Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log



Meski di rumah saja merupakan pilihan yang terbaik untuk mencegah menyebarnya virus Covid 19, buat saya dan teman-teman yang aktif menulis di blog, membuat konten di media sosial seperti instagram, tentu saja menjadi tantangan tersediri. Bagaimana mencari ide untuk menulis di blog, membuat foto yang menarik untuk di instagram dengan media yang terbatas, yakni hanya di rumah aja atau di sekitar rumah.

Bagaimana pun blog dan media sosial harus tetap aktif agar terjaga hubungan dengan klien. Karena semua memang terkena imbas ekonomi, termasuk para pekerja seperti saya yang aktif di blog dan media sosial lainnya. Tapi tentu saja tidak boleh pantang menyerah, bahkan sesungguhnya kondisi di rumah aja membuat kreativitas semakin terasa.
April 18, 2020 28 komentar

Akhir Tahun 2015: Awal Serius Ngeblog


Membaca tema lomba blog yang diadakan oleh komunitas Warung Blogger, “Best Blogger Moment”. Mari bagikan pengalaman atau momen terbaikmu selama kamu ngeblog. Saya langsung terdiam lama, cukup lama mungkin. Bahkan malam itu saat pertama kali membaca hingga menjelang tidur memikirkan: Momen terbaik apa yang pernah saya lewati selama ngeblog?

Saya ngeblog dari tahun 2010 dengan alamat blog www.cahyakayangan.blogspot.com yang masih gratisan, menulis tentang buku, anak-anak. Hingga akhir tahun 2015 seorang teman, Leyla Hana menyemangati saya untuk ngeblog lebih serius. Sebab, waktu itu saya juga vacum menulis novel, masih asyik mendampingi si bungsu Pendar dari kehamilan hingga kelahirannya. Duka kehilangan anak ke tiga seakan membuat saya takut jauh dari si bungsu. Naif, tapi begitu kenyataan yang saya rasakan.

Didorong oleh permintaan teman-teman di facebook untuk menulis resep-resep MPasi, maka mulailah saya mengaktifkan blog kembali. Memindahkan resep-resep Mpasi dari facebook ke blog, secara sedikit demi sedikit, namun blog belum domain berbayar, masih tetap gratis. Bagi saya menulis adalah keasyikan, bisa menuangkan pikiran dan memberikan manfaat bagi yang membaca.
May 25, 2017 51 komentar

Piknik dan belanja pasti dua hal yang menyenangkan buat siapa saja, tetapi juga bisa menguras kantong sehingga ke dua hal tersebut tidak bisa dilakukan sesuka hati. Ada waktu-waktu tertentu untuk bisa piknik dan belanja,  misalnya saat menerima gaji atau bonus gaji. Bagi pekerja lepas seperti saya, pada saat fee cair maka jadwal piknik dan belanja menjadi pilihan untuk refleshing setelah berkutat dengan dateline kerja yang merayap.

Biasa pekerjaan penulis, blogger, tergantung banget dengan fee cair, tapi kalau fee lama cair, apakah berarti tidak bisa piknik dan belanja? Ya, nodong suami dong. Minta jatah piknik dan belanja, tetapi tetep ya memprioritaskan kebutuhan lain meskipun refleshing itu sebenarnya sudah masuk ketegori kebutuhan primer menurut saya. Mengapa?

Sebab tuntutan pekerjaan saat ini, kebutuhan hubungan dekat antar keluarga, baik suami ke istri atau orangtua ke anak, salah satunya adalah dengan piknik  bersama. Piknik bisa menciptakan kedekatan yang intens dalam waktu berjam-jam, fokus tanpa gangguan lain, dalam suasana gembira, apalagi ditambah belanja untuk kebutuhan piknik. Lengkap deh.

Lalu bagaimana menyiasati dengan segala kondisi seperti itu tetap bisa refleshing bersama keluarga?
Pilih tempat piknik yang murah, tetapi tetap menghibur dan memberi muatan positif. Karena piknik bersama keluarga maka carilah tempat piknik yang bermuatan edukasi bagi anak-anak. Saya dan suami termasuk yang menyukai tempat-tempat piknik edukatif bagi anak-anak kami, dan tentu saja budgetnya ramah di kantong, seperti ke pantai, kebun binatang, taman kota, perpustakaan, taman bermain, dan museum. Nah, ke museum ini paling sering deh. Apalagi museum di Jakarta itu banyak banget, salah satunya yang baru kami kunjungi adalah Museum Tekstil.
March 04, 2017 33 komentar

Percaya tidak bahwa sehat itu tidak mengenal usia seperti kematian tidak memandang usia. Seseorang bisa saja meninggal ketika usia tua, namun banyak juga bayi-bayi yang lebih dahulu dipanggil ketimbang yang tua. Sehingga usia tidak menjadi jaminan muda selalu sehat, ketika menua akan lebih mudah sakit-sakitan, hal ini saya alami sendiri. Ketika saya masih berusia dua puluhan, belum menikah, dengan segudang aktifitas: berkerja di kantor, kuliah malam, traveling, dan penulis.

Kegiatan Saya Waktu Usia 20an

Saya bekerja di kantor dengan ritme normalnya masuk pukul sembilan pagi dan pulang pukul lima sore, sementara ritme tidak normalnya bisa saja pulang hingga pukul dua belas malam jika sedang ada project. Pulang kantor lanjut kuliah malam, mulai pukul tujuh malah hingga pukul sembilan atau sepuluh malam. Dua kegiatan tersebut saya jalani dari hari Senin hingga Jumad. Lalu weekend apa yang saya lakukan?


