Menghadapi Kehamilan di Usia 40 Tahun

by - April 15, 2018


Kehamilan adalah anugerah terbesar dari Allah SWT, ketika seorang ibu mengandung maka dalam tubuhnya dititipkan satu nyawa yang akan bertumbuh selama 9 bulan lebih 10 hari. Menjaga adalah kewajiban terbesar seorang ibu hingga janin bertumbuh dan lahir menjadi manusia yang sempurna fisik dan mentalnya. Apakah ini pekara mudah?

Insaallah mudah meski juga tidak mudah, banyak hal yang harus dihadapi seorang ibu selama menjaga kehamilannya. Dari bahaya-bahaya asupan yang tidak sehat bahkan bisa mengancam janin, hingga kondisi fisik dan mental ibu hamil. Terutama ibu hamil yang menginjak usia rawan, tidak muda lagi untuk menjalani kehamilannya.

Tentu ada kecemasan yang saya alami ketika awal tahun 2018 ini diberi kejutan hamil anak ke lima. Masyaallah, tidak pernah terbersit saya akan memiliki anak lima meski nomor tiga sudah dipanggil Allah SWT nyaris 6 tahun lalu. Tidak terbayangkan saya akan menjadi  bagian dari wanita-wanita yang saya kagumi, yakni ibu yang memiliki anak lebih dari tiga.

Entah, mengapa dari dulu kalau melihat wanita anaknya banyak, terurus dengan baik, dan wanita tersebut memiliki karya, rasanya kagum berlipat-lipat, hahaha. Serius. Karena sepanjang karir saya (tsaaah), mengandung, melahirkah, mengasuh dan membesarkan anak bukan perkara mudah. Jadi bisa dibayangkan gimana saya tidak kagum melihat wanita memiliki anak banyak, tetap memiliki eksistensi diri yang bermanfaat?


Rencana awal memiliki anak

Sebelum menikah saya berencana memiliki anak tiga, namun ibu saya keukeuh agar anak saya empat. Ketika menikah saya tetap ingin anak 3, namun anak ke tiga saya meninggal ketika berusia 5 bulan, kisahnya bisa dibaca dalam tulisan saya ini:


Setelah dua tahun kepergian alm Gibran, saya mengandung Pendar. Rasa bahagianya seperti saat memiliki anak pertama, bahkan saya menjaganya dengan baik karena trauma dengan kondisi anak ke tiga. Perjalanan saya mengandung Pendar ada dalam artikel:  dan Alhamdullilah, meski saat itu melahirkan di usia menuju 38 tahun begitu mudahnya. Pendar juga lahir dengan sempurna karena Allah SWT.

Semua itu  tentu karena saya begitu bahagia, menjaga kehamilan dengan baik, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, termasuk dukungan orang-orang di sekeliling, salah satunya suami. Ibu hamil memang harus bahagia, harus menjaga kehamilannya, dekat dengan Allah SWT, dan didukung penuh orang-orang di sekelilingnya.


Lalu ketika di usia 40 tahun doa ibu saya terkabul, saya mengandung, bagaimana perasaan saya yang sesungguhnya?

Pertama saya agak cemas mengingat usia, namun dukungan suami, keluarga, keyakinan pada Allah SWT dan juga dokter yang sudah membantu saya melahirkan sejak tahun 2008, membuat saya akhirnya yakin dan bahagia dengan kehamilan ini. Lagi pula kehamilan ini sudah firasat buat saya, beberapa kali saya sering share foto-foto bayi anak-anak saya, senang berinteraksi dengan bayi-bayi yang bertebaran di medsos, juga kegalauan ingin memiliki bayi lagi, hahaha.

Persiapan yang dilakukan begitu saya dinyatakan positif

Begitu tahu telat haid seminggu, saya testpack, yakin pasti strip dua lah. Saya ini tergolong wanita subur, telat tiga hari saja sudah positif, wkwkwkw. Kemudian langsung mengasup susu hamil, madu hamil, dan tentu saja periksa ke dokter kandungan langganan dan digoda: "Wah, nambah lagi, Bu?" wajahnya tertawa lebar.

Saya pun curhat bla, bla, bla, dokter kandungan saya paham kalau saya pasiennya yang bawel, tetapi selalu nurut dengan semua anjurannya demi kesehatan saya dan calon baby tentunya. Saya diberi penguat kandungan dan suplemen seperti biasa dan pesannya yang selalu sama: 


Jangan mengasup seafood selama trimester pertama. Baiklah, dok.

Untuk jelasnya mengapa trisemester pertama dianjurkan tidak makan seafood, bisa baca artikel ini: 

Ibu Hamil Dilarang Makan Seafood

Asupan saya sehari-hari  selain susu hamil, madu hamil, vitamin dari dokter, adalah sayur dan buah. Tapi namanya wanita nyidam bawaan mual, saya sering jajan yang enak-enak, seperti nasi padang lauk rendang, pecel ayam, ayam panggang. Tapi tetap saya menjaga makanan dengan tidak mengasup yang banyak mengandung pengawet, pewarna, daging merah setegah  matang, seafood, sayuran mentah,  dan junkfood.

Termasuk tidak mengasup obat-obatan diluar resep dokter, meski kehamilan di usia 40 tahun konon beresiko. Namun saya yakin dengan menjalani penuh kebahagiaan, rasa syukur, menjaga asupan, dan dekat pada Allah SWT. Insaallah semua akan berjalan lancar hingga waktunya melahirkan nanti, aamiin.

Insallah, saya akan menulis perjalanan kehamilan saya ini untuk menyemangati para wanita yang hamil di usia saya atau merencanakan kehamilan di usia 40 tahun. Buat teman-teman yang membaca artikel ini, mohon doanya ya, agar saya diberi kesehatan, bayi dalam kandungan saya sehat dan sempurna, lahir dengan mudah, aamiin Ya Rabb.

Dan, buat bumil semua yang tengah mengandung, doa yang saya saya panjatkan untuk kalian. Selamat menjalankan pola hidup sehat!


You May Also Like

3 komentar