Duniaeni Blogger

linkedin facebook twitter pinterest instagram youtube
  • Home
  • Kategori
    • Parenting
    • Kesehatan
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Resep Anti Gagal
    • Mpasi
    • Travel
    • Review
  • About
  • Sitemap
  • Recognition
  • Disclosure
  • Contact
  • Log

 

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang sholeh, (HR Muslim).

Masyaallah, membacanya hati ini terasa gerimis. Kalaulah kita tidak memiliki kepandaian atau ilmu yang bermanfaat, yang akan tersebar luas dan pahalanya menyelamatkan kita dari api neraka. Maka usahakan kita memiliki anak yang soleh maupun soleha, yang senantiasa mendoakan di kala kita hidup dan tiada. Karena doa anak yang soleh maupun soleha akan terus mengalir meski kita sudah di alam kubur, aamiin allahumma aamiin.



Lalu bagaimana agar memiliki anak yang soleh dan soleha? Mencontohkan hal-hal yang baik sejak dini atau menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah keluarga, memberikan bekal pendidikan agama. Pendidikan agama dimulai dari menjalankan kewajiban beragam, hingga memasukkan anak ke tempat pendidikan yang islami, seperti pesantren.

Namun memilih pesantren jangan asal pilih, karena kini banyak bertumbuh pesantren, kita  harus teliti agar anak-anak dapat menempuh pendidikan agama dan umum dengan baik. Jadi pendidikan agama dan umumnya berjalan seimbang, salah satu pondok pesantren terbaik yang bisa dipilih adalah Raudhatul Ihsan.

Yuk, kita kenalan dulu dengan Pondok Pesantren Raudhatul Ihsan. Kebetulan berapa hari lalu saya berkesempatan berkunjung ke Pondok Pesantren Raudhatul Ihsan yang  berada di Jalan Tebet Barat 7, Jakarta Selatan. Berikut ceritanya, semoga member manfaat bagi yang sedang mencari pondok pesantren bagi putra-putrinya.

July 02, 2022 23 komentar
Setiap anak memasuki jenjang sekolah, entah TK, SD, SMP dan seterusnya, buat saya dan suami masing-masing tahap ini benar-benar menguras energi. Bukan lebay, tapi memang mencari sekolah itu banyak banget aspek yang harus ditimbangkan. Dari mulai mencari sekolah yang bagus, biaya yang sesuai budget, jarak sekolah, dan sebagainya
Seperti tahun kemarin saat tiga anak saya memasuki jenjang SD, SMP, dan sekolah menengah tingkat atas. Ampun, rasanya saya dan suami seperti jungkir balik. Mulai dari hunting sekolah, jarak sekolah, kualitas sekolah, dan juga minat anak. Dan, jujur kemarin itu sangat berkendala ketika mencarikan sekolah buat anak sulung saya yang akan masuk ke sekolah menengah tingkat atas.

Dibandingkan dengan mencari sekolah SD, SMP, menurut saya mencari sekolah menengah tingkat atas cukup sulit. Karena menurut saya di sini sudah harus fokus ke bakat dan minat anak, bukan lagi sekedar sekolah dengan teori dan tanpa arah. Sebelum akhirnya anak akan menemukan tingkat lanjutannya yakni kuliah.

Di mana untuk itu dibutuhkan sekolah yang juga siap membentuk karakternya, kemampuan dan kemandiriannya, dan juga menumbuhkan jiwa leader dalam dirinya. Agar ketika anak-anak memasuki bangku kuliah sudah memiliki kepribadian dan kemampuan akademik yang dapat diandalkan.

October 31, 2021 14 komentar

Hampir semua orang tidak pernah membayangkan terkurung dalam rumah, tidak berinteraksi dengan sekeliling, dan sanak family selama berhari-hari. Bahkan saat ini hampir dua bulan saya sekeluarga hanya #dirumahaja. Bisa dibayangkan bagaimana kami mencoba beradaptasi dengan kondisi seperti ini, terutama anak-anak?