Kadang jika tidak ada perjalanan ke luar kota, saya menghabiskan waktu dengan Ibu atau teman-teman saja.  Namun jika sedang ada perjalanan, saya akan menghilang dari  Jumad malam hingga malam Senin baru kembali. Perjalanan itu tidak sekedar jalan-jalan menghabiskan waktu, tetapi ada banyak hal yang kemudian saya jadikan tulisan, jurnal perjalanan yang dikemas menarik untuk dinikmati pembaca.

Sebenarnya tulisan perjalanan ini bukan kewajiban sih, saya penulis lepas di beberapa majalah. Hanya karena hobby jalan dan kebetulan dari jalan-jalan menghasilkan materi tambahan, jadi menambah semangat. Sebab, semua perjalanan yang saya lakukan tidak mengambil uang gaji dari kantor, tetapi dari hasil tulisan itu sendiri. Sangat mengasyikan, sampai seorang teman yang pernah seperjalanan dengan saya berkata, “Mungkin tanpa bekerja kantor pun, kamu sudah bisa hidup dari menulis perjalanan...”

Kondisi Tubuh Yang Tidak Stabil

Memang sih, tetapi saya kan membiayai kuliah sendiri dan sekolah adik-adik. Ini butuh budget yang tidak sederhana, pekerjaan di kantor tetap harus saya pertahankan. Meski sebenarnya kalau ditanya soal capek, tentu saja normalnya capek. Pernah  saat mengambil air minum di pantri kantor, tahu- tahu gelas di tangan terlepas ke lantai, pecah, hingga menimbulkan suara keras dan orang sekantor lari ke pantri. Mereka menatap saya dengan kaget, lalu seorang teman sekantor memberi saya segelas air yang sudah dicampur vitamin.

Sumber gambar: cres49cent
Wajah saya kata teman-teman pucat, terlihat seperti kecapekan. Pernah juga, saat dalam perjalanan pulang dari Bandung, di bus umum menuju Tol Jagorawi. Saya mendadak mual, keringat dingin membasahi kemeja, padahal AC bus dingin sekali. Beruntung saya memiliki teman seperjalanan yang merupakan sahabat dekat, Dina. Dia membaluri tubuh saya dengan minyak gosok dan.. saya dikerokin di dalam bus yang padat! Jangan bayangkan pose setengah telanjang ya, bisa habis jadi tontonan nanti.

Tetapi dengan berselimut sarung lebar, menempel ke pojok kursi, tangan sahabat saya bekerja mengerokin punggung saya. Ketika bus berhenti  untuk istirahat, saya membeli teh manis hangat dan gorengan yang langsung ludes. Alhamdullilah, keringat dingin hilang, rasa mual reda, berangsur suhu tubuh menjadi hangat dan perjalanan bisa dilalui dengan lancar lagi hingga tiba di rumah.

Mengasup Aneka Macam Doping

Apakah saya kapok meski mengalami kondisi tubuh yang tidak stabil ketika di kantor atau dalam perjalanan? Tidak, saya tetap senang melakukan berbagai kegiatan. Bahkan saya termasuk hobby wallclimbing. Kalau kuliah libur, kadang mengisi waktu pulang kantor  dengan climbing bersama teman-teman. Sering tidak ingat waktu, climbing hingga larut baru pulang. Rasa penasaran untuk mencapai roof atau puncak itu yang membuat tidak mau berhenti.

Saya juga senang mengasup minuman ringan yang menghilangkan kantuk, menghilangkan rasa lelah, yang banyak dijual bebas itu. Rasanya segar, apalagi jika diminum dalam keadaan dingin. Tidak hanya saya yang hobby mengasup jenis-jenis minuman ini, teman-teman yang naik gunung, wall climbing, atau teman kantor ketika lembur, juga senang mengasup sebagai doping tubuh.

Minuman yang dikemas dalam botol kecil dan banyak diiklankan di TV untuk menjaga stamina. Pernah, saya mengasupnya dua botol sekaligus saat dalam perjalanan karena di serang rasa kantuk, efeknya tubuh terasa segar, kantuk hilang.Tidak hanya satu merk yang saya asup, tetapi berganti-ganti karena di mini market minuman sejenis itu banyak dijual aneka merk. Rasanya rata-rata enak, segar, terutama jika dalam kondisi haus dan lelah.

Terkena Gejala Infeksi Empedu

Suatu hari saya menderita sakit yang tidak saya mengerti. Perut saya mulas melilit melebihi gejala akan buang air besar. Setiap ke belakang yang keluar hanya sedikit sekali berupa potongan kecil, kadang hanya buang angin yang disertai busa, baunya amis. Rasa mulasnya timbul-hilang. Namun, saya ingat betul, saat itu tetap memaksakan diri ikut perjalanan ke Citarik bersama rombongan teman-teman.

Sumber gambar:beautynesia.id
Menginap di sekitar sungai Citarik dan sepanjang malam saya tersiksa oleh rasa mulas. Sebentar-bentar saya ke toilet yang berada di tepi sungai, kalau ingat sekarang kok rasanya seram, ya. Tetapi dulu biasa saja, apakah karena  masih muda belia? Entahlah. Pokoknya, saya bolak-balik seperti ingin buang air besar, namun yang  keluar seperti yang saya uraikan di atas.

