Menjadi Ibu Yang Lebih Baik

by - December 27, 2015


Begitu menerima email dari Indonesia Hijab Blogger (IHB) bahwa saya sudah diterima sebagai membernya, ada rasa senang. Setidaknya semakin banyak ilmu dan silaturahmi yang akan saya dapat di dunia blogger, dunia yang baru berapa minggu ini saya fokuskan. Sebenarnya, saya sudah lama punya blog, menulis di blog, tapi tidak fokus. Angin-anginan, ketika beberapa teman, seperti Leyla Hana yang sudah wara-wiri ngeblogger mengompori, baru lah saya mencoba fokus lagi. Kebetulan selama memiliki baby Pendar, saya cuti menulis novel. Tepatnya sulit sekali berbagi waktu memiliki bayi, tanpa art, dan menulis novel. Maka menulis di blog merupakan pilihan terbaik, bisa menulis apa saja sesuai ritme kita dengan jumlah kata yang dapat dihitung.

Kembali ke IHB...
Begitu menerima email tersebut, saya syah menjadi member IHB, maka saya jalan-jalan ke blog IHB dan tertampar dengan deretan kata-kata berikut ini:

Sudah tinggal menghitung hari menuju 2016. Gimana teman-teman, apakah sudah memanfaatkan waktu di tahun 2015 dengan baik?


Jleb! Apa yang sudah saya lakukan di tahun 2015? Novel terakhir saya: Learning To Love, terbit tahun 2014. Aktif di dunia kepenulisan novel seperti Talkshow di radio, bedah novel bersama pembaca, terakhir juga tahun 2014. Bahkan, saat saya berjalan ke beberapa toko buku... tidak banyak yang memajang novel saya. Hanya tinggal satu-dua toko buku besar yang memanjang karya saya, itu pun hanya Learning To Love.

Learning To Love

Ihiks, tepatnya di tahun 2015...sebagai penulis novel saya tidak  berkarya sama sekali. Saya puree di rumah mengurus anak-anak: Lintang (10 tahun), Pijar (7tahun), dan Pendar (13 bulan). Ya, baru tahun ini saya benar-benar tidak menulis dan menerbitkan karya saya. Kalau lah menulis, hanya menulis di blog saja, itu  pun baru-baru ini kontinyunya. Tapi...

Lelaki kecil berusia 13 bulan, Pendar, dia lah yang membuat saya begitu fokus. Merawatnya, memberinya ASI hingga dari 4 anak saya (1 alm), hanya Pendar yang benar-benar lulus ASI ekslusif (kisah lengkap ASI baca di SINI). Tidak hanya memberi ASI, tapi juga memberinya Mpasi dengan metode WHO (lengkap tentang Mpasi WHO di SINI). Dimana saya berkutat dengan berbagai menu sehat, mencari tahu apakah Pendar alergi terhadap suatu menu, dsb.



Pendar

Kemudian menulis resep-resep menu yang Pendar sukai, menu metode WHO, ke blog untuk berbagi ke para ibu yang memiliki bayi tahap Mpasi (Resep menu Mpasi Pendar ada di SINI). Tidak hanya soal menu, perkembangan Pendar lainnya saya ikuti. Saya pun mengenalkan Pendar buku secara dini, dengan buku-buku mini boardbook. Buku kecil sesuai ukuran genggaman bayi dan batita, anti sobek, bila basah bisa dilap sehingga Pendar bebas berekspresi dengan buku-bukunya. Mengajaknya berenang sejak bayi, bermain bebas di lantai, mengajaknya bernyanyi, dll.

Pendar

Alhamdullilah, usia 9 bulan Pendar sudah bisa jalan, sudah bisa memilih buku apa yang disukainya. Pendar sangat suka buku tentang animal, dia akan berteriak, menunjuk, begitu melihat gambar Jerapah, Harimau, Ayam, dll. Dia juga menyukai segala jenis makanan, ikan-sayur-buah-aneka camilan home made.

Di banding kakak-kakaknya, yang dulu saya tinggal bekerja, saya duakan sambil berkarya, Pendar lebih banyak mendapat sesuatu dari saya, ibunya. Sehingga dia tumbuh lebih sehat, lebih pesat, lebih dekat dengan saya hingga kini usianya 13 bulan

Kids

Jadi, sesungguhnya, kalau mata saya boleh terbuka dan mengatakan dengan jujur apa yang saya lihat: Inilah waktu yang saya manfaatkan di tahun 2015, Best Moment 2015... Menjadi Ibu Yang Lebih Baik.

Ah, mungkin sebagai penulis tahun 2015 saya bukan apa-apa, tapi selayaknya saya bangga dan bersyukur ketika melihat anak-anak saya tumbuh dengan baik. Kelak ketika tiba waktunya, saya dapat berbagi, menduakan dengan berkarya, mungkin di tahun 2016 nanti... siapa tahu..hehehe. Saya akan kembali melihat karya-karya saya berjajar di toko buku seperti dulu. Setidaknya sekarang, saya sudah melewati tahap yang sangat berharga dengan anak-anak saya. Yang kelak akan  mempengaruhi kehidupan mereka di masa dewasa.


Thank you my Allah, all the time that is given to me...


You May Also Like

0 komentar