Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

Sebagai salah satu peserta Danone Digital Academy 2021 atau angkatan awal Danone Academy versi digital, karena saat diadakannya bertepatan dengan kondisi pandemi membuat saya lebih banyak tahu kegiatan positif yang dilakukan Danone Indonesia, terutama dalam bidang perduli lingkungan. Asli ini sangat menginspirasi dan sedikit banyak mengubah gaya hidup keseharian saya.

Misalnya, untuk pemakaian masker sekali pakai, saya tidak akan memakai masker sekali pakai kalau hanya untuk berjalan-jalan di ruang terbuka yang jarang orang, seperti ketika jalan pagi agar terpapar matahari atau sekedar ke warung dekat rumah, berinteraksi di lingkungan rumah yang tidak ada pasien Covid.

Saya mengenakan masker kain yang bisa dicuci dan pakai ulang, agar limbah masker sekali pakai di masa pandemi ini bisa berkurang. Saya juga tidak membuang sisa  makanan ke tong sampah tapi saya pendam di tanah atau saya berikan ke hewan ternak tetangga, agar tidak terjadi polusi limbah makanan basi yang menimbulkan bau dan lalat.



Karena itu ketika Danone kembali mengadakan even keperdulian lingkungan yakni Danone Community Engagement Day 2022,  dengan memberikan Kelas Intensif Membuat Konten (KIAT). Membuat konten positif tentang menjaga lingkungan terkait isu berkelanjutan lingkungan dan masyarakat, tanpa pikir panjang saya langsung ikut . Karena memang sudah menjadi tugas konten creator membuat tulisan, foto, atau vidio yang  bermanfaat bagi masyarakat.

Danone Community Engagement Day 2022

Acara yang diadakan via zoom ini mengundang narasumber:

  • Budi Rahardjo – Agriculture Manager Danone Indonesia
  • Annie Wahyunie, Downstream Packaging Manager Danone Indonesia
  • Gerald Vinceny – Content Creator

Danone memang selalu berkomitmen dalam menjalankan bisnisnya harus sejalan dengan kemajuan lingkungan, sosial dan sejalan dengan implementasi target Sunstainable Development Goals (SDGs), dan target pemerintah dalam aspek berkelanjutan.  Sesuai dengan visi Danone “One Planet One Health” yaitu kesehatan manusia dan kesehatan planet saling terkait satu sama lain.




Inisiatif One Planet ini fokus pada 4 pilar, yakni:

1. Climate, Fight cimate change, menjadi perusahaan karbon netral pada seluruh rantai produksi tahun 2050

2. Water, Corvese, optimize and share melalui pengololaan sumber daya air, mengoptimalkan setiap tetesan air yang diterima dari alam dan meningkatkan akses air bersih kepada masyarakat.

3. Circular Packaging, Recover more plastic thank we use by 2025, memimpin kampanye nasional tentang topik daur ulang dan menggunakan 100% dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, atau dapat dibuat kompos pada tahun 2025

4.  Agriculture, Mendorong praktik pertanian regenerati yang melindungi tanah, meningkatkan kesejateraan hewan, dan memberdayakan generasi petani baru.

Regeneratif Argiculture

Nah, kemarin dalam Danone Community Engagement Day 2022, Budi Rahardjo fokus membahas agriculture.

“Karena populasi dunia terus bertambah, lebih banyak upaya dan inovasi akan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produksi pertanian secara berkelanjutan, memperbaiki rantai pasokan global, mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan, dan memastikan bahwa semua yang menderita kelaparan dan kekurangan gizi memiliki akses terhadap makanan bergizi. Melalui penerapan pertanian berkelanjutan tersebut kita dapat melakukan transformasi dan menjaga food system atau rantai makanan dengan baik sehingga angka kelaparan tersebut dan akses nutrisi bagi masyarakat luas dapat terpenuhi. Tentunya implementasi ini dapat tercipta dengan dukungan segala pihak khususnya melalui pemahaman masyarakat luas.”

Keren banget loh, gerakan Budi Rahardjo yang dipaparkan, beliau memiliki family garden, taman berisi tanaman ketahanan pangan yang dikelolanya dan mengingatkan saat saya tinggal di Depok. Dulu rumah saya memiliki lahan kecil yang bisa untuk bercocok tanam macam family garden, saya dan suami menanam daun cincau, kantuk, pepaya, pepaya jepang, dan lain-lain. Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, jadi penghijauan.