Akhirnya saya jatuh sakit ketika sampai di Jakarta, tidak masuk kantor, tidak kuliah. Ke dokter, saya diduga gejala infeksi empedu. Penyebabnya aneka macam, yakni makanan kotor alias banyak jajan di luar, makan tidak terlatur, banyak minum minuman yang disebut-sebut sebagai penambah stamina,  dan banyak lagi yang saya tidak ingat satu persatu. Singkat cerita saya harus rest dan menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Tetapi yang namanya anak muda, selesai minum obat, sembuh, kambuh lagi. Kambuh makan tidak terlatur, banyak jajanan kotor, sesekali masih minum minuman doping stamina. Akibatnya? Kotoran saya selain bau amis, berwarna hijau seperti cincau, berat badan saya turun, saya kembali  jatuh sakit yang sama. Namun ini levelnya agak naik, dan dokter memberi ultimatum:

“Kamu senang mempertahankan hidup tidak sehat atau ingin menjadi manusia yang sehat? Ingat, kelak kamu akan menikah dan memiliki anak. Jika masih muda sudah begini, bagaimana bisa menjadi seorang ibu?”

Jleb! Kata-kata itu mengena sekali, terlebih tidak lama dokter langganan saya itu meninggal dunia. Saya sampai nangis saat itu, semacam ada ketakutan kalau sakit lagi harus kemana? Karena saya sudah terlanjut cocok berobat dengannya, sampai sekarang saya masih ingat wajah dokternya: Pria asli tapanuli berparas manis dengan mata hitam yang tajam. Karena itu saya berjanji buat merubah pola asupan, pola kegiatan. Boss di kantor juga mulai komplain, saya sering ijin tidak masuk karena sakit.

Dokter saja bisa meninggal, apalagi saya. Kira-kira begitu pemikiran saya saat itu, maka perlahan kegiatan perjalanan saya mulai saya kurangi. Fokus kuliah yang sudah mau selesai, jajanan bebas jarang, asupan minuman sudah tidak lagi. Penyakit gejala infeksi empedu hilang sama sekali, setidaknya saya tidak pernah merasa mules yang  hebat dan buang air besar seperti yang di atas.

Menikah Dan Menuju Sehat


Kemudian usia 27 tahun saya menikah, terakhir perjalanan yang sempat saya lakukan ke Baduy. Sesudahnya hidup saya teratur sebagai ibu rumahtangga dan penulis, sesekali saja bekerja di luar. Soal makan? Jelas lebih telatur seorang ibu rumahtangga karena masak sendiri buat keluarga, untuk makan di luar hanya sesekali. Ritme makan disesuaikan ritme anak-anak, sehari 3x. Kalau lah telat, tetap sehari-hari mengasup makanan rumah.

Anak-anak saya lahir hingga berjumlah 4, namun nomor tiga meninggal ketika usia 5 bulan. Apakah capek menjadi ibu rumah tangga? Jelas capek, terlebih saya juga ibu rumah tangga plus-plus. Dalam arti selain mengurus anak dan rumah, menulis dan mengerjakan beberapa job. Terlebih ketika habis melahirkan, banyak begadang, mengurus bayi dan anak-anak yang lain, dan lain-lain. Tetapi soal sehat, saya merasa jauh lebih sehat setelah menikah. Sungguh?

Ya, kalau lah sakit paling masuk angin, batuk dan pilek, karena kecapekan, faktor cuaca. Segera sembuh dengan istirahat dan mengasup makanan sehat. Sebenarnya tidak hanya makanan sehat loh, jika dalam kondisi tertentu saya juga mengasup multivitaim sehat yang recomend. Bukan semacam doping biar tidak mengantuk, biar terus strong, bukan. Tetapi sejenis multivitamin-mineral. Kebetulan saya mendapat kiriman Theragran-M. Apa sih Theragran-M?

Theragran-M

Baiklah, mari kita berkenalan dengan suplemen berikut ini, kalau dibaca kegunaannya bisa dilihat dikemasannya: 

Membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa penyembuhan setelah sakit.

Kebetulan sejak Agustus saya lagi banyak kerjaan menulis artikel, sehari 3-4 artikel dengan panjang artikel 600-800 karakter perartikel. Meski sudah dijadwal harus menggarap sehari 3x, yaitu pagi-siang dan malam, dengan batas waktu paling malam pukul 11. Kadang dalam kondisi tertentu saya bisa menggarapnya hingga pukul 1 malam, sementara esoknya harus bangun pagi karena anak-anak sekolah. Jadi deh masuk angin, tenggorokan agak gak nyaman, apalagi musim hujan mulai tiba.

Meski sakit biasa, tetap ya seorang ibu sakit itu bisa membuat runyam seisi rumah. Ini diluar PR-PR kerjaan yang wajib dilaksanakan, 26 artikel dikasih waktu 12 hari harus selesai. Mau gak mau wajib dong sehat. Terlebih saya punya batita usia 22 bulan yang masih ASI, apa jadinya kalau ibunya ahak-uhuk gak fit? Belum dua kakaknya yang harus sekolah, les.

