Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • About
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log



Meski di rumah saja merupakan pilihan yang terbaik untuk mencegah menyebarnya virus Covid 19, buat saya dan teman-teman yang aktif menulis di blog, membuat konten di media sosial seperti instagram, tentu saja menjadi tantangan tersediri. Bagaimana mencari ide untuk menulis di blog, membuat foto yang menarik untuk di instagram dengan media yang terbatas, yakni hanya di rumah aja atau di sekitar rumah.

Bagaimana pun blog dan media sosial harus tetap aktif agar terjaga hubungan dengan klien. Karena semua memang terkena imbas ekonomi, termasuk para pekerja seperti saya yang aktif di blog dan media sosial lainnya. Tapi tentu saja tidak boleh pantang menyerah, bahkan sesungguhnya kondisi di rumah aja membuat kreativitas semakin terasa.
April 18, 2020 28 komentar

Akhir Tahun 2015: Awal Serius Ngeblog


Membaca tema lomba blog yang diadakan oleh komunitas Warung Blogger, “Best Blogger Moment”. Mari bagikan pengalaman atau momen terbaikmu selama kamu ngeblog. Saya langsung terdiam lama, cukup lama mungkin. Bahkan malam itu saat pertama kali membaca hingga menjelang tidur memikirkan: Momen terbaik apa yang pernah saya lewati selama ngeblog?

Saya ngeblog dari tahun 2010 dengan alamat blog www.cahyakayangan.blogspot.com yang masih gratisan, menulis tentang buku, anak-anak. Hingga akhir tahun 2015 seorang teman, Leyla Hana menyemangati saya untuk ngeblog lebih serius. Sebab, waktu itu saya juga vacum menulis novel, masih asyik mendampingi si bungsu Pendar dari kehamilan hingga kelahirannya. Duka kehilangan anak ke tiga seakan membuat saya takut jauh dari si bungsu. Naif, tapi begitu kenyataan yang saya rasakan.

Didorong oleh permintaan teman-teman di facebook untuk menulis resep-resep MPasi, maka mulailah saya mengaktifkan blog kembali. Memindahkan resep-resep Mpasi dari facebook ke blog, secara sedikit demi sedikit, namun blog belum domain berbayar, masih tetap gratis. Bagi saya menulis adalah keasyikan, bisa menuangkan pikiran dan memberikan manfaat bagi yang membaca.
May 25, 2017 51 komentar

Piknik dan belanja pasti dua hal yang menyenangkan buat siapa saja, tetapi juga bisa menguras kantong sehingga ke dua hal tersebut tidak bisa dilakukan sesuka hati. Ada waktu-waktu tertentu untuk bisa piknik dan belanja,  misalnya saat menerima gaji atau bonus gaji. Bagi pekerja lepas seperti saya, pada saat fee cair maka jadwal piknik dan belanja menjadi pilihan untuk refleshing setelah berkutat dengan dateline kerja yang merayap.

Biasa pekerjaan penulis, blogger, tergantung banget dengan fee cair, tapi kalau fee lama cair, apakah berarti tidak bisa piknik dan belanja? Ya, nodong suami dong. Minta jatah piknik dan belanja, tetapi tetep ya memprioritaskan kebutuhan lain meskipun refleshing itu sebenarnya sudah masuk ketegori kebutuhan primer menurut saya. Mengapa?

Sebab tuntutan pekerjaan saat ini, kebutuhan hubungan dekat antar keluarga, baik suami ke istri atau orangtua ke anak, salah satunya adalah dengan piknik  bersama. Piknik bisa menciptakan kedekatan yang intens dalam waktu berjam-jam, fokus tanpa gangguan lain, dalam suasana gembira, apalagi ditambah belanja untuk kebutuhan piknik. Lengkap deh.

