Generasi Emas 2045 Butuh Ibu Cerdas

by - September 21, 2017

Blogger Cihuy yang hadir dalam Blogger Meeting
Acara Blogger Meeting  yang saya hadiri atas undangan Blogger Cihuy kali ini memiliki tema yang sangat menarik, terutama untuk para ibu dan calon ibu, yakni 'Mari Menjadi Ibu Melek Nutrisi Demi Wujudkan Generasi  Emas 2045'. Masih ingat dong dengan tulisan saya tentang  Generasi Emas 2045 : Peran Ibu Dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045

Tulisan yang membuat saya selalu merasa kurang sempurna memberi nutrisi untuk anak-anak saya, meski saya kerap memasakkan mereka lauk, sayur dan tersedia buah. Meski budget kadang tidak terlalu besar, menyediakan makanan di rumah dengan lengkap itu sebuah keharusan. Saya mengakali buah-buahan dengan membeli buah lokal yang jauh lebih murah, seperti jeruk, nanas, pepaya, jambu biji merah, mangga, salak, buah naga. Sebab manfaat buah itu sangat besar loh, bisa dibaca di artikel saya berikut ini: Cegah Penyakit Tidak Menular Dengan Makan Buah&Sayur

Maka saya sangat atusias untuk menerima undangan blogger cihuy untuk menghadiri Blogger Meeting yang diselenggarakan atas kerjasama Yayasan Abhi Insan Cendikia Indonesia (YAICI), bekerjasama dengan komunitas #KebayaKopidanBuku di Balai Sarwono, Cilandak - Jakarta Selatan. Kebetulan lokasi dekat rumah orangtua sehingga begitu familiar buat saya.


Ibu Cerdas Anak Berkualitas


Acara dibuka oleh DR.IR.Dwi Hastuti MSC, yang merupakan kepala Divisi Perkembangan Anak, Departemen IKK, FEMA, IPB, dan Pengelola Labschool Pendidikan Karakter IPB. Wanita berparas keibuan ini membuka pembicaraan dengan pertanyaan yang bisa menjadi PR bagi kita para orangtua:

"Apakah anak-anak bisa tumbuh begitu saja menjadi orang dewasa yang berkualitas tanpa ada hal-hal penting yang harus dilakukan para orangtua?"
Renungkan! Apa yang sudah Anda berikan sehingga sering melontarkan kata-kata tuntutan agar anak berprestasi ini-itu, apakah memasukkannya ke bangku pendidikan sekolah formal, berbagai macam les, memberi makanan enak-enak dan mahal, sudah membuat anak menjadi begitu berkualitas?

Banyak sekali dibutuhkan peran orangtua untuk anak-anak selain memberikan pendidikan formal, makanan enak, yakni mendampinginya dengan maksimal karena pikiran anak-anak masih polos seperti kertas bersih, maka berilah:

  • Kesempatan pada anak untuk melihat yang baik, karena anak yang lebih banyak melihat hal baik akan menyimpan lebih banyak pikiran baik.
  • Kesempatan kepada anak untuk berpikir tentang yang baik
  • Perlihatkan informasi dan pengetahuan tentang hal baik

Orangtua juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini:

  • Orangtua ingin anak sempurna, cepat bisa, padahal anak kadang belajar dari sebuah kesalahan
  • Orangtua ingin anak meniru yang baik, padahal di sekitarnya tiada contoh yang baik, tidak ada penjelasan baik yang seperti apa, dan tidak ada perbuatan yang konsekuensi
  • Orangtua ingin anak baik, padahal contoh keburukan ada di sekitar anak (televisi, game, lingkungan, sekolah, teman, dll)
Dan, jangan lupa memberikan nutrisi yang baik bagi anak sejak dini. Ini menjadi catatan penting para ibu dan calon ibu bahwa memberikan asupan anak-anak tidak sekedar ENAK&KENYANG, tetapi ada kebutuhan nutrisi yang memang harus dipenuhi untuk tumbuh kembangnya.

Saya pernah mengulas tentang pentingnya nutrisi sejak dini yang mana sangat mempengaruhi masa depan bangsa, sebab kurangnya nutrisi yang baik bagi anak sejak dini akan berefek panjang hingga dewasa, menciptakan manusia-manusia yang kurang maksimal. Menjadi catatan penting nutrisi baik tidak berarti selalu mahal, seperti buah-buahan lokal yang saya ulas di atas. kemarin saya membeli jeruk 10 buah seharga 13 ribu rupiah di tukang sayur keliling, lalu buah pir lokal 6 buah seharga 18 belas ribu rupiah di hyper market.