Maka saya coba deh, Theragran-M. Tablet merah tua dengan rasa manis, sehari 1 tablet. Cuma harus hati-hati, jangan kelamaan ditangan dan terkena keringat. Apalagi terkena air karena tabletnya cepat luntur. Jadi begitu dibuka langsung glek ya, pakai air putih biar lancar. Sebenarnya sih, yang luntur itu salut gulanya, tetapi kelihatannya gak nyaman saja, kalau tabletnya jadi ada warna merah yang bleber.


Alhamdullilah, kondisi tubuh yang tidak fit jadi cepat pulih. Tugas-tugas negara di rumah dan klien bisa segera diselesaikan kembali. Namun pulihnya berangsur-angsur, tidak terasa instan seperti suplemen model doping ya. Memangnya apa kandungan Theragran-M hingga bisa menjadi vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit? Yuk, kita intip apa saja komposisi Theragran-M biar lebih tahu.

  • Vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit

Komposisi:


Setiap tablet salut gula Theragran-M mengandung:
Vitamin
A (sebagai Asetat)
D (cholekalsiferol)
B1 (tiamina mononitrat)
B2 (riboflavina)
B6 (piridoksina hidroklorida)
B12 (sianokobalamina)
Niasinamida
Kalsium Pantotenat
C (Sebagai natrium askorbat)
E (Sebagai dl-alfatokoferil asetat)
Mineral
Iodium (sebagai kalium iodida)
Besi ( sebagai fumarat)
Tembaga II (sebagai sulfat)
Mangan II (sebagai sulfat)
Magnesium (sebagai karbonat)
Seng ( sebagai sulfat)


Harganya ternyata tidak mahal, hanya Rp20.000 setiap 1 strip @4 tablet salut gula.  Yang menggembirakan Theragran-M selain sudah terdaftar di BPOM, ada label halalnya. Sebagai muslim wajib  melihat komposisi yang kita asup itu halal atau tidak. Jadi apalagi? Bermanfaat buat kesehatan secara alami, harga ramah di kantong, dan halal, rasanya cukup ya untuk memastikan Theragran-M bagus kita konsumsi. Terutama, tentu saja bila kita dalam masa penyembuhan habis sakit atau kondisi tubuh tidak fit karena Theragran-M vitamin yang bagus untuk masa penyembuhan. Oya, Theragran-M sudah ada sejak tahun 1976, 40 tahun. 

Selain mengasup Theragran-M, tetap perhatikan asupan juga. Saya sekarang membiasakan kebiasan sehat diantaranya:
  • Mengusahakan tidur di bawah pukul dua belas malam
  • Bangun tidur sebelum  mengasup yang lain, langsung minum air putih.
  • Sehari usahakan minum 1 gelas jus buah yang dicampur madu.

Ulang Tahun ke 39


Alhamdullilah, September kemarin saya  baru berulang tahun ke 39 tahun. Ternyata saya merasa semakin dalam kondisi sehat, meski kerjaan rumah tangga dan job sampingan, juga datang ke beberapa even blogger mengisi hari-hari. Bahkan banyak yang bilang saya terlihat awet muda hehehe, point yang bikin geer nih. Tapi apakah cukup mengasup makanan sehat dan multivitamin saja agar tetap sehat?

Tidak hanya itu karena fisik juga membutuhkan gerakan, seperti berolahraga. Untuk olahraga karena ibu-ibu sering dilanda sikon tidak mendukung, rasa malas karena kecapekan, dan sebagainya yang intinya menunda-nunda tidak jelas. Saya sendiri juga begitu, akhirnya saya pilih sendiri olahraga yang mendapat support dari sikon. Diantaranya:

Olahraga Pilihan Saya:


  • Skipping: Harga alatnya  murah, banyak dijual umum dan melakukannya bisa dimana saja. Saya biasa di teras dan ruang tamu, karena ruang tamu tidak ada meja kursi jadi asyik buat lompat-lompat. Waktunya juga bebas, bisa pagi, bisa siang atau sore saat anak-anak dalam siatuasi aman. Aman tidak mengganggu kegiatan ibunya.
  • Senam bersama si kecil Pendar: Nah, ini paling asyik nih. Bisa sambil tiduran nonton atau becanda. Kadang, juga jalan pagi berdua ngejar-ngejar kucing. Seru, kan? Apalagi kalau bisa melakukannya rutin pagi atau sore.
  • Aerobic bareng ibu-ibu komplek: Ini juga asyik banget, mau gak mau pasti jadi ikutan gerak. Kebetulan di tempat saya tinggal aerobic ibu-ibu dilakukan seminggu sekali. Kegiatan dilakukan dari pukul 6 pagi hingga pukul delapan.
  • Berenang: Ini kegiatan keluarga yang setiap minggu kami lakukan, kebetulan kolam renang umumnya tidak ramai, murah,  dan dekat rumah.
  • Naik sepeda: Ini favorit keluarga, kami senang sepedaan sekeluarga keliling kebun binatang ragunan. Badan sehat, hati gembira.
Pokoknya belajar dari masa  muda yang tidak sehat, saya merasa justru di usia sekarang ini adalah my precious moment.

"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."