Lalu bagaimana menyiasati dengan segala kondisi seperti itu tetap bisa refleshing bersama keluarga?
Pilih tempat piknik yang murah, tetapi tetap menghibur dan memberi muatan positif. Karena piknik bersama keluarga maka carilah tempat piknik yang bermuatan edukasi bagi anak-anak. Saya dan suami termasuk yang menyukai tempat-tempat piknik edukatif bagi anak-anak kami, dan tentu saja budgetnya ramah di kantong, seperti ke pantai, kebun binatang, taman kota, perpustakaan, taman bermain, dan museum. Nah, ke museum ini paling sering deh. Apalagi museum di Jakarta itu banyak banget, salah satunya yang baru kami kunjungi adalah Museum Tekstil.
March 04, 2017 33 komentar

Percaya tidak bahwa sehat itu tidak mengenal usia seperti kematian tidak memandang usia. Seseorang bisa saja meninggal ketika usia tua, namun banyak juga bayi-bayi yang lebih dahulu dipanggil ketimbang yang tua. Sehingga usia tidak menjadi jaminan muda selalu sehat, ketika menua akan lebih mudah sakit-sakitan, hal ini saya alami sendiri. Ketika saya masih berusia dua puluhan, belum menikah, dengan segudang aktifitas: berkerja di kantor, kuliah malam, traveling, dan penulis.

Kegiatan Saya Waktu Usia 20an

Saya bekerja di kantor dengan ritme normalnya masuk pukul sembilan pagi dan pulang pukul lima sore, sementara ritme tidak normalnya bisa saja pulang hingga pukul dua belas malam jika sedang ada project. Pulang kantor lanjut kuliah malam, mulai pukul tujuh malah hingga pukul sembilan atau sepuluh malam. Dua kegiatan tersebut saya jalani dari hari Senin hingga Jumad. Lalu weekend apa yang saya lakukan?


Kadang jika tidak ada perjalanan ke luar kota, saya menghabiskan waktu dengan Ibu atau teman-teman saja.  Namun jika sedang ada perjalanan, saya akan menghilang dari  Jumad malam hingga malam Senin baru kembali. Perjalanan itu tidak sekedar jalan-jalan menghabiskan waktu, tetapi ada banyak hal yang kemudian saya jadikan tulisan, jurnal perjalanan yang dikemas menarik untuk dinikmati pembaca.

Sebenarnya tulisan perjalanan ini bukan kewajiban sih, saya penulis lepas di beberapa majalah. Hanya karena hobby jalan dan kebetulan dari jalan-jalan menghasilkan materi tambahan, jadi menambah semangat. Sebab, semua perjalanan yang saya lakukan tidak mengambil uang gaji dari kantor, tetapi dari hasil tulisan itu sendiri. Sangat mengasyikan, sampai seorang teman yang pernah seperjalanan dengan saya berkata, “Mungkin tanpa bekerja kantor pun, kamu sudah bisa hidup dari menulis perjalanan...”

Kondisi Tubuh Yang Tidak Stabil

Memang sih, tetapi saya kan membiayai kuliah sendiri dan sekolah adik-adik. Ini butuh budget yang tidak sederhana, pekerjaan di kantor tetap harus saya pertahankan. Meski sebenarnya kalau ditanya soal capek, tentu saja normalnya capek. Pernah  saat mengambil air minum di pantri kantor, tahu- tahu gelas di tangan terlepas ke lantai, pecah, hingga menimbulkan suara keras dan orang sekantor lari ke pantri. Mereka menatap saya dengan kaget, lalu seorang teman sekantor memberi saya segelas air yang sudah dicampur vitamin.

Sumber gambar: cres49cent
Wajah saya kata teman-teman pucat, terlihat seperti kecapekan. Pernah juga, saat dalam perjalanan pulang dari Bandung, di bus umum menuju Tol Jagorawi. Saya mendadak mual, keringat dingin membasahi kemeja, padahal AC bus dingin sekali. Beruntung saya memiliki teman seperjalanan yang merupakan sahabat dekat, Dina. Dia membaluri tubuh saya dengan minyak gosok dan.. saya dikerokin di dalam bus yang padat! Jangan bayangkan pose setengah telanjang ya, bisa habis jadi tontonan nanti.

Tetapi dengan berselimut sarung lebar, menempel ke pojok kursi, tangan sahabat saya bekerja mengerokin punggung saya. Ketika bus berhenti  untuk istirahat, saya membeli teh manis hangat dan gorengan yang langsung ludes. Alhamdullilah, keringat dingin hilang, rasa mual reda, berangsur suhu tubuh menjadi hangat dan perjalanan bisa dilalui dengan lancar lagi hingga tiba di rumah.