Tapi daging mahal?

Saya menyiasati protein hewani ketika budget sedang menipis dengan membuat sup ceker ayam, setengah kilo ceker ayam itu hanya dua belas ribu rupiah di tukang sayur. Membeli ikan yang memiliki bandrol harga murah, seperti lele, selar, kembung, ikan kembung ini kandungannya asam aminonya dasyat loh.

Tapi ternyata banyak ibu yang masih zhalim dalam memberikan nutrisi kepada anak, tentu saja zhalim yang mungkin di luar sadar, seperti memberikan asupan tidak sehat: makanan instan, makanan atau minuman banyak mengandung gula, jarang memasak sayuran segar, lebih sering membeli sayuran matang yang kadar nutrisinya tidak jelas, memberikan Mpasi tidak sesuai tahap usia si kecil, dan banyak lagi.

Efeknya?

Banyak anak-anak sampai orang dewasa mengalami gangguan pencernaan, tumbuh kembang yang tidak optimal, banyaknya anak yang tidak menyukai makanan sehat dan lebih suka dengan gaya hidup makanan instan.

Ibu Hastuti memberi tips agar anak menyukai makanan sehat dengan membiasakan makan dihabiskan, menyediakan makanan beraneka ragam agar anak bisa memilih atau mengenal aneka makanan. Beri anak pengetahuan tentang makanan yang sehat dan tidak sehat.

Jadi penting banget ya, ibu mengajarkan anak mencintai makanan sehat sejak dini, mulai insyaf deh untuk mensajikan makanan instan, cepat saji yang mengandung pengawet, perisa tinggi, dan sudah diproses sehingga kandungan nutrisinya berkurang jauh.

Memberi pengalaman baik atau kenangan indah menjadi bonding orangtua dan anak
Memberikan makanan terbaik buat anak juga menjadi kenangan terindah atau pengalaman baik saat dewasa loh, kenangan indah itu bisa menjadi bonding ibu ke anak sehingga hubungan dekat sampai dewasa. Sering dengar kan, anak yang rindu dapur ibu, rindu masakan khas ibu, rindu pulang karena harumnya masakan ibu. Kalau ibunya malas masak, memberi makanan asal-asalan, bisa jadi anak kehilangan moment masakan ibu yang lezat. Kenangan indah atau pengalaman baik yang diingat anak akan meningkatkan motivasi internal.

Gizi Untuk Bayi Dan Anak


Nah, sesi ke dua oleh profesor Dodik Briawan ini membahas gizi untuk bayi dan anak, setelah dijelaskan oleh Ibu Hastuti tentang bagaimana mendidik anak, mendampingi, memberi nutrisi agar anak menyukai keberagaman makanan agar tidak terjadi anak yang terbawa arus lingkungan buruk, maka profesor Dodik akan mengulas gizi seperti apa yang tepat dan dibutuhkan oleh bayi dan anak-anak.

Kata profesor Dodik, anak-anak seperti juga pohon yang bertumbuh dengan diberi nutrisi yang baik. Pohon jika diberi pupuk, air yang tidak baik akan kerdil atau tidak subur, begitu juga manusia akan mengalami gagal tumbuh dan sebagainya.

Masa golden age yang tidak akan terulang
Profesor Dodik yang merupakan peneliti di Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan Tehnologi Pangan dan Pertanian Asia tenggara, SEAFAST CENTER IPB 2017 menjelaskan pentingnya gizi sejak dalam kandungan atau 1000 hari pertama kehidupan. Sebenarnya saya pernah mengulas tentang 1000 hari pertama ini, bagaimana masa yang tidak bisa dirapel atau digantikan. Harus dipenuhi saat itu juga.


Lagi-lagi ya, selalu saja setiap membahas hal ini saya merasa kurang dan kurang, mengulang lagi apa yang sudah diberikan untuk anak-anak saya, meski anak-anak saya mengasup MPasi Home Made yang saya olah sendiri, makan sesuai tahap usianya, tapi kok rasanya selalu kurang dan kurang. Apakah ibu-ibu semua juga begitu ya?

Kalau mau intip-intip Mpasi homemade yang saya olah sendiri bisa baca Serba Serbi MPasi WHO Menu Tunggal, mungkin bermanfaat. 

Banyaknya ibu-ibu yang tidak sabar memberi tahapan Mpasi, seperti sudah memberi nasi kasar pada usia di bawah satu tahun, menurut profesor Dodik itu akan membuat pencernaannya kerja keras, apalagi memberi kandungan makanan yang belum waktunya, itu bisa membahayakan pencernaan dan ginjalnya.