October 10, 2016 10 komentar

Hari Ulang Tahun Saya Dan Pijar

Merayakan Ulang Tahun Di Kebun Binatang
Ulang tahun saya dan putra kedua saya, Pijar, itu nyaris bersamaan. Saya lahir tanggal 29 September dan Pijar lahir tanggal 26 September, jadi  selalu ada moment terindah setiap bulan September tiba. Moment saat saya melahirkan Pijar, ini tentu saja sangat berkesan sekali. Setelah melahirkan, mendapat bayi lelaki yang tampan, menyusul dua hari kemudian mendapat hadiah. Ucapan selamat double saat itu, hilang semua rasa sakit habis melahirkan.

Terlebih moment melahirkan itu bertepatan juga dengan ramadhan, dimana lima hari kemudian Idul Fitri. Masyaallah, bahagianya sampai sekarang pun masih terasa. Pijar lahir pada pukul 6 pagi setelah nyaris sebulan tidak timbul mulas yang jelas, akhirnya lahir juga dengan proses normal. Bayi laki-laki yang berkulit bersih, namun sempat masuk inkubator cukup lama karena kelamaan di dalam perut.  Alhamdullilah kemudian sehat.

BACA JUGA :

* D’Kandang Farm Amazing: Piknik sambil Belajar
* Kampung Main Cipulir...Piknik Alam Di Tengah Kota Jakarta
* Piknik Murah Meriah... Taman Tabebuya

Untuk tradisi merayakan ulangtahun di keluarga tidak pernah dirayakan dengan pesta besar-besaran. Beberapa tradisi yang biasa kami lakukan bila salah satu anggota keluarga ada yang merayakan ulang tahun, seperti makan bersama di luar, membuatkan nasi kuning yang diantar ke tetangga dekat rumah, beli kue tart ditiup bersama, atau piknik bersama keluarga besar. Yang terakhirnya ini biasanya yang ditunggu-tunggu keluarga nih, terutama sih anak-anak karena akan ada sepupu mereka yang ikut.
October 07, 2016 16 komentar

Memahami Cita-Cita Anak-Anak


Sebagai orangtua, tentu saja saya mengamati perkembangan anak-anak dalam hal minat dan bakatnya, terutama untuk  kedua anak saya Lintang dan Pijar karena usia keduanya sudah paham kalau ditanya cita-citanya. Sebenarnya sih soal kata ‘paham’ ini menurut pemikiran saya, sebab ketika kanak-kanak dulu dari masih SD saya sering ditanya, apa cita-cita saya? Maka saya akan menjawabnya dengan lantang, Pengarang. Pengarang kata lain dari penulis.

Hal yang mendukung dari cita-cita saya tentu saja minat dan bakat yang memang sudah ada dari SD juga. Saya suka sekali membaca dan menulis, karena sukanya melihat perpustakaan dan persewaan buku, juga rumah teman yang banyak koleksi bukunya membuat saya takjub dan betah. Soal menulis, saya paling gembira kalau pelajaran bahasa Indonesia sampai pada mengarang cerita, rasanya asyik sekali mewujudkan segala impian di kepala ke dalam tulisan dan nilai mengarang saya di atas angka delapan.

Karena senangnya menulis dan selalu mendapat nilai bagus, teman-teman di sekolah nyaris semuanya tahu kalau saya berbakat sekali menjadi pengarang cerita. Seiring bertumbuhnya usia kemudian cita-cita saya itu memang terwujud meski dengan perjalanan yang sangat panjang dan tidak mudah. Kalau sekarang menjadi penulis bisa begitu mudah, penerbitan meruyak, sosmed mendukung dan minat baca juga semakin tinggi.

Namun ternyata ada hal yang perlu saya garis bawahi soal paham ini, sebab ternyata anak kedua saya: Pijar selain cita-citanya selalu berubah-ubah, bakatnya juga berubah-ubah. Dulu sebelum sekolah dia mau jadi Astronot, setelah TK dia mau jadi Pilot dan sekarang SD dia mau jadi pemain bola. Soal bakat?

September 03, 2016 8 komentar


Anak dan Bermain

Seorang anak pasti akan menyenangi yang namanya bermain, bahkan jika kita amati dan turuti anak-anak sepanjang harinya adalah bermain. Bukan kadang, tapi sering kita justru mengingatkan anak-anak tentang batas waktu  bermain yang sudah habis. Apa yang terjadi? Mungkin hanya sekian persen anak-anak yang langsung menuruti atau mengikuti perintah orangtuanya untuk stop bermain dulu karena waktu yang diberikan sudah usai.  Lebih banyak anak-anak akan menangis atau merajuk bila diingatkan waktu bermainnya usai. Sebab, ada banyak hal yang harus anak-anak lakukan selain bermain, yaitu: istirahat atau tidur, makan, belajar, dll.

Karena itu perlu dong kita menyiasati agar waktu bermain anak merupakan sesuatu juga buat anak, seperti bermain yang dapat menstimulasi kecerdasan mereka. Wah, mengenai bermain yang dapat mencerdaskan anak atau si kecil saya jadi teringat saat menerima undangan  ke Kidzania- Jakarta tanggal 25 Agustus 2016 kemarin, yang bertajuk: Aktivitas Seru Bersama Cap Kaki Tiga Anak Kemasan Baru. Apaan tuh kegiatan serunya?
August 31, 2016 16 komentar
Suasana pasar menjelang lebaran

Mempersiapkan Hidangan Khas Lebaran


Sebenarnya saya bukan tipe wanita yang suka memasak dan senang di dapur untuk mengolah makanan yang berat-berat khas Indonesia seperti: rendang, opor, gulai, semur daging, sambel goreng hati. Memotong daging saja tidak ahli, pernah mencoba memotong daging sapi dan ternyata salah alur. Jadi seratnya melintang sehingga daging jadi keras saat dikunyah, lalu pernah juga memotong ayam utuh jadi potongan siap dimasak...hasilnya ada beberapa bagian yang hancur karena motongnya salah.