Mba Lintang si sulung kelas 8 yang biasa sekolah dari pagi hingga sore, beraktivitas dengan berbagai eskul, menikmati masa-masa berteman dengan teman-teman seusianya di sekolah. Begitu juga Mas Pijar yang masih duduk di kelas 5  SD, penggemar eskul bola dan marawis yang selalu aktif dan hanya hari minggu bisa longgar di rumah. Belum lagi Pendar yang akan masuk TK B dan lagi senang-senangnya berteman dengan teman-teman sebayanya. Tiba-tiba semua harus di rumah saja selama hampir dua bulan ini.

Awalnya mereka merasa senang karena bisa bebas sekolah di rumah sambil goleran, ngemil, dengerin musik. Tapi lama-lama mereka mulai bosan, melakukan hal aneh-aneh dari manjat-manjat rumah, berantakin rumah, sampai berantem dan berantem. Rumah bagai kapal perang dan arena hajatan yang bising, hahah. Sukses, saya dan suami sutris.



Sebab sesungguhnya saya dan suami capek banget di rumah saja menghadapi anak-anak full 24 jam setiap hari, berhari-hari. Cucian piring jadi banyak, rumah cepat kotor, masak jadi berkali-kali, mulut sering ngomel, wkwkkw. Susah istirahat di kamar karena anak keluar masuk, gak ada masa tenang kecuali mereka sudah tidur. Itu pun malam banget karena sekolah online membuat anak-anak merasa bebas bangun agak siang, fiuuuh.
May 01, 2020 2 komentar


Berlibur tentu menjadi salah satu aktivitas yang paling menyenangkan, terlebih jika dilakukan bersama keluarga. Ada banyak tempat wisata yang kamu kunjungi saat berlibur di kota Malang. Salah satunya adalah tempat wisata edukasi di Malang yang baik untuk sarana pembelajaran si kecil.
Kira-kira, di mana saja tempat wisata edukasi Malang yang direkomendasikan dan sayang untuk dilewatkan? Untuk tahu jawabannya, simak informasi berikut!

Taman Safari Prigen

March 12, 2020 16 komentar


Salam semangat buat ibu--ibu yang menyusui...

Melalui artikel saya kali ini, ingin bercerita tentang pentinganya Ayah ASI dalam proses menyusui. Meski kita tahu ibu menyusui butuh pendamping untuk memberi semangat, mendengar keluh kesahnya, menemani di saat begadang, memijat disaat capek, dan membuatkan camilan yang spesial di saat busui butuh, hehehe. Ini serius loh, bukan lebay. Tapi pada kenyataannya banyak ibu menyusui hanya sendiri, tanpa dukungan suami atau Ayah ASI.


Mungkin sebagian ibu menyusui (busui) tidak menyadari betapa pentingnya peran Ayah ASI, dimana Ayah ASI ini bisa menjadi support system yang membuat busui nyaman dan ASInya berlimpah ruah. Sehingga masalah-masalah dalam perASIan tidak lagi terjadi seperti ASI tidak lancar, putting lecet, busui stres, dan lain sebagainya.

Tidak hanya busui yang tidak menyadari pentingnya Ayah ASI, tapi juga suami atau Ayah ASI itu sendiri yang tidak menyadari akan pentingnya peran seorang ayah ketika istri tengah  menyusui Si Kecil. Menganggap bahwa peran ASI hanya urusan ibu dan bayi, tidak mengetahui sebagai Ayah harus berperan seperti apa.

Saya sendiri pernah mengalami ketika lahir anak pertama, dimana pengetahuan Ayah ASI belum saya dan suami pahami. Ternyata menyusui itu berat loh, apalagi buat pertama kali. Dimana saya bingung ketika payudara mengalami bengkak, karena daya hisap bayi masih kurang. Putting yang sobek akibat bayi salah posisi, tubuh yang mudah masuk angin karena menyusui siang dan malam. Parahnya saya stres dengan ritme yang belum pernah dialami sebelumnya.