Budi Rahardjo juga mengambil peran dalam pengelolahan sampah di tempatnya tinggal, seperti di Depok dulu ada bank sampah yang memilah sampah, sehingga menghasilkan cuan, pupuk. Tidak ketinggalan pengelolaan air hujan yang sangat bermanfaat ketika musim kering datang, jadi memang diperlukan kreatifitas manusia untuk kelestarian bumi ini dan di sounding ke anak-anak generasi muda.

Sektor yang Paling Diabaikan: SAMPAH!

Jujur ya, sampah ini merupakan salah satu momok terbesar yang merusak bumi, dan paling diabaikan dalam pengelolaannya. Tidak perlu jauh-jauh mencari contoh, di belakang rumah saya melintas sungai yang bermuara dari Setu Babakan Jagakarsa. Kalau saya berdiri dari balkon rumah, perihnya hati ini melihat beragam sampah mengalir terbawa arus. Dari mulai pospak sampai baju, ada.

Bukan tidak ada petugasnya, petugas yang mengambili sampah di sungai ada karena sungai tersebut bagian dari wilayah cagar budaya. Tapi  karena manusia itu ribuan dan tidak bisa bertanggungjawab terhadap sampah masing-masing, maka setiap hari sungai dikotori sampah.

Karena itu untuk mengurangi limbah sampah, sejak 2018, Danone Indonesia berkomitmen untuk mempercepat ambisi menuju ekonomi sirkular membuat gerakan #BijakBerplastik, sebab limbah plastik mulai dari kantong belanjaan, kemasan air mineral, sangat meresahkan. Material itu yang paling sering berseliweran di sungai belakang rumah saya.  

Danone sendiri membuat gerakan #BijakPlastik dengan:

  • Collection, mengumpulkan lebih banyak sampah plastik lebih dari yang digunakan pada tahun 2025.
  • Education, memperluas program pendidikan di sekolah untuk menjangkau 5 juta anak-anak dan memimpin kampanye nasional yang menargetkan 100 juta konsumen pada tahun 2025.
  • Innovation, Untuk menggunakan kemasan yang 100% dapat digunakan kembali, dapat didaur ulang, atau kompos, serta meningkatkan konten bahan daur ulang hingga 50%.

Dan, yang perlu kalian ketahui nih, Danone Indonesia merupakan satu-satunya perusahaan minuman yang menggunakan bahan daur ulang hingga 25%.  Seperti yang dikatakan Annie Wahyunie, “Dalam menjaga kesehatan masyarakat, dibutuhkan fokus dari segala aspek yakni tidak hanya akan bahan pangan masyarakat namun juga aspek kemasan yang ramah lingkungan dan aman bagi konsumen.”





Memang ya, kita wajib bertanggungjawab dengan sampah kita sendiri. Bahkan jika merujuk pada collection, gerakan mengumpulkan atau mengelola sampah pasti lebih dari yang sudah kita gunakan ini membantu sekali.

Salah satu contoh seperti salah seorang tetangga saya yang tinggal persis di sebelah sungai itu, setiap hari mengumpulkan sampah plastik mulai dari kemasan makanan, kresek belanjaan, botol kemasan mineral, memilah satu persatu dan memanfaatkan sebagai tambahan penghasilan. Limbah plastik yang sudah dikumpulkan, dipilah itu dijual sesuai dengan jenisnya.

Jadi sebenarnya banyak banget cara menjaga lingkungan kita kalau kita mau perduli, salah satunya dengan perduli pada pengelolaan sampah. Jika belum mampu mengelola sampah secara meluas, bisa dengan bertanggung jawab terhadap sampah sendiri, #BijakPlastik termasuk memilih menggunakan kantung belanjaan dari kain ketimbang sekali pakai dari plastik, dan lain sebagainya.

Membuat Konten Positif

Pada akhir acara Danone Community Engagement Day 2022 pun ditutup dengan cara membuat konten positif oleh Gerald Vinceny. Dimana quote Gerald sungguh mengena di hati saya, dan mungkin juga buat hati kalian semua:

“Jangan bikin sesuatu karena kamu mau kaya raya atau terkenal. Tapi bikin karena kamu punya value untuk dibagi ke orang lain”

Gimana kalian setuju tidak?  Kadang karena mementingkan viral, seseorang membuat konten bukan lagi pada value atau nilai manfaatnya, nilai positifnya, tapi lebih ke nilai materi dan terkenal. Dampaknya media sosial sering dipenuhi konten-konten unfaedah, padahal bumi ini butuh diperhatikan.

Jadi terapkan dalam diri bahwa jadi kaya raya, engagement tinggi, punya power untuk influence orang, hanya merupakan bonus saja. Buatlah konten dari hati, dengan cinta, karena sesuatu yang baik pasti kembalinya atau dampaknya juga baik. Bener banget ya, kata Gerald, hehehe. Saya jadi terinspirasi buat bikin konten pertama dengan niat baik dulu.