Tapi ketika anak-anak mulai bertumbuh dan mengerti arti lebaran, semua ketidakbiasaan saya dalam memasak itu... HILANG. Makanya jadilah tradisi menyambut lebaran itu dengan masakan Indonesia yang berat seperti dikebanyakan menu-menu lebaran Kebayangkan serunya ke pasar dalam kondisi yang berjubel dan memasak dengan bumbu yang aneka rupa.

Pokoknya WOW deh, karena dari pagi hingga habis buka terakhir saya baru kelar memasak. Sebab semua dikerjakan sendiri dan tentu saja saya didampingi ponsel yang berisi browsing resep-resep rendang, semur daging, sambal goreng hati hehehe.
July 27, 2016 1 komentar

Cantik Adalah Wanita

Sumber gambar kartun: Google
Cantik?
Semua wanita pasti mengharapkan dianugerahi cantik, sebab secara manusiawi wanita memang ‘seharusnya’ identik dengan cantik, cantik adalah wanita. Namun cantik secara manusiawi juga hal yang selalu dihubungkan dengan fisik, karena seseorang memuji cantik begitu mata melihat fisik seseorang. Sementara tidak semua wanita dilahirkan dengan anugerah cantik fisik. Mungkin bisa dihitung wanita yang memiliki kecantikan fisik ketimbang wanita yang terlahir biasa saja fisiknya.

Dan cantik itu selalu identik dengan kulit putih-kuning langsat, langsing-tinggi, alis tebal-bulu mata lentik,  bibir bersemu merah alami. Lalu haruskan kita sebagai wanita yang dilahirkan dengan fisik biasa saja, dalam arti tidak masuk dalam jajaran cantik kemudian menjadi merasa tidak berarti? Minder? Lupa mensyukuri kesempurnaan fisik yang tidak cacat meski tidak cantik?

Saya tidak bisa mengatakan bahwa rata-rata wanita yang berfisik biasa saja jadi tidak bersyukur dengan kelebihan lainnya yang diberikan Allah SWT. Namun, lihatlah beberapa wanita yang berlomba-lomba memutihkan kulit, mengubah apa yang Allah SWT berikan dengan operasi plastik, mengenakan fashion yang maksimal. Tanpa memerdulikan efek sampingnya, tanpa memikirkan sesuaikah apa yang dikenakan. Yang penting fashionable-modis, terlihat ‘cling’.

Hal ini meruyak sekali di masyarakat kita, mungkin juga dunia dengan terbuktinya banyak industri kecantikan berlomba-lomba mengeluarkan kosmetik yang memutihkan tanpa melihat efek sampingnya atau kandungan yang ada di dalamnya. Dunia operasi plastik yang menjanjikan kecantikan instan, dan dunia fashion yang terus berinovasi. Sampai kadang saya berpikir, wanita dimanjakan dengan kecantikan yang sesungguhnya semu.

Tahap Memahami Cantik

Sumber gambar sebelum diolah: Google

Jika berkiblat pada cantik yang umum, tentu saja saya apalah. Berkulit sawo matang, tidak memiliki bulu mata tebal, bibir pun tidak bersemu kemerahan, meski saya langsing tapi tinggi badan biasa saja standart wanita Indonesia kebanyakan. Bahkan ketika masih sekolah dulu, saya sering diejek dengan hal-hal yang berkaitan dengan hitam, seperti: kereta api, Panter. Ada juga yang memanggil ‘Cungkring’ karena tubuh saya terlalu langsing.

Apakah saya sedih?

Saat beranjak ABG tentu saja iya, bahkan saya pernah berdoa sepanjang malam-memohon kepada Allah SWT agar besok terbangun mendapati kulit saya kuning langsat. Menggunting bulu mata karena termakan mitos: kalau bulu mata digunting akan jadi lebih panjang dan lentik, tapi apa yang terjadi? Huhuhu..saya justru kewalahan karena debu masuk dengan bebas. Bayangkan, begitu kedip saat ada debu bulu mata sama sekali tidak melindungi mata saya, karena bulu mata sudah dipotong pendek. Ada mungkin tiga hari lebih saya selalu kelilipan.

Waktu remaja juga pernah mencoba kosmetik yang bisa memutihkan dengan  tahap kulit terkelupas-perih, bahkan saya jadi ingat seorang teman waktu mengoleskan bibirnya dengan pasta untuk menggosok gigi. Katanya akan membuat bibir merah, namun efek yang saya lihat mengerikan...bibirnya melepuh karena mengoleskan pasta untuk menggosok gigi itu sepanjang malam. Untung, saya tidak ikutan memakai resepnya.

Ada juga teman yang ingin langsing sampai buang-buang air karena meminum ramuan pelangsing. Sementara soal langsing ideal ini saya juga pernah sampai meminum jamu penggemuk karena tubuh saya terlalu langsing (kurus), efeknya mengantuk dan lapar. Begitu minum jamunya berhenti, yang ada tubuh kembali ke asal, kurus.