Mengasup Aneka Macam Doping

Apakah saya kapok meski mengalami kondisi tubuh yang tidak stabil ketika di kantor atau dalam perjalanan? Tidak, saya tetap senang melakukan berbagai kegiatan. Bahkan saya termasuk hobby wallclimbing. Kalau kuliah libur, kadang mengisi waktu pulang kantor  dengan climbing bersama teman-teman. Sering tidak ingat waktu, climbing hingga larut baru pulang. Rasa penasaran untuk mencapai roof atau puncak itu yang membuat tidak mau berhenti.

Saya juga senang mengasup minuman ringan yang menghilangkan kantuk, menghilangkan rasa lelah, yang banyak dijual bebas itu. Rasanya segar, apalagi jika diminum dalam keadaan dingin. Tidak hanya saya yang hobby mengasup jenis-jenis minuman ini, teman-teman yang naik gunung, wall climbing, atau teman kantor ketika lembur, juga senang mengasup sebagai doping tubuh.

Minuman yang dikemas dalam botol kecil dan banyak diiklankan di TV untuk menjaga stamina. Pernah, saya mengasupnya dua botol sekaligus saat dalam perjalanan karena di serang rasa kantuk, efeknya tubuh terasa segar, kantuk hilang.Tidak hanya satu merk yang saya asup, tetapi berganti-ganti karena di mini market minuman sejenis itu banyak dijual aneka merk. Rasanya rata-rata enak, segar, terutama jika dalam kondisi haus dan lelah.

Terkena Gejala Infeksi Empedu

Suatu hari saya menderita sakit yang tidak saya mengerti. Perut saya mulas melilit melebihi gejala akan buang air besar. Setiap ke belakang yang keluar hanya sedikit sekali berupa potongan kecil, kadang hanya buang angin yang disertai busa, baunya amis. Rasa mulasnya timbul-hilang. Namun, saya ingat betul, saat itu tetap memaksakan diri ikut perjalanan ke Citarik bersama rombongan teman-teman.

Sumber gambar:beautynesia.id
Menginap di sekitar sungai Citarik dan sepanjang malam saya tersiksa oleh rasa mulas. Sebentar-bentar saya ke toilet yang berada di tepi sungai, kalau ingat sekarang kok rasanya seram, ya. Tetapi dulu biasa saja, apakah karena  masih muda belia? Entahlah. Pokoknya, saya bolak-balik seperti ingin buang air besar, namun yang  keluar seperti yang saya uraikan di atas.

Akhirnya saya jatuh sakit ketika sampai di Jakarta, tidak masuk kantor, tidak kuliah. Ke dokter, saya diduga gejala infeksi empedu. Penyebabnya aneka macam, yakni makanan kotor alias banyak jajan di luar, makan tidak terlatur, banyak minum minuman yang disebut-sebut sebagai penambah stamina,  dan banyak lagi yang saya tidak ingat satu persatu. Singkat cerita saya harus rest dan menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Tetapi yang namanya anak muda, selesai minum obat, sembuh, kambuh lagi. Kambuh makan tidak terlatur, banyak jajanan kotor, sesekali masih minum minuman doping stamina. Akibatnya? Kotoran saya selain bau amis, berwarna hijau seperti cincau, berat badan saya turun, saya kembali  jatuh sakit yang sama. Namun ini levelnya agak naik, dan dokter memberi ultimatum:

“Kamu senang mempertahankan hidup tidak sehat atau ingin menjadi manusia yang sehat? Ingat, kelak kamu akan menikah dan memiliki anak. Jika masih muda sudah begini, bagaimana bisa menjadi seorang ibu?”

Jleb! Kata-kata itu mengena sekali, terlebih tidak lama dokter langganan saya itu meninggal dunia. Saya sampai nangis saat itu, semacam ada ketakutan kalau sakit lagi harus kemana? Karena saya sudah terlanjut cocok berobat dengannya, sampai sekarang saya masih ingat wajah dokternya: Pria asli tapanuli berparas manis dengan mata hitam yang tajam. Karena itu saya berjanji buat merubah pola asupan, pola kegiatan. Boss di kantor juga mulai komplain, saya sering ijin tidak masuk karena sakit.

