Bicara
tentang mertua, terutama ibu mertua, rasanya yang terbayang adalah perasaan
sungkan, pola pikir yang bertolak belakang, menuntut kesempurnaan anak menantu,
dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang jika ibu mertua akan berkunjung ke
rumah, sebagai menantu merasa khawatir kalau-kalau apa yang dilakukannya akan
salah di mata ibu mertua. Ini nyata loh meski mungkin tidak semua.
Sebagai
contoh kecil, pernah teman saya mendadak membatalkan janjinya untuk shopping
bareng karena ibu mertuanya akan datang. Padahal ibu mertuanya akan
datang esok hari, bukan saat itu juga, tapi kata teman saya semua harus
dipersiapkan sebelum ibu mertuanya datang. Mulai dari kerapian rumah,
menu makanan, sampai kamar ibu mertua yang harus tertata apik. Terbayang bukan,
bagaimana tegangnya ketika berhadapan dengan ibu mertua?
Belum
lagi jika ternyata hubungan dengan ibu mertua diawali hal-hal yang tidak
lancar, seperti menikah tanpa persetujuannya, tidak bisa menjadi menantu sesuai
harapan ibu mertua, dan banyak lagi. Tidak sekedar tegang, mungkin hubungan
dengan mertua juga jadi tidak harmonis. Padahal ibu mertua sama dengan orangtua
kita sendiri, yang seharusnya kita bisa nyaman dan bermanja dengannya.
Dan,
ternyata nih tidak hanya menantu perempuan yang sungkan atau mengalami hubungan
yang kurang harmonis dengan ibu mertua, Tapi menantu laki-laki juga ada yang
mengalami hal sama, yakni merasa sungkan dan sulit berkomunikasi dengan
ibu mertua. Salah satunya suami saya, padahal suami saya tipe pria yang baik
dan sabar (bukan memuji, tapi kenyataan). Namun karena awal menikah suami bukan
merupakan tipe menantu idaman ibu saya, sebab ibu saya mengimpikan menantu yang
bukan seniman seperti suami saya. Jadi deh, hubungan awal diawali tidak
harmonis.
Karena
bukan merupakan menantu idaman, apa yang dilakukan suami saya salah deh. Tapi
bukan suami saya kalau tidak bisa #BikinMertuaHappy. Penasaran kan, apa sih
rahasia suami saya bisa harmonis dengan ibu mertua?