Rafting Citarik
Kegiatan alam membuat kulit saya semakin hitam
Seiring waktu pun saya bertumbuh  menjadi diri sendiri, ternyata saya termasuk wanita yang sedikit tomboy-tidak suka dengan pernak-pernik make up yang lengkap, suka kegiatan alam seperti hiking, rafting, caving. Soal kecantikan menjadi putih-langsing ideal dan segala hal yang bisa disebut ‘CANTIK’ perlahan saya abaikan. Saya asyik dengan dunia saya petualangan dan menulis. Mencari ilmu dalam perjalanan dan menulis-membagikan ke pembaca apa yang saya dapat, ada kepuasan batin yang tidak terkatakan.

Saya juga senang mengajar anak-anak di daerah yang masih terpencil, salah satunya: Baduy Luar, Kampung Naga, sekedar mengajarkan membaca-menggambar-mewarnai. Bercanda dengan anak-anak yang masih polos ini sangat menyenangkan sekali. Saya  memberi mereka ilmu dan mereka juga memberi saya ilmu, ilmu hidup memahami ciptaan Allah SWT. Meski efek dari perjalanan itu kulit saya semakin hitam, tubuh yang tadinya langsing sedikit dihiasi urat di lengan dan tangan, betis menjadi sedikit kekar.

Jika bercermin kok wajah saya malah jadi sedikit macho ya hehehe, pacar juga tidak punya karena saya tidak suka pacar-pacaran meski secara manusiawi perasaan suka dengan lawan jenis itu ada. Hingga kemudian saya bekerja...

Mensyukuri Hal Yang Ada Dalam Diri

Sumber foto: twitter.com/wardahbeauty
Dalam bekerja kantor-apalagi saya diposisi sekretaris tentu saja dituntut untuk dandan dan modis, sebenarnya suprise juga ya saya diterima sebagai sekretaris di perusaaan swasta. Sementara sekretaris itu identik dengan yang cantik-cantik, tapi memang saya lulus saat ditest.

Meski ternyata memang aslinya saya juga tidak bisa dandan. Modal kerja dulu hanya bedakan-lipstik-maskara, namun Ibu saya mengajarkan untuk rajin merawat kulit baik kulit wajah dan tubuh. Jadilah saya hobby merawat kulit yang banyak terbakar matahari ini dengan luluran dan scrub-maskeran. Hasilnya? Alhamdullilah , kulit saya meski memang tidak putih tapi bersih dan segar. Haduw, kenapa tidak saya lalukan dari dulu ya?

“Cantik tidak harus sempurna tapi bersih itu sebagian dari pada Iman dan merawat diri kita wujud dari rasa syukur menjaga amanah Allah SWT, Nduk.” Kata Ibu saya.

Ya, ya, menerima kondisi fisik kita dengan rasa syukur bukan saja dengan menghindari perbuatan mengubahnya, tapi juga merawat dan menjaganya. Mengabaikan apa yang Allah SWT berikan sama juga tidak mensyukurinya, apalagi sampai membiarkannya jadi tidak enak dilihat sama sekali.

Dan, trantaaaam...beberapa kali saya reunian dengan teman-teman sekolah, mereka nyaris sama mengucapkan hal seperti ini; “Wah, sekarang kamu terlihat jauh lebih cantik, En. Modis lagi..”

Meski secara fisik saya tetap memiliki kulit sawo matang, bulu mata pendek, bibir tidak bersemu merah, tubuh langsing tidak ideal (masih agak kurus). Intinya tidak ada yang saya rubah dalam fisik saya kecuali perawatan yang kontinyu. Tapi sesungguhnya selain pujian fisik tersebut, saya paling bangga saat teman-teman memuji buku-buku yang sudah banyak saya lahirkan (terbitkan), mereka juga membaca beberapa artikel perjalanan saya di media cetak. Dan, jika saya kembali ke Baduy betapa anak-anak Baduy masih mengenal saya dan tidak sungkan lagi  memanggil, “Mba Eni!”

Sebagian karya saya

Apalagi yang tidak membuat saya bangga dan bersyukur tentang diri saya?

Bertemu Jodoh Hidup


Pertengahan 2004 saya bertemu seorang laki-laki yang menurut saya dan banyak diakui oranglain, dapat dikatakan tampan. Awal bertemu tentu saja tidak berharap banyak karena dia memiliki teman dekat yang cantik secara fisik, setidaknya begitu saya lihat-cantik. Namun awal tahun 2005 ternyata dia justru melamar saya.

Hah, tentu saja saat itu saya kaget dan mengajukan satu pertanyaan yang klasik, yang pasti banyak diajukan para wanita terhadap laki-laki yang  mengajukan lamaran atau menyatakan perasaan cinta:

“Kamu mencintai saya karena apa?”
“Kamu wanita yang memiliki karakter kuat-sisi hati yang tidak banyak dimiliki wanita  lain, itu yang membuat saya memilihmu menjadi pendamping hidup.”

Huhuhu..saat itu diam-diam saya menitikkan air mata. Inikah yang disebut cantik dari hati, kecantikan yang tidak terlihat secara mata, yang akan terlihat dengan merasakannya di hati?


