Beberapa kali ngobrol
dengan ibu-ibu yang sama-sama memiliki anak sekolah, pasti obrolan yang seru
adalah membahas 'bekal sekolah'. Ini termasuk susah-susah gampang loh, karena
yang jelas harus bersaing dengan jajanan sekolah yang menarik dan menggiurkan. Tetapi
belum tentu sehat atau bernutrisi.
Selain itu buat bekal
sekolah dituntut harus yang praktis, masaknya gak pakai lama. Secara anak-anak
masuk pagi, masih harus menyiapkan sarapan dan ini itu, kalau masaknya pakai
lama bisa terlambat ke sekolah. Jadi diskusi bekal sekolah memang jadi gosip
hangat kalau pas ketemu ibu-ibu di tukang sayur, dan pilihan mereka rata-rata sama:
Lauk siap saji atau siap masak
Memang rata-rata
anak-anak menyukai lauk siap saji, tapi ada titik jenuh ketika dari hari ke hari
lauknya itu-itu saja. Hasilnya? Bekal sisa ketika mereka pulang sekolah atau
paling parah tidak dimakan sama sekali, ini pernah terjadi pada anak saya.
Mereka gak bilang, tetapi begitu saya ceck tempat bekalnya: Apa yang saya
bawakan utuh. Alasannya? Kenyang di sekolah ada temen yang naktir.
Entah, benar atau tidak
tapi rasanya jadi pelajaran buat saya. Memutar ide, bagaimana membuat bekal
yang cepat, tapi anak-anak pasti suka. Mentok-mentoknya memang lauk siap saji,
tentu dengan kwalitas yang bagus dan terpercaya ya karena banyak banget dijual
bebas lauk siap saji. Tinggal ibu pandai-pandai memilih. Kebetulan saya pakai
So Good.