Dokter saja bisa meninggal, apalagi saya. Kira-kira begitu pemikiran saya saat itu, maka perlahan kegiatan perjalanan saya mulai saya kurangi. Fokus kuliah yang sudah mau selesai, jajanan bebas jarang, asupan minuman sudah tidak lagi. Penyakit gejala infeksi empedu hilang sama sekali, setidaknya saya tidak pernah merasa mules yang  hebat dan buang air besar seperti yang di atas.

Menikah Dan Menuju Sehat


Kemudian usia 27 tahun saya menikah, terakhir perjalanan yang sempat saya lakukan ke Baduy. Sesudahnya hidup saya teratur sebagai ibu rumahtangga dan penulis, sesekali saja bekerja di luar. Soal makan? Jelas lebih telatur seorang ibu rumahtangga karena masak sendiri buat keluarga, untuk makan di luar hanya sesekali. Ritme makan disesuaikan ritme anak-anak, sehari 3x. Kalau lah telat, tetap sehari-hari mengasup makanan rumah.

Anak-anak saya lahir hingga berjumlah 4, namun nomor tiga meninggal ketika usia 5 bulan. Apakah capek menjadi ibu rumah tangga? Jelas capek, terlebih saya juga ibu rumah tangga plus-plus. Dalam arti selain mengurus anak dan rumah, menulis dan mengerjakan beberapa job. Terlebih ketika habis melahirkan, banyak begadang, mengurus bayi dan anak-anak yang lain, dan lain-lain. Tetapi soal sehat, saya merasa jauh lebih sehat setelah menikah. Sungguh?

Ya, kalau lah sakit paling masuk angin, batuk dan pilek, karena kecapekan, faktor cuaca. Segera sembuh dengan istirahat dan mengasup makanan sehat. Sebenarnya tidak hanya makanan sehat loh, jika dalam kondisi tertentu saya juga mengasup multivitaim sehat yang recomend. Bukan semacam doping biar tidak mengantuk, biar terus strong, bukan. Tetapi sejenis multivitamin-mineral. Kebetulan saya mendapat kiriman Theragran-M. Apa sih Theragran-M?

Theragran-M

Baiklah, mari kita berkenalan dengan suplemen berikut ini, kalau dibaca kegunaannya bisa dilihat dikemasannya: 

Membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada masa penyembuhan setelah sakit.

Kebetulan sejak Agustus saya lagi banyak kerjaan menulis artikel, sehari 3-4 artikel dengan panjang artikel 600-800 karakter perartikel. Meski sudah dijadwal harus menggarap sehari 3x, yaitu pagi-siang dan malam, dengan batas waktu paling malam pukul 11. Kadang dalam kondisi tertentu saya bisa menggarapnya hingga pukul 1 malam, sementara esoknya harus bangun pagi karena anak-anak sekolah. Jadi deh masuk angin, tenggorokan agak gak nyaman, apalagi musim hujan mulai tiba.

Meski sakit biasa, tetap ya seorang ibu sakit itu bisa membuat runyam seisi rumah. Ini diluar PR-PR kerjaan yang wajib dilaksanakan, 26 artikel dikasih waktu 12 hari harus selesai. Mau gak mau wajib dong sehat. Terlebih saya punya batita usia 22 bulan yang masih ASI, apa jadinya kalau ibunya ahak-uhuk gak fit? Belum dua kakaknya yang harus sekolah, les.

Maka saya coba deh, Theragran-M. Tablet merah tua dengan rasa manis, sehari 1 tablet. Cuma harus hati-hati, jangan kelamaan ditangan dan terkena keringat. Apalagi terkena air karena tabletnya cepat luntur. Jadi begitu dibuka langsung glek ya, pakai air putih biar lancar. Sebenarnya sih, yang luntur itu salut gulanya, tetapi kelihatannya gak nyaman saja, kalau tabletnya jadi ada warna merah yang bleber.


Alhamdullilah, kondisi tubuh yang tidak fit jadi cepat pulih. Tugas-tugas negara di rumah dan klien bisa segera diselesaikan kembali. Namun pulihnya berangsur-angsur, tidak terasa instan seperti suplemen model doping ya. Memangnya apa kandungan Theragran-M hingga bisa menjadi vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit? Yuk, kita intip apa saja komposisi Theragran-M biar lebih tahu.

  • Vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit

Komposisi:


Setiap tablet salut gula Theragran-M mengandung:
Vitamin
A (sebagai Asetat)
D (cholekalsiferol)
B1 (tiamina mononitrat)
B2 (riboflavina)
B6 (piridoksina hidroklorida)
B12 (sianokobalamina)
Niasinamida
Kalsium Pantotenat
C (Sebagai natrium askorbat)
E (Sebagai dl-alfatokoferil asetat)
Mineral
Iodium (sebagai kalium iodida)
Besi ( sebagai fumarat)
Tembaga II (sebagai sulfat)
Mangan II (sebagai sulfat)
Magnesium (sebagai karbonat)
Seng ( sebagai sulfat)


Harganya ternyata tidak mahal, hanya Rp20.000 setiap 1 strip @4 tablet salut gula.  Yang menggembirakan Theragran-M selain sudah terdaftar di BPOM, ada label halalnya. Sebagai muslim wajib  melihat komposisi yang kita asup itu halal atau tidak. Jadi apalagi? Bermanfaat buat kesehatan secara alami, harga ramah di kantong, dan halal, rasanya cukup ya untuk memastikan Theragran-M bagus kita konsumsi. Terutama, tentu saja bila kita dalam masa penyembuhan habis sakit atau kondisi tubuh tidak fit karena Theragran-M vitamin yang bagus untuk masa penyembuhan. Oya, Theragran-M sudah ada sejak tahun 1976, 40 tahun. 

Selain mengasup Theragran-M, tetap perhatikan asupan juga. Saya sekarang membiasakan kebiasan sehat diantaranya:
  • Mengusahakan tidur di bawah pukul dua belas malam
  • Bangun tidur sebelum  mengasup yang lain, langsung minum air putih.
  • Sehari usahakan minum 1 gelas jus buah yang dicampur madu.

Ulang Tahun ke 39


Alhamdullilah, September kemarin saya  baru berulang tahun ke 39 tahun. Ternyata saya merasa semakin dalam kondisi sehat, meski kerjaan rumah tangga dan job sampingan, juga datang ke beberapa even blogger mengisi hari-hari. Bahkan banyak yang bilang saya terlihat awet muda hehehe, point yang bikin geer nih. Tapi apakah cukup mengasup makanan sehat dan multivitamin saja agar tetap sehat?

Tidak hanya itu karena fisik juga membutuhkan gerakan, seperti berolahraga. Untuk olahraga karena ibu-ibu sering dilanda sikon tidak mendukung, rasa malas karena kecapekan, dan sebagainya yang intinya menunda-nunda tidak jelas. Saya sendiri juga begitu, akhirnya saya pilih sendiri olahraga yang mendapat support dari sikon. Diantaranya:

Olahraga Pilihan Saya:


  • Skipping: Harga alatnya  murah, banyak dijual umum dan melakukannya bisa dimana saja. Saya biasa di teras dan ruang tamu, karena ruang tamu tidak ada meja kursi jadi asyik buat lompat-lompat. Waktunya juga bebas, bisa pagi, bisa siang atau sore saat anak-anak dalam siatuasi aman. Aman tidak mengganggu kegiatan ibunya.
  • Senam bersama si kecil Pendar: Nah, ini paling asyik nih. Bisa sambil tiduran nonton atau becanda. Kadang, juga jalan pagi berdua ngejar-ngejar kucing. Seru, kan? Apalagi kalau bisa melakukannya rutin pagi atau sore.
  • Aerobic bareng ibu-ibu komplek: Ini juga asyik banget, mau gak mau pasti jadi ikutan gerak. Kebetulan di tempat saya tinggal aerobic ibu-ibu dilakukan seminggu sekali. Kegiatan dilakukan dari pukul 6 pagi hingga pukul delapan.
  • Berenang: Ini kegiatan keluarga yang setiap minggu kami lakukan, kebetulan kolam renang umumnya tidak ramai, murah,  dan dekat rumah.
  • Naik sepeda: Ini favorit keluarga, kami senang sepedaan sekeluarga keliling kebun binatang ragunan. Badan sehat, hati gembira.
Pokoknya belajar dari masa  muda yang tidak sehat, saya merasa justru di usia sekarang ini adalah my precious moment.

"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."


October 10, 2016 10 komentar

Hari Ulang Tahun Saya Dan Pijar

Merayakan Ulang Tahun Di Kebun Binatang
Ulang tahun saya dan putra kedua saya, Pijar, itu nyaris bersamaan. Saya lahir tanggal 29 September dan Pijar lahir tanggal 26 September, jadi  selalu ada moment terindah setiap bulan September tiba. Moment saat saya melahirkan Pijar, ini tentu saja sangat berkesan sekali. Setelah melahirkan, mendapat bayi lelaki yang tampan, menyusul dua hari kemudian mendapat hadiah. Ucapan selamat double saat itu, hilang semua rasa sakit habis melahirkan.

Terlebih moment melahirkan itu bertepatan juga dengan ramadhan, dimana lima hari kemudian Idul Fitri. Masyaallah, bahagianya sampai sekarang pun masih terasa. Pijar lahir pada pukul 6 pagi setelah nyaris sebulan tidak timbul mulas yang jelas, akhirnya lahir juga dengan proses normal. Bayi laki-laki yang berkulit bersih, namun sempat masuk inkubator cukup lama karena kelamaan di dalam perut.  Alhamdullilah kemudian sehat.

BACA JUGA :

* D’Kandang Farm Amazing: Piknik sambil Belajar
* Kampung Main Cipulir...Piknik Alam Di Tengah Kota Jakarta
* Piknik Murah Meriah... Taman Tabebuya

Untuk tradisi merayakan ulangtahun di keluarga tidak pernah dirayakan dengan pesta besar-besaran. Beberapa tradisi yang biasa kami lakukan bila salah satu anggota keluarga ada yang merayakan ulang tahun, seperti makan bersama di luar, membuatkan nasi kuning yang diantar ke tetangga dekat rumah, beli kue tart ditiup bersama, atau piknik bersama keluarga besar. Yang terakhirnya ini biasanya yang ditunggu-tunggu keluarga nih, terutama sih anak-anak karena akan ada sepupu mereka yang ikut.
October 07, 2016 16 komentar

Memahami Cita-Cita Anak-Anak


Sebagai orangtua, tentu saja saya mengamati perkembangan anak-anak dalam hal minat dan bakatnya, terutama untuk  kedua anak saya Lintang dan Pijar karena usia keduanya sudah paham kalau ditanya cita-citanya. Sebenarnya sih soal kata ‘paham’ ini menurut pemikiran saya, sebab ketika kanak-kanak dulu dari masih SD saya sering ditanya, apa cita-cita saya? Maka saya akan menjawabnya dengan lantang, Pengarang. Pengarang kata lain dari penulis.

Hal yang mendukung dari cita-cita saya tentu saja minat dan bakat yang memang sudah ada dari SD juga. Saya suka sekali membaca dan menulis, karena sukanya melihat perpustakaan dan persewaan buku, juga rumah teman yang banyak koleksi bukunya membuat saya takjub dan betah. Soal menulis, saya paling gembira kalau pelajaran bahasa Indonesia sampai pada mengarang cerita, rasanya asyik sekali mewujudkan segala impian di kepala ke dalam tulisan dan nilai mengarang saya di atas angka delapan.

Karena senangnya menulis dan selalu mendapat nilai bagus, teman-teman di sekolah nyaris semuanya tahu kalau saya berbakat sekali menjadi pengarang cerita. Seiring bertumbuhnya usia kemudian cita-cita saya itu memang terwujud meski dengan perjalanan yang sangat panjang dan tidak mudah. Kalau sekarang menjadi penulis bisa begitu mudah, penerbitan meruyak, sosmed mendukung dan minat baca juga semakin tinggi.

Namun ternyata ada hal yang perlu saya garis bawahi soal paham ini, sebab ternyata anak kedua saya: Pijar selain cita-citanya selalu berubah-ubah, bakatnya juga berubah-ubah. Dulu sebelum sekolah dia mau jadi Astronot, setelah TK dia mau jadi Pilot dan sekarang SD dia mau jadi pemain bola. Soal bakat?

September 03, 2016 8 komentar
Older Posts

Followers

Featured Post

Me Time Ala Ibu Rumah Tangga Bersama Dr Teal’s

Sebelum saya curhat panjang lebar, boleh dong tanya, apakah kalian sudah mengenal serangkaian produk Dr Teal’s?  Sebenarnya sih kalau meli...

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Created with by ThemeXpose