Maka tepat 7 Februari 2015 saya dipinang atas nama Allah oleh laki-laki itu dengan mahar uang senilai tanggal akad kami dan seperangkat alat sholat. Kini kami sudah memiliki 4 anak (nomor tiga alm) dan saya memutuskan untuk mengenakan hijab, merasa nyaman dengan apa yang saya miliki saat ini. Rasa nyaman yang datang dari rasa bangga dan syukur atas apa yang saya miliki karena Allah SWT.

Saya menjelang 39 tahun
Sekarang usia saya menuju 39 tahun, setiap bercermin entah mengapa...saya seperti melihat wajah yang cantik apa adanya, tanpa sesuatu yang dibuat-buat, tanpa keinginan untuk  menjadi oranglain (Dulu sekali saya ingin betul terlihat secantik Angelina Jolie-impian tinggi rata-rata wanita di dunia hahaha), juga tetap tidak  mengenakan make up macam-macam. Meski sudah tidak bekerja di kantor lagi tapi saya memiliki kegiatan sebagai penulis yang kadang menghadiri acara kepenulisan, juga acara blogger karena selain sebagai penulis buku-saya aktif di dunia blogger.

Make up ala saya:


Untuk sehari-hari:
  • Sunblock
  • Lipstik ringan: Wardah Matte Lipstik 13 Cocoa Look

Untuk menghadiri acara
  • Sunblock untuk mencegah wajah dari paparan sinar matahari
  • Eyeliner untuk membuat mata tidak mudah terlihat lelah (tapi ini jarang saya pakai sih)
  • Lipstik untuk menyamarkan bibir saya yang cenderung agak hitam, saya memakai dua lipstik untuk acara:

Wardah Longlasting Lipstik 10 Stylish Mocca untuk acara malam
Wardah Longlasting Lipstik 06 De Icate  Pink untuk siang
  • Eye Shadow biasanya saya gunakan tipis-tipis saja biar mata tetap terlihat segar

Perawatan Wajah:


Sama seperti dulu, masih rajin di scrub-maskeran dan tentu saja dibersihkan sehari dua kali: Pagi dan menjelang tidur, kecuali habis berpergian bisa lebih dari 2x. Sementara untuk scrub dan masker saya lakukan seminggu sekali.

Cara perawatan wajah:
  • Basahi wajah dengan air bersih, usapkan Wardah lightening creamy foam keseluruh wajah kecuali area mata dan bibir, pijat lembut, kemudian bersihkan dengan air hingga bersih.
  • Aplikasikan Wardah white secret exfoliating scrub pada wajah, ratakan dengan gerakan memutar. Setelah 5 menit pijat wajah hingga scrub berjatuhan, lalu bersihkan dengan washlap yang sudah dibasahi air  ke dalam air hangat.
  • Wajah yang sudah dibersihkan dan discrub, kini dioleskan Wardah lightening face mask. 15 menit kemudian bilas dengan air bersih.
Mengapa saya memilih Wardah? 
Karena pertama: Halal, kedua tidak mengandung bahan-bahan berbahaya, bisa berdamai dengan kulit tanpa efek samping seperti kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya. Meski rangkaian perawatannya ada tulisan ‘Whitening’ ini tidak seperti kosmetik pemutih yang langsung ‘cling’, putih instan sehingga tidak masuk akal. Tapi bagi pengguna berkulit sawo matang seperi saya, memberikan efek bersih yang segar.

Cantik Dari Hati Untuk Putri Saya



Bagi saya PR terbesar selanjutnya untuk MEMAHAMI CANTIK adalah buat putri sulung saya-Lintang yang kini berusia hampir 11 tahun, menjelang masa pubertas. Lintang pasti akan melewati tahap-tahap memahami cantik bagi dirinya. Insallah saya tidak ingin putri saya mengalami salah langkah  mengartikan cantik. Karena Lintang seperti saya: berkulit sawo matang, bertubuh cenderung kurus meski secara fisik dia jauh lebih cantik dari saya. Tapi mitos cantik itu putih-langsing sempurna dan segala kelebihan fisik lain, inilah yang harus saya pudarkan dalam pemikirannya.

Alhamdulilah, Lintang sudah mau belajar berhijab sejak dini, selain sekolah-sore harinya tidak pernah tidak pergi ke masjid untuk mengaji dan sholatnya jauh lebih baik. Seperti dalam hadis Rasullah mengatakan bahwa wanita Shalehah adalah sebaik-baiknya perhiasan dunia. Sebab jika dilihat dari dalam Al Quran dalam Islam wanita dilihat bukan dari kecantikan fisik belaka tapi sifat, tabiat, akhlak yang tidak akan termakan usia. Yang akan mengantarkan kita pada jodoh hidup yang melihat kita dengan hati.
  • “Bu, Mba hitam banget gak sih?” Pertanyaan ini sering dilontarkan putri saya.
  • “Terus rajin sholat, menutup aurat terutama setelah mengalami haid, berbaik sangka, jangan pelit, bersyukur atas apapun...Insaallah cantik dari hati itu akan membuat mba terlihat cantik.”
  • “Memangnya cantik dari hati itu apa, Bu?”
  • “Melakukan semua kebaikan karena Allah SWT dan mensyukuri semua pemberiannya kepada diri kita...”
Seperti dalam Hadis Rasullah, “ Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupa dan harta kalian, tapi ia melihat hati dan amal kalian” (Hr.Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)


Tulisan ini diikutan dalam Blog Competition




July 15, 2016 4 komentar
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose