plus di masyarakat yang melibatkan satu rumah satu juru pemantau jentik atau relawan pemantau jentik (Jumatik), selain juga dengan vaksin DBD.

Dr Alvin Saputra yang juga menjadi narasumber dalam talkshow ini mengajak agar masyarakat sadar vaksin dan jangan percaya hoax mengenai vaksin. Karena memang saat ini vaksin DBD yang tersedia di Indonesia dapat diperuntukan untuk kelompok usia 6- 45 tahun, dan berdasarkan beberapa penelitian klinis memperlihatkan adanya penurunan risiko terjadinya DBD yang parah dan perawatan di rumahsakit pada anak dan  dan dewasa berusia 6-45 tahun yang telah divaksin.




Bisa dikatakan vaksin merupakan investasi kesehatan bag imasyarakat, jadi mari lebih sadar akan bahaya dan mencegah dengan #Ayo3MplusVaksinDBD agar terwujud nol kematian akibat dengue di Indonesia pada tahun 2030.

 

 

You May Also Like

19 komentar

  1. Pencegahan DBD selain 3M Plus juga lewat vaksin ya mbak, tapi masih kurang nih infonay di masyarakt luas. Semoga makin teredukasi & ga banyak yang kena DB ke depannya

    ReplyDelete
  2. Aku termasuk yang pernah kena DBD 2x dan dirawat. Terlebih tetangga anaknya meninggal krn DBD, bikin makin aware dan penting banget vaksin DBD

    ReplyDelete
  3. Iyaa nih Mbak, ada tetangga yang sampe dirawat di RS gara2 kena DBD. Ngeri banget jangan sampai kita kena DBD juga. Oleh karena itu wajib vaksin DBD ya, mau ajak anakku ah untuk ikut vaksin juga.

    ReplyDelete
  4. Belakangan ini kasus DBD makin meningkat ya mbak Eni. Di area kompleks-ku pun sudah ada beberapa yang tumbang dan masuk rs karena dbd, mana yang kena masih pada anak-anak semua. Sepertinya memang vaksin DBD ini perlu diprioritaskan, selain melakukan gerakan 3M agar DBD bisa dicegah.

    ReplyDelete
  5. DBD di Jepara termasuk parah. Jadi ada gerakan buat cek jentik-jentik. Biasanya yang rutin itu PKK. Terus diingatkan juga buat tanam tanaman yang bisa bantu ngusir nyamuk kaya Serai. Tentunya kita harus 3M plus juga

    ReplyDelete
  6. Selain dengan pola hidup sehat, dan juga perilaku 3M, vaksin dibutuhkan juga ya sebagai langkah pencegahan yang optimal

    ReplyDelete
  7. DBD lagi naik lagi ini ya, aku baru lihat di media sosial pun ini beritanya. Salah satu ikhtiar kita dalam pencegahan DBD itu memang harus melakukan vaksin. Apalagi sekarang vaksinnya juga sudah bisa untuk anakku ini.

    ReplyDelete
  8. Lebih aman di vaksin deh anak anak jadi saat belajar juga tenang dan konsentrasi . Emak juga tenang dirumah terhindar dari nyamuk aedies agepty

    ReplyDelete
  9. penyakit dbd emang lagi hits di indonesia sekarang ini. sekarang udah ada vaksinnya juga ya? kira2 bertahan berapa lama bun vaksinnya?

    ReplyDelete
  10. Vaksin DBD bisa jadi wajib kali ya di masa mendatang, karena masyarakat semakin banyak trus kesadaran bebersih juga belum sepenuhnya ada

    ReplyDelete
  11. Saya mendukung sekali program kampanye Anti DBD ini. Saya pernah merasakan duh ga enak banget lho kena demam berdarah itu

    ReplyDelete
  12. Setuju
    Vaksin adalah investasi kesehatan
    Apalagi vaksin DBD ini
    Penting ya, karena DBD termasuk penyakit yang mematikan juga

    ReplyDelete
  13. Semoga setelah ada sinergi ini angka kematian akibat DBD berkurang verharap banget sih vaksin DBD ini Takeda bisa juga bekerjasama dg pemerintah biar bisa terjangkau oleh masyarakat luas

    ReplyDelete
  14. Gerakan #Ayo3MplusVaksinDBD ini memang penting banget untuk mencegah DBD, Di daerahku juga terus digalakkan #Ayo3MplusVaksinDBD ini mba.

    ReplyDelete
  15. sudah lama sih ya gerakan 3M ini digalakkan, tapi DBD masih juga merajalela.
    memang butuh kerja sama berbagai pihak untuk pemberantasan ini, termasuk vaksin juga dong ya, semoga semua bisa vaksinDBD ya.

    ReplyDelete
  16. Zaman dulu belum ada vaksin dengue, kita melakukan 3 M saja. Sekarang sudah ada vaksinnya alangkah baiknya jika mengikhtiarkan juga. Ga main2 lho DB itu kalau telat ketahuan bisa melayang nyawanya

    ReplyDelete
  17. Tadi pagi, baruuu aja ada fogging di daerah perumahanku, Bubiii..
    Dan pas banget, aku baca artikel Bubi mengenai edukasi terbaru pencegahan DBD dengan 3m plus.

    Jadi saat ini usaha setiap keluarga untuk melakukan Menguras, Menutup dan Mengubur, ditambah dengan vaksin dan aktivitas tambahan untuk sama-sama menjaga lingkungan dari pertumbuhan larva dari Aedes aegypti.

    ReplyDelete
  18. DBD ini memang kasusnya banyak ya sekarang dan vaksin bisa jadi salah satu upaya kita untuk mencegahnya

    ReplyDelete
  19. Semoga setelah Champaign dan sosialisasi ini masyarakat jadi lebih Awar untuk menjaga kebersihan dan disiplin dengan 3M

    ReplyDelete