Contoh Konten Positif :

  1. Infomartional, time is money. Literally. You don’t want people to spend their money, mobile data and gain nothing from your content.
  2. Food for thoughts, Hal yang bikin kita lebih peduli terhadap hal-hal yang berperan besar di hidup kita, seperti lingkungan. 
  3. Self-Improvement, Sesuatu yang kamu kuasai dan worth-sharing, pengalaman.
  4. Entertainment, Life is about finding the balance between learning and having fun.

Bagaimana Cara Menemukan Konten Menariknya?




Gerald memberi contoh : Kamu peduli sama lingkungan. Mau bikin konten tentang sustainability. Tempatin diri kamu di sudut pandang orang yang gak peduli sama sekali, pikirin gimana caranya orang itu bisa ikutan empati. Dan, Consume Good Contents  Semakin banyak referensi kamu, semakin besar kemungkinan otak kamu menciptakan sesuatu yang baru (dari gabungan konten-konten yang kamu konsumsi).

Yuk, mulai kita buat konten kebaikan dan ajakan agar masyarakat bergerak menjaga lingkungan dengan beragam aktivitas dan kreatifitas yang bermanfaat bagi lingkungan berkelanjutan.

September 04, 2022 25 komentar



Saya sering mendengar keluhan para ibu, yang sebagian juga teman dekat saya, tentang susahnya menghadapi anak alergi. Salah satunya dari seorang teman saya yang memiliki dua anak mengalami beragam jenis alergi makanan, dari mulai susu , telur, ikan, kacang-kacangan, bahkan beberapa jenis sayur dan buah. Alergi yang ditimbulkan efeknya beragam, tidak hanya satu.

Pernah suatu hari saya main ke rumahnya, dan melihat wajah kedua anaknya penuh dengan bentol merah semacam bisul kecil karena alergi makanan. Pernah juga dia telepon, menceritakan anaknya yang hampir setiap saat batuk-pilek karena alergi. Akibat makan ini-itu alergi, akhirnya anak-anaknya sering hanya makan kentang rebus, jagung rebus, dan berat badannya tidak sebagus anak-anak pada umumnya.

Saat itu saya hanya berpikir, betapa tidak mudah memiliki anak alergi. Ibu dibuat bingung dan cemas mencari menu yang tepat agar tidak terjadi alergi. Efek dari alergi membuat gatal-gatal, batuk-pilek, anak jadi rewel, mudah sakit, berat badan juga tidak bisa maksimal karena makannya sangat terbatas.

Tapi ternyata mata saya terbuka lebih luas lagi ketika kemarin tanggal 23 Agustus mengikuti webinar #BicaraGizi bersama Nutrisi Bangsa dan Danone, dengan tema Pentingnya Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Mengurangi Risiko Alergi pada Anak.

Dampak penanganan alergi pada anak yang salah itu, tidak hanya menyebabkan timbulnya bentol, ruam, batuk-pilek, diare, sesak nafas, rewel, berat badan tidak maksimal, tapi juga ke saluran cerna yang bisa mengakibatkan beragam masalah mulai dari fisik dan psikologis yang terbawa hingga anak dewasa nanti. Untuk lebih jelasnya, baca detil ulasan saya tentang webinar ini ya.

Pentingnya Serat Terhadap Kesehatan Saluran Cerna dan Mengurangi Risiko Alergi pada Anak

Webinar yang dihadiri oleh narasumber:




  1. dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K) - Konsultan Alergi dan Imunologi Anak
  2. Anastasia Satriyo M.Psi., Psi - Psikolog anak
  3. Arif Mujahidin - Corporate Communication Director Danone Specialized Nutrition Indonesia
  4. Oktavia Sari Wijayanti -  Seorang ibu yang memiliki anak dengan kondisi alergi

Webinar ini  diadakan  oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia sebagai kegiatan edukasi yang bertujuan agar masyarakat menjadi lebih memahami tentang pentingnya peran serat bagi kesehatan saluran cerna dan mengurangi risiko alergi pada anak. Karena memang masih banyak masyarakat yang belum paham, sehingga menangani anak alergi dengan pemahamannya sendiri yang  berakibat anak tidak tercukupi nutrisinya, termasuk kebutuhan seratnya.

Sementara serat sangat dibutuhkan untuk kesehatan saluran cerna, dan saluran cerna merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh si Kecil yang berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, daya tahan tubuh, dan kesehatan si Kecil secara keseluruhan, sehingga menjadi sistem perlindungan terdepan sekaligus cermin kesehatan anak.

Dengan memiliki saluran cerna yang sehat maka sistem kekebalan tubuh anak akan baik dan dapat terhindar dari gangguan kesehatan, termasuk memengaruhi kejadian alergi pada anak. Untuk mendukung optimalisasi kesehatan saluran pencernaan khususnya untuk anak di atas usia 1 tahun yang merupakan bagian dari golden period tumbuh kembang anak, dibutuhkan konsumsi serat yang cukup sebagai salah satu golden nutrition atau nutrisi penting bagi tubuh.

Sebagai konsultan Alergi dan Imunologi Anak , dr. Endah Citraresmi  mengatakan pentingnya serat, “Asupan makanan berserat tidak bisa diremehkan. Selain dapat membantu optimalisasi kesehatan saluran cerna yang krusial bagi tumbuh kembang dan kesehatannya, asupan serat harian yang cukup juga dapat memengaruhi terjadinya gangguan kesehatan, salah satunya kejadian alergi pada anak. Sebab, penelitian menyatakan bahwa pola makan rendah asupan serat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya alergi. Untuk itu, orang tua perlu memiliki pengetahuan yang cukup serta kejelian dalam memilih dan memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi anak, memiliki gizi yang seimbang serta juga kaya kandungan serat agar dapat mendukung mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak yang memiliki kondisi alergi.”

Memilih Jenis Makanan yang Tepat untuk Anak Alergi Agar Tetap Mendapat Nutrisi Seimbang

Saya jadi ingat teman saya, rupanya dia salah pemahaman dalam menangani alergi anaknya dengan memberi asupan yang sangat dibatasi. Kebayangkan, jika anak sejak usia golden nutrition hanya mengasup makanan yang tidak lengkap nutrisinya? Tapi bagaimana, jika anaknya alergi dengan makanan yang mengandung serat?




dr. Endah Citraresmi   memberi penjelasan, “Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah cukup, bisa memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan anak, seperti memperbaiki keseimbangan sistem imunitas tubuh, mengurangi inflamasi akibat alergi dan bermanfaat bagi mikrobiota di dalam saluran cerna yang akan membuat nutrisi makanan terserap dengan optimal. Kondisi disbiosis atau ketidakseimbangan komposisi dan fungsi mikrobiota saluran cerna dapat berhubungan dengan kejadian alergi pada anak. Bagi anak yang menderita alergi memiliki jumlah dan keberagaman mikrobiota saluran cerna yang lebih sedikit dibandingkan anak yang tidak mengalami alergi. Untuk itu, pada anak yang memiliki alergi, orangtua harus dapat memilih jenis makanan yang tepat dan tidak mengandung zat-zat yang menyebabkan alergi, menjaga asupan gizinya tetap seimbang dan juga bisa diberikan makanan atau minuman yang difortifikasi serat,” jelas dr. Endah Citraresmi, Sp.A(K).

Jadi memang penting orangtua memahami kondisi anak yang mengalami alergi, dan sebaiknya tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul. Tapi segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada si kecil, sehingga tidak salah dalam penanganannya sehingga menyebabkan anak kekurangan serat serta semakin parah alerginya.

Seperti yang diceritakan Oktavia Sari Wijayanti, bagaimana dia menghadapi anaknya yang memiliki alergi makanan agar tidak kekurangan serat dan tidak memicu alerginya,  “Sebagai  Bunda yang memiliki anak dengan kondisi alergi makanan, saya dituntut untuk ekstra dalam menangani gejala akibat alergi dengan menghindari faktor pemicunya. Selain itu, saya sangat memperhatikan asupan nutrisi yang saya berikan kepada anak, serta memastikan asupan serat harian anak tercukupi untuk memastikan si kecil tetap sehat dan gejala yang muncul akibat alerginya berkurang. Saya juga ingin mengajak para orang tua lain yang memiliki anak dengan kondisi alergi untuk tidak perlu  khawatir dan jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.”

Anastasia Satriyo juga mengingatkan dampak fisik dan psikologis bagi anak yang mengalami gangguan alergi. Berpeluang terjadi oleh anak-anak dengan kondisi alergi seperti gangguan daya ingat, kesulitan bicara, konsentrasi berkurang, hiperaktif dan lemas, sehingga anak akan menjadi cenderung kurang percaya diri saat bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Namun sekali lagi orang tua sebaiknya tidak panik saat reaksi alergi pada anak muncul. Segera konsultasikan pada dokter ahli untuk mengetahui penyebab alergi pada si kecil dan menekan risiko dampak buruk tidak terjadi. Selain itu, orang tua dengan anak yang memiliki kondisi alergi juga harus tetap bisa mendukung anak dengan golden stimulation atau memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan pertumbuhan anak agar anak dapat tumbuh menjadi anak hebat.