Dapat dikatakan proses ASI anak pertama tidak sesukses anak saya berikutnya. Duh, jangan sampai ini ibu-ibu alami ya. Sedih, kalau ingat tidak maksimal memberi ASI kepada Si Kecil, terutama ASI ekslusif yakni saat bayi usia 0-6 bulan. Sedihnya terasa hingga kini loh, meski sudah berlalu lama sekali.

Makanya ketika saya dan suami diundang oleh PRENAGEN dan Hello Sehat dalam acara dengan tema ASI DARI DUA SISI, saya sambut gembira dong. Apalagi saya memang dalam tahap menyusui Binar (1 tahun), berharap semoga mendapat ilmu menyusui semakin banyak. Karena bagaimana pun setiap ibu selalu berproses dan belajar.
November 23, 2019 No komentar


Semua anak terlahir dengan cerdas, hanya kecerdasan yang dimiliki berbeda-beda dan memiliki masing-masing bidangnya.

Sudah sering mendengar kalimat itu? Untuk yang sudah membaca atau mengetahui tentang kecerdasan  majemuk, pasti paham akan kecerdasan masing-masing anak ya. Walau demikian tetap saja kita sebagai orangtua kawatir ketika dalam pelajaran sekolah anak mengalami kesulitan, karena hampir semua pelajaran tidak begitu menguasai. Sementara sesunggunya anak kita cerdas.




Jika anak tidak pandai matematika, seperti dalam kecerdasan majemuk anak bisa jadi pintar dalam bahasa Indonesia atau kesenian mungkin, atau sebaliknya. Intinya ada salah satu pelajaran di sekolah yang menonjol dan dikuasai dengan baik

Nah, yang saya alami adalah anak pertama saya hampir semua kesulitan pelajaran di sekolah,  nilai lainnya tidak pernah mengalami perubahan sejak SD hingga SMP, standart saja. Padahal dia termasuk anak cerdas, kreatif, berani, rasanya sayang kalau sampai tidak maksimal di sekolah, sementara sebenarnya dia bisa. Sempat berpikir ada apa ini?

Sempat juga diskusi dengan beberapa teman dan juga gurunya waktu SD, ternyata anak saya memang tidak  bisa belajar dengan fokus, harus dalam kondisi yang santai, sesuai dengan hatinya. Tidak bisa belajar dengan sistem yang disiplin luarbiasa, seperti harus tenang, harus sesuai dengan materi yang sama persis, harus duduk rapi. Lalu dicoba belajar dengan sistem yang lebih santai, lebih akrab dengan gurunya. Hasilnya ada, tapi tidak terlalu banyak.

Akhirnya anak saya yang sesungguhnya (menurut saya) pintar di musik seperti main biola, akhirrnya tidak melanjutkan hanya karena merasa tidak nyaman dengan sistem belajarnya. Dibujuk oleh saya dan ayahnya pun tidak bereaksi. Untuk itu saya tidak mau terulang pada adiknya, harus mencari solusi. Karena pintar tanpa diasah, tanpa dikembangkan dengan fokus hasilnya nyaris tidak ada.

Hanya bagaimana caranya agar bisa mengembangkan potensinya, terus apakah benar anak saya itu berbakat di seni, baru setengah jalan meski bisa sudah berhenti? Pertanyaan dan kenyataan seperti ini yang membuat saya dan suami sedih juga. Sampai sempat menebak-nebak, apa hanya perasaan saya saja dia pintar di musik, hehehe.
April 30, 2019 3 komentar
Older Posts

About Me


Just Married


Tentang Aku

Tentang Eni Martini

Tentang DUNIAENI

Read More

Follow Us

Community Blogger

ConnectingMamaCommunity
MOM Bloggers. Community
Blogger Perempuan, Network
Blogger Croni,
Kumpulan Emak Blogger Indonesia
Indonesia Hijab Blogger
Warung Blogger
Hijab Influencers Blogger Indonesia

Total Pageviews


Followers

Created with by ThemeXpose