Pernah dengar atau lihat gak, bagaimana ibu-ibu memberikan kuah baso keliling ke Mpasi anak usia di bawah satu tahun? Tahu kandungan kuah baso keliling? Ada garam, perisa, yang takarannya entah berapa, sementara anak usia di bawah satu tahun TERLARANG MENGASUP GARAM ,APALAGI PERISA! Memberikan makanan-makanan yang belum waktunya, menurut saya pribadi sebagai ibu sudah zhalim di luar sadar.

Seperti diketahui ASI adalah asupan terlengkap sedunia untuk bayi usia 0-6 bulan, formula apapun, semahal apapun tidak bisa menggantikan kelengkapan kandungan nutrisi dalam ASI. Karena itu  Setelah bayi usia 6 bulan nutrisi dalam ASI saja tidak bisa mencukupi, karena itu diperlukan MPasi untuk tumbuh kembangnya.

Dalam pemberian MPasi ini diperlukan tahap yang sesuai dengan usia bayi, tidak boleh asal bayi doyan dan kenyang. Kondisi pencernaan bayi, ginjal bayi masih sangat rentan, sementara asupan MPasi sangat dibutuhkan untuk bekal masa depannya nanti. Saat ini panduan MPasi berkiblat pada WHO agar anak menyukai beragam makanan sehat dan pencernaan berkerja sesuai dengan tahapnya. Untuk mengetahui apa itu MPasi WHO bisa membaca artikel: Mengenal MPasi Versi WHO

Sebagai contoh tahap pemberian MPasi ada dalam buku panduan imunisasi, ibu-ibu yang memberikan imunisasi kepada si kecil atau aktif ke posyandu pasti punya, kan?

Konsumen Harus Mulai Cerdas

Materi terakhir menjelang sore ini dibawakan oleh Natalya Kurniawati, staf bidang penelitian YLKI. Selama ini sering banget ya, termasuk saya sih (huhuhu), main asal beli dan konsumsi tanpa memperhatikan apakah sudah terdaftar di Bpom karena prodak tersebut sudah sangat familiar di masyarakat, misalnya kerupuk, roti berharga ekonomis yang  banyak dijajakan di warung, efeknya?

Kadang roti sudah berbau apek, berjamur, lalu kerupuk sudah tidak renyah alias melempem. Prodak sederhana sih, tetapi harus mulai kita perhatikan agar pengusaha prodak makanan tersebut juga tidak nakal, mau mendaftarkan prodaknya dan memberi label yang lengkap. Sebab, kalau sampai ada yang terlanjut konsumsi bisa berbahaya, misalnya jadi diare. Konsumen juga dirugikan membeli barang expired, tanpa ada penggantian uang.

Konsumen memang banyak menjadi korban prodak mulai dari label halal, SNI, expired yang tidak jelas sampai iklan yang tidak tepat. Kalau kita melihat televisi bisa dilihat ada iklan permen yang disinyalir mengandung susu, aseli ini bikin saya sebagai konsumen gerah sekali. Jika permen itu benar  mengandung susu, lalu gulanya, pewarnanya, perisanya? Please deh, beneran bagus banget buat anak-anak gak? Lalu bagaimana jika terjadi orangtua yang memberikan tanpa batasan karena sudah termakan iklan permen susu.

Dan, sharing tentang SKM (susu kental manis), SKM menjadi tidak baik ketika dikonsumsi tidak tepat dan diiklankan tidak tepat, saya juga baru tahu dan menyadari sih kalau ternyata SKM bukan susu. Tetapi prodak yang mengandung susu, namun lebih banyak mengandung gula. Kata SUSU di SKM ini lah yang membuat masyarakat fokus bahwa prodak tersebut adalah susu sehingga mengkonsumsikan kepada anak tanpa takaran yang tepat.

Banyak masyarakat yang belum paham memberikan SKM berfungsi sebagai susu ke batita dengan takaran yang tidak tepat atau asal, kandungan gula akan membuat ginjal si kecil bekerja kerasa dan bisa menyebabkan obesitas. Menjadi catatan penting, SKM tidak boleh diberikan pada batita, apalagi BAYI! Konsumsi SKM penambah rasa manis, bercitra rasa susu pada kuliner, seperti roti, ec cream, puding, es campur, dan lain sebagainya.

Hak Konsumen Dan Kewajibab Konsumen

Kita sebagai konsumen sebenarnya memilih hak untuk tidak dirugikan, untuk mendapat prodak yang sesuai dengan kebutuhan kita, untuk mendapat informasi prodak yang baik dan benar. Selain hak, konsumen juga memiliki kewajiban yang  harus dilaksanan. Untuk lebih tentang ke dua hal tersebut, berikut ini saya infokan:

Hak Konsumen:

Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam berkonsumsi
Hak untuk memilih barang jasa
Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur
Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
Hak mendapat perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa
Hak untuk mendapat binaan dan pendidikan konsumen
Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
Hak untuk mendapat ganti rugi

Kewajiban Konsumen:

Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaat produk
Beritikad baik dalam melakukan traksaksi pembelian barang atau jasa
Membayar sesuai dengan nilai tukar yang telat disepakati
Mengikuti upaya penyelesaian konsumen secara patut

Sekilas Tentang YLKI

Jika terjadi segala sesuatu sebaiknya konsumen menghubungi YLKI, YLKI ini sudah berdiri sejak tanggal 11 Mei 1973 yang merupakan lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) pertama di Indonesia. YKLI bertujuan untuk  memberdayakan konsumen agar mampu melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya. YKLI ini sudah tergabung di Organisasi Konsumen Internasional atau sekarang dikenal sebagai Consumers International sejak 15 Maret 1974, dan menjadi anggota penuh.

Yuk, Ibu terus belajar dalam segala hal, karena ditangan Anda lah generasi emas 2045 terbentuk!

You May Also Like

10 komentar

  1. Saya baru tahu lho kalau SKM itu tidak cocok untuk bayi. Selama ini saya pikir emang boleh dan bagus aja saat melihat banyak ibu memberi SKM ke anak-anak, terutama balita. Ternyata efeknya kurang bagus bagi kesehatan anak ya, Mbak

    ReplyDelete
  2. Paling senang baca reportase blogger yg ikut acara kesehatan. Saya yg jauh di pelosok gak mungkin hadir di acara setelah baca tulisannya berasa jadi peserta saja. Hehehe...

    Trims ya...

    Sejauh ini anak saya suka sayur. Mungkin karena kondisi kami yg memang di kampung lebih ke apa adanya. Yg lebih nya paling ikan dari kolam sendiri atau ayam hasil ternak sendiri juga. Kalau daging merah biasanya nunggu pas idul adha juga. Hahaha...
    Soalnya emang jarang yg jual (fresh) kecuali di kampung ada yang motong ternaknya...

    ReplyDelete
  3. Semuanya memang berawal dari apa yang dimakan ya. Waktu mpasi dulu masih lebih mudah ngasi mpasi 4 bintang, tapi sekarang udah pinter milih-milih makanan. Jadi kadang banyak ga maunya. Harus kreatif nih jadi ibu dalam memasak

    ReplyDelete
  4. SKM bukan cuma tidak cocok buat anak-anak sebenarnya. Setahu aku SKM itu hanya untuk dikonsumsi dengan roti atau minuman seperti jus. Bukan seperti susu yang diminum begitu saja karena kandungan gizinya beda.

    ReplyDelete
  5. Iklan yang beredar kadang emang bikin miris mbak.. Jadi kembali ke diri kita masing-masing, kita harus jadi konsumen cerdas yang bisa memilah-milah sesuai kebutuhan.. ^^

    ReplyDelete
  6. Yesss... untuk membesarkan anak2 memang butuh org tua emas juga ya mba.. dan org tua emas tentu akan paham memberi nutrisi yang tepat untuk ai kecil.

    ReplyDelete
  7. Jadi keoinget zamanku masih kecil dulu, tetangga2ku suka kasi makan anak bayinya sama nasi dikasi kuah bakso.
    Mungkin krn anaknya lbh lahap makan pakai itu. Terang aja lha wong rasanya enak, gurih yaaaaa... pdhl bahaya :(

    ReplyDelete
  8. Terima kasih untuk jadi salah satu promotor kesehatan ya Mbak :)

    Memang ilmu kesehatan itu investasi yang harus dimiliki setiap keluarga. Saya sbg seorang peneliti sering melihat fenomena ini bahwa banyak ibu Indonesia yang minim tentang ilmu kesehatan. Bahkan cara memberikan asupan makan yang baik untuk anaknya. Padahal ini bekal utk membangun generasi yang sehat dan cerdas :)

    ReplyDelete
  9. ibu cerdas harus tahu cara merawat anak yang benar, gizi yang tepat, dsb. Oh... begitu rumit jadi ibu >,< #curcol

    ReplyDelete
  10. Aku baru tahu nih trntang SKM. Harus lebih hati-hati memberi asupan gizi buat anak nih. Terimakasih sharingnya :)

    ReplyDelete