Tetap semangat ya, untuk para ibu yang memiliki anak dengan alergi makanan, terus mencari info dan berkonsultadi dengan ahlinya, sehingga semua anak Indonesia dapat tumbuh menjadi Anak Hebat yakni anak yang cerdas emosi, cerdas sosial, cerdas intelektual, serta sehat, aamin.

August 25, 2022 17 komentar


Sebelum saya menulis salah satu resep menu sehari-hari favorit keluarga saya, saya mau cerita sedikit tentang kesukaan keluarga saya akan buah-buahan. Karena saya sekeluarga termasuk gemar makan buah-buahan, buah apa saja. Apalagi buah lokal di Indonesia sangat beragam, dan harganya cukup terjangkau. Biasanya saya belanja di toko buah terdekat dari tempat saya tinggal, belanja buah salak, jambu kristal, pepaya, pisang ambon, sampai anggur. Belanja sebanyak apapun cepat habis, karena anak-anak suka ngemil buah dibanding snack sejenis kue atau biskuit.


Resep Ayam Teriyaki


Makanya kalau ada buah-buahan dengan kualitas bagus, tapi harganya terjangkau karena ada promo atau diskon, langsung deh pengen borong semua, hehehe. Bayangkan, kalau sedang  ada promo dengan uang seratus ribu rupiah, saya bisa membeli berbagai buah-buahan, atau dengan uang seratus ribu saya bisa membeli buah, sayur, dan lauknya.

Sebab buah-buahan selain sebagai camilan anak-anak, juga saya hidangkan di meja  makan. Jadi sebelum makan besar, makan buah dulu sepotong dua potong. Selain memudahkan sistem pencernaan dengan makan buah dulu, baru kemudian makan besar, ini bisa jadi solusi diet loh. Karena perut kita sudah terisi buah, maka makan besar jadi tidak berlebihan.

August 22, 2022 24 komentar

 

Siapa yang senang belanja online? Saya yakin tidak hanya ibu-ibu seperti saya doyan belanja online, bapak-bapak pun banyak yang ketagihan belanja online. Bahkan seorang teman pernah cerita kalau suaminya sering dapat kiriman paket dari kurir COD. Entah, itu paket berisi peralatan motor, sampai sandal kekinian.




Karena memang belanja online praktis banget, dari rumah saja bisa melihat-lihat barang yang kita butuhkan atau istilahnya shopping window. Kalau malas ke ATM atau tidak punya alat transaksi digital, bisa pilih kurir COD yang pembayarannya di tempat dengan uang chas. Saya sendiri sudah beberapa kali menggunakan jadi kurir COD untuk dalam berbelanja online.

Alasanya saya karena memang saya lebih sering memegang uang chas, hehehe. Selain itu sebenarnya  pembelian dengan sistem ini membuat lebih berhemat, sebab uangnya chas, dipegang langsung. Jadi kalau mau belanja banyak seperti diingatkan, beda dengan belanja sistem transfer. Uang tidak  saya pegang, jadi kadang sulit dikontrol kalau sudah jatuh cinta sama barang  yang saya lihat. Kalian begitu nggak sih?

August 16, 2022 21 komentar


Apa kabar pembaca kesayangan? Semoga sehat selalu, kali ini saya ingin sharing tentang literasi digital masa kini. Sesekali bahas tentang digital ya, hehehe. Karena memang saat ini kita hidup di era digital, di mana kehidupan  dipermudah dengan adanya teknologi, salah satunya adalah internet yang membuat dunia serasa dalam genggaman. 




Nah, saya mau tanya nih,  khusus untuk para ibu. Menurut kalian, era digital ini lebih banyak memberikan dampak positif atau negatif bagi keluarga?  Kalau membawa dampak negatif, apa saja dampaknya, dan kenapa bisa memberikan dampak negatif? Lalu jika memberikan dampak positif, apakah dampak positif tersebut, dan bagaimana kalian bisa membuat menjadi berdampak positif dalam keluarga?

Sebab, sering saya mendengar cerita seorang ibu atau statusnya di media sosial, bahwa dampak era digital ini banyak yang negatif. Diantaranya anak yang jadi kecanduan gadget untuk bermain game, menonton di youtube, terutama saat pandemi ini. Sehingga anak menjadi pasif, terpapar tontonan yang belum waktunya, atau orang tua yang jadi keasyikan nonton dan tidak berinteraksi dengan anak-anak.

August 11, 2022 12 komentar
Newer